Anda di halaman 1dari 14

KEGIATAN LITERASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS


DI KELAS VII SMP NEGERI 2 RENDANG

I Komang Widnyana1, I Dewa Gede Budi Utama2, I Nengah Suandi3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: {komang.widnyana@gmail.com, budi.utama@undiksha.ac.id,


nengah.suandi@undiksha.ac.id}

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) proses kegiatan literasi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks; (2) kemampuan literasi membaca dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks; dan (3) kemampuan literasi membaca
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks di Kelas VII SMPN 2 Rendang.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Rendang yang berjumlah 249 dan guru
bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII. Sampel penelitian ini berjumlah 49 siswa
dengan sampling acak berimbang (proportional random sampling). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah (1) metode tes, (2) metode observasi, dan (3)
metode wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) proses kegiatan literasi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks terjadi dalam tiga tahap, yakni (a)
tahap awal pembelajaran dengan proses kegiatan literasi membaca buku nonpelajaran;
(b) pada tahap kegiatan inti pembelajaran dengan proses kegiatan pembelajaran
membaca dan menulis; (c) pada tahap akhir pembelajaran dengan proses
mengomunikasikan hasil kegiatan literasi, baik secara lisan maupun tulis; (2)
Kemampuan literasi membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks di
kelas VII SMPN 2 Rendang tergolong baik dengan skor rata-rata siswa sebesar 74,59;
(3) Kemampuan literasi menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks di
kelas VII SMPN 2 Rendang tergolong baik dengan skor rata-rata siswa sebesar 77,53.

Kata kunci: kegiatan literasi, bahasa Indonesia, berbasis teks

(dalam Schomoker, 2012: 49) di abad


PENDAHULUAN ke-21, remaja membutuhkan tingkat
Literasi merupakan salah satu kemapuan literasi yang tinggi saat
kebutuhan yang sangat penting yang bekerja, bertindak sebagai warga
harus dimiliki setiap orang. Dalam Negara, dan menjalai kehidupan
kehidupan ini, kegiatan literasi pribadi. Hal tersebut menandakan
penting dilakukan untuk bahwa kemampuan literasi amatlah
mendapatkan informasi yang sesuai penting sebagai ujung tombak dalam
dengan kepentingan kita. Kemampun menghadapi kehidupan.
literasi menjadi pengetahuan awal Berbicara masalah literasi,
yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam pembelajaran di sekolah,
dalam menjalani kehidupan di masa kegiatan ini juga memiliki peranan
depan. Menurut Richard Vacca yang sangat besar. Keberhasilan

1
peserta didik dalam memperoleh rendahnya capaian literasi
prestasi juga berawal dari kegiata masyarakat Indonesia. Terkait hal itu,
literasi. Terkait hal tersebut, Musfiroh dan Lestyarini (2013:7)
Ferrandino dan Gerald Tirozzi (dalam memaparkan hasil penelitian tingkat
Schmoker, 2012) menyatakan bahwa literasi anak Indonesia yang
kemampuan literasi yang kurang dilakukan oleh lembaga internasional
berkembang menjadi alasan utama masih memprihatikan. Lebih lanjut,
siswa tinggal kelas, dipindahkan ke Musfiroh dan Lestyarini memaparkan
pendidikan khusus, diberikan layanan hasil penelitian beberapa lembaga
perbaikan jangka panjang, dan tidak internasional tentang capaian literasi
lulus SMA. Hal itu menandankan anak Indonesia sebagai berikut.
bahwa kemampuan literasi sangatlah “Studi IEA (International
penting dalam keberhasilan siswa Association for the Evaluation
menyelesaikan pendidikan, bahkan of Education Achievement)
dalam menjalani kehidupan. melalui TIMSS tahun 1999
Musfiroh dan Lestyarini menempatkan Indonesia pada
(2013:7) menegaskan perubahan urutan terbawah di Asia
evolusi manusia merupakan dampak dengan skor 51,7 dengan
dari pemikiran literasi. Senada kemampuan baca 30%. Pada
dengan hal tersebut, Schmoker tahun 2006 TIMSS (Trends
(2012:55) menyatakan literasi in International Mathematics
menjadi hal penting untuk and Science Study)
mendapatkan jenis pendidikan yang menunjukkan Indonesia
berujung pada kekuatan ekonomi dan menduduki peringkat 41 dari
politik. Ia menegaskan bahwa literasi 46. Pada tahun 2011,
adalah gerbang menuju pendidikan Indonesia menduduki urutan
yang baik. Sejalan dengan kedua ke-38 dari 42 negara, jauh di
pendapat tersebut, Kemedikbud bawah Malaysia, Singapura,
(2016:17) menyatakan literasi dan Thailand, bahkan berada di
merupakan keterampilan penting bawah Palestina. Hasil studi
dalam hidup. Sebagian besar proses TIMSS konsisten dengan
pendidikan bergantung pada hasil PISA (Programme for
kemampuan dan kesadaran literasi. International Student
Budaya literasi yang tertanam dalam Assessment). Survei PISA
diri siswa memengaruhi tingkat 2009 (yang membuat level
keberhasilannya, baik di sekolah literasi 1 hingga 6)
maupun dalam kehidupan menunjukkan sebagian besar
bermasyarakat. Dari paparan peserta Indonesia tidak
tersebut, dapat disimpulkan bahwa mencapai tingkat 2 dalam
kegiatan literasi berdampak sangat sains dan matematika standar
luas terhadap kehidupan manusia. TIMSS. Studi PISA
Melihat pentingnya dampak sebelumnya, yakni tahun
kegiatan literasi, sudah seharusnya 2000, 2003, 2006 yang
kegiatan ini menjadi kebiasaan bagi mencakup tiga aspek literasi,
setiap orang. Namun, kenyataannya yakni membaca, matematika,
tidak semua lapisan masyarakat dan Sains juga memperlihatkan
gemar membaca. Hasil Kongres peringkat konsisten terbawah
Perbukuan Nasional I yang diadakan bagi Indonesia (Musfiroh dan
tanggal 29-31 Mei 1995 (dalam Lestyarini, 2013:7).
Semiawan, 2002) menunjukkan
bahwa minat baca masyarakat Capaian peringkat literasi
Indonesia masih rendah. Rendahnya tersebut memperlihatkan bahwa
minat baca ini berdampak pada tingkat capaian literasi siswa

2
Indonesia masih rendah. Penelitian PISA pada tahun 2015. Namun,
terbaru PISA tahun 2015 juga setelah mengetahui hasil penelitian
menunjukkan hasil yang PISA yang diliris Desember 2016,
memprihatinkan. Hasil penelitian pihak sekolah juga merasa prihatin
tersebut (yang dirilis 6 Desember terhadap hasil literasi yang
2016) menunjukkan rata-rata skor dipublikasikan. Senada dengan hal
pencapaian literasi siswa Indonesia tersebut, hasil wawancara dengan
untuk sains, membaca, dan guru bahasa Indonesia di SMPN 2
matematika berada di peringkat 62, Rendang, I Gede Putu Pariatna juga
61, dan 63 dari 69 negara. Hasil menyatakan bahwa kemampuan
tersebut tidak berbeda jauh dengan literasi siswa masih rendah. Hal itu
peringkat hasil survei PISA pada terlihat dari rendahnya hasil tes
tahun 2012 (Iswadi, 2016). Pada kemampuan literasi (membaca dan
tahun 2012, hasil penelitian PISA menulis) siswa saat ulangan harian.
menunjukkan bahwa capaian literasi Berdasarkan hal itu, SMP Negeri 2
anak Indonesia pada peringkat 64 Rendang melaksanakan gerakan
dari 65 negara. Semua hasil tersebut literasi sekolah sebagai tonggak
menggambarkan bahwa tingkat meningkatkan kualitas literasi siswa.
literasi siswa Indonesia masih sangat Dalam melaksankan kegiatan
rendah. literasi, siswa-siswi SMP Negeri 2
Melihat rendahnya tingkat Rendang diwajibkan untuk membaca
literasi tersebut, pemerintah sudah buku nonpelajaran sebelum pelajaran
melakukan berbagai upaya. Salah dimulai. Setelah pembelajaran di
satu upaya yang dilakukan adalah kelas, siswa-siswi dipersiakan
membentuk “Gerakan Literasi menyampaikan hasil temuan pada
Sekolah”. Bahkan, dalam kurikulum buku yang dibacanya. Terkait hal
2013, pemerintah memberikan tersebut, siswa juga diarahkan untuk
perhatian khusus terhadap kegiatan menerapkan kegiatan literasi dalam
literasi. Hal itu tertuang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan dan baberbasis teks. Hal itu dikarenakan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 dalam pembelajaran Bahasa
tentang “kegiatan 15 menit membaca Indonesia pada kurikulum 2013 siswa
buku nonpelajaran sebelum waktu dituntut mampu untuk memahami,
belajar dimulai”. Tindakan tersebut mengontruksi, dan
membuktikan keseriusan pemerintah mengomunikasikan bacan yang
dalam meningkatkan capaian literasi dibaca. Itu menandakan bahwa siswa
anak Indonesia. Tidak hanya itu, dituntut mampu melakukan kegiatan
untuk mendukung kegiatan tersebut, literasi (yang melibatkan kegiatan
pemerintah juga menerbitkan buku membaca dan menulis) dalam
“Manual Pendukung Pelaksanan pembelajaran Bahasa Indonesia
Gerakan Literasi Sekolah untuk bebasis teks. Namun, kenyataanya
Sekolah Menengah Pertama” agar dalam pembelajaran Bahasa
siswa mencintai budaya literasi. Akan Indonesia belum optimal dilakukan
tetapi, tidak semua kalangan integrasi kegiatan membaca dan
pendidikan dapat melaksanakan menulis bacaan. Berdasarkan hal
kegiatan literasi sesuai harapan itulah, kegiatan literasi dalam
pemerintah. pembelajaran Bahasa Indonesia
Berbiacara literasi, SMP berbasis teks amat penting untuk
Negeri 2 Rendang sudah dilaksanakan.
melaksanakan gerakan literasi Terkait kegiatan literasi yang
sekolah. Sebagai penyelengara mengintegrasikan aktivitas membaca
kegiatan literasi, sekolah tersebut dan menulis di kelas VII SMPN 2
pernah menjadi subjek penelitian Rendang diperoleh informasi bahwa

3
kegiatan tersebut sudah dilakukan diskusi sehingga dapat memahami isi
dalam proses pembelajaran Bahasa suatu bacaan. Dengan demikian
Indonesia berbasis teks pada kegiatan ini dapat meningkatkan
kurikulum 2013. Akan tetapi, dalam pemahaman siswa yang bermuara
pelaksanaannya guru masih terpaku pada peningkatan capaian literasi
pada buku paket kurikulum 2013 siswa. Pada akhirnya, siswa akan
sumber bacaan yang kurang mampu mengatasi berbagai
bervariasi sehingga kegiatan literasi permasalahan yang sulit dalam
cenderung monoton. Hasil capaian pembelajaran.
literasinya pun cenderung tidak Terkait permasalahan
meningkat. Hal itu dikarenakan tersebut, ada beberapa alasan
sumber bacaan yang dibaca oleh pentingnya kegiatan literasi dalam
siswa hanya berpatokan pada buku pembelajaran Bahasa Indonesia
paket. Berdasarkan hal tersebut berbasis teks. Pertama, pada
dapat disimpulkan bahwa masalah hakikatnya kegiatan belajar dalam
yang dialami siswa dalam kegiatan Bahasa Indonesia harus bersifat
literasi dalam pembelajaran Bahasa terintegrasi antara kegiatan
Indonesia berbasis teks di kelas VII membaca dan menulis. Kedua,
SMPN 2 Rendang adalah kurang tingkat literasi (siswa Indonesia)
bervariasinya teks bacaan dalam sangat rendah, tetapi upaya yang
proses pembelajaran. Berdasarkan dilakukan belum menyentuh seluruh
hal itulah, kegiatan literasi dalam siswa. Oleh karena itu, perlu
pembelajaran Bahasa Indonesia pelaksanaan kegiatan literasi dalam
berbasis teks tidak hanya setiap pembelajaran, termasuk
berpedoman pada buku pelajaran. pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kegiatan literasi yang Ketiga, kurangnya kemampuan
memanfaatkan variasi suatu teks berpikir dan analisis siswa ketika
sangat penting dilaksankan karena melakukan kegiatan membaca.
pada hakikatnya kegiatan literasi Penelitian ini melibatkan siswa
adalah kegiatan terintegrasi antara kelas VII SMP Negeri 2 Rendang.
membaca, menulis, dan berdiskusi SMP Negeri 2 Rendang yang
tentang berbagai bacaan. Senada merupakan sekolah mantan RSBI
dengan hal itu, Schmoker, (2012:64) yang masih menjadi sekolah favorit di
berpendapat bahwa formula– kecamatan Rendang. SMP Negeri 2
membaca, menulis, dan berdiskusi— Rendang adalah salah satu sekolah
adalah jantung kegiatan literasi yang pillot project Kurikulum 2013 di
dapat merangsang intelektualitas. Kabupaten Karangasem. Selain itu,
Lebih lanjut Schmoker (2012:64) sekolah ini juga pernah dijadikan
beranggapan jika kegiatan membaca subjek penelitian PISA pada tahun
dan menulis dikombinaskan dapat 2015. Oleh karena itu, kegiatan
memberikan kontribusi luar biasa literasi berbasis teks di kelas VII
terhadap kecerdasan kritis. Dengan SMPN 2 Rendang perlu diteliti untuk
demikian kegiatan literasi dalam hal mengetahui kemampuan siswa
ini menyangkut kegiatan membaca dalam kegiatan literasi. Kemampuan
dan menulis kembali isi bacaan literasi ini dideskripsikan dari
dalam pembelajaran bahasa kegiatan pembelajaran siswa dalam
Indonesia berbasis teks. Berdasarkan pembelajaran Bahasa Indonesia
hal itu, dapat disimpulkan bahwa berbasis teks. Isi teks disesuaikan
kegiatan literasi merupakan kegitan dengan materi yang dipelajari oleh
tingkat tinggi yang tidak hanya siswa pada saat pembelajaran
sebatas kegiatan membaca dan dilakukan dengan mekanisme
menulis, tetapi juga melibatkan membaca, berdiskusi, dan menulis
kegiatan berpikir kritis dalam sebuah kembali hasil bacaan yang telah di

4
baca siswa. Oleh karena itu, pemahaman siswa dalam kegiatan
penelitian dengan judul “Kegiatan membaca dan menulis; serta bagi
Literasi Dalam Pembelajaran Bahasa sekolah, hasil penelitian ini dapat
Indonesia Berbasis Teks Pada Siswa digunakan sebagai acuan dalam
Kelas VII SMP Negeri 2 Rendang” merancang kurikulum dan
penting dilakukan. pendekatan pembelajaran dalam
Berdasarkan latar belakang rangka meningkatkan mutu
tersebut, ada tiga masalah yang pendidikan di sekolah.
diangkat dalam penelitian ini, antara
lain sebagai berikut : (1) METODE PENELITIAN
Bagaimanakah proses kegiatan Penelitian ini menggunakan
literasi dalam pembelajaran Bahasa rancangan penelitian deskriptif
Indonesia berbasis teks pada siswa kualitatif. Peneliti ini bertujuan
kelas VII SMPN 2 Rendang? (2) mendeskripsikan dan menganalisis
Bagaimanakah kemampuan literasi fakta-fakta berupa kemampuan
membaca dalam pembelajaran literasi siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia berbasis teks di Bahasa Indonesia berbasis teks di
Kelas VII SMPN 2 Rendang? (3) Kelas VII SMPN 2 Rendang. Subjek
Bagaimanakah kemampuan literasi penelitian ini adalah guru dan siswa
menulis dalam pembelajaran Bahasa kelas VII kelas SMPN 2 Rendang.
Indonesia berbasis teks di Kelas VII Secara umum objek penelitian ini
SMPN 2 Rendang? adalah proses kegiatan literasi dalam
Sejalan dengan pembelajaran bahasa Indonesia
permasalahan tersebut, tujuan berbasis teks, kemampuan literasi
penelitian ini adalah (1) membaca siswa kelas VII SMPN 2
Mendeskripsikan proses kegiatan Rendang, dan kemampuan literasi
literasi dalam pembelajaran Bahasa siswa kelas VII SMPN 2 Rendang.
Indonesia berbasis teks pada siswa Populasi penelitian ini adalah
kelas VII SMPN 2 Rendang; (2) seluruh siswa kelas VII SMPN 2
Mendeskripsikan kemampuan literasi Rendang yang berjumlah 249 orang
membaca dalam pembelajaran yang terbagi menjadi 8 kelas serta
Bahasa Indonesia berbasis teks di guru bahasa Indonesia yang
Kelas VII SMPN 2 Rendang; dan (3) mengajar di kelas VII. Melihat
Mendeskripsikan kemampuan literasi populasi dalam penelitian ini cukup
membaca dalam pembelajaran banyak, maka sampel diambil
Bahasa Indonesia berbasis teks di sebanyak 20% dari populasi, yaitu
Kelas VII SMPN 2 Rendang. Manfaat sebanyak 49 orang sesuai dengan
penelitian ini dapat berupa aspek pandangan Arikunto (2006:134) yang
teoretis dan praktis. Secara teoretis menyatakan bahwa dalam sebuah
penelitian ini bermaanfaat dalam penelitian, jika jumlah subjeknya
pengembangan ilmu pengetahuan besar (lebih daripada 100), dapat
dalam bidang pendidikan dan diambil sampel antara 10-15%, atau
pembelajaran, khususnya dalam 20-25%, atau lebih. Pemilihan
kemampuan literasi berbasis teks. sampel ini menggunakan teknik
Sementara itu, aspek praktis dari sampling acak berimbang
penelitian ini dapat memperluas (proportional random sampling),
wawasan peneliti; bagi siswa SMPN yaitu mengambil wakil-wakil dari
2 Rendang, penelitian ini dapat tiap-tiap kelompok yang ada dalam
dijadikan sebagai sumber belajar populasi secara acak yang
dalam meningkatkan kemampuan jumlahnya disesuaikan dengan
literasi; bagi pendidik dapat dijadikan jumlah anggota subjek yang ada di
sebagai pedoman pembelajaran masing-masing kelompok tersebut.
serta untuk mengukur kualitas

5
Penelitian ini menggunakan tiga kelas mulai dari tahap awal kegitan
metode, yaitu (1) metode tes, (2) pembelajaran, tahap pembelajaran
metode observasi, dan (3) metode (kegiatan inti pembelajaran), dan
wawancara. Metode tes digunakan tahap akhir (akhir pembelajaran).
untuk mengumpulkan data Dari hasil observasi yang peneliti
kemampuan literasi menulis dan lakukan, sebelum memasuki jam
kemampuan literasi membaca dalam pelajaran pertama, siswa diajak oleh
pembelajaran Bahasa Indonesia guru membaca buku nonpelajaran
berbasis teks. Metode observasi selama 15 menit di halaman sekolah.
digunakan untuk mengumpulkan data Setelah itu siswa menyampaikan
tentang proses pelaksanaan kegiatan hasil bacaan ke depan lapangan.
literasi di SMPN 2 Rendang. Setelah selesai, siswa memasuki
Observasi yang dilakukan berupa ruangan untuk belajar di kelas
observasi nonpartisipatif. Metode masing-masing. Sampai di kelas guru
wawancara digunakan untuk menggali kembali kegiatan literasi
menunjang data kemampuan literasi yang dilakukan oleh siswa.
membaca dan kemampuan literasi Hasil observasi pada Rabu, 9
menulis. Hal ini dilakukan dengan Mei 2018, sebelum kegiatan
melihat penyebab tinggi-rendahnya pembelajaran inti, guru memulai
kempampuan literasi membaca dan pertemuan dengan mengajak siswa
menulis dalam pembelajaran bahasa untuk melakukan kegiatan literasi 15
Indonesia berbasis teks. Sesuai menit. Guru mengajak siswa untuk
dengan rancangan penelitian, memahami dan menghayati sebuah
analisis data yang digunakan dalam pesan yang ada dalam buku
penelitian ini berupa analisis nonpelajaran. Berdasarkan hal itu,
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian proses kegiatan literasi yang
ini, terdapat beberapa langkah dilakukan dalam pembelajaran
analisis data, yakni reduksi data, bahasa Indonesia sejalan dengan
klasifikasi dan deskripsi data, kegiatan literasi yang dilaksanakan di
interpretasi data, serta penyimpulan lapangan. Kegiatan literasi pada
data. kegiatan awal pembelajaran ini
merupakan timbal balik kegiatan
HASIL PENELITIAN DAN literasi yang sudah dilakukan di
PEMBAHASAN lapangan sebelum masuk kelas.
Proses kegiatan literasi dalam Kegiatan literasi pada tahap
pembelajaran bahasa Indonesia pembelajan (kegiatan inti
berbasis teks pada siswa kelas VII pembelajaran) bahasa Indonesia
SMPN 2 Rendang diperoleh melalui berbasis teks dilakukan setelah siswa
observasi saat pembelajaran di kelas. diberikan kesempatan untuk
Observasi dilakukkan pada tanggal 9 menyampaikan isi buku nonpelajaran
Mei 2018 dan 15 Mei 2018 saat yang telah di baca. Hasil observasi
pembelajaran memahami teks dan kegiatan literasi pada tahap inti
mengabstraksi kemali teks ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia
bentuk tulisan. Observasi yang berbasis teks dilakukan dengan
dilakukan berupa observasi pemberian pemodelan teks pada
nonpastisipasif terhadap kegiatan buku paket. Setelah selesai
literasi yang dilakukan oleh guru dan membahas model teks pada buku
siswa pada proses pembelajaran di paket, siswa diajak untuk membahas
kelas VII SMP Negeri 2 Rendang. teks lainnya yang diberikan oleh
Guru yang menjadi subjek guru. Pada tahap ini guru mengajak
pengamatan adalah Ni Komang siswa untuk mencermati, menanya,
Juniari, S.Pd. Kegiatan observasi ini dan menganalisis teks yang dibaca.
dilakukan selama pembelajaran di Setelah itu siswa disuruh menyajikan

6
hasil temuannya ke dalam sebuah pembelajaran terjadi kegiatan
uraian singkat dari soal yang harus mengomunikasikan hasil kegiatan
diselesaikannya. Siswa disuruh literasi, baik berupa pemahaman
menyampaikan hasil pemahamnnya lisan maupun tulis. Berdaskan hal
ke depan kelas. Sebelum mengakhiri tersebut dapat dikatakan bahwa
pembelajaran guru menyampaikan proses kegiatan literasi terjadi pada
masukan terhadap pampilan siswa kegiatan awal, kegiatan inti, dan akhir
yang sudah menyamaikan isi pembelajaran bahasa Indonesia
bacaannya ke depan kelas. Setelah berbasis teks.
itu, siswa diingatkan membawa buku Selain proses kegiatan literasi
nonpelajaran untuk kegiatan literasi tersebut, hasil penelitian ini berupa
di hari berikutnya. Sejalan dengan hal kemampuan literasi membaca siswa
tersebut, pada proses pembelajaran kelas VII SMP Negeri 2 Rendang
tersebut terjadi kegiatan literasi yang diperoleh melalui tes literasi
membaca yang menuntut siswa membaca terhadap 49 siswa kelas
untuk memahami sebuah isi teks VII. Hasil tes kemampuan literasi
yang dibacanya. membaca dalam pembelajaran
Hasil observasi pada Jumat, bahasa Indonesia Berbasis Teks di
18 Mei 2018 juga menunjukkan Kelas VII SMPN 2 Rendang
bahwa kegiatan literasi dalam menunjukkan bahwa kemampuan
pembelajaran mengontruksi teks literasi membaca siswa dalam
(menulis kembali teks yang dibaca) pembelajaran Bahasa Indonesia
diawali dengan menceritakan buku berbasis teks di kelas VII SMPN 2
nonpelajaran yang telah dibaca oleh Rendang tergolong baik. Hal itu
siswa. Dalam hasil observasi tersebut terlihat dari skor rata-rata yang
terlihat bahwa proses kegiatan literasi dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
membaca dilaksanakan sebelum 74,59 (berada dalam rentangan 70%
pembelajaran inti dimulai. Setelah – 84%). Dalam hal ini, terdapat 11
pembelajaran inti, guru menyuruh siswa (22,44%) memiliki kemampuan
siswa menganalisi hasil bacaan dan literasi membaca tergolong cukup, 31
mengontruksi bacaan tersebut ke siswa (63,27%) tergolong baik, dan 7
dalam tulisan. Dalam hal ini terjadi siswa (14,29%) tergolong amat baik.
kegiatan literasi menulis dengan Berdasarkan hasil tersebut terlihat
mengabstraksi kembali isi teks bahwa kemampuan literasi membaca
bacaan. Siswa kemudian siswa kelas VII SMP Negeri 2
menyampaikan hasil tulisannya Rendang bervariasi. Skor minimal tes
(abstraksinya) ke depan kelas. Pada kemampuan literasi membaca siswa
akhir pembelajaran guru memberikan sebesar 55 dan skor maksimalnya
penilaian dan masukan terhadap adalah 85. Rata-rata skor
tulisan yang telah di buat siswa. kemampuan siswa adalah 74,59
Sejalan dengan hasil tersebut dengan kategori baik.
dapat disimpulkan bahwa proses Selain itu, hasil kemampuan
kegiatan literasi dalam pembelajaran literasi menulis siswa dalam
bahasa Indonesia berbasis teks pembelajaran Bahasa Indonesia
terjadi dalam tiga tahap, yakni (1) berbasis teks di kelas VII SMPN 2
pada tahap awal pembelajaran Rendang juga tergolong baik. Hal itu
dengan konsep kegiatan literasi terlihat dari skor rata-rata yang
membaca; (2) pada tahap kegiatan dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
inti pembelajaran terjadi proses 77,53 (berada dalam rentangan 70 –
kegiatan literasi membaca dan 84). Dalam hal ini, terdapat 46 siswa
menulis sesuai dengan indikator (93,88%) memiliki kemampuan
pembelajaran yang harus dicapai literasi menulis tergolong baik dan 3
oleh siswa; (3) pada tahap akhir siswa (6,12%) tergolong amat baik.

7
Berdasarkan hasil tersebut dapat kemampuan literasi menulis siswa
dikatakan bahwa kemampuan literasi SMP Negeri 2 Rendang dipengaruhi
menulis siswa SMP Negeri 2 oleh beberapa hal. Hasil wawancara
Rendang juga variatif. Skor minimal terhadap I Gede Putu Pariatna, guru
pada tes kemampuan literasi menulis SMPN 2 Rendang pada 11 Mei 2018
sebesar 70 dan skor maksimalnya menunuukkan bahwa hal yang
adalah 86. Hal itu menunjukkan memengaruhi rendahnya
bahwa kemampuan literasi menulis kemampuan literasi membaca siswa
siswa kelas VII SMP Negeri 2 kelas VII SMPN 2 Rendang adalah
Rendang bervariasi (tinggi, sedang, minat siswa dalam kegiatan
dan rendah). membaca. Hal tersebut juga diakui
Terkait hal tersebut, analisis Ni Komang Juniari, S.Pd., guru
hasil kemampuan literasi membaca Bahasa Indonesia lainnya, yang
(sesuai dengan isi soal kemampuan menjelaskan bahwa tinggi rendahnya
literasi membaca) menunjukkan kemampuan literasi membaca siswa
bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 2 pada kelas VII SMPN 2 Rendang
Rendang lebih mudah dalam adalah minat baca siswa yang
menemukan informasi yang sesuai rendah. Berbeda dengan pandangan
dengan isi teks (tersurat dan tersirat), kedua guru tersebut, Ni Nyoman
menemukan ide pokok, dan Sriasih, S.Pd., memberikan informasi
menemukan gagasan utama. Siswa bahwa yang menyebabkan tinggi
cenderung keliru dalam menemukan rendahnya kemampuan literasi siswa
rangkuman, ringkasan, dan simpulan adalah keampuan guru memotivasi
dalam sebuah teks yang dibaca. siswa dalam kegiatan membaca.
Analisis hasil kemampuan literasi Menurutnya, keampuan guru dalam
menulis (sesuai dengan kriteria memilih bahan bacaan juga sangat
penilaian literasi menulis) berpengaruh terhadap tingkat literasi
menunjukkan bahwa siswa sudah siswa SMPN 2 Rendang.
mampu membuat tulisan sesuai Berdasarkan hal tersebut dapat
dengan teks yang dibaca. Siswa disimpulkan bahwa yang
sudah mampu membuat tulisan yang memengaruhi variasi kemampuan
memenuhi struktur teks yang benar literasi siswa kelas VII SMPN 2
dan lengkap (mengandung Rendang adalah minat baca, bahan
pendahuluan, tubuh, dan penutup). bacaan, dan kemampuan guru
Siswa juga sudah mampu membuat memotivasi siswa dalam melakukan
tulisan yang dilengkapi dengan fakta- kegiatan literasi.
fakta sesuai teks yang dibaca. Berdasarkan hasil tersebut,
Namun, beberapa siswa masih ada tiga temuan penting yang perlu
kurang mampu menulis teks koheren. dibahas dalam penelitian ini.
Ada beberapa kalimat yang kurang Pertama, proses kegiatan literasi
efektif. Dalam hal teknik penulisan, dalam pembelajaran bahasa
siswa sudah mampu menggunakan Indonesia berbasis teks di kelas VII
pemakaian ejaan, seperti penulisan SMPN 2 Rendang terjadi pada awal
huruf kapital dengan tepat, meskipun pembelajaran, kegiatan inti, dan akhir
ada beberapa siswa yang salah pembelajaran. Kedua, kemampuan
dalam pemakaian tanda baca. literasi membaca dalam
Berdasarkan hal tersebut, secara pembelajaran Bahasa Indonesia
umum kemampuan literasi siswa berbasis teks di kelas VII SMPN 2
sudah memenuhi kriteria penilan Rendang tergolong baik. Hal itu
literasi menulis yang digunakan terlihat dari skor rata-rata yang
dalam penelitian ini. dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
Tinggi-rendahnya 74,59. Ketiga, kemampuan literasi
kemampuan literasi membaca dan menulis dalam pembelajaran Bahasa

8
Indonesia berbasis teks di kelas VII akademis (terkait dengan mata
SMPN 2 Rendang tergolong baik. pelajaran).
Hal tersebut terlihat dari skor rata- Dengan demikian, pada tahap
rata yang dicapai oleh siswa, yaitu ini guru mata pelajaran apa pun
sebesar 77,53. dituntut untuk melakukan kegiatan
Proses kegiatan literasi dalam literasi mandiri di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pembelajarannya. Artinya, peserta
berbasis teks terjadi dalam tiga didik diminta untuk melakukan literasi
tahap, yakni (1) pada tahap awal di dalam kelas ketika pembelajaran
pembelajaran dengan konsep berlangsung. Peserta didik dapat
kegiatan literasi membaca buku menunjukkan tanggung jawabnya
nonpelajaran; (2) pada tahap untuk menghasilkan tulisan dari
kegiatan inti pembelajaran terjadi membaca buku. Tulisan tersebut
proses kegiatan literasi membaca kemudian dinilai oleh guru mata
dan menulis sesuai dengan indikator pelajaran.
pembelajaran yang harus dicapai Dalam hal kemampuan literasi
oleh siswa; (3) pada tahap akhir membaca, siswa harus mampu
pembelajaran terjadi kegiatan menemukan informasi fokus teks
mengomunikasikan hasil kegiatan yang dibaca. Terkait hal tersebut,
literasi, baik berupa pemahaman kemampuan literasi membaca dalam
lisan maupun tulis. pembelajaran Bahasa Indonesia
Tahapan proses kegiatan berbasis teks pada kelas VII SMPN 2
literasi tersebut sejalan dengan Rendang sudah tergolong baik. Hal
sejalan dengan Gerakan Literasi itu terlihat dari skor rata-rata yang
Sekolah (Kemendikbud, 2016: 8) dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
yang menyatakan kegiatan berliterasi 74,59 (berada dalam rentangan 70%
pada tahap pembelajaran bertujuan – 84%). Hasil tersebut diperoleh
untuk mengembangkan kemampuan setelah siswa diberikan tes pilihan
memahami teks dan mengaitkannya ganda berbasis teks. Dalam hasil
dengan pengalaman pribadi sehingga tersebut terdapat 11 siswa (22,44%)
terbentuk pribadi pembelajar yang memiliki kemampuan literasi
sepanjang hayat, mengembangkan membaca tergolong cukup, 31 siswa
kemampuan berpikir kritis, dan (63,27%) tergolong baik, dan 7 siswa
mengolah dan mengelola (14,29%) tergolong amat baik. Dalam
kemampuan komunikasi secara tes literasi membaca tersebut
kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) kemampuan siswa diukur dalam hal
melalui kegiatan menanggapi teks pemahaman terhadap teks yang
buku bacaan dan buku pelajaran. dibaca, kemampuan menemukan ide
Kegiatan pada tahap ini pokok, membuat simpulan, membuat
dilakukan untuk mendukung rangkuman, dan membuat ringkasan
pelaksanaan Kurikulum 2013 yang teks telah dibaca.
mensyaratkan peserta didik Hal tersebut sesuai dengan
membaca buku nonteks pelajaran. pendapat Abidin (2017:167) yang
Beberapa prinsip yang perlu menyatakan bahwa kemampuan
dipertimbangkan dalam tahap literasi membaca lebih berkenaan
pembelajaran ini, antara lain: (a) dengan konsep membaca cermat.
buku yang dibaca berupa buku Benjamin dan Hugelmeyer (dalam
tentang pengetahuan umum, Abidin, 168)), juga menyatakan
kegemaran, minat khusus, atau teks bahwa membaca cermat adalah
multimodal, dan juga dapat dikaitkan kegiatan membaca teks pendek yang
dengan mata pelajaran tertentu; dan sifatnya kompleks dan dilakukan
(b) ada tagihan yang sifatnya untuk menemukan sebuah bukti yang
terdapat dalam sebuh teks. Bukti-

9
bukti yang terkandung dalam teks tergolong cukup, 31 siswa (63,27%)
dapat saja disajikan secara langsung tergolong baik, dan 7 siswa (14,29%).
maupun secara implikatif sehingga Variasi tersebut dipengaruhi oleh
jawaban yang dihasilkan dapat minat baca, motivasi, dan bahan
bersifat sangat beragam. Dalam hal bacaan yang dibaca siswa. Hasil
ini, siswa dituntut untuk mampu wawancara terhadap guru bahasa
menemukan jawaban yang tepat Indonesia SMPN 2 Rendang
dengan di dukung oleh kata-kata diperoleh informasi bahwa yang
khusus yang terkandung dalam teks memengaruhi tinggi rendahnya
yang menguatkan jawbannya. kemampuan literasi siswa kelas VII
Berdasarkan hal itu, kegiatan literasi SMPN 2 Rendang adalah minat
membaca berkaitan dengan siswa. Selain itu, hasil wawancara
membaca cermat yang bukan saja juga menunjukkan bahwa keampuan
membaca untuk memperoleh guru memotivasi siswa dalam
pemahaman yang dangkal, kegiatan membaca dan aktif dalam
melainkan untuk memperoleh belajar sangat berpengaruh terhadap
pemahaman yang mendalam disertai kemampuan literasi siswa. Selain itu,
dengan bukti-bukti nyata yang kemampuan guru dalam
terkandung dalam teks. menyediakan bahan bacaan untuk
Sejalan dengan itulah, tujuan meningkatkan minat baca peserta
utama pembelajaran literasi didik juga memengaruhi tingkat
membaca yakni agar siswa kemampuan literasi siswa. Menurut
memperoleh pemahaman yang guru bahasa Indonesia SMPN 2
mendalam, pembelajaran literasi Rendang, bahan bacaan sangat
membaca ditekankan pada aktivitas berpengaruh terhadap kemampuan
siswa agar siswa mampu (1) literasi siswa.
menganalisi isi teks baik yang ekplisit Temuan tersebut, sesuai
maupun yang implisit; (2) dengan pandangan Syarif, dkk
menggambarkan inferensi (simpulan) (2016;21) yang menyatakan ada
analitis atas teks; (3) mengkritisi teks empat faktor yang memengaruhi
melalui penggunaan logika berpikir keberhasilan kegiatan literasi
yang benar, serta ditunjang oleh membaca. Faktor tersebut antara
fakta-fakta yang lengkap dan tepat lain: (a) faktor intelegensia; (b) faktor
baik dari dalam teks maupun dari luar sikap; (c) faktor penguasaan bahasa;
teks; dan (4) memproduksi secara dan (d) faktor bahan bacaan. Selain
kreatif pemahamannya melalui faktor di atas, temuan penelitian ini
berbagai media representatif yang sejalan dengan pendapat Lamb dan
bersifat multimodal, multigenre, Arnold 1976 (dalam Ishak dkk: 38)
multimedia dan multibudaya (Abidin, yang memasukkan faktor motivasi,
2017:183). minat, bahan bacaan, dan guru
Bertemali dari pembahasan sebagai faktor-faktor yang
tersebut sangatlah jelas bahwa mempengaruhi tinggi rendahnya
kemampuan literasi membaca kemampuan literasi siswa. Ia
menyangkut kegiatan menemukan memasukkan faktor-faktor tersebut
informasi secara mendalam tentang ke dalam bagian dari faktor fisiologis,
teks yang dibaca. Sejalan dengan intelektual lingkungan, dan
hasil kemampuan literasi membaca psikologis. Menurutnya, (a) Motivasi
yang tergolong baik, ternyata adalah faktor kunci dalam belajar
kuantitas capaian kemampuan literasi memahami bacaan. Eanes
membaca siswa SMPN 2 Rendang mengemukakan bahwa kunci
dapat dikatakan bervariasi, yakni 11 motivasi itu sederhana, tetapi tidak
siswa (22,44%) yang memiliki mudah untuk mencapainya. Kuncinya
kemampuan literasi membaca adalah guru harus

10
mendemonstrasikan kepada siswa untuk mengungkapkan kembali ide
praktik pengajaran yang relevan teks yang telah dibaca. Hal tersebut
dengan minat dan pengalaman anak sesuai dengan pendapat Abidin
sehingga anak memahami belajar itu (2017) yang menyatakan kosep
sebagai suatu kebutuhan; (b) Minat literasi menulis merupakan proses
baca ialah keinginan yang kuat berulang yang dilakukan penulis
disertai usaha-usaha seseorang untuk merevisi ide-idenya,
untuk membaca dalam kegiatan mengulangi tahap-tahap menulis,
literasi. Orang yang mempunyai hingga mampu mencurahkan ide dan
minat membaca yang kuat akan gagasan tersebut dalam sebuah
diwujudkannya dalam kesediaannya bentuk tulisan yang sesuai dengan
untuk mendapat bahan bacaan dan gagasan atau ide yang
kemudian membacanya atas dikembangkannya. Upaya ini
kesadarannya sendiri; (c) Bahan dilakukan agar penulis mampu
bacaan sebagai faktor yang menemukan strategi yang paling
berpengaruh terhadap proses tepat dalam menulis. Hal ini
pemahaman bacaaan telah banyak dilakukan dalam rangka mengasilkan
dibuktikan dengan penelitian tulisan yang sesuai dengan tujuan
eksperimental. Dari uraikan di atas penulisan yang ditetapkan. Oleh
dapat disimpulkan bahwa sebab itu, dalam upaya mengasilkan
kemampuan literasi siswa tulisan yang baik, penulis juga harus
dipengaruhi oleh minat baca, bahan senantiasa mempertimbangkan
bacaan ang sering dibaca siswa, dan pembaca, tujuan penulis, dan
motivasi guru dalam melaksakan konteks. Faktor penting lain yang
kegiatan membaca. harus diperhatikan adalah bahwa isi
Selain temuan tersebut, tulisan harus sesuai konsep keilmuan
dalam penelitian ini ditemukan bahwa tertentu.
kemampuan literasi menulis siswa Sejalan dengan konsep
SMPN 2 Rendang dalam menulis dalam lingkup literasi di atas,
pembelajaran berbasis teks juga proses menulis dalam konteks literasi
tergolong baik dengan rata-rata skor senantiasa diawali dengan pemilihan
sebesar 77,53. Dari hasil tes menulis bentuk tulisan yang sesuai dengan isi
berbasis teks terdapat 46 siswa tulisan. Penulis harus benar-benar
(93,88%) memiliki kemampuan mengetahui jenis teks yang paling
literasi menulis tergolong baik dan 3 sesuai dengan bidang ilmu yang
siswa (6,12%) tergolong amat baik. digelutinya. Hal ini sejalan dengan
Kegiatan literasi menulis dalam hal ini kenyataan bahwa setiap bidang ilmu
diukur melalui tes mengabstraksi memiliki fitur-fitur yang khas. Fitur
kembali teks yang dibaca ke dalam tersebut biasanya berkenaan dengan
sebuah tulisan. Hasil tes dalam Bahasa yang mencakup kosakata
kegiatan ini menunjukkan bahwa dan grafem (lambing tertentu yang
siswa SMPN 2 Rendang sudah digunakan), gaya penulis, dan
mampu mengbastraksi kembali teks struktur teks.
yang dibaca ke dalam tulisan dengan Secara umum, proses literasi
kategori baik. Kegiatan literasi menulis memiliki tahapan yang sama
menulis dalam penelitian ini dengan menulis pada umumnya. Hal
mengukur kemampuan siswa dalam ini sesuai dengan kenyataan bahwa
hal menulis (a) kesesuaian isi dengan produk menulis yang dihasilkan
teks bacaan, (b) kelengkapan fakta, seorang penulis diproduksi melalui
(c) kelengkapan struktur teks, (d) berbagai tahapan. Tahapan tersebut
pemakaian bahasa, dan (e) teknis terbentang dari tahap pemerolehan
penulisan teks yang telah dibaca. ide, pengolahan ide, hingga
Tujuannya adalah proses berulang pemroduksian ide. Tahap pertama

11
adalah tahapan pemerolehan ide. dasarnya merupakan sarana belajar
Dalam kegiatan menulis secara atas konsep-konsep yang ditulisnya.
umum, pada tahap ini penulis Melalui kegiatan menulis inilah
mendayagunakan kepekaannya penulis akan semakin memahami
untuk mereaksi berbagai fenomena konsep tersebut.
hidup dan kehidupan manusia, yang Sesuai dengan temuan di
diketahuinya melalui berbagai peranti atas, penelitian ini menujang
pemerolehan ide. penelitian yang sudah dilakukan
Tahap kedua adalah tahap sebelumnya. Hasil penelitian ini
pengolahan ide. Pada tahap ini mendukung penelitian yang pernah
penulis mendayagunakan beberapa dilakukan oleh Musfiroh dan
kemampuan yang meliputi Lestyarini (2013) dengan judul
kemampuan berpikir, kemampuan “Konstruk Kompetensi Literasi
berasa, dan kemampuan Berbasis Konteks Indonesia untuk
berimajinasi. Penggunaan jenis Siswa Sekoleh Dasar”. Hasil
kemampuan ini akan sangat penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
bergantung pada tujuan tulisan yang kompetensi literasi membaca
diproduksi. Dalam konteks literasi, dikonstrukkan sebagai “Kemampuan
pada tahap ini penulis lebih membaca dan memahami teks
menggunakan kemampuan berjenis sastra dan informatif”
berpikirnya daripada berimajinasi. berdasarkan empat tingkatan
Tahap ketiga adalah tahap kognitif; (2) konstruk kompetensi
pemroduksian ide. Pada tahap ini literasi untuk siswa Kelas IV SD
penulis akan menggunakan peranti disesuaikan dengan konteks yang
produksi ide, yakni pengetahuan diketahui anak; (3) konstruk
bahasa, gaya penulis, dan kompetensi literasi versi Indonesia
pengetahuan tentang teks. berisi 2‐5 kata sulit, panjang teks
Penegetahuan Bahasa merupakan 200 kata, komposisi tingkatan
pengetahun peranti pertama yang kognisi rendah hingga lanjut, tema
digunakan peulis dalam mengemas teks disesuaikan dengan kondisi dan
gagasan yang telah diolahnya. kultur Indonesia, serta ilustrasi yang
Setelah ketiga tahap tersebut jelas. Persamaan penelitian ini
diselesaikan penulis akan adalah sama-sama mengkaji msalah
menghasilkan suatu produk menulis, literasi. Hasil penelitin ini mendukung
yakni tulisan itu sendiri. Tahap penelitian sebelumnya yakni terkait
keempat menulis dalam konteks faktor-faktor penentu tinggi
literasi adalah tahap penyuntingan. rendahnya atau keberhasilan literasi
Pada tahap ini, penulis akan menilai dalam pembelajaran bahasa berbasis
tulisan baik dari segi kebenaran isi, teks.
kebenaran Bahasa, maupun Hasil penelitian ini juga
kebenaran teknik penilaian proses melengkapi penelitian lainnya yang
penyuntingan merupakan proses pernah dilakukan oleh Komang Indra
penting dalam literasi menulis, Kurniawan (2017) dengan judul
bahkan dikatakan proses menulis “Implementasi Program Gerakan
yang sesungguhnya. Tahap kelima Literasi Sekolah (GLS) di SMA
adalah tahap publikasi. Pada tahap Nergeri 1 Singaraja”. Dalam
ini siswa menyampaikan tuisannya ke penelitian ini diuraikan bahwa proses
depan. Guru memberikan masukan kegiatan literasi terjadi dalam
terhadap tulisan yang sudah dibuat kegiatan pembelajaran, seperti pada
siswa. Berdasarkan hal tersebut, tahap awal pembelajaran, tahap inti,
literasi menulis dapat diartikan dan tahap akhir pembelajaran. Hasil
sebagai kegiatan menulis yang penelitian tersebut tidak mengulas
dilakukan penulis, yang pada hal yang sama dengan penelitian

12
sebelumnya sehingga melengkapi Kemampuan literasi membaca dalam
penelitian yang sebelumnya. Hasil pembelajaran Bahasa Indonesia
penelitian Kurniawan adalah (1) berbasis teks di kelas VII SMPN 2
pelaksanaan program Gerakan Rendang tergolong baik. Hal itu
Literasi Sekolah (GLS) di SMA terlihat dari skor rata-rata yang
Negeri 1 Singaraja dikaitkan dengan dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
indikator kinerja pencapaian fokus 74,59. Dalam hal ini, terdapat 11
kegiatan dalam pengembangan siswa (22,44%) memiliki kemampuan
literasi di sekolah, (2) kendala yang literasi membaca tergolong cukup, 31
dihadapi kebanyakan siswa lupa siswa (63,27%) tergolong baik, dan 7
membawa buku bacaan untuk siswa (14,29%) tergolong amat baik;
kegiatan literasi di kelas saat (3) Kemampuan literasi menulis
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran Bahasa
dalam pelaksanaan program Indonesia berbasis teks di kelas VII
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMPN 2 Rendang tergolong baik.
SMA Negeri 1 Singaraja, dan (3) Hal itu terlihat dari skor rata-rata yang
manfaat yang didapatkan SMA dicapai oleh siswa, yaitu sebesar
Negeri 1 Singaraja dari pelaksanaan 77,53. Dalam hal ini, terdapat 46
program Gerakan Literasi Sekolah siswa (93,88%) memiliki kemampuan
(GLS), siswa mampu menghasilkan literasi menulis tergolong baik dan 3
tulisan yang baik, seperti menulis siswa (6,12%) tergolong amat baik.
puisi, resensi, dan berbagai macam Peneliti merekomendasikan
teks. Selain itu, siswa dapat beberapa saran berkaitan dengan
menambah wawasan tentang kegiatan literasi dalam pembelajaran
berbagai hal, seperti sastra yang bahasa Indonesia berbasis teks di
disukai. Manfaat lain yang dapatkan SMPN 2 Rendang. (1) Peneliti
siswa dalam pelaksanaan literasi menyarankan agar kegiatan literasi
pada awal pembelajaran Bahasa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa menjadi terbiasa Indonesia berbasis teks yang telah
membaca sebuah teks. Berdasarkan dilaksanakan di SMPN 2 Rendang
hal tersebut penelitian ini sangat dapat disempurnakan dengan
berkontribusi dalam mendukung dan menggunakan jenis teks yang dekat
melengkapi penelitian yang sudah dengan lingkungan siswa sehingga
pernah dilakukan terdahulu. kemampuan literasi siswa baik literasi
membaca dan menulis dapat lebih
SIMPULAN DAN SARAN baik lagi. Selain itu, disarankan juga
Berdasarkan hasil dan kegiatan literasi berbasis teks tidak
pembahasan yang diuraikan, ada tiga hanya dilaksankan dalam
simpulan dalam penelitian ini, antara pembelelajaran bahasa, tetapi juga
lain: (1) Proses kegiatan literasi dalam mata pelajaran lainnya. (2)
dalam pembelajaran bahasa Peneliti menyarankan kepada
Indonesia berbasis teks terjadi dalam sekolah lainnya yang belum
tiga tahap, yakni (a) tahap awal maksimal atau bahkan belum
pembelajaran dengan proses menerapkan kegiatan literasi dalam
kegiatan literasi membaca buku pembelajaran di kelas agar turut
nonpelajaran; (b) pada tahap serta dapat mengimplementasikan
kegiatan inti pembelajaran dengan kegiatan ini agar dapat meningkatkan
proses kegiatan pembelajaran minat baca dan kemampuan menulis
membaca dan menulis; (c) pada siswa setelah membaca. (3) Peneliti
tahap akhir pembelajaran dengan menyarankan kepada guru Bahasa
proses mengomunikasikan hasil Indonesia agar hasil penelitian ini
kegiatan literasi, baik berupa dijadikan acuan bagi guru, khususnya
pemahaman lisan maupun tulis; (2) mengenai kegiatan literasi dalam

13
pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sekolah Dasar).
berbasis teks. (4) Peneliti Jakarta: PT. Bumi Aksara.
menyarankan kepada siswa agar
hasil penelitian ini dapat diijadikan Schmocher, M. 2012. Menjadi
umpan balik dalam melakukan Guru yang Efekif;
kegiatan literasi, terutama dalam Bagaimana Mencapai
pembelajaran membaca dan menulis
pada pembelajaran bahasa Pengembangan Baru
Indonesia. (5) Peneliti menyarankan Melalui Membaca dan
kepada mahasiswa dan peneliti lain Menulis. Jakarta:
agar meneliti lebih jauh mengenai Erlangga.Arikunto,
kegiatan literasi, terutama dalam Suharsimi. 2006. Prosedur
pembelajaran di kelas mengingat
Penelitian, Suatu
penelitian mengenai literasi jarang
dilaksanakan. Pendekatan
Praktek.Jakarta: Rineka
Cipta.
Kemendikbud. 2016. Desain Induk
DAFTAR PUSTAKA
Gerakan Literasi Sekolah.
Schmocher, M. 2012. Menjadi Jakarta: Direktoral Jendral
Guru yang Efekif; Pendidikan Dasar dan
Bagaimana Mencapai Menengah Kementrian
Pengembangan Baru Pendidikan dan
Melalui Membaca dan Kebudayaan Republik
Menulis. Jakarta: Erlangga. Indonesia
Abidin. dkk. 2017. Pembelajaran
Musfiroh dan Lestyarini. 2013.
literasi; Strategi
Konstruks Kompetensi
Meningkatkan Kemampuan
Literasi Berbasisi Konteks
Literasi Matematika, Sains,
Indonesia untuk Siswa
Membaca dan Menulis.
Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumiaksara
Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta Syarif, dkk. 2016. Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah
Kemendikbud. 2016. Desain Induk Menengah Pertama (SMP).
Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
Jakarta: Direktoral Jendral
Kurniawan, 2017. Implementasi
Pendidikan Dasar dan
Program Gerakan Literasi
Menengah Kementrian
Sekolah (GLS) di SMA
Pendidikan dan Negeri 1 Singaraja.
Kebudayaan Republik Undiksha: Singaraja.
Indonesia
Semiawan, Conny R. 2002.
Belajar dan Pembelajaran
dalam Tahap Usia Dini
(Pendidikan Prasekolah

14

Anda mungkin juga menyukai