TUGAS WEEK 7
Dividend Policy at FPL Group, Inc
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 13
DOSEN PENGASUH:
Dr. Putu Anom Mahadwartha S.E., M.M., CSA.
Dr. Deddy Marciano S.E., M.M., CSA., CBC
Bertha Silvia Sutejo SE., Msi
Julian Ferry Hermanto, S.Kom., M.M.
UNIVERSITAS SURABAYA
1
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
(................................................)
Ketua Kelompok
2
ALUR KASUS FPL GROUP
Florida Power & Light Company (FP&L) merupakan anak usaha utama dari grup FPL.
Pada tahun 1970 FP&L merngalami pertumbuhan yang stabil , pada tahun yang sama terjadi
kenaikan harga bahan bakaar dan biaya kostruksi. Hal ini membuat FP&L mengalami masalah
dalam kegiatan operasinya dan banyak terjadi mati listrik yang menyebabkan meningkatnya
untuk menyelesaikan masalah operasi McDonald melakukan program quality control dari
Jepang yang berhasil menurunkan kerugian dari 18% ke 4%, dan komplain pelanggan
sebanyak 60%.
Namun FPL masih memiliki beberapa masalah yaitu terkait keamanan dari nuclear
plant nya, demand yang berkembang pesat dibandingkan kapasitas dimasa depan, Colonnial
Penn membukukan kerugian $250 million semenjak akuisisi, dan yang terakhir rendahnya
Pada tahun 1989 McDonald digantikan oleh Broadhead untuk memimpin FPL.
Broadhead memiliki keinginan untuk berfokus pada bisnis inti dari FPL yaitu sektor utilitas,
sehingga ia menjual perusahaan yang sudah diakuisisi selain ESI Energy,Turner Foods,dan
Pada saat bersamaan Broadhead memulai capital expenditure yang agresif dengan
budget $6.6 Billion untuk membangun sistem transmisi baru,memperbarui mesin yang sudah
lama dan meningkatkan aktivitas operasi, serta membeli sebagian kepemilikan perusahaan batu
3
bara. Dengan capital expenditure ini pada tahun 1994 FPL mengalami kenaikan efisiensi
operasi yang signifikan. Pada tahun yang sama strategi Broadhead dapat dikatakan berhasil
Pihak manajemen dari FPL memiliki rencana untuk menurunkan dividennya karena
merasa payout ratio nya terlalu tinggi terlebih disaat ketidakpastian dan persaingan yang tinggi.
Dari tahun sebelumnya FPL selalu memiliki dividen yang meningkat selama 47 tahun dan
Penurunan pada dividen sangat tidak umum untuk dilakukan terlebih pada perusahaan
utilitas kecuali pada saat masalah keuangan. Pasar selalu memiliki reaksi yang negatif terhadap
penurunan dividen seperti kasus Con Ed yang mengalami penurunan pada harga sahamnya
setelah pengumuman, dan Sierra Pacific yang mengalami penurunan harga sebesar 23% dan
Salah satu keuntungan dari menurunkan dividen adalah pada tahun berikutnya FPL
akan bisa memberikan pertumbuhan dividen yang lebih besar daripada ketika tidak ada
penurunan. Namun dengan menurunkan dividen FPL akan mendapatkan cash sebesar $150
Keputusan mana yang terbaik antara membiarkan DPS tetap pada angka $2.48 atau
menurunkan payout ratio sebesar 30%, atau membiarkan dividend tumbuh perlahan
dengan DPR yang konstan? Apa rekomendasi yang diberikan terhadap saham FPL?
4
PEMBAHASAN KASUS
Dari alur kasus dan rekomendasi investasi diatas, kelompok kami mengambil
kesimpulan bahwa terdapat 3 kebijakan dividend yang dapat dilakukan oleh FP&L, yaitu:
Meskipun FPL membayar dividend tetap sebesar $2,48 per lembar saham, tetapi
dividend payout ratio dari tahun 1993 sampai dengan 1998 akan mengalami penurunan setiap
tahunnya dikarenakan adanya pertumbuhan net income. Selain itu laba ditahan perusahaan
semakin lama semakin meningkat dikarenakan net income yang bertumbuh dengan cepat.
Alternatif kedua adalah penurunan dividend payout ratio yakni sebesar 30% yang akan
menyebabkan perubahan pada dividend yang akan dibayarkan pada pemegang saham biasa.
5
Jika dibandingkan dengan alternative pertama maka bagi perusahaan akan lebih
menguntungkan jika menggunakan alternative kedua ini karena laba ditahan perusahaan akan
lebih besar, sehingga dapat digunakan untuk investasi di masa mendatang. Mendukung
pernyataan ini, salah satu teori kebijakan dividend, yaitu tax preference theory menyatakan
bahwa investor akan menghendaki adanya penurunan dividend payout ratio atau bahkan
membayar dividend ke para pemegang saham. Sedangkan bagi investor, karena dividend
memiliki kecenderungan dikenakan pajak yang tinggi dibandingkan capital gain, maka investor
lebih menyukai adanya capital gain, yakni meminta keuntungan yang lebih tinggi untuk saham
Dimana sesuai dengan signaling hypothesis theory yang menyatakan bahwa jika dividend naik
maka akan diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan. Selain itu bird in hand theory juga
menyatakan bahwa pembayaran dividend yang tinggi akan mengurangi tingkat ketidakpastian
dan risiko yang dihadapi oleh pemegang saham. Maka dengan adanya tingkat risiko yang
berkurang, investor cenderung ingin membayar lebih mahal untuk saham yang memiliki
6
REKOMENDASI
Dari ketiga alternatif kebijakan dividend diatas, kelompok kami menyarankan agar FPL
memilih alternative pertama, yaitu mempertahankan dividend pada $2.48. Keputusan ini
didasari oleh beberapa faktor, diantaranya: adanya penurunan dividend payout ratio akan
membawa keuntungan baik bagi perusahaan maupun investor. Dimana keputusan perusahaan
untuk mengurangi pendistribusian laba kepada para pemegang saham akan berdampak pada
meningkatnya laba ditahan perusahaan sehingga laba ini dapat digunakan perusahaan untuk
membiayai investasi di masa mendatang. Lalu berdasarkan teori dividend residual, kebijakan
dividend ditetapkan oleh perusahaan ketika perusahaan telah membiayai seluruh investasi yang
menguntungkan, hal ini menunjukkan bahwa pembayaran dividend merupakan residu atau sisa
uang yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Selain itu dapat dilihat pada exhibit
6 dimana dividend payout ratio FPL Group tertinggi dibandingkan beberapa perusahaan
lainnya, sehingga tidak akan menjadi masalah besar apabila perusahaan sementara berhenti
Berdasarkan valuasi dengan Dividend Discount Model, ditemukan bahwa Fair price
FPL ketika mempertahankan dividend sebesar $2.48 adalah $34.31, dimana terjadi potential
upside sebesar 7%, dan ketika mempertahankan DPR nya target price akan berubah menjadi
$49.3, dan yang terakhir ketika menurunkan dividend sebanyak 30% akan membuat fair value
Menurut kelompok kami rekomendasi yang tepat untuk saham FPL adalah BUY,
dikarenakan walaupun dividen tidak bertumbuh, hal ini hanya terjadi sementara waktu.
Sehingga pada tahun kedepannya perusahaan dapat bertumbuh lebih baik dan dapat
7
Pertentangan Solusi
Perusahaan dapat menurunkan DPR nya sebesar 30% dan menggunakan retained
penurunan harga saham oleh investor. Dengan melakukan Buyback sahamnya pada harga
murah, dimana fundamental perusahaan masih bagus secara tidak langsung juga akan menjadi
8
DAFTAR PUSTAKA
2018. Seminar Manajemen Keuangan (Kasus Bisnis, Keuangan, dan Investasi), Surabaya:
Universitas Surabaya.
http://digilib.unila.ac.id/138/3/BAB%20II.pdf
http://akuntansiitugampang.blogspot.com/2012/06/kebijakan-dividen-dividend-policy.html
http://digilib.unila.ac.id/12893/7/BAB%20II.pdf
9
LAMPIRAN
10