Tanaman Antimalaria
Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelas A :
1. Aries Syafitri Puspitasari (142210101015)
2. Syamsu Dhuha (142210101108)
3. Sherly Dewi Rahila (162210101004)
4. Kiki Nur Anggiani (162210101005)
5. Vinda Aisya Vira (162210101088)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB 2 ISI...................................................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................9
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, kami dapat menangani makalah tentang Tanaman Antimalaria.
Makalah ini telah kami susun dengan memaksimalkan dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama Pak Bawon Triatmoko
sebagai dosen pengampu yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dari semua itu, Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kata maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima berbagai
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat membuat makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Tanaman Antimalaria untuk
Analisis Cemaran Lingkungan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
2. Apa saja kandungan yang dimiliki pada tumbuhan yang berpotensi sebagai
antimalaria ?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tumbuhan yang berpotensi sebagai antimalaria.
2
BAB 2 ISI
Malaria, human immunodeficiency virus (HIV), dan tuberkulosis sebagai tiga penyakit
infeksi utama di seluruh dunia (World Health Organization, 2010). melaporkan 214 juta kasus
malaria dan 438.000 kematian karena penyakit tersebut. Malaria selalu menjadi penyakit yang
dominan dibeberpa negara, khususnya pada wilayah yang perbatasan dengan negara lain.
Malaria yang disebabkan oleh parasite Plasmodium palsifarum memiliki kemampuan resisten
dan dapat menyebar dengan cepat sehingga dibutuhkan temuan atau evaluasi-evaluasi yang
baru untuk menangani masalah tersebut. Banyaknya tumbuhan obat yang digunakan pada
setiap daerah sebagai antimalaria diperlukan evaluasi agar dapat menghindari toksistas yang
ditimbulkan pada tanaman tersebut (World Health Organization, 2012).
3
C. colocynthis dilakukan uji in vitro terhadap kemampuan antiplasmodial. Uji
in vitro kemampuan sebagai antiplasmodial dilakukan dengan pengambilan
supernatan dari parasite malaria yang telah diencerkan dengan eritrosit yang tidak
terkontaminasi. 150 mikroliter supernatan yang telah diencerkan ditanam pada wel
yang telah diberi ektrak methanol Citrullus colocynthis (200-1,56 μg/ml). uji in
vitro tersebut diamati setelah 48 jam dan menggunakan pewarnaan giemsa.
Parasitemia dikonfirmasi jika lebih dari 5000 eritrosit dihitung dan dilaporkan
sebagai persentase eritrosit yang parasit. Nilai konsentrasi penghambatan 50
(IC50) dari ekstrak yang disiapkan ditentukan dari kurva dosis-respons diolah
menggunakan Excel. Ekstrak metanol Citrullus colocynthis menunjukkan aktivitas
antiplasmodial yang menjanjikan terhadap 3D7 dan K1 (IC50 = 2,01 dan 6,9
μg/ml) (Hossein dkk., 2017).
e. Uji Toksistas In vitro
Uji toksistas in vitro dilakukan pada Garis sel Raji (garis sel limfosit B)
dikultur dalam RPMI mengandung 10% serum janin sapi, 0,21% natrium
bikarbonat, dan 50 μg/ml gentamycin digunakan dalam uji MTT. Dalam penilaian
sitotoksisitas, sitotoksisitas tinggi, sedang, dan ringan didefinisikan sebagai 50%
sitotoksik konsentrasi (CC50) dari <1, 1 - 10, dan 10-30 μg/ml masing-masing. Uji
toksitas yang dilakukan pada C. colocynthis menghasilkan 19,25 SI CC50/3D7 5,6
SI CC50/KI. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa memilki sitotoksik tinggi
(Hossein dkk., 2017).
f. Uji In Vivo
Uji in vivo dilakukan pada Tikus yang terinfeksi P.berghei dengan Ekstrak
aktif C. colocynthis dilarutkan dalam 18% dimetil sulfoksida kemudian diencerkan
dengan media RPMI-1640 untuk memperoleh konsentrasi yang diperlukan 2%
yang diberikan secara peritoneal. Ekstrak C. colocynthis menunjukkan aktivitas
antiplasmodial yang sangat baik terhadap 3D7 dan K1 strains (IC50 = 2,01 - 6,9
μg/ml; SI = 19,25 dan 5,6) Ekstrak C. colocynthis secara signifikan menekan
pertumbuhan parasitemia (P <0,05). Sepuluh hari setelah pemberian ektrak C.
colocynthis memberi hasil peneknan terhapap P. berghei sebesar 90% (Hossein
dkk., 2017)
5
sitotoksik konsentrasi (CC50) dari <1, 1 - 10, dan 10-30 μg/ml masing-masing.
S.nigrum signifikan menekan pertumbuhan parasitemia (P <0,05). Hasi toksistas
tersebut didapatkan 6,44 SI CC50/3D7 dan 3,55 SI CC50/KI. Dari hasil tersebut
didapatkan S.nigrum memiliki toksistas sedang (Hossein dkk., 2017).
f. Uji In vivo
Uji in vivo dilakukan pada Tikaus yang terinfeksi P.berghei dengan Ekstrak
aktif C.colocynthis dilarutkan dalam 18% dimetil sulfoksida kemudian diencerkan
dengan media RPMI-1640 untuk memperoleh konsentrasi yang diperlukan 2%
yang diberikan secara peritoneal. Berdasarkan uji in vivo, persentase parasitemia
adalah 60,68% setelah pemberian S. nigrum (Hossein dkk., 2017).
6
(IC50 = 11,31 μg / ml dan SI = 4,18) dan strain K1 (IC50 = 13,08 μg / ml dan SI =
3,61) . Tanaman ini terbukti tidak memiliki efek toksik (Hossein dkk., 2017).
e. Uji in vivo
Uji in vivo dilakukan pada tikus yang terinfeksi P.berghei dengan Ekstrak
aktif P.alkekengi dilarutkan dalam 18% dimetil sulfoksida kemudian diencerkan
dengan media RPMI-1640 untuk memperoleh konsentrasi yang diperlukan 2%
yang diberikan secara peritoneal. Tes in vivo, P. alkekengi menekan parasitemia
sebesar 57,97%. Memiliki nilai P-value 0,032 (Hossein dkk., 2017).
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Diperlukan sumber yang lebih luas lagi untuk mengetahui secara lengkap
informasi mengenai tanaman yang berpotensi sebagai antimalaria dan sudah terbukti
dengan berbagai uji.
7
8
DAFTAR PUSTAKA
Ghosh, D. 2015. Tannins from foods to combat diseases. 4(5):40–44.
Gogoi, P. 2012. Phytochemical screening of solanum nigrum l and s.myriacanthus dunal from
districts of upper assam, india. IOSR Journal of Pharmacy (IOSRPHR). 2(3):455–459.
Hammami, H. dan A. Ayadi. 2008. Molluscicidal and antiparasitic activity of solanum nigrum
villosum against galba truncatula infected or uninfected with fasciola hepatica. Journal
of Helminthology. 82(3):235–239.
Heidari, M., R. Majdzadeh, P. Pasalar, dan S. Nedjat. 2014. Quality of life of medical students
in tehran university of medical sciences. Acta Medica Iranica. 52(5):390–399.