Anda di halaman 1dari 10

PENGUKURAN FT II

ANALISIS METODE SKALA RULA


(RAPID UPPER LIMB ASSESMENT) PADA TUKANG
BENGKEL MOTOR

Oleh :

AGUSMANGUN

PO. 71.4.241.18.2.003

ALIH JENJANG DIV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

2019
PENGUKURAN ERGONOMI DENGAN SKALA RULA
(RAPID UPPER LIMB ASSESMENT)

A. Definisi
Rapid upper Limb Assesment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai
postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan pengguanaan
anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki
resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktifitas
kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
Metode ini mengunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-
faktor resiko beban eksternal meliputi :
- Jumlah gerakan
- Kerja otot statis
- Gaya postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
- Waktu kerja tanpa istarahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas
(jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), metode Rapid Upper Limb
Assesment (RULA) dikembangkan untuk :
1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat,untuk
penjabaran kemungkinan resiko cedera dari pekerjaan yang berkaitan
dengan anggota tubuh bagian atas.
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja,pengunaan gaya dan
melakukan pekerjaan statis atau repetitip,dan hal-hal yang dapat
menyebabkan kelelahan otot.
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi
yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemologi,fisik,mental,lingkungan
dan organisasional.

B. Prosedur Rapid Upper Limb Assesment (RULA)


Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb Assesment
(RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk
merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan
skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang
memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan
penialaian lanjut yang lebih detail.
 Tahap 1 pengembangan metode untuk merekam postur kerja
Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh
dibagi dalam segmen-segmen yamg membentuk dua kelompok atau grup A
dan B.
Grup A meliputi :
- Bagian lengan atas bawah, serta pergelangan tangan.
Grup B meliputi :
- Leher
- Punggung
- Kaki
Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala
kejanggalan atas batas postur oleh kaki, punggung atau leher yang mungkin
saja mempenguruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam
penilaian.

 Tahap 2 pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh


Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari grup A dan B yang dapat mewakili
tingkat pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan
kombinasi postur bagian tubuh. Hasil penjumlahan skor penggunaan otot
(muscle) dan tenaga (force) dan skor postur A menghasilkan skor C.
Sedangkan penjumlahan dengan skor postur B menghasilkan Skor D.

 Tahap 3 pengembangan Grand score dan Action List


Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan skor C dan skor D menjadi suatu
grand tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas
penyelidikan/investigasi berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi skor C dan
Skor D telah diberikan peringkat, yang disebut grand score dari 1-7
berdasarkan estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan pembebanan
muskuloskeletal.

C. Aplikasi Rapid Upper Limb Assesment (RULA)


1) Alat untuk melakukan analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko
pekerja untuk terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedara, yaitu : postur,
kontraksi otot statis, gerakan repetitive dan gaya.
2) Menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan faktor resiko cedera. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan nilai tugas-tugas yang berbeda yang dievaluasi
menggunakan Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
3) Menemukan tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki resiko
relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap suatu
pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap faktor resiko.
4) Menentukan sejauh mana pengaruh suatu modifikasi atas pekerjaan. Perbaikan
secara kuantitatif dapat diukur dengan cara membandingkan penilaian sebelum
dan sesudah modifikasi diterapkan.

D. Arm and Wrist Analysis

1. Step 1 : Upper Arm Score


Skor posisi lengan bagian atas, kemudian sesuaikan kondisi berikut :
a. Nilai 1 atau 2 = Action Level 1
Untuk rentang ini postur kerja dapat bernilai 2 atau kurang untuk setiap grup
dan nilai konstraksi otot serta gaya sebesar 0. Rekomendasi: risiko pekerja
terkena factor-faktor risiko relative rendah dan dianggap masih dapat
diterima, selama pekerja tidak berada terlalu lama atau berulang-ulang pada
kondisi tersebut.

b. Nilai 3 atau 4 = Action Level 2


Postur kerja berada di luar rentang aman, atau postur kerja sebenarnya masih
dapat diterima namun ditandai adanya gerakan repetitive, kontraksi otot statis,
atau pengeluaran gaya yang signifikan. Rekomendasi: diperlukan analisis
lebih lanjut dan perubahan mungkin dibutuhkan,
c. Nilai 5 atau 6 = Action Level 3
Postur kerja berada di luar rentang aman. Gerakan repetitif dan/atau kontraksi
otot statis dibutuhkan, dan mungkin diperlukan pengeluaran gaya yang
signifikan. Rekomendasi: analisis lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan
segera.

d. Nilai 7 = Action Level 4


Postur kerja berada di luar rentang aman, gerakan repetitif dan/atau kontraksi
otot statis dibutuhkan, dan mungkin diperlukan pengeluaran gaya yang
signifikan. Rekomendasi: analisis lebih lanjut dan perubahan dibutuhkan
sangat segera.
Skor di sesuaikan dengan kondisi berikut :
 Apabila bahu terangkat : +1
 Apabila posisi lengan bagian atas menjauhi tubuh : + 1
 Apabila lengan tertopang atau operator bersandar : -1

2. Step 2 : Lower Arm Position


Apabila salah satu tangan bergerak hingga melintasi garis tengah atau melewati
sisi tubuh beri tambahan skor + 1.

3. Step 3 : Wrist Position


Apabila pergelangan tangan bengkok kesamping melebihi batas garis tengah beri
tambahan skor +1.
4. Step 4 :
Apabila pergelangan tangan terpelintir hingga batas tengah tambah +1 dan +2
pergelangan tangan terpelintir mendekati batas akhir.

5. Step 5 :
Gunakan skor dari langkah 1-4 untuk menghitung skor pada Table A.

6. Step 6 :
Untuk penggunaan otot (Muscle Use) apabila didominasi postur statis (statis > 10
menit) atau aktivitas dilakukan 4x per menit di tambahakan skor +1.

7. Step 7 :
Untuk muatan dengan menyesuaikan kondisi berikut :
a. Apabila muatan < 4.4 lbs (2 kg). (sejenak)
b. Apabila muatan 4.4 s/d 22 lbs (2-10kg). (sejenak)
c. Apabila muatan 4.4 s/d 22 lbs (2-10 kg). (statis atau berulang-uang)
d. Abaila muatan lebih dari 22 lbs (2-10kg). atau berulang-ulang atau terguncang

8. Step 8 :
Gunakan skor dari langkah 5-7 untuk menghitung skor wrist/arm.
9. Step 9 : Neck Position
a. Apabila leher terpelintir : + 1
b. Apabila leher miring ke samping : +1

10. Step 10 : Trunk Position


a. Apabila Rotasi trunk : + 1
b. Apabia trunk ke samping : + 1
11. Step 11 :
Untuk posisi kaki baik/ tertopang dengan skor 1, bila tidak +2.

12. Step 12 :
Untuk menghitung skor pada Table B dari langkah 9-11.

13. Step 13 : Muscle Use Score


Untuk penggunaan otot (Muscle Use) apabila didominasi postur statis > 10 menit
atau aktivitas dilaukan 4 x per menit tambah skor +1.

14. Step 14 : Force / Load Score


Untuk muatan dengan menyesuaikan kondisi :
a. Apabila muatan < 4.4 lbs (2 kg). (sejenak)
b. Apabila muatan 4.4 s/d 22 lbs (2-10kg). (sejenak)
c. Apabila muatan 4.4 s/d 22 lbs (2-10 kg). (statis atau berulang-uang)
d. Abaila muatan lebih dari 22 lbs (2-10kg). atau berulang-ulang atau
terguncang.
15. Untuk menghitung skor Neck, Trunk, dan Leg gunakan skor dari langkah 12-14.

16. Hitung skor final RULA menggunakan Table C

Action Level Skor Tindakan

Bisa diterima jika tidak


dipertahankan atau tidak
1 1 atau 2
berulang dalam periode
yang lama.

Diperlukan pemeriksaan
lanjutan dan juga
2 3 atau 4
diperlukan perubahan-
perubahan.

Pemeriksaan dan
3 5 atau 6 perubahan perlu segera
dilakukan.

Kondisi ini berbahaya


maka pemeriksaan dan
4 7 perubahan diperlukan
dengan segera (disaat itu
juga).
E. ANALISIS GERAK METODE RULA

NAMA : Tn. Asri


Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Tukang bengkel motor

Hasil Pengukuran Metode Rula :


 Grup A
Score Terakhir Untuk Grup A = 6
 Grup B
Score Terakhir Untuk Grup B = 7
 Grand Score (Nilai Akhir)
Berada pada action level 4 dengan nilai skor yaitu 7 (implement change), dimana
kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera
(disaat itu juga). Posisi tubuh pekerja bengkel motor ini harus diubah, terutama pada
posisi trunk, leher dan lutut. Secara garis besar posisi kerja ini akan memiliki resiko
nyeri pada otot yang besar, maka pekerja harus memperbaiki posisi trunk dan kedua
kakinya.

Anda mungkin juga menyukai