Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL DINI (NED)

TERHADAP TERJADINYA PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS


(CSBA) BERULANG PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RSCM DAN RSPAD
GATOT SUBROTO JAKARTA

LATAR BELAKANG
Penanganan perdarahan SCBA yang disebabkan pecahnya varises gastro
esophagus, harus dilakukan dengan tepat dan cepat. Beberapa penatalaksanaan
diantaranya dengan melakukan resusitasi cairan, endoskopi dini, pemberian obat-obatan,
pemasangan naso gastric tube (NGT), serta menjaga pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
adekuat.
Beberapa kondisi yang dapat terjadi pada pasien bila waktu puasa memanjang
berarti lambung dalam kondisi kosong lama, dapat meningkatkan sekresi asam lambung,
pepsin dan menyebabkan refluknya cairan asam lambung serta mukosa gaster lebih
sensitive terhadap asam lambung.
Nutrisi enteral dapat diberikan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya
kerusakan mukosa gaster dan vili-vili usus. Pemberian nutrisi enteral dapat diberikan
sedini mungkin setelah tidak ada perdarahan SCBA lagi, sebagai upaya memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien secara adekuat.
Berdasar latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah; “ kapankah kondisi yang paling tepat untuk memberikan NED, tanpa
mengakibatkan pendarahan berulang pada pasien sirosis hati pasca perdarahan SCBA?”

TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan pengaruh pemberian nutrisi enteral
antara 1 kali setelah hasil bilas lambung jernih atau 2 kali setelah hasil bilas
lambung jernih, terhadap terjadinya perdarahan SCBA berulang.
2. Untuk mengetahui kapankh kondisi yang paling tepat untuk memberikan NED,
tanpa mengakibatkan perdarahan berulang pada pasien sirosis hati pasca
perdarahan SCBA.
METODOLOGI
Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan rancangan post test
control design.

Pemilihan Sampel
Pemilihan sample menggunakan sistematik random sampling yang dilakukan di
RSCM dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarata selama dua bulan.

Jumlah Sampel
Jumlah sample yang memenuhi kriteria sebanyak 28 pasien, terbagi menjadi 2 :
- 14 pasien kelompok perlakuan pertama : pemberian NED setelah hasil bilas
lambung 1 kali jernih.
- 14 pasien kelompok perlakuan kedua : pemberian NED setelah hasil bilas
lambung 2 kali jernih.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden

No Kriteri Kelompok I Kelompok II


1 Rata-rata usia responden 46,07 th 48,29 th
Dengan Standar Deviasi 9,93 7,06
2. Median 45,50 48,50 Prop
2 Usia termuda 33 th 35 th orsi
3 Usia tertua 62 th 57 th
4 Jenis kelamin responden:
Laki-laki 13 orang 11 orang
Perempuan 1 orang 3 orang
terjadi perdarahan SCBA berulang setelah pemberian NED.

No Kriteria Kelompok I Kelompok II


1 Terjadi perdarahan SCBA 1 orang 1 orang
berulang setelah pemberian
NED

3. Pengaruh pemberian NED dengan terjadinya perdarahan SCBA berulang


Dari hasil uji Kai Kuadrat, kelompok I punya peluang sama dengan kelompok II
yaitu 1 kali untuk tidak terjadi perdarahan SCBA berulang (95 %, CI : 0.056 –
17.75).
4. Hubungan usia terhadap terjadinya perdarahan SCBA berulang
Dari hasil uji independent sample test :
Semakin tua usia seseorang semakin besar terjadinya perdarahan SCBA berulang.
5. Hubungan jenis kelamin terhadap terjadinya perdarahan SCBA berulang
Dari hasil uji Kai Kuadrat diperoleh bahwa :
Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan terjadinya perdarahan SCBA
berulang pada pasien sirosis hati setelah pemberian NED.
Dari hasil analisis nilai OR :
Pasien sirosis hati dengan perdarahan SCBA berjenis kelamin laki-laki berpeluang
0,917 kali mengalami perdarahan berulang setelah pemberian NED disbanding
perempuan.

PEMBAHASAN
- Selama ini nutrisi enteral baru akan diberikan setelah perdarahan SCBA berhenti,
ditandai hasil cairan bilas lambung 2 kali jernih, sebab pemberian nutrisi enteral
ada kaitannya dengan peningkatan motilitas gater dan usus yang disebabkan ada
proses pencernaan dimulai dari ingestion, mechanical processing, digestion,
secretion, absorbsi secara patofisiologi dapat meningkatkan tekanan intra
abdomen. Selanjutnya meningkatkan tekanan vena porta dan bila terus berlanjut
dapat terjadi varises esophagus yang selanjutnya dapat pecah dan terjadi
perdarahan SCBA berulang.
- Hasil penelitian terdahulu disimpulkan bahwa nutrisi enteral justru memberikan
perlindungan pada saluran cerna dan mukosa usus serta mengurangi perdarahan.
- Semakin tua usia seseorang fungsi hati semakin menurun. Sebab terbentuknya
jaringan ikat / parut yang difus, kehilangan sel-sel hati uniform dan sedikit nodul
yang regeneratif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa usia berhubungan
terhadap terjadinya perdarahan SCBA berulang setelah pemberian NED.
- Pada hasil penelitian ditemukan bahwa kasus terbanyak adalah laki-laki. Hal ini
dapat diduga bahwa jenis kelamin berhubungan lebih banyak melakukan aktifitas
bekerja untuk menopang perekonomian keluarga dan pada laki-laki banyak
berkaitan dengan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum minuman
beralkohol dan kebiasaan buruk lain yang dapat menyebabkan terjadinya sirosis
hati lebih meningkat dibanding perempuan. Tapi jenis kelamin tidak berhubungan
secara bermakna terhadap terjadinya perdarahan SCBA berulang setelah
pemberian NED pada pasien sirosis hati pasca perdarahan SCBA.

KESIMPULAN
1. Tidak ada pengaruh NED yang diberikan setelah hasil bilas lambung 1 kali jernih
dengan setelah hasil bilas lambung 2 kali jernih terhadap terjadinya perdarahan
SCBA berulang pada pasien sirosis hati pasca perdarahan SCBA.
2. Usia berhubungan dengan terjadinya perdarahan SCBA berulang setelah
pemberian NED.
3. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan terjadinya perdarahan SCBA berulang
setelah pemberian NED.
4. Kondisi yang paling tepat untuk pemberian NED pada pasien sirosis hati pasca
perdarahan SCBA adalah setelah hasil cairan bilas lambung 1 kali jernih.

Anda mungkin juga menyukai