Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Dea Devya Rifai. 2015. Pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Telaah
Pengalaman Hidup) terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Panti Tresna Werdha
Ilomata Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rini
Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dan Pembimbing II dr. Sri A. Ibrahim, M.Kes.
Daftar Pustaka ; 48 (2003-2014).
Pada masa lanjut usia akan terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun
psikis. Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia
adalah stres. Salah satu terapi untuk mengurangi stres pada lansia yaitu terapi life
review (telaah pengalaman hidup). Terapi Life Review mudah dilakukan, tidak
membutuhkan biaya dan belum pernah dilakukan di Panti Tresna Werdha Ilomata
Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
modalitas life review (telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stres pada lansia
di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.
Penelitian ini merupakan pra eksperiment dengan rancangan one group
prestest-posttest design. Populasi, 35 orang dan jumlah sampel 26 responden,
teknik total sampling dengan kriteria sampel. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuisioner DASS-42 (Depression Anxiety and Stress Scale).
Hasil penelitian menunjukkan Intensitas stres yang dirasakan oleh
responden sebelum dilakukan terapi life review (telaah pengalaman hidup) berada
pada tingkat stres ringan sebanyak 11 responden (42,3%), stres sedang sebanyak 9
responden (34,6%), stres berat sebanyak 3 responden (11,5%) dan normal
sebanyak 3 responden (11,5%). Setelah perlakuan menjadi tingkat normal dengan
jumlah 15 responden (57,7%), stres ringan 8 responden (30,8%), stres sedang 2
responden (7,7%) dan stres berat 1 responden (3,8%) dengan nilai mean 0,58.
sehingga disimpulkan terdapat pengaruh terapi modalitas life review (telaah
pengalaman hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Tresna Werdha
Ilomata Kota Gorontalo (p=value sebesar 0,000). Bagi profesi keperawatan
diharapkan agar dapat menggunakan terapi life review (telaah pengalaman hidup)
sebagai salah satu terapi dalam menurunkan tingkat stres pada lansia

Kata Kunci : Terapi Life Review (Telaah Pengalaman Hidup), Stres, Lansia
Pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Telaah Pengalaman Hidup)
terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Panti Tresna Werdha
Ilomata Kota Gorontalo

Dea Devya Rifai, Rini F. Zees, Sri A. Ibrahim1


Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG
Email: dea_keperawatan2011@mahasiswa.ung.ac.id

ABSTRAK

Dea Devya Rifai. 2015. Pengaruh Terapi Modalitas Life Review (Telaah
Pengalaman Hidup) terhadap Tingkat Stres pada Lansia di Panti Tresna Werdha Ilomata
Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rini Fahriani Zees, S.Kep,
Ns, M.Kep dan Pembimbing II dr. Sri A. Ibrahim, M.Kes. Daftar Pustaka ; 48 (2003-
2014).
Pada masa lanjut usia akan terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis.
Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia adalah stres.
Salah satu terapi untuk mengurangi stres pada lansia yaitu terapi life review (telaah
pengalaman hidup). Terapi Life Review mudah dilakukan, tidak membutuhkan biaya dan
belum pernah dilakukan di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi modalitas life review (telaah pengalaman
hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.
Penelitian ini merupakan pra eksperiment dengan rancangan one group prestest-
posttest design. Populasi, 35 orang dan jumlah sampel 26 responden, teknik total
sampling dengan kriteria sampel. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner DASS-
42 (Depression Anxiety and Stress Scale).
Hasil penelitian menunjukkan Intensitas stres yang dirasakan oleh responden
sebelum dilakukan terapi life review (telaah pengalaman hidup) berada pada tingkat stres
ringan sebanyak 11 responden (42,3%), stres sedang sebanyak 9 responden (34,6%), stres
berat sebanyak 3 responden (11,5%) dan normal sebanyak 3 responden (11,5%). Setelah
perlakuan menjadi tingkat normal dengan jumlah 15 responden (57,7%), stres ringan 8
responden (30,8%), stres sedang 2 responden (7,7%) dan stres berat 1 responden (3,8%)
dengan nilai mean 0,58. sehingga disimpulkan terdapat pengaruh terapi modalitas life
review (telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Tresna
Werdha Ilomata Kota Gorontalo (p=value sebesar 0,000). Bagi profesi keperawatan
diharapkan agar dapat menggunakan terapi life review (telaah pengalaman hidup) sebagai
salah satu terapi dalam menurunkan tingkat stres pada lansia

Kata Kunci : Terapi Life Review (Telaah Pengalaman Hidup), Stres, Lansia

1
Dea Devya Rifai, 841411040, Program Studi Ilmu Keperawatan FIKK UNG,
Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep, dr. Sri A. Ibrahim, M.Kes
Pendahuluan
Jumlah penduduk lansia di Indonesia berada di nomor empat terbesar di dunia
setelah China, India, dan Amerika. Jumlah lansia besar namun tetaplah menjadi
kaum minoritas di lingkungannya karena akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan. Selain itu faktor yang menyebabkan lansia sebagai kaum
minoritas adalah usia lanjut yang merupakan periode kemunduran, terjadinya
perubahan fisik, dan kurangnya adaptasi lansia yang buruk pada lingkungannya
(Azizah, 2011)1.
Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis,
fisiologis maupun psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit
mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lamban dan kurang lincah masalah
tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan baik secara umum maupun
kesehatan jiwa (Juniarti 2008)2. Adanya perubahan-perubahan yang dialami
lansia, seperti perubahan pada fisik, psikologis, spiritual, dan psikososial
menyebabkan lansia mudah mengalami stres (Azizah, 2011)3.
Faktor yang mempengaruhi stres pada lansia ada dua, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah sumber stres yang berasal dari diri seseorang
sendiri, seperti penyakit dan konflik. Sedangkan faktor eksternal adalah sumber
stres yang berasal dari luar diri seseorang seperti keluarga dan lingkungan. Stres
juga dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi,
mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur
ataupun merokok terus menerus (Niken, 2014)4.
Untuk menghindari dampak dari stres, maka diperlukan adanya suatu
pengelolaan stres yang baik. Dalam mengelola stres dapat dilakukan dengan terapi
farmakologi yang meliputi penggunaan obat cemas (axiolytic) dan anti depresi
(anti depressant), serta terapi nonfarmakologi yang meliputi pendekatan perilaku,
pendekatan kognitif, serta relaksasi. Salah satu jenis terapi yang dapat mengurangi
stres dan belum banyak di terapkan di Indonesia adalah terapi life review atau
terapi telaah pengalaman hidup.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap tindakan
mandiri perawat (nonfarmakologis) yaitu pengaruh terapi modalitas Life Review
(Terapi telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stress pada lansia di Panti
Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.

1
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011) . Perawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
2
Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. (2008). Gambaran Jenis Dan Tingkat Kesepian Pada Lansia
di Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjajaran
3
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011) . Perawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
4
Niken. (2014). Pengaruh Reminiscence Therapy Terhadap Tingkat Stres Pada Lansia Di Pstw
Unit Budi Luhur Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental rancangan jenis One Group
Pretest-Posttest Design, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling dengan kriteria sampel yaitu lansia dengan usia ≥60 tahun, kesadaran
kompos mentis, kooperatif, dapat diajak berkomunikasi dengan baik, bersedia
menjadi responden, sanggup mengikuti life review therapy selama 4 sesi, lansia
yang tidak sulit mendengar (tuli), lansia dengan skor MMSE >16, lansia dengan
skor GDS <10 dan lansia yang menetap di Panti Tresna Werdha Ilomata Kota
Gorontalo.
Dari 35 lansia yang terdaftar di Panti Tresna Werdha Ilomata hanya didapatkan
26 responden yang sesuai dengan kriteria sampel. 3 lansia lainnya memiliki skor
MMSE <16, 2 lansia sulit mendengar dan 4 lansia tidak menetap di Panti Tresna
Werdha Ilomata Kota Gorontalo.

Hasil dan Pembahasan


a. Intensitas Intensitas Stres Lansia Sebelum Dilakukan Terapi Life Review
(Telaah Pengalaman Hidup)
Tingkat Sebelum Terapi
Tinkat Stres n %
Stres Berat 3 11,5
Stres Sedang 9 34,6
Stres Ringan 11 42,3
Normal 3 11,5
Total 26 100
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel intensitas stres sebelum dilakukan terapi life review berada
pada tingkat ringan sebanyak 11 responden, tingkat sedang 9 responden, tingkat
berat 3 responden dan normal 3 responden. Hal ini disebabkan karena stres
bersifat subjektif dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor (Devi et al., 2012)5.
Setiap orang juga mempunyai respon yang berbeda-beda dalam menghadapi
stressor, respon bergantung pada fungsi psikologis, kepribadian, dan sifat dari
stressor itu sendiri (Potter and Perry, 2005)6.
Asumsi peneliti, setiap orang memberikan persepsi dan reaksi yang berbeda
satu sama lain tentang stres. Ini disebabkan karena stres yang dialami oleh
masing-masing responden berbeda-beda etiologinya. Responden yang memiliki
toleransi tinggi terhadap stres akan lebih kuat dalam menyikapi stres yang
dirasakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres terbanyak ada pada stres tingkat
rendah dengan jumlah responden 11 lansia. Responden yang berada pada tingkat

5
Devi, P.S., Sawitri, K.A., Nurhesti, P.O.Y. (2012). Pengaruh Terapi Warna Hijau Terhadap
Stress pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar. Program Study Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Retrivied 12 Mei 2015
6
Potter, P A, Perry, A G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Vol. 1. E/4. EGC: Jakarta.
stres rendah sebagian besar memiliki alasan tinggal di Panti Sosial dikarenakan
kemauan keluarga yang sibuk atau memiliki kekurangan ekonomi sehingga tidak
bisa mengurus lansia itu sendiri, sehingga rasa rindu akan sanak keluarga
menyebabkan lansia mengalami stres.
Responden dengan tingkat stres sedang berjumlah 9 responden. Sebagian
besar lansia yang berada pada tingkat stres sedang memiliki riwayat pekerjaan
wiraswasta bahkan tidak bekerja sama sekali. Tidak adanya pemasukan keuangan
yang harus mengimbangi kebutuhan kehidupan sehari-hari dan berkurangnya
kemampuan bekerja menyebabkan lansia menjadi stres.
Responden dengan tingkat stres berat berjumlah 3 responden. Faktor
psikologis seperti emosi, situasi psikologis, persepsi, faktor lingkungan, kesulitan
finansial dan berpisah dengan keluarga menyebabkan responden mengalami stres
berat. Semua faktor tersebut dirasakan oleh responden dan dituangkan dalam
bentuk kemarahan, mudah tersinggung, gangguan hubungan sosial serta sulit
beraktivitas.
Responden yang berada pada tingkat stres normal sebanyak 3 responden.
Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan alasan responden masuk ke panti
sosial adalah keinginan sendiri, responden merasa nyaman karena bisa
menghabiskan sisa hidupnya bersama-sama dengan lansia yang lain dan para
responden ini juga sering dijenguk oleh sanak keluarga atau sesekali bisa pulang
sehingga lansia sudah merasa puas dengan kehidupannya.

b. Intensitas Stres Lansia Setelah Dilakukan Terapi Life Review (Telaah


Pengalaman Hidup)
Tingkat Sesudah Terapi
Tingkat Stres n %
Stres Berat 1 3,8
Stres Sedang 2 7,7
Stres Ringan 8 30,8
Normal 15 57,7
Total 26 100
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan tabel frekuensi tingkat stres setelah dilakukan terapi life review
(telaah pengalaman hidup) menurun menjadi tingkat stres berat sebanyak 1
responden, stres sedang 2 responden, stres ringan 8 responden dan normal 15
responden. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan tingkat stres sebelum
dan setelah diberikan terapi life review (telaah pengalaman hidup).
Asumsi peneliti, secara umum stres adalah suatu rasa yang tidak nyaman yang
dirasakan individu itu sendiri, baik rendah, sedang maupun berat tingkat stresnya.
Oleh karena itu besar kecilnya tingkat penurunan stres ditentukan oleh individu itu
sendiri dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres.
Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan terapi life review responden
dengan stres berat menurun dari 3 responden menjadi menjadi 1 responden, lansia
dengan tingkat stres berat ini terjadi penurunan skala pengukuran tingkat stres
yaitu dari 41 menjadi 35 tetapi masih termasuk dalam kategori stres berat, hal ini
dikarenakan responden tidak sekolah, tidak bekerja dan juga alasan masuk panti
adalah keinginan keluarga.
Terlihat juga responden selalu marah, mudah tersinggung dan selalu bercerita
tentang teman sewisma yang tidak responden sukai. Pendidikan yang kurang
menyebabkan mekanisme koping yang digunakan untuk beradaptasi dengan
stressor tidak bagus. Persepsi yang sudah tertanam setiap hari serta pengalaman
hidup yang tidak baik mengakibatkan responden mengalami stres berat.
Dua responden lainnya berubah menjadi stres sedang, kedua responden ini
turun dari tingkat stres berat ke stres sedang dikarenakan responden mendengar
cerita dari teman-teman sewismanya serta mendapat penguatan dari terapis dan
teman-teman sewisma saat melakukan terapi life review membuat tingkat stres
responden berkurang. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh, dimana kedua
responden pendidikan terakhirnya adalah SMP dan Perguruan tinggi.
Sembilan responden dengan stres sedang setelah dilakukan life review
berubah menjadi 8 responden stres ringan dan 1 responden normal. Kedelapan
responden yang berubah dari stres sedang menjadi stres ringan dikarenakan stres
sedang bisa berlangsung dari beberapa jam sampai dengan beberapa hari dan
terapi life review yang dilakukan selama 1 jam ternyata menurunkan stress
responden menjadi stres ringan yang berlangsung hanya beberapa jam atau menit,
stres ini disebabkan karena situasi perselisihan yang tidak terselesaikan dengan
teman sewisma dan juga kegelisahan karena ketidakhadiran yang lama dari
anggota keluarga, terapi life review menurunkan stress ini karena dengan
menceritakan pengalaman masa lalu yang menyenangkan pikiran-pikiran negatif
berubah menjadi positif, dan kegelisahan akan berkurang dengan sendirinya.
Satu Responden yang memiliki penurunan tingkat stres dari stres sedang ke
normal adalah lansia dengan pendidikan terakhir SMP dan alasan masuk ke panti
adalah kemauan sendiri. Saat dilakukan pretest klien berada pasa tingkat stres
sedang dikarenakan rindu akan Almarhumah ibu klien yang sudah meninggal
yang pada saat pengkajian tepat 2 tahun kepergian ibunda klien, klien tidak bisa
bersama-sama dengan sanak keluarga yang melakukan doa bersama dikarenakan
kesehatan klien tidak mendukung.
Terapi life review yang dilakukan secara kelompok dapat mendorong setiap
anggota kelompok untuk secara positif saling mendukung dan saling belajar yang
menguntungkan dari anggota kelompok yang lain. Kekompakan dalam kelompok
dan adanya saling berbagi meningkatkan kembali harga diri, kekuatan, rasa
syukur dan saling memiliki. Oleh karena itu setelah dilakukan terapi life review
dan likakukan posttest, tingkat stres klien turun menjadi normal.
Sebelas responden dengan stres ringan setelah dilakukan life review,
kesebelas responden berubah menjadi normal. Seperti yang dijelaskan diatas
bahwa stres ringan hanya berlangsung selama beberapa jam bahkan menit, stres
yang dialami responden juga dikarenakan mendapat kritikan dari teman wisma
sebelah dan karena kotornya lingkungan wisma yang disebabkan oleh lansia
wisma sebelah. Dengan dilakukannya terapi life review maka tingkat stres akan
turun dan perasaan gelisah, sedih, takut, marah dan cemas yang menyebabkan
terjadinya stres akan hilang berubah menjadi perasaan positif.
Begitu juga dengan 3 responden yang berada pada tingkat stres normal,
setelah dilakukan life review klien tetap berada pada tingkat stres normal. Terapi
life review terbukti menurunkan stres sehingga menurut peneliti, responden
dengan tingkat stres normal secara otomatis akan tetap berada pada tingkat stres
normal bahkan responden menjadi lebih semangat lagi dalam menjalani hidup
kedepan.
Keberhasilan terapi life review dalam menurunkan tingkat stres dapat
mencapai hasil yang maksimal jika terapi yang diberikan dilakukan secara baik
dan benar. Lansia yang pengalaman hidupnya baik dan sesuai dengan instruksi
akan merasakan penurunan tingkat stres yang baik pula. Hal ini karena keadaan
psikologis dari klien dalam keadaan baik dan fokus perhatian klien terletak pada
pengalaman hidup yang diinstruksikan sehingga fokus klien terhadap stres seakan-
akan teralihkan dengan pengalaman hidup tersebut.

c. Pengaruh Terapi Life Review (Telaah Pengalaman Hidup) terhadap


Tingkat Stres pada Lansia
P
Mean Z
(Value)
Stres
Pre
dan 11.50 -4.600 0.000
Post
Terapi
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan uji statistik Wilcoxon signed rank test bahwa besarnya nilai Z
sebesar -4.600 dengan signifikan (p=value) sebesar 0.000, dengan demikian nilai
probabilitas 0.000 lebih kecil daripada α <0.05 maka dengan ini H0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh Terapi Life Review (Terapi Telaah
Pengalaman Hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di Panti Tresna Werdha
Ilomata Kota Gorontalo.
Terapi life review (telaah pengalaman hidup) merupakan cara sederhana,
menggunakan memori individu yang mengalami stres itu sendiri dan tidak
memerlukan biaya untuk dapat mengurangi stres. Menurut Dhian (2012)7 Terapi
life review (telaah pengalaman hidup) merupakan mengenang kembali
pengalaman hidup klien dengan tuntutan dari pemberi pelayanan keperawatan
untuk mendorong klien untuk memikirkan kembali masa-masa menyenangkan
dan tidak menyenangkan dimasa lalunya kemudian menanggapi pengalaman
tersebut dengan bijak dan dituangkan dalam pikiran yang positif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhian
(2012) tentang Pengaruh Terapi Telaah Pengalaman Hidup terhadap Tingkat
Depresi pada lansia. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa rata-rata tingkat
depresi responden lansia yang mendapatkan terapi life review (telaah pengalaman
7
Dhian. (2012). Pengaruh Terapi Telaah Pengalaman Hidup terhadap Tingkat Depresi pada
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Martapura dan Banjarbaru Kalimantan Selatan. Tesis,
Magister Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa, Universitas Indonesia
hidup) sebelum diberikan terapi adalah 8,06 (tingkat depresi ringan). Pada
keadaan tingkat depresi setelah diberikan terapi life review (telaah pengalaman
hidup) rata-rata tingkat depresi menjadi 4,27% (normal).
Peneliti lain yang pernah melakukan penelitian yaitu Gudorf (1991) 8 tentang
pengaruh terapi telaah pengalaman hidup terhadap lansia di rumah perawatan.
Kesimpulan Gudorf (1991) didapatkan bahwa klien yang dilakukan perlakuan
dengan terapi telaah pengalaman hidup dapat menurunkan depresi, meningkatkan
kepuasan hidup dan kemampuan memori lansia.

Penutup
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Intensitas stres yang dirasakan oleh responden sebelum dilakukan terapi life
review (telaah pengalaman hidup) berada pada tingkat stres ringan sebanyak 11
responden, stres sedang sebanyak 9 responden, stres berat sebanyak 3 responden
dan normal sebanyak 3 responden. Setelah dilakukan terapi Intensitas stres yang
dirasakan oleh responden berada pada tingkat normal dengan jumlah 15
responden, stres ringan 8 responden, stres sedang 2 responden dan stres berat 1
responden. Dalam hal ini terjadi penurunan stres sehingga terdapat pengaruh
terapi life review (telaah pengalaman hidup) terhadap tingkat stres pada lansia di
Panti Tresna Werdha Ilomata Kota Gorontalo.

b. Saran
1. Pemberian terapi life review (telaah pengalaman hidup) sangat mudah
dilakukan dan tidak membutuhkan biaya, oleh karena itu diharapkan kepada
pengelola PSTW Ilomata Kota Gorontalo agar menerapkan program ini untuk
mengurangi tingkat stres pada lansia.
2. Bagi profesi keperawatan diharapkan agar dapat menggunakan terapi life
review (telaah pengalaman hidup) sebagai salah satu terapi dalam
menurunkan tingkat stres pada lansia
3. Bagi responden diharapkan agar menerapkan terapi life review (telaah
pengalaman hidup) dengan sesama lansia dalam meningkatkan kemampuan
lansia dalam mencegah maupun menurunkan stres, ketidakberdayaan,
keputusasaan, isolisasi sosial dan meningkatkan kualitas hidupnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang
terapi life review (telaah pengalaman hidup) dengan desain penelitian yang
lain serta melakukan penelitian tentang tindakan keperawatan lainnya untuk
menurunkan tingkat stres.

8
Gudorf, Gerald.E. (1991). Thee effect of life review therapy with elderly nursing
home patients. The Institute for Clinical Social Work Chicago Illinois, A
Dissertation submitted to the faculty of the Institute for Clinical Social Work in
Candidacy for the degree of Doctor of Philosophy. May 12, 2015.
http://www.icsw.edu/_dissertations/gudorf_1991.pdf
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu, (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Artinawati. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor : In Media.
Antara news. (2014). Pemprov-gorontalo-beri-pelayanan-sosial-955-lansia.
Diakses dari www.antaragorontalo.com/berita/5792/pemprov-gorontalo-beri-
pelayanan-sosial-955-lansia. Pada tanggal 5 maret 2015
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011) . Perawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Badan Pusat Statistik (2010), Pedoman Pencacahan Susenas Kor 2012. BPS,
Jakarta.
Bharaty, Endang Banon Sri. (2011). Pengaruh terapi reminiscence dan
psikoedukasi keluarga terhadap kondisi dan kualitas hidup lansia di
Katulampa Bogor. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Chairunnisa. (2009). Jurnal stress dan kesehatan. Stress dan Kesehatan. Jakarta
Chen, ting-ji., Li, Hui-jie., and Li, Juan., (2012). The effects of Reminiscence
Therapy on Deppresive symptoms of Chinese elderly: study protocol of a
randomized controlled trial. Retrieved Febuary 12, 2015. BMC Psychiatry
Departemen Sosial. (2007). Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan masalah
kesejahteraannya. Jakarta
Devi, P.S., Sawitri, K.A., Nurhesti, P.O.Y. (2012). Pengaruh Terapi Warna Hijau
Terhadap Stress pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar. Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Retrivied 12 Mei 2015
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metodologi penelitian keperawatan: paduan
melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : EGC
Dhian. (2012). Pengaruh Terapi Telaah Pengalaman Hidup terhadap Tingkat
Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Martapura dan
Banjarbaru Kalimantan Selatan. Tesis, Magister Keperawatan Kekhususan
Keperawatan Jiwa, Universitas Indonesia
Frazer C.J, Christensen, H. dan Griffith K.M. (2005). Effectiveness of treatments
for depression in older people. Medical Journal of Australia.
Gudorf, Gerald.E. (1991). Thee effect of life review therapy with elderly nursing
home patients. The Institute for Clinical Social Work Chicago Illinois, A
Dissertation submitted to the faculty of the Institute for Clinical Social Work
in Candidacy for the degree of Doctor of Philosophy. May 12, 2015.
http://www.icsw.edu/_dissertations/gudorf_1991.pdf
Hidayat, A. A. (2009). Metode penelitian kebidanan dan tehnik analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
Isnaeni, D.N. (2010). Hubungan Antara Stres dengan Pola Menstruasi pada
Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret
Surakarta, (online), Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. (2008). Gambaran Jenis Dan Tingkat
Kesepian Pada Lansia di Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang
Ciparay Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjajaran.
Keliat, B.A, dkk (2006). Modul basic couse community mental health nursing.
Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan World Health
Organnization.
Kennard, C. (2006). Reminiscence Therapy activities for people with Dementia.
http://dying.about.com/od/thedyingprocess. Diakses pada tanggal 12 Mei
2015.
Khalid. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kirkwood, Tom. (2009). Time Of Our Lives: The Science Of Human Aging.
Oxford University.
Kompasiana. (2014). Mereka lansia mereka berdaya. Diakses dari
http://m.kompasiana.com/post/read/655403/3/mereka-lansia-mereka-
berdaya.html. Pada tanggal 5 maret 2015.
Lehman, Jane Bear, Capezuti, Elizabeth, Gillespie, Colleen. (2011). The effects of
life review through writing on depressive symptoms and life satisfaction in
older adults.
Maryam, Siti., Ekasari, Mia Fatma., Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta
Mitchell, Steven Frederick. (2009). Life review therapy: a prevention program for
the elderly who are experiencing life transition. May 12, 2015.
http://search.proquest.com/docview/305179638/fulltextPDF/1357BE7B15530
F282C8/6?accountid=17242
Montez, JK.; Hayward, MD. (2010). Early Life Conditions and Later Life
Mortality Forthcoming as Chapter 5. In: Rogers, RG.; Crimmins, E., Editors.
International Handbook of Adult Mortality. NY: Springer Publishers.
Nasir, Abdul., Muhith, Abdul. (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa:
Pengantar dan Teori. Salemba Medika: Jakarta
Niken. (2014). Pengaruh Reminiscence Therapy Terhadap Tingkat Stres Pada
Lansia Di Pstw Unit Budi Luhur Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Skripsi,
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Papalia, Diane.E; Old, Sally Wendkos; Feldman, Ruth Duskin. (2008). Psikologi
perkembangan. Alih Bahasa: A.K Anwar. Jakarta: Prenada Media Group
Potter, P A, Perry, A G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik, Vol. 1. E/4. EGC: Jakarta.
Potter, P A, Perry, A G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Vol 2. Jakarta: EGC
Program Studi Ilmu Keperawatan. (2015). Panduan Penulisan Proposal/Skripsi.
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stress. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rogers, Richard G., Everett, Bethany G., Zajacova, Ana., Hummer, Robert A.,
(2010). Educational Degrees and Adult Mortality Risk in The United States.
Retrieved 12 Mei 2015. NIH Public Access.
Serrano, Juan Pedro., Latorre, Jose Miguel., Gatz, Margaret. (2004). Life Review
Therapy Using Autobiographical Retrieval Practice for Older Adults With
Depressive Symptomatology. American Psychological Association, Vol. 19,
No. 2,272-277. May 12, 2015.
http://search.proquest.com/psycarticles/docview/614397870/fulltextPDF/135
057C4D309367605/1?accountid=17242
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Setyoadi., Kushariyadi. (2011).Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika
Sigurdardottir, S. H., et al. (2012). Needs and care of older people living at home
in Iceland. Scandinavian Journal of Public Health, 40, 1–9.
Sirey, Jo Anne., McKenzie, Sharon. (2007). Cultural Life Review Program: A
Community-Based Intervention for African American adn Caribbean
American Older Adults. Diakses dari http://www.citra.org/wordpree/wp-
content/uploads/Sirey-proposal.pdf. Pada tanggal 5 maret 2015
Sriati, Aat. (2007). Tinjauan Tentang Stres. Retrivied 12 Mei 2015.
http://resources.unpad.ac.id/unpad
Sriwattanakomen et al., (2010). A Comparison of The Frequencies of Risk Factors
for Depresion in Older Black and White Participants in a Study of Indicated
Prevention. Internal Psychogeriatrics (2010), 22:8, 1240-1247 C International
Psychogeriatrics Associations. Retrived 12 Mei 2015.
http://search.proquest.com/psyarticles/docview
Statistik Indonesia . (2013). Proyeksi penduduk Indonesia menurut kelompok
umur dan jenis kelamin tahun 2010-2013. Diakses dari
http://www.datastatistikindonesia.com/portal/index.php?option=com_proyeks
i&task=show&Itemid=172_. Pada tanggal 5 maret 2015.
Stuart, Gail.W. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing, 9th edition.
St.Louis, Missouri: Mosby Esevier
Sugiono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Syarniah. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok Reminiscence terhadap Depresi
pada Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Sejahtera provinsi
Kalimantan Selatan. Thesis Strata dua, Fakultas Ilmu Keperawatan, jurusan
magister Ilmu Keperawatan kekhususan Keperawatan Jiwa, Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Townsend, Mary C. (2003). Psychiatric mental health nursing concepts of care,
4th edition. Philadelphia: F.A.Davis Company
Tsukamoto K, Machida K. (2012). Effects of life events and stress on neutrophil
functions in elderly men. Retrieved 12 Mei 2015. Immunity and Ageing.
Wheeler, K. (2008). Psychotherapy for the advanced practice psychiatric nurse.
USA: Mosby, Inc.

Anda mungkin juga menyukai