tentangnya, kalau dia tak mau mengenal sejarahnya, apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan
buatnya…”
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita bersama, sejak kita di sekolah rakyat.
Kita berebut lebih dulu menyanyikan ketika anak-anak disuruh menyanyi di depan kelas satu persatu.
Aku masih ingat betapa kita gembira, saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama.
Sudah lama sekali, pergaulan sudah tidak seakrab dulu lagi, masing-masing sudah terseret kepentingan sendiri
atau tersihir pesona dunia.
Dan kau kini entah di mana Tapi masih sangat hafal nyanyian itu sayang.
Aku merindukan rasa haru dan iba di tengah kobaran kebencian dan dendam serta maraknya rasa tega.
Hingga kini ada saja yang mengubah lirik lagu kesayangan kita itu dan menyanyikannya dengan nada sendu.
-1987-