PENDAHULUAN
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bumi
dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang semula dikelola oleh
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di setiap daerah, mulai tahun 2013 pengelolaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah maka PBB-P2 merupakan bagian dari
Bidang Pendapatan Asli Daerah meliputi pendataan dan penilaian, penetapan dan
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, wajib pajak dapat memenuhi
dengan menyetorkan langsung ke bank pemegang kas daerah yaitu Bank Jateng.
Alternatif kedua adalah melalui petugas pemungut yang ada di desa atau
kelurahan. Pajak yang disetorkan kepada petugas pemungut nantinya juga akan
Miliar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 23,3 Miliar, atau sekitar 73,3%
dari baku pajak. Angka tersebut naik sebesar 4% dibandingkan dengan pencapaian
pada tahun 2013. Berdasarkan data DPPKAD Kabupaten Klaten pada tahun 2013
realisasi pajak hanya 69,6% dari total baku pajak sebesar Rp. 18,3 Miliar (Suara
pemerintah daerah masih belum maksimal. Penyebab utama dari kondisi tersebut
terkait dengan validitas dan keakuratan data piutang PBB-P2 yang diserahkan
S.E, M.Sc selaku Kepala Seksi Penagihan dan Pemungutan Bidang PAD
DPPKAD Kabupaten Klaten, data piutang pajak diterima dari KPP Pratama. Pada
pengurangan nilai objek pajak, dan keberatan atas pembayaran PBB-P2 yang
diajukan oleh wajib pajak. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan antara
data piutang pajak dari KPP Pratama dengan kondisi fisik objek pajak yang
persentase hampir 80% pada suatu daerah sudah bisa dikategorikan sangat sukses.
penerimaan PBB-P2 kurang maksimal dari setiap proses di beberapa pihak yang
kas dari Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan yang diterapkan oleh
menemukan kelebihan atau kekurangan dari sistem dan prosedur penerimaan kas
yang diterapkan.
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan merupakan salah satu
bagian dari pendapatan asli daerah Kabupaten Klaten yang menyumbang jumlah
penerimaan terbesar daripada pajak daerah dan retribusi lainnya. Keadaan ini
pajak tersebut. Sistem dan prosedur yang efektif dan terorganisasi dengan baik
Selain itu pengendalian yang ketat harus dilakukan oleh setiap pihak yang terkait
dalam sistem dan prosedur yang diterapkan agar tidak terjadi penyelewengan.
tersebut.
Kabupaten Klaten:
2. Bagi Penulis:
sektor publik.
3. Bagi pembaca:
penerimaan kas dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Kabupaten Klaten.
1. Bab I Pendahuluan
a. Analisis data: bagian ini menunjukkan analisis dari data yang telah
topik penelitian.
Saran: bagian ini berisi rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki masalah
yang ditemukan dalam penelitian.