Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan namanya labu siam
( Sechium edule). Labu siam banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pangan seperti dapat dimasak untuk sayur, lalapan dan bahkan
dijadikab peluang usaha seperti sirup dsb.Labu siam memiliki berbagai macam
sebutan dalam bahasa daerah misal di Sumatera disebut labu siem dalam
bahasa Melayu, di pulau Jawa sendiri memiliki berbagai macam penamaan
misal : Gambas, waluh siam (Sunda); Waluh jipang, labu jipang (Jawa
Tengah); Manisah (Jawa Timur) , sedangkan di Manado disebut sebagai
ketimun jepang. Dalam bahasa Inggris disebut chayote.
Tanaman labu siam (Sechium edule) banyak terdapat di Indonesia,
umunya digunakan sebagai sayuran dan belum dikomersilkan. Tanaman ini
lebih dari 2 tahun. Sebagian besar orang belum menganggap labu siam ini
kurang bermanfaat , padahal didalamnya mengandung senyawa pektin
sebanyak 6,7% (Daryono.2012)
Peneliti akan meneliti kandungan karbohidrat dan protein pada labu siam
yang sudah dikukus dan dikeringkan. Uji karbohidrat yang digunakan adalah
uji molish dan uji iod. Untuk uji molish bertujuan untukmenunjukkan adanya
karbohidrat secara umum (monosakarida,disakarida&polisakarida) dalam labu
siam yang dikukus dan dikeringkan. Untuk uji Iod bertujuan untuk
menunjukkan adanya karbohidrat yang belun dikenal komposisinya khususnya
golonganpolisakarida. Sedangakan pada uji kandungan protein digunakan uji
biuret dan uji ninhidrin. Dimana tujuan dari masing-masing uji ini adalah, uji
biuret bertujuan untuk menunjukkan ikatan peptida yang membentuk suatu
protein pada labu siam yang dikukus dan dikeringkan. Untuk uji ninhidrin
bertujuan untuk menunjukkan adanya asam amino secara umum pada labu
siam yang dikukus dan dikeringkan.
Alasan peneliti menggunakan labu siam sebagai bahan adalah labu siam
merupakan tanamana yang mudah ditemukan di Indonesia, dapat dibeli
dimanapun dari supermarket sampai pasar tradisional, banyak digunakan
sebagai obat seperti Dalam bidang pengobatan, labu siam memiliki aktivitas
diuretik, antihiperlipidemia, antiinflamasi (Sateesh et al., 2012), dan
penurunan kadar glukosa darah (Putri, 2012). Labu siam mengandung getah
serta zat-zat seperti protein. Selain itu labu siam juga mengandung bin, lemak,
kalsium, fosfor, besi,vitamin A,B,C, albuminoid, dan kaya akan kalsium.
Menurut Dr. SetiawanDalimartha, daging buah labu siam terdiri dari 90% air,
7,5% karbohidrat, 1% protein, 0,6% serat, 0,2% abu, 0,1% lemak, kurang
lebih 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 g kalium, 0,3 mg zat besi, 2 g natrium,
saponin, alkaloid, tannin, dan beberapa zat obat lainnya (Wibowo 2015).Buah
Labu Siam juga kaya akan kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk
mengendalikan tekanan darah, sebagai terapi darah tinggi, serta membersihkan
karbondioksida di dalam darah (Aini.2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan gizi yang ada dalam labu siam?
2. Apakah labu siam mengandung polisakarida?
3. Apakah labu siam mengandung ikatan peptida?
4. Apakah labu siam mengandung asam amino?
C. Tujuan
1. Mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam labu siam.
2. Mengetahui jenis karbohidrat yang terkandung dalam labu siam.
3. Menunjukkan adanya ikatan peptide dalam labu siam.
4. Mengetahui adanya asam amino dalam labu siam.
D. Manfaat Percobaan
1. Menambah pengetahuan tentang kandungan gizi yang ada dalam labu
siam.
2. Dengan mengetahui kandungan gizinya, labu siam dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energy maupun senagai zat pembangun dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Labu Siam
Labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) merupakan tanaman subtropis dan
termasuk ke dalam spesies Cucurbitaceus yang sering digunakan sebagai
bahan makanan. Labu siam adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko dan
telah dibudidayakan sejak zaman pra-Kolombia (Saade, 1996).
Labu siam merupakan sayuran yang jumlahnya begitu banyak dikonsumsi
masyarakat luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan labu siam memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Selain itu, buah labu siam banyak digemari orang
karena rasanya yang enak dan dingin.
Sistem klasifikasi tanaman labu siam adalah (Putri, 2012)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Violales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Sechium
Jenis : Sechium edule (Jacq.) Swartz
Labu siam memiliki berbagai macam sebutan dalam bahasa daerah misal di
Sumatera disebut labu siem dalam bahasa Melayu, di pulau Jawa sendiri
memiliki berbagai macam penamaan misal : Gambas, waluh siam (Sunda);
Waluh jipang, labu jipang (Jawa Tengah); Manisah (Jawa Timur) , sedangkan
di Manado disebut sebagai ketimun jepang. Dalam bahasa Inggris disebut
chayote.
Morfologi umum labu siam adalah sebagai berikut:
a. Habitus

Labu siam merupakan tanaman perdu merambat dan semusim. Setelah


berbunga dan berbuah, tanaman ini akan mati. Perbungaannya berumah satu
(monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermaprodit. Tanaman ini
dapat merambat hingga mencapai 3-5 meter.
b. Batang
Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur, banyak cabang, serta
memiliki alat untuk membelit yang berbentuk spiral. Permukaan batang
umumnya kasap atau agak kasar, berwarna hijau, dan permukaan berbulu.
Batang tanaman labu siam berbentuk bulat dan melilit.
c. Daun

Labu siam memiliki daun tunggal yang berbentuk jantung, tepi


bertoreh, dengan ujung yang meruncing, pangkal runcing, permukaan kasar,
panjang 4- 25 cm dengan lebar antara 3-20cm.
d. Bunga

Bunga tanaman labu siam memiliki bunga majemuk yang keluar dari
ketiak daun, dengan kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, lima benang sari,
kepala sari jingga, satu putik yang berwarna kuning.
e. Buah

Warna biji buah labu siam yang telah mengering adalah hitam, putih,
atau putih kecoklatan. Buahnya menggantung di tangkai dengan permukaan
berlekuk berwarna hijau keputih-putihan. Buah labu siam berwarna hijau
ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin matang, warna
bagian luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Dalam budidaya
tanaman labu siam, jumlah buah harus dibatasi untuk menghasilkan ukuran
buah yang lebih besar.
f. Akar

Akar tanaman labu siam berwarna putih kecoklatan. Akarnya berupa


akar serabut, bercabang banyak, berbentuk bulat sampai agak persegi, dan
berbatang lemah. Akar tanaman labu siam menyebar, tetapi dangkal. (Prahasta,
2009)
Menurut Saade (1996), dalam 100 gram daging buah labu siam
mengandung :
- Kalori sebanyak 26-31 kkal - Lignin 0,23 mg
- Gula larut air 3,3% - Natrium 36 mg
- Protein 0,9-1,1% - Kalium 3378,62 mg
- Lemak 0,1-0,3% - Hemiselulosa 7,55mg
- Karbohidrat 3,5- 7,7% - Selulosa 16,42 mg
- Serat 0,4-1% - Kalsium 12-19 mg
- Magnesium 147 mg - Fosfor 4-30 mg
- Seng 2,77 mg - Mangaan 0,38 mg
- Besi 0,2-0,6 mg - Tembaga 0,25 mg
- Vitamin A 5 mg - Thiamin 0,03 mg
- Riboflavin 0,04 mg - Niasin 0,4-0,5 mg
- Asam askorbat 11-20 mg

Alasan praktikan memilih labu siam sebagai bahan utama dalam


proyek pengujian kandungan karbohidrat dan protein antara lain labu siam
merupakan sayuran buah yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, karena dorongan keingin tahuan praktikan terhadap kandungan
labu siam yang telah mendapat perlakuan baik berupa pengeringan maupun
pengukusan apakah memberikan pengaruh atau dampak terhadap kandungan
labu siam dan mengalami perubahan terhaddap pemberian reagen uji
karbohidrat dan protein.

B. Uji Yang Digunakan Untuk Percobaan


Pada percobaan ini akan diuji karbohidrat dan protein pada perasan
labu siam (Sechium edule) yang dikukus dan dikeringkan , uji yang digunakan
untuk karbohidrat adalah uji Molish dan uji Iod dan pada protein digunakan uji
Biuret dan uji Ninhidrin.
Uji Karbohidrat
1. Uji Molish
Uji Molish digunakan untuk mengetahui adanya karbohidrat secara
umum. Karbohidrat oleh H2SO4 pekat menjadi furfural atau
hidroksimetilfurfural. Furfural dengan α-naptol akan berkondensasi
membentuk senyawa berwarna ungu, apabila pemberian H2SO4 yang sudah
diberi α-naptol lewat dinding akan membentuk cincin ungu (Sudarmadji
dkk.1989:77)
Dalam uji ini digunakan labu siam (Sechium edule) yang sudah masak
untuk mengetahui apakah labu siam mengandung karbohidrat. Menurut
Campbell et al dalam Fitrianingrum et al (2013:7) pada buah muda
karbohidrat masih banyak dalam bentuk pati, sehingga rasa buah tidak manis.
Selama proses pematangan buah melalui reaksi enzimatis. Pati akan dipecah
menjadi gula sederhana seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa, sehingga buah
menjadi lebih manis. Buah akan dapat lebih manis setelah asam organik /
molekul pati diubah menjadi gula yang bisa mencapai konsentrasi 20% pada
buah matang.

Reaksi :

2. Uji Iodine
Uji Iod ditunjukkan dengan adanya warna spesifik untuk menunjukkan
karbohidrat. Adanya warna biru kehitaman menunjukkan amilosa, adanya
warna merah ungu menunjukkan amilopektin, dekstrin dan glikogen akan
menghasilkan warna merah coklat (Rohman & Sumantri.2007:47)

Reaksi :
Uji Protein
1. Uji Biuret
Uji ini baik digunakan untuk uji terhadap protein, karena uji ini dapat
mendeteksi kehadiran iktan peptida. Uji biuret didasarkan pada reaksi antara
ion Cu2+ dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna kompleks ungu
menunjukkan adanya protein. Intensitas warna yang dihasilkan merupakan
ukuran jumlah ikatan peptida yang ada dalam protein. Ion Cu2+ dari pereaksi
biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein, dan membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah
ikatan peptida atau lebih, tetapin negatif untuk asam amino bebas atau satu
ikatan peptida. Reaksi pembentukkan warna ini dapat terjadi pada senyawa
yang mengandung dua gugus karboksil yang berikatan dengan nitrogen atau
karbon, misalnya senyawa biuret (Bintang.2010:100).
Menurut Rohman & Sumantri (2007:4) protein yang sudah dilarutkan
ditambahkan degan pereaksi biuret (larut CuSO4 ; kalium natrium tartrat ; dan
NaOH) maka akan terbentuk warna biru lembayung.

Reaksi :
2. Uji Ninhidrin
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi asam amino. Prinsipnya
Ninhidrin (triketohidrinden hidrat), suatu senyawa oksidator kuat bereaksi
dengan semua asam amino pada pH 4 – 8 dan dihasilkan senyawa berwana
biru (purple). Asam-asam amino, prolin dan hidroksi prolin juga bereaksi
dengan ninhidrin akan tetapi menghasilkan warna kuning (Batubara &
Aryantri.2014:11)
Reaksi :

BAB III
METODE
A. Tempat dan Waktu
Tempat: Laboratorium Biologi Dasar FMIPA UNY
Waktu: Senin, pukul 13.40 WIB
B. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi 6. Lampu spiritus
2. Rak tabung reaksi 7. Pipet tetes
3. Penjepit tabung reaksi 8. Druple plate
4. Gelas ukur 9. Vortex
5. Gelas beaker
Bahan:
1. Labu siam kering 6. NaOH 10 %
2. Labu siam kukus 7. CuSO4 0,01 M
3. Pereaksi molisch 8. Larutan ninhidrin 0,1 %
4. H2SO4 pekat
5. Larutan iod

C. Langkah Kerja
1. Karbohidrat
a. Uji Molisch
Menambahkan 2 tetes pereaksi molisch pada 2 mL ekstrak labu
siam dalam tabung reaksi. Kocoklah perlahan-lahan selama kurang
lebih 5 detik. Miringkan tabung reaksi(40º)dan tambahkan secara
hati-hati 1 mL(± 20 tetes) asam sulfat g lasial melalui dinding tabung
reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati adanya cincin ungu pada
perbatasan kedua larutan.
b. Uji Iodine
Teteskan 1 tetes ekstrak buah labu siam pada plat tetes. Kemudian
teteskan pereaksi iodine 1 tetes pada plat tetes yang sudah berisi
ekstrak buah labu siam. Amati perubahan warna yang terjadi
2. Protein
a. Uji Biuret
Tambahkan 1 mL larutan NaOH 10% ke dalam 3 mL ekstrak labu
siam dan aduk dengan vorteks. Tambahkan 1 tetes larutan CuSO 4 0,01
M. Aduk jika tidak timbul warna, tambahkan 1 tetes lagi atau 2 tetes
CuSO4.
b. Uji Ninhidrin
Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,01% ke dalam 1 mL ekstrak
labu siam. Panaskan hingga mendidih. Diamkan sampai dingin,amati
perubahan warna yang terjadi
D. Sasaran Pengamatan:
1. Karbohidrat
a. Pengamatan ini ditujukan pada reaksi warna antara furfural dari
sakarida dengan alpha-naphtol dari pereaksi Molisch
b. Pengamatan ini ditujukan pada pembentukan warna dan perubahan-
perubahannya
2. Protein
a. Pengamatan ditujukan pada perubahan warna
b. Penamatan ditujukan pada perubahan warna

E. Tabulasi Data
1. Karbohidrat
No Bahan Uji Molisch Uji Iodine

2. Protein
No Bahan Uji Biuret Uji Ninhidrin
Daftar Pustaka

Aini, M.Nur. 2015. Dahsyatnya Herbal dan Yoga. Prambanan Yogyakarta: Real
Books.
Batubara, U.M & Aryantri R. 2014. Penuntun Praktikum Biokimia. Jambi: Universitas
Jambi.
Bintang,Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Fitrianingrum et al. 2013. Analisis Kandungan Karbohidrat Pada Berbagai Tingkat
kematangan Buah Karika (Carica pubescens) di Kejajar dan Sambungan,
Dataran Tinggi Dieng, “Jawa Tengah”. Jurnal Bioteknologi 10(1) : 6-14.
http://erepo.unud.ac.id/9317/3/d5e2d4b78d530d09c6e1113a68200dec.pdf
Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Labu Siam. Bandung: Pustaka Grafika.
Putri, Olivia Bunga. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Sechium
edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diinduksi
Aloksan. Skripsi FK Universitas Diponegoro.
Rohman A &Sumantri. 2007. Analisa Makanan. Yogyakarta : UGM Press.
Saade, Rafael Lira. 1996. Chayote. Sechium edule (Jacq.) Sw. Promoting the
conservation and use of underutilized and neglected crops. 8. Institute of Plant
Genetics and Crop Plant Research, Gatersleben/International Plant Genetic
Resources Institute, Rome, Italy.
Sudarmadji, S dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
Liberty.
Wibowo, S. 2015. Tanaman Sakti Tumpas macam-macam Penyakit. Cijantung-Jakarta
Timur: Pustaka Makmur.

PROPOSAL GROUP PROJECT BIOKIMIA


UJI KARBOHIDRAT DAN UJI PROTEIN PADA LABU SIAM DENGAN
BERBAGAI TINGKAT KEMATANGAN
Disusun oleh:

Kelompok 3
Anggota kelompok:
Desi Ayu R (173042410)
Annisa Fitriahanani (173042410)
Galih Diana M.D.Y. (173042410)
Anisa Handayani (17304244009)
Mila Tahmilatul A. (173042440
Ridho Mahesa (173042440

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai