Integumen
MAWADDAH
SAJIDAH
ANITA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kerena kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “MANAJEMEN FT PADA LUKA
BAKAR”ini, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisioterapi
Integumen.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
perbaikan di hari kemudian.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses
pembelajaran pada mata kuliah FT. Integumen, khususnya Manajemen FT pada
luka bakar.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ 2
Daftar Isi................................................................................................................. 3
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 4
1.3. Tujuan.............................................................................................. 5
Bab II : Pembahasan................................................................................... 6
Bab III : Penutup.......................................................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
1.1 PENGERTIAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi,
sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat
beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis
jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang
terjadi akibat luka tersebut.
1.2 ETIOLOGI
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal:
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Kimia
5. Laser
Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam
kuat atau basa kuat acids atau bases.[1] Chemical burns are usually caused by
caustic chemical compounds, such as sodium hydroxide, silver nitrate, and more
serious compounds (such as sulfuric acid and Nitric acid).[2] Hydrofluoric acid
Dapat menyebabkan kerusakan dari tulang jenis kerusakan yang terjadi sulit
dibuktikan.[3]
1.3 PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.
Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik.
Luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar
kimiawi.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis
maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas atau penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.
1.Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi
gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis
bersifat sistemik.
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi,
sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.
3.Fase lanjut
- Dijumpai bulae.
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih
rendah dibanding kulit sekitar.
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai
eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari
dasar luka.
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
- Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih
dari 20% pada anak-anak,
- Luka bakar fullthickness lebih dari 20%,
- Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum,
- Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka,
- Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
- Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20%
pada anak-anak,
- Luka bakar fullthickness kurang dari 10%,
- Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka bakar minor
- Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada
orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
- Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
- Luka tidak sirkumfer.
- Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
1. Anamnesis Umum
Pemeriksa menanyakan ;
Nama, Jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat dan hobi.
2. Anamnesis Khusus
Pemeriksa menanyakan ;
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak
nafas. Nyeri dapat disebabakan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam
melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality
(p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien
mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah
sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru
berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
b. Lokasi keluhan
c. sifat keluhan
d. Faktor yang memperparah keluhan
e. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pemeriksa menanyakan :
- Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar.
- Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota
keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan
keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit
turunan.
f. Inspeksi
a. Keadaan umum ; Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor
mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan
tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat.
b. Menentukan derajat luka,
c. Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat,
d. Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan
parut tebal,
e. Mukosa bibir kering
f. Tanda-tanda inflamasi,
g. Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke
paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi.
h. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri
pada area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
i. Pemeriksaan Vital sign
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah
sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam
pertama.
j. Pemeriksaan kepala dan leher
- Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan
luas luka bakar.
- Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi
adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta
bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar.
- Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu
hidung yang rontok.
- Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena
intake cairan kurang.
- Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing,
perdarahan dan serumen.
- Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan
sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan.
k. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan
tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi
sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
l. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri.
m. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa
menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri
yang hebat (syok neurogenik).
n. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas
dan kedalaman luka).
o. Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan
beberapa metode yaitu : Rule of nine. Merupakan cara yang tepat untuk
menghitunng luas daerah yang terhadap luas permukaan tubuh.
g. Palpasi
a. Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya),
b. Suhu pada luka.
Manajemen Fisioterapi
a. Breathing Exc
b. Mempertahankan fungsi
c. Mencegah kontraktur
d. Mengembalikan ROM
e. Streching
Metode
Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk fleksibilitas dan UV untuk
general tonik efek
a. Memperbaiki KU pasien
b. Mencegah/ menghilangkan :
1. Kontraktur
2. Stiff joint
3. Disuse atropi
4. Kelemahan otot
5. Gangguan chest
1. Memperbaiki KU pasien
• Individual exc BE
2. Mencegah Kontraktur
• PROMEX + AROMEX
• Manual therapy
• Statik kontraksi
• Asisted exc
• PNF
5. Gangguan chest
• Class exc
• Strengthening Exc
• Rileksasi
- Banyak minum