Anda di halaman 1dari 2

stunting adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak yang digunakan untuk

mengetahui status gizi, berat badan, usia, tinggi badan.

penelitian stunting ini menggunakan metode Penelitian cross sectional berbasis komunitas dilakukan
pada anak-anak usia antara 24 hingga 59 bulan. Pengambilan sampel multistage. Analisis bivariat dan
multivariat dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang terkait dengan stunting. Hasil : Prevalensi
pengerdilan dalam penelitian kami faktor2 yang terkait dengan stunting adalah

Anak-anak yang usianya antara 24 hingga 35 bulan lebih mungkin mengembangkan stunting daripada
anak-anak yang berusia antara 48 hingga 59 bulan.

stunting sering terjadi pada anak yang hanya diasuh oleh keluarga yang bercerai atau ibunya yang janda,
daripada yang diasuh dalam keluarga lengkap

anak yang tidak diberi ASI lengkap selama 2 tahun akan beresiko lebih tinggi mengalami sunting daripada
anak yang di beri ASI selama 2tahun lebih

dan anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut akan beresiko mengalami stunting

stunting atau Malnutrisi kronis (kerdil) adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
pada anak balita

[1]. Pengerdilan mencerminkan kegagalan untuk menerima nutrisi yang memadai jangka waktu yang
lama

[2]. Tersembunyi, tidak terdeteksi tepat waktu di kehidupan awal dan dengan demikian mengarah pada
penurunan pertumbuhan fisik, dan peningkatan morbiditas dan mortalitas anak, dan kemudian berada di
konsekuensi fungsional yang merugikan

Halaman 2

layanan dan lingkungan yang sehat. Faktor-faktor yang mendasari ini sendiri dipengaruhi oleh sosial
ekonomi dasar dan kondisi politik [9-16]. Pengetahuan tentang prevalensi dan faktor terkait pengerdilan
adalah prasyarat penting untuk berkembang strategi intervensi gizi. Namun; ada studi terbatas dilakukan
di wilayah studi kami. Karena itu tujuannya dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi prevalensi
dan terkait faktor stunting pada anak usia antara 24 hingga 59 tahun bulan di kota Butajira dan distrik
sekitarnya. Penemuan Studi ini akan membantu pengembangan dan peningkatan strategi implementasi
dan intervensi untuk mengurangi anak mortalitas dan morbiditas. Material dan metode Desain dan
pengaturan studi Studi cross sectional berbasis masyarakat dilakukan di Jakarta Kota Butajira dan distrik
sekitarnya, zona Gurage, Selatan Ethiopia pada Februari 2013

Daerah ini memiliki total dua rumah sakit, delapan pusat kesehatan dan empat puluh pos kesehatan
yang menyediakan ibu dan bayi layanan perawatan kesehatan anak
. Dalam penelitian ini, anak-anak dari 2 balita adalah sekitar 2 kali dan dari 3 balita adalah 4,52 kali lebih
banyak kemungkinan mengalami stunting pertumbuhan daripada satu anak balita di Indonesia rumah
tangga. Ini bisa menjadi kenyataan bahwa sebagai jumlah anak balita meningkatkan perawatan yang
diberikan di rumah tangga agar anak-anak berkurang dan juga menyebabkan ketegangan pada keluarga
sumber daya, serta meningkatkan risiko penyakit menular. Efek kumulatif dari ini meningkatkan risiko
pengerdilan di rumah tangga memiliki lebih banyak anak balita. Ini adalah konsisten dengan studi
berbasis masyarakat yang dilakukan di Indonesia Brasil selatan [15]. Kemungkinan stunting sekitar empat
kali lebih tinggi di antara anak-anak yang ibunya bercerai / janda ketika dibandingkan dengan mereka
yang ibunya menikah. Ini mungkin mungkin karena berkurangnya sumber daya rumah tangga generasi
oleh orang tua serta perawatan anak yang tidak memadai waktu penyediaan. Kemungkinan stunting
adalah 2 kali lebih tinggi di antara mereka anak-anak dengan serangan berulang pada saluran
pernapasan akut infeksi daripada bagiannya. Ini mungkin karena itu selama sakit kebutuhan gizi
meningkat meskipun kehilangan nafsu makan yang kemudian mengekspos anak untuk terhambat.

Anda mungkin juga menyukai