Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan daerah merupakan satu hal yang penting dalam melaksanakan

tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Otonomi daerah yang diberlakukan

disetiap daerah menuntut kreatifitas pemerintah daerah dalam mencari sumber

penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan daerah. Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bumi

dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang semula dikelola oleh

pemerintah pusat dilimpahkan kepada pemerintah daerah. PBB-P2 yang

sebelumnya dikelola pemerintah pusat dan pemungutannya dilakukan oleh Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di setiap daerah, mulai tahun 2013 pengelolaan

dan pemungutannya diserahkan kepada pemerintah daerah. Dengan pengelolaan

yang dilakukan oleh pemerintah daerah maka PBB-P2 merupakan bagian dari

pendapatan asli daerah.

Pemerintah Kabupaten Klaten mempunyai SKPKD yaitu DPPKAD yang

bertugas untuk mengelola pendapatan, keuangan, dan aset daerah. Bidang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai tugas untuk mengelola seluruh

pendapatan yang merupakan pendapatan asli daerah di Kabupaten Klaten. Tugas

Bidang Pendapatan Asli Daerah meliputi pendataan dan penilaian, penetapan dan

pelayanan, penagihan dan pemungutan, serta pembukuan dan pelaporan. Sesuai

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, wajib pajak dapat memenuhi

kewajibannya melalui dua alternatif dalam pembayaran. Alternatif pertama adalah

dengan menyetorkan langsung ke bank pemegang kas daerah yaitu Bank Jateng.

Alternatif kedua adalah melalui petugas pemungut yang ada di desa atau

kelurahan. Pajak yang disetorkan kepada petugas pemungut nantinya juga akan

disetorkan ke bank pemegang kas daerah.

Realisasi PBB-P2 di Kabupaten Klaten pada tahun 2014 mencapai Rp 17,1

Miliar dengan pokok ketetapan pajak sebesar Rp 23,3 Miliar, atau sekitar 73,3%

dari baku pajak. Angka tersebut naik sebesar 4% dibandingkan dengan pencapaian

pada tahun 2013. Berdasarkan data DPPKAD Kabupaten Klaten pada tahun 2013

realisasi pajak hanya 69,6% dari total baku pajak sebesar Rp. 18,3 Miliar (Suara

Merdeka edisi 5 Januari 2015).

Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan PBB-P2 yang dilakukan oleh

pemerintah daerah masih belum maksimal. Penyebab utama dari kondisi tersebut

terkait dengan validitas dan keakuratan data piutang PBB-P2 yang diserahkan

kepada pemerintah daerah. Berdasarkan keterangan dari Harjanto Hery Wibowo,

S.E, M.Sc selaku Kepala Seksi Penagihan dan Pemungutan Bidang PAD

DPPKAD Kabupaten Klaten, data piutang pajak diterima dari KPP Pratama. Pada

pelaksanaan pemungutan PBB-P2, banyak permintaan pembetulan objek pajak,

pengurangan nilai objek pajak, dan keberatan atas pembayaran PBB-P2 yang

diajukan oleh wajib pajak. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan antara

data piutang pajak dari KPP Pratama dengan kondisi fisik objek pajak yang

sebenarnya. Menurut beliau, ketidaksesuaian tersebut merupakan salah satu


penyebab tidak tercapainya target realisasi penerimaan PBB-P2 di Kabupaten

Klaten. Beliau menambahkan, realisasi penerimaan pajak yang mencapai

persentase hampir 80% pada suatu daerah sudah bisa dikategorikan sangat sukses.

Kurangnya pemahaman wajib pajak mengenai kewajiban membayar pajak, serta

sistem dan prosedur dalam pelaksanaan pemungutan PBB-P2 yang belum

terorganisasi dengan rapi, merupakan kendala yang mengakibatkan pengelolaan

penerimaan PBB-P2 kurang maksimal dari setiap proses di beberapa pihak yang

terkait dalam kegiatan pemungutan pajak.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menganalisis sistem penerimaan

kas dari Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan yang diterapkan oleh

pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan PBB-P2 di DPPKAD Kabupaten

Klaten. Dalam kegiatan analisis tersebut, memungkinkan untuk mengetahui dan

menemukan kelebihan atau kekurangan dari sistem dan prosedur penerimaan kas

yang diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan merupakan salah satu

bagian dari pendapatan asli daerah Kabupaten Klaten yang menyumbang jumlah

penerimaan terbesar daripada pajak daerah dan retribusi lainnya. Keadaan ini

menuntut pemerintah daerah harus mengawasi pelaksanaan dalam pengelolaan

pajak tersebut. Sistem dan prosedur yang efektif dan terorganisasi dengan baik

dapat menjamin keberhasilan pemerintah daerah dalam mengelola pajak daerah.

Selain itu pengendalian yang ketat harus dilakukan oleh setiap pihak yang terkait
dalam sistem dan prosedur yang diterapkan agar tidak terjadi penyelewengan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem penerimaan kas dari PBB-P2 yang diterapkan di

DPPKAD Kabupaten Klaten?

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem penerimaan kas tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem penerimaan kas dari PBB-P2 yang diterapkan di

DPPKAD Kabupaten Klaten.

2. Menganalisis sistem dan prosedur penerimaan kas tersebut yang

memungkinkan adanya kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya,

serta menemukan solusi untuk kekurangan pada sistem penerimaan kas

tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Klaten:

a. Tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi dan pertimbangan

untuk evaluasi kinerja di lingkungan pelaksanaan sistem penerimaan

kas khususnya penerimaan kas dari Pajak Bumi dan Bangunan

Pedesaan dan Perkotaan.


b. Tugas akhir ini dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat untuk

perkembangan informasi di lingkungan DPPKAD Kabupaten Klaten.

2. Bagi Penulis:

a. Menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam sistem

penerimaan kas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan di

DPPKAD Kabupaten Klaten.

b. Membantu penulis dalam memahami dan mempelajari lebih dalam

mengenai sistem penerimaan kas pada aktivitas pengelolaan keuangan

sektor publik.

3. Bagi pembaca:

a. Menambah referensi dan pengetahuan mengenai sistem dan prosedur

penerimaan kas dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan

Perkotaan yang merupakan bagian dari pendapatan asli daerah di

Kabupaten Klaten.

b. Menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Pelaporan

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang:

a. Latar belakang: bagian ini memuat masalah yang mendasari

pengambilan topik pada tugas akhir.

b. Rumusan masalah: bagian ini merupakan inti dari masalah yang

mendasari pengambilan topik pada tugas akhir.


c. Tujuan penelitian: bagian ini menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

dalam melakukan penelitian.

d. Manfaat penelitian: bagian ini menjelaskan manfaat penelitian untuk

instansi, penulis, dan juga pihak lain.

e. Sistematika pelaporan: bagian ini memuat sistematika yang digunakan

dalam penyusunan tugas akhir.

2. Bab II Gambaran Umum

Pada bab ini berisi tentang:

a. Instansi: bagian ini berisi gambaran umum instansi tempat penelitian

yaitu DPPKAD Kabupaten Klaten, visi misi, susunan organisasi, dan

rincian tugas dari setiap bidang yang berhubungan dengan topik

penelitian, serta kondisi umum dari topik penelitian.

b. Tinjauan pustaka: bagian ini memuat teori-teori yang relevan dan

mendasari topik penelitian.

c. Metodologi penelitian: bagian ini menerangkan metode penelitian, jenis

penelitian, sumber data, dan teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam menganalisis topik penelitian.

3. Bab III Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang:

a. Analisis data: bagian ini menunjukkan analisis dari data yang telah

dikumpulkan. Data disajikan dalam bentuk uraian deskripsi secara rinci

disertai dengan gambar flowchart.


b. Pembahasan: bagian ini menguraikan interpretasi dari hasil analisis data

secara keseluruhan serta menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari

topik penelitian.

4. Bab IV Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi tentang:

a. Kesimpulan: bagian ini berisi kesimpulan yang merangkum

keseluruhan dari penelitian.

Saran: bagian ini berisi rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki masalah
yang ditemukan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai