Kenzie
MC.KENZIE
Mc Kenzie Exercise adalah Tekhnik latihan secara aktif yang di tujukan dengan gerakan badan ke
belakang/ekstensi, biasanya diberikan pada kasus-kasus LBP.
Tujuan
- Penguatan dan peregangan otot ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis.
- Dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot sehingga stuktur jaringan spesifik
mengalami pemendekan.
Efek Terapi
· Mengurangi/menghilangkan limitasi ROM.
· Memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal dgn menghilangkan stress/mengembalikan posisi mobile
segment ke posisi normal.
3. Extension in standing
· Posisi berdiri tegak, kaki agak terbuka, kedua tangan pada pinggang,
· jari terbuka ke belakang,
· bungkukkan badan ke belakang sesuai kemampuan pasien.
Latihan 1
Posisi pasien terlengkup, kepala menghadap salah satu sisi, pasien diminta untuk tarik nafas dan rileks
selama 4-5 menit.
Latihan 2
Posisi telengkup, lipat siku, badan tertumpu pada siku, pandangan lurus ke depan, lalu pertahankan
posisi selama 2-5 menit.
Latihan 3
Posisi terlengkup, posisi tangan seperti push up, lalu gerakan tekan matras pinggang dan badan
terangkat ke atas. Usahakan pelvis dan kedua lutut tetap menempel pada lantai, pertahankan selama 5
detik dengan 10 x repetisi.
Latihan 4
Posisi tengkurap, lipat kedua siku, badan bertumpu pada kedua siku tersebut, pandangan lurus ke
depan dengan kedua tungkai lurus, angkat kepala ±450, pasien diminta menggerakkan satu tungkai,
kemudian secara bergantian.
Latihan 5
Posisi berdiri tegak, kaki agak terbuka, kedua tangan pada pinggang, jari terbuka ke belakang, lalu
bungkukkan badan ke belakang sesuai kemampuan pasien.Pertahankan posisi selama 5 detik .
Aswita NM. 2017. Terapi Latihan Metode Mc. Kenzie. http://fisioterapi-
lydaaswita.blogspot.com/2017/02/terapi-latihan-metode-mc-kenzie.html. Di akses pada tanggal
Mc Kenzie Exercise
Mc kenzie exercize
Pengertian :
Tehnik latihan secara aktif yang di tujukan pada kasus – kasus LBP dengan gerakan badan ke
belakang/ekstensi.
Tujuan :
- Penguatan dan peregangan otot ekstensor dan fleksor sendi lumbosacralis.
- Menekankan peran aktif pasien.
- Dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh spasme otot sehingga stuktur jaringan spesifik
mengalami pemendekan.
- Teori “bend finger syndrome” adanya kekuatan yang cukup untuk menimbulkan stress/perubahan
posisi mobile segment spasme dan hambatan gerak, dapat diatasi apabila stress/perubahan posisi
mobile segment dapat dihilangkan.
Efek Terapeutik :
Mengurangi/menghilangkan limitasi ROM.
Memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal dgn menghilangkan stress/mengembalikan posisi mobile
segment ke posisi normal.
Rileksasi otot yg spasme dgn mengulur dan memperbaiki postur.
Kontraindikasi :
Malignant (primer/sekunder)
Infeksi
RA
Gout
Paget disease
VBI
Hipermobile
Fraktur
Dislokasi
Ruptur ligament
Spondylolisthesis
Ankylosing spondylitis
Osteoporosis
Osteomalacia
Optimalisasi hasil :
Dimulai dari gerakan mudah, kemudian ditingkatkan sesuai dgn kemampuan.
Dilakukan secara perlahan, ritmis, terkontrol
Setiap jenis gerakan dilakukan sekitar 5-15x
Posisi terlentang dilakukan di matras yang agak keras
Pasien tidak boleh terlalu lelah
Informasikan fisioterapi apabila latihan menambah rasa sakit, jika perlu dihentikan
Gerakan Latihan :
Latihan 1
Posisi pasien terlengkup, kepala menghadap salah satu sisi, pasien diminta untuk tarik nafas dan rileks
selama 4-5 menit.
Latihan 2
Posisi telengkup, lipat siku, badan tertumpu pada siku, pandangan lurus ke depan, lalu pertahankan
posisi selama 2-5 menit.
Latihan 3
Posisi terlengkup, posisi tangan seperti push up, lalu gerakan tekan matras pinggang dan badan
terangkat ke atas. Usahakan pelvis dan kedua lutut tetap menempel pada lantai, pertahankan selama 5
detik dengan 10 x repetisi.
Latihan 4
Posisi tengkurap, lipat kedua siku, badan bertumpu pada kedua siku tersebut, pandangan lurus ke
depan dengan kedua tungkai lurus, angkat kepala ±450, pasien diminta menggerakkan satu tungkai,
kemudian secara bergantian.
Latihan 5
Posisi berdiri tegak, kaki agak terbuka, kedua tangan pada pinggang, jari terbuka ke belakang, lalu
bungkukkan badan ke belakang sesuai kemampuan pasien.Pertahankan posisi selama 5 detik.