Anda di halaman 1dari 4

Alat pemboran

Alat – alat pemboran

Drilling string atau sering disebut rangkaian pemboran adalah serangkaian


peralatan yang disususn sedemikian rupa, sehingga merupakan batang bor,
seluruh peralatan ini mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan
untuk melakukan sirkulasi fluida atau mud.

Bagian ujung terbawah dari rangkaian pemboran adalah pahat bor atau bit yang
gunanya untuk mengorek atau menggerus batuan, sehingga lubang bor
bertambah dalam.

Diatas pahat bor disambung dengan beberapa buah drill colar, yaitu pipa
penyambung terdalam susunan rangkaian pemboran, untuk memungkinkan
pencapain kedalaman tertentu, makin dalam lubang bor makin banyak jumlah
drill pipe yang dibutuhkan.

Diatas drill pipe disambung dengan pipa kelly, yang bertugas meneruskan
gerakan dari rotary table untuk memutar seluruh rangkaian pemboran.

Diatas kelly disambung dengan swivel yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai
tempat perpindahan gerakan putar dan gerakan diam dari system sirkulasi ,
fluida pemboran melalui pipa bertekanan tinggi, bagian atas dari kelly ada bail
untuk dikaitkan ke HOOk supaya memungkinkan turun seluruh rangkaian
pemboran.

Peralatan – peralatan lain yang melengkapi susunan rangkaian pemboran :

Bit sub

adalah sub penyambung antara pahat dengan drill colar

Float sub

adalah sub penyambung yang dipsang bit sub dan drill colar, berfungsi untuk
menutup semburan /tekanan formasi kedalam rangkaian pemboran secara
otomatis.

Stabilizer

adalah alat yang dipasang pada susun drill colar, yang berfungsi untuk
menstabilkan arah lubang bor dan mengurangi kemungkinan terjepitnya
rangkaian pemboran yang diakibatkan oleh diferensial pressure.

Kelly saver sub,

adalah alat yang dipasang dibagian ujung bawah kelly, berfungsi untuk
melindungi ulir kelly agar tidak cepat ruksak.

Lower kelly cock

adalah alat yang dipasang antara kelly dan kelly saver sub, befungsi untuk alat
penutup semburan /tekanan dari dalam pipa pada saat posisi kelly diatas Rotary
Table.

Upper Kely cock

adalah alat yang dipasang diantara kelly dan swivel, berfunsi untuk menutup
semburan/tekanan dari dalam pipa saat kelly down.
Copyright by : SHE Legal

PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 1979

TENTANG
KESELAMATAN KERJA
PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

 Menimbang :
bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun
1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara
Tahun 1960 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2070),
dianggap perlu mengatur lebih lanjut keselamatan kerja pada pemurnian
dan pengolahan minyak dan gas bumi dengan suatu Peraturan Pemerintah.

 Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan
Minyak dan Gas (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2070);
3. Undang-undang 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran
Negara Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2918);
4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gasa Bumi Negara (Lembaran Negara Tahun
1971 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2971).

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI
DAN KOPERASI TENTANG PERSYARATAN PENUNJUKAN WEWENANG
DAN KEWAJIBAN PEGAWAI PENGAWAS KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DAN AHLI KESELAMATAN KERJA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Di dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
a. Pemurnian dan Pengolahan adalah usaha memproses minyak dan gas bumi di
daratan atau di daerah lepas pantai dengan cara mempergunakan proses fisika dan
kimia guna memperoleh dan mempertinggi mutu hasil minyak dan gas bumi yang
dapat digunakan;
b. Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelenggaraan pemurnian
dan pengolahan minyak dan gas bumi termasuk didalamnya peralatan, bangunan
dan instalasi yang secara langsung dan tidak langsung (penunjang) berhubungan
dengan proses pemurnian dan pengolahan;
c. Perusahaan adalah perusahaan yang melakukan usaha pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi;
d. Pengusaha adalah Pimpinan Perusahaan;
e. Kepala Teknik Pemurnian dan Pengolahan adalah Penanggung jawab dari suatu
pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi yang selanjutnya disebut kepala
Teknik;
f. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pertambangan
minyak dan gas bumi;
g. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lapangan tugasnya meliputi
urusan pertambangan minyak dan gas bumi;
h. Direktur adalah Direktur Direktorat yang lapangan tugasnya meliputi urusan
Keselamatan Kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
i. Kepala Inspeksi adalah Pelaksanaan Inspeksi Tambang Minyak dan Gas Bumi;
j. Pelaksanaan Inspeksi Tambang adalah Pelaksana Inspeksi Tambang Minyak
dan Gas Bumi.

Untuk mendapatkan file .pdf atau .docnya dengan isi lengkap, anda harus Login
terlebih dahulu, dengan cara menjadi member di web ini. Setelah Login, anda bisa
mendownload file di menu download area. Untuk registrasi klik disini

Anda mungkin juga menyukai