Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN MANAJEMEN

PENGELOLAAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN

OLEH

Nama : Ni Putu Diah Kusumasari

NPM : 1533121109

Kelas : D2 (Semester VII)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

TAHUN 2018
PENGELOLAAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN

A. Penyusunan Rencana Jangka Panjang


Manajer departemen audit internal perlu dilibatkan partisipasinya dalam
penyusunan tujuan, wewenang dan tanggungjawab departemennya. Namun,
manajer departemen ini tidak menentukan sendiri hal – hal tersebut. Hal – hal
tersebut disahkan oleh manajemen puncak atau badan lain yang mempunyai
wewenang untuk mengesahkannya.
Perencanaan jangka panjang biasanya disusun dalam bentuk program.
Proses penentuan program tersebut disebut penyusunan program. Penyusunan
program departemen audit internal merupakan proses pembuatan keputusan
program – program utama yang akan dilaksanakan oleh departeman ini
beserta alokasi sumber sumber dana untuk setiap program.

B. Penyusunan Anggaran Pemeriksaan Internal


Manajer departemen pemeriksaan internal berkewajiban untuk menyusun
ususlan anggaran kegiatan departemennya yang akan disampaikan kepada
manajemen puncak atau dewan komisaris untuk ditelaah,didiskusikan dan
disahkan. Anggaran tersebut merupakan proyeksi rencana kegiatan
pemeriksaan yang akan dilakukan dan besarnya alokasi dana yang diperlukan
untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun yang akan datang.
Penyusunan anggaran perlu disajikan secara rinci mengenai :
1. Jadwal kegiatan pemeriksaan
2. Staf yang melaksanakan
3. Anggaran pemeriksaan yang disusun untuk setiap kegiatan dan waktu
Sistem anggaran yang baik dirancang agar :
1. Dapat menyediakan laporan periodik mengenai data kegiatan
sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran.
2. Dapat menyajikan informasi mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan
rencana oleh setiap unit yang ada dalam departemen pemeriksaan internal
3. Dapat menyajikan informasi mengenai penyimpangan yang terjadi pada
berbagai peringkat manajemen di bawah departemen pemeriksaan
internal sehingga dapat digunakan sebagai dasar untluk memperbaiki
pelaksanaan yang jelek.

Setiap bulan harus disusus laporan bulanan mengenai perbandingan antara


anggaran dan realisasinya. Laporan bulanan ini mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi manajer proyek pemeriksaan internal, laporan ini bermanfaat untuk
mengetahui masalah dan hambatan-hambatan yang timbul dalam
pemeriksaan dan mendiskusikan cara-cara mengatasinya dengan para staf
yang bertugas.
2. Bagi manajer departemen pemeriksaan internal, laporan ini bermanfaat
untuk menganalisis dan mengevaluasi penyimpangan yang terjadi
sehingga dapat segera mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
rencana.
3. Bagi manajemen puncak atau dewan komisaris, laporan ini bermanfaat
untuk menelaah apakah pelaksanaan angggaran tersebut dapat
memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan departemen
pemeriksaan internal maupun tujuan organisasi secara keseluruhan.
Teknik yang digunakan dalam pengelolaan anggaran adalah manajemen
dengan tujuan (management by obyektivitas,MBO),yaitu proses penyusunan
anggaran yang mewajibkan penyusunan anggaran mengajukan usulan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Konsep penting yang dapat dimanfaatkan dari manajemen dengan tujuan
adalah :
1. Manajemen memusatkan perhatiannya pada hasil dan bukan pada proses
2. Tujuan ditentukan terlebih dahulu sebagai hasil yang diharapkan
Manajemen dengan tujuan bukan merupakan teori abstrak, melainkan
merupakan sistem manajemen yang logis yang dapat diterapkan dalam
pemeriksaan manajemen. Dua jenis kegiatan manajemen :
1. Masalah organisasi dan perencanaan departemen pemeriksaan yang
meliputi:
a. Penentuan Manfaat Organisasi
b. Penentuan Tujuan Organisasi
c. Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan
Langkah-langkah dalam penentuan Rencana Kerja Pemeriksaan
Tahunan,yaitu :
1) Penentuan Prioritas Pemeriksaan
2) Pemilihan Obyek Pemeriksaan
3) Penentuan Usulan Pemeriksaan Tahunan
4) Pengesahan Rencana Pemeriksaan Tahunan
d. Perencanaan dan Pengorganisasian Pemeriksaan
Stuktur team Pemeriksa terdiri dari :
1) Ketua
2) Pemeriksa
3) Asisten Pemeriksa
2. Fungsi pengelolaan dalam perencanaan dan pengorganisasian meliputi 3
kegiatan pokok, yaitu :
a. Penelitian Pendahuluan
Tujuan penelitian pendahuluan dapat digolongkan menjadi :
1) Tujuan Perencanaan
Agar dapat menentukan semua pekerjaan yang harus
dilaksanakan dalam perencanaan pemeriksaan
2) Tujuan Informasi
Mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan data
pendukung yang relevan dengan luasnya pemeriksaan. Informasi
yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan,tugas, dan lingkup
pemeriksaan.
3) Tujuan Pengadministrasian Pemyeriksaan
Agar penyusunan rencana pemeriksaan dapat membantu
mengelola departemen pemeriksaan dalam mengadministrasikan
pemeriksaan sebagaimana mengelola departemen akuntansi
dalam melaksanakan tugas administrasi dan tugas pengawasan.
b. Perencanaan Pemeriksaan
Dalam perencanaan pemeriksaan ditentukan :
1) Tujuan dan Subtujuan pemeriksaan
2) Staf pemeriksa yang melaksanakan
3) Jumlah waktu yang diperlukan
c. Pengorganisasian Pemeriksaan
Bertujuan agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan efisien dan
efektif. Beberapa pedoman yang dapat digunakan :
1) Jangan ada duplikasi pekerjaan
2) Amati hal-hal kritis yang saling berhubungan
3) Kosentrasikan pada pekerjaan pemeriksaan yang harus
dilakukan

C. Manfaat Arsip
Fungsi arsip bagi organisasi sangat strategis, sebab dalam sebuah lembaga,
termasuk peradilan agama segala sesuatunya dimulai dengan surat sebagai
alat komunikasi tertulis resmi. Arsip bukan saja sebagai sarana komunikasi
dan informasi belaka, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengelola
arsip itu berguna dalam mendukung dan menyusun perencanaan dan
kebijakan organisasi. Arsip latar belakang sangat diperlukan sebagai sumber
informasi dalam pemeriksaan manajemen untuk:
1. Menganalisis dan menelaah tahap pemeriksaan pendahuluan dalam
rangka untuk mengetahui gambaran umum obyek yang diperiksa.
2. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil pemeriksaan
dikomunikasikan.
3. Mempertimbangkan rencana dan prosedur pemeriksaan terhadap
tindakan koreksi yang dilakukan oleh manajemen atas ketidakefisienan
yang ditemukan dalam laporan pemeriksaan sebelumnya.
4. Dipelajari oleh anggota staf Pemeriksa yang baru sebagai bagian program
orientasi dan pelatihan yang menyeluruh.
5. Referensi informasi dalam mempelajari saling hubungan antar bagian
organisasi yang diperiksa.

D. Manfaat Kertas Kerja


Kertas Kerja adalah catatan yang dipersiapkan dan disimpan oleh auditor
yang isinya meliputi prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang
dilakukan, informasi yang diperoleh serta kesimpulan yang dicapai dalam
penugasan audit.
Pasal 44 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
menyebutkan bahwa kertas kerja pemeriksaan harus disimpan selama sepuluh
tahun. Pada bagian Pendahuluan, SPAP SA Seksi 339 dijelaskan bahwa
“Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun
bentuknya harus didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang
dihadapinya dalam perikatan tertentu. Informasi yang tercantum dalam kertas
kerja merupakan catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
auditor dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuatnya mengenai masalah-
masalah yang signifikan”.
Kertas kerja berfungsi sebagai pendukung utama bagi laporan auditor dan
membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit. Pada fungsinya
sebagai pendukung utama bagi laporan auditor, termasuk pula representasi
tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan. Selain itu, kertas kerja
juga merupakan bukti pendukung utama yang memungkinkan auditor
membela diri apabila hasil kerjanya dipermasalahkan dikemudian hari.
Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang telah dilakukan.
3. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah ditetapkan,
dan pengujian yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten
yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
Dalam audit umum (general audit), pada umumnya Kertas Kerja Audit
(KKA) yang dipersiapkan auditor terdiri dari :
1. Permanent File
2. Current File, berupa KKA WBS (berisi KKA akun Neraca mulai dari
Kas sampai dengan Modal) serta KKP WPL (berisi KKA akun Laba
Rugi)
3. Tax File (kadang-kadang tax file tidak dipisahkan tersendiri oleh auditor,
tetapi digabung dengan Current File ataupun Permanent File tergantung
manfaat dan sifat dari KKA tersebut)
Sepanjang tahapan pelaksanaan audit, di dalam KKA harus ada
dokumentasi yang menunjukkan siklus pekerjaan berupa :
1. Perencanaan Pendahuluan
2. Perencanaan Audit
3. Pemeriksaan Audit
4. Penyelesaian dan Pelaporan
Begitu pentingnya KKA bagi suatu penugasan audit, maka penyusuanan
KKA oleh auditor harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan
3. Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional
4. Sistematis, bersih, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
5. Memuat hal – hal penting yang relevan dengan audit
6. Mempunyai tujuan yang jelas
7. Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang
8. Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit
dan komentar atau catatan reviewer.

Anda mungkin juga menyukai