PENDAHULUAN
Rumah Sakit Mardi Waluyo adalah salah satu rumah sakit swasta yang berada di
Kota metro. Rumah Sakit Mardi Waluyo atau disingkat RSMW merupakan rumah
sakit Tipe C. RSMW setiap harinya melayani pasien rawat jalan lebih kurang 300-
400 pasien serta mempunyai kapasitas tempat tidur rawat inap sebanyak 200 tempat
tidur dengan tingkat hunian sekitar 80%. Kondisi tersebut membuat manajemen RSMW
lebih fokus pada pelayanan pasien dan masalah medis daripada penunjang rumah sakit.
Salah satu penunjang rumah sakit tersebut adalah supply chain management (SCM)
atau pengelolaan rantai pasokan.
SCM merupakan sistem yang mengelola masalah barang dan jasa mulai dari pemasok
sampai pada konsumen dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi
dalam aspek perencanaan, logistik dan informasinya, sedangkan sistem logistik fokus
pada pengaturan aliran barang di internal perusahaan.
Beberapa masalah yang pernah dihadapi dalam pengelolaan obat dan alat kesehatan di
RSMW, yaitu : stok beberapa jenis obat pasien BPJS/JKN habis (stock-out) karena
kekosongan dari PBF maupun Pabrikan sehingga persedian obat untuk pasien
BPJS/JKN meminjam dari pasien umum ataupun sebaliknya. Sistem pengelolaan
database terintegrasi mulai dari gudang pusat, sub gudang (gudang unit) sampai pada
transaksi obat dan alat kesehatan pada pasien dan sudah adanya kolaborasi sistem
persediaan dengan supplier. Oleh sebab itulah RSMW memerlukan Model SCM yang
dapat diimplementasikan sesuai dengan karekteristik bisnis RSMW.
1
BAB II
Supply Chain terdiri dari sekumpulan proses yang berhubungan dengan aliran barang,
informasi, dan uang diantara perusahaan-perusahaan, dari tingkat raw material sampai
produksi tingkat pemakaian, dan akhirnya pada tingkat daur ulang. Suatu alat untuk
mengoptimasi supply chain akan melalui manajemen terintegrsi yang disebut Supply
Chin Managment (SCM).
1. Metode konsumtif
2. Sesuai Formularium RSMW
3. Kualitas dan harga
4. Ketersediaan di pasar/PBF 1. MoU dengan Distributor
1. Standar Pelayanan Minimal 2. Pembelian langsung ke
PERENCANAAN
2. PDSA/FMEA Distributor atau Hibah
3. Medication Error Pemerintah
4. Evaluasi layanan 3. Jaminan mutu dan keaslian
PENGADAAN
produk
MONEV
4. Jaminan stabilitas penyimpanan
5. Ketersediaan stok di Distributor
Dukungan Menejemen
2
2.2.1 Perencanaan
Metode Konsumtif
Menggunakan data penggunaan bulan yang lalu serta rata-rata pembelian
perbulannya.
Sesuaikan anggaran yang tersedia;
Penetapan prioritas pembelian;
Perhatikan sisa persediaan;
waktu tunggu pemesanan;
2.2.2 Pengadaan
RS.Mardi Waluyo mengadakan obat, vaksin, alkes, reagen, gas medis, barang
farmasi lainnya melalui jalur resmi yaitu Distributor yang memiliki perjanjian
Kerjasama dengan RS.Mardi Waluyo dimana dalam perjanjian tersebut memuat
klosul tentang:
1. Akte Pendirian Perusahaan dan Pengesahan dari kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.
2. Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) yang masih berlaku.
3. NPWP.
4. Izin Pedagang Besar Farmasi – Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK)
yang masih berlaku.
5. Perjanjian kerja Sama antara distributor dengan pabrik farmasi.
6. Nama dan Surat Izin Kerja Apoteker Penanggung jawab PBF-PAK
yang masih berlaku.
7. Alamat dan denah Kantor PBF.
8. Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan ( dari
prinsipal ) yang masih berlaku.
3
9. Stabilitas penyimpanan obat selama disimpan di distributor sampai
dengan obat yang didistribusikan diterima oleh Rumah Sakit.
10. Untuk produk B3 ( Bahan Berbahaya Beracun ) wajib disertakan
tabel MSDS berbahasa Indonesia beserta label B3.
11. Mematuhi Peraturan K3 ( Kesehatan Keselamatan Kerja ).
12. Nomor Izin Edar Obat atau Alkes yang masih berlaku.
13. Waktu pengiriman barang yang pasti sesuai kesepakatan.
14. Jaminan Ketersediaan stok untuk Rumah Sakit.
15. Pemberitahuan informasi stok kosong melalui surat resmi dari
distributor dan principal ke Rumah Sakit.
Alur Pengadaan/Pembelian
Unit/Ruang Instalasi Farmasi Tim Pembelian/ Distributor
( Logistik Farmasi ) Tim Penapisan
Perencanaan Pembelian
Obat dan ALkes Obat dan Alkes
Sesuai
Permintaan Tidak
Alkes
Mencari Penawaran Ya
dari beberapa
Persetujuan distributor
Ka.Ruang/Bagian
Membuat Surat
Pesanan/Order
Persetujuan Pembelian
Ka.Departemen Alkes
Alkes Datang
Sesuai
Diterima
Tidak Sesuai/Rusak Retur
4
Tim Pembelian ( Selain Alat Medis Habis Pakai, Obat, dan Bahan Medis Habis
Pakai ):
2.2.3 Penerimaan
ED>2Thn, Kec.Vaksin
Pastikan kadaluarsa Obat lebih dari 2 Tahun kecuali obat Vaksin
2.2.4 Penyimpanan
2.2.5 Pendistribusian
5
Alur Distribusi
Farmasi Farmasi
Ruang Farmasi IBS Logistik Farmasi
Rawat Inap Rawat Jalan
(Depo 2) (Depo 1)
Permintaan IRJ /
IGD / IKB
IRDO Rutin
Permintaan IRJ /
IGD / IKB
IRDO Non Rutin
Transaksi Ke IRJ
/ IGD / IKB
Persetujuan
Kepala ruang
Obat/Alkes
Permintaan IRNA
IRDO Rutin
Permintaan IRNA
IRDO Non Rutin
Transaksi Ke
IRNA
Persetujuan
Kepala ruang
Obat/Alkes
Mutasi Antar
WH
Mutasi Antar
WH
6
2.2.6 Pelayanan
Peresepan
Peracikan-penyiapan
Penyerahan
KIE/PIO/Konseling
Lengkap Hubungi
Dokter
Pengambilan Obat
Dan Pemberian Etiket
Telaah Obat
Penyerahaan Obat
Disertai PIO
7
2.2.7 Pemusnahan
Penarikan dan Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai bila:
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akan dimusnahkan;
2.2.8 Pelaporan
4) dokumentasi farmasi.
3) laporan tahunan.
8
2.2.9 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan tahapan untuk mengamati dan menilai keberhasilan
atau kesesuaian pelaksanaan Cara Pelayanan Kefarmasian Yang Baik di suatu
pelayanan kefarmasian. Untuk evaluasi mutu proses pengelolaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, dapat diukur dengan indikator kepuasan dan keselamatan pasien /
pelanggan, dimensi waktu (time delivery), Standar Prosedur Operasional serta
keberhasilan pengendalian perbekalan kesehatan dan sediaan farmasi.
9
BAB III
PENUTUP
10