MEKANIK
5. Gangguan psikologi
XII. Prosedur Pemberian Ventilator
III. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan peningkatan produksi sekret
Tujuan:
Meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan napas.
Kriteria hasil:
A Bunyi napas terdengar bersih.
A Ronchi tidak terdengar.
A Tracheal tube bebas sumbatan.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam 1 Mengevaluasi keefetifan jalan
dan kalau diperlukan. napas.
Lakukan pengisapan bila terdengar 2
ronchi dengan cara:
a. Dengan mengertinya tujuan
a. jelaskan pada pasien tentang tujuan
tindakan yang akan dilakukan
dari tindakan pengisapan.
pasien bisa berpartisipasi aktif.
b. Berikan oksigen dengan O2 100 %
b. Memberi cadangan O2 untuk
sebelum dilakukan pengisapan,
menghindari hipoksia.
minimal 4 - 5 X pernapasan.
c. Mencegah infeksi nosokomial.
c. Perhatikan teknik aseptik, gunakan
sarung tangan steril, kateter
pengisap steril. d. Aspirasi lama dapat menimbulkan
d. Masukan kateter kedalam selang ET hipoksia, karena tindakan
dalam keadaan tidak mengisap pengisapan akan mengeluarkan
(ditekuk), lama pengisapan tidak sekret dan O2.
lebih dari 10 detik. e. Tindakan negatif yang
e. Atur tekanan isap tidak lebih dari berlebihan dapat merusak
100 - 120 mmHg. mukosa jalan napas.
f. Memberikan cadangan oksigen
f. Lakukan oksigenasi lagi dengan O2 dalam paru.
100 % sebelum melakukan 3
pengisapan berikutnya. g.
4 Menjamin keefektifan jalan
g. Lakukan pengisapan berulang- napas.
ulang sampai suara napas bersih. 5
Membantu mengencerkan skret.
Pertahankan suhu humidifer tetap
hangat (35 - 37,8 o C Mencegah sekresi menjadi kental.
Monitor statur hidrasi pasien 6
Memudahkan pelepasan sekret.
Melakukan fisioterapi napas / 7
dada sesuai indikasi dengan cara
clapping, fibrasi dan pustural Mengencerkan sekret.
drainage. 8
1 Cek analisa gas darah setiap 10 - 30 menit setelah 1 Evaluasi keefektifan setting ventilator
perubahan setting ventilator. yang diberikan
Monitor hasil analisa gas darah (blood gas) atau
2 2 Evaluasi kemampuan bernapas
oksimeteri selama periode penyapihan.
Pertahankan jalan napas bebas dari skresi.
Sekresi menghambat kelancaran udara
3 Monitor tanda dan gejala hipoksia 3
napas.
4 4 Diteksi dini adanya kelainan.
Tindakan keperawatan:
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidak efektifan pola nafas sehubungan dengan
kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
obstruksi selang endotracheal
Tujuan: Pola napas efektif.
Kriteria hasil:
ANapas sesuai dengan irama ventilator.
AVolume napas adekuat.
AAlarm tidak berbunyi.
INTERVENSI RASIONAL
1 Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1 - 2 jam. 1 Diteksi dini adanya kelainan atau gg.
Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya. fungsi ventilator.
2 Pertahankan alat resusitasi manual (bag & mask) 2 Bunyi alarm menunjukan adanya gg.
3 pada posisi tempat tidur sepanjang waktu. 3 Fungsi ventilator.
Monitor selang / cubbing ventilator dari terlepas , Memudahkan melakukan pertolongan
terlipat, bocor atau tersumbat. bila sewaktu/waktu ada gangguan
4 Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff. fungsi ventilator.
4
Masukan penahan gigi (pada pemasangat ETT lewat Mencegah berkurangnya aliran udara
5 oral) napas.
Amankan selang ETT dengan fiksasi yang baik. 5
6 Monitor suara dan pergerakan dada secara teratur. Mencegah berkurangnya aliran udara
6 napas.
7 Mencegah tergigitnya selang ETT
7
Mencegah terlepas / tercabutnya selang
8
8 ETT.
Evaluasi keefektifan jalan napas.
4. Diagnosa Keperawatan
Cemas sehubungan dengan penyakit kritis,
takut terhadap kematian
Tujuan: Cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil: Mampu mengekspresikan
kecemasan, tidak gelisah, kooperatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan komunikasi terapiutik. 1 Membina hubungan saling
percaya.
Dorong pasien agar mampu 2 Menggali perasaan dan
mengekspresikan perasaannya. permasalahan yang sedang
3 dihadapi klien.
Berikan sentuhan kasih sayang.
4 Mengurangi cemas.
Berikan support mental.
5 Mengurangi cemas.
Berikan kesempatan pada
Kehadiran orang-orang yang
keluarga dan orang-orang yang
dicintai meningkatkan
dekat dengan klien untuk
semangat dan motivasi untuk
mengunjungi pada saat-saat
6 sembuh.
tertentu.
Berikan informasi realistis pada Memahami tujuan pemberian
tingkat pemahaman klien. atau pemasangan ventilator.
5. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan komunikasi verbal
sehubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
Tujuan: Mempertahankan komunikasi
Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dgn
menggunakan metode alternatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1
Berikan papan, kertas dan pensil, 1 Mempermudah klien untuk
gambar untuk komunikasi, ajukan mengemukakan perasaan
2
pertanyaan dengan jawaban ya / keluhan dengan
atau tidak. 2 berkomunikasi.
Yakinkan klien bahwa suara akan Mengurangi cemas.
kembali bila ETT dilepas.
6. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas sehubungan
dengan pemasangan selang endotracheal
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi saluran napas s/d pemasangan selang ETT
/ ventilator
Kriteria hasil:
ASuhu tubuh normal (36 - 37,5 C)
AWarna sputum jernih.
AKultur sputum negatif.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan bauh sputum setiap kali 1 Indikator untuk menilai adanya infeksi jalan napas.
pengisapan.
Lakukan pemeriksaan kultur sputum dan test sensitifitas sesuai indikasi. Menentukan jenis kuman dan sensitifitasnya terhadap
2 2 antibiotik.
Pertahanakan teknik aseptik pada saat melakukan pengisapan
(succion) Mencegah infeksi nosokomial.
3 Jaga kebersihan bag & mask. 3
Lingkungan kotor merupakan media pertumbuhan
Lakukan pembersihan mulut, hidung dan rongga faring setiap shitf. kuman.
4 Ganti selang / tubing ventilator 24 - 72 jam. 4 Lingkungan kotor merupakan media pertumbuhan
Monitor tanda-tanda vital yang menunjukan adanya infeksi. kuman.
5 5
Berikan antibiotika sesuai program dokter.
Menjamin selang ventilator tetap bersih dan steril.
Diteksi dini.
6 6
Antibiotika bersifat baktericide.
7 7
8 8
7. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera sehubungan
dengan ventilasi mekanis, selang endotracheal, ansietas,
stress
Tujuan: Bebas dari cedera selama ventilasi mekanik.
Kriteria hasil:
ATidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas.
ATidak terjadi barotrauma.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Monitor ventilator terhadap peningkatan secara tajam. 1 Peningkatan secara tajam dapat
menimbulkan trauma jalan napas
Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama ventilator (barutrauma)
2 2
Napas yang berlawanan dengan mesin
Mencegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi
dapat menimbulkan trauma.
dengan dokter untuk memberi sedasi.
3 3 Napas yang berlawanan dengan mesin
Observasi tanda dan gejala barotrauma.
dapat menimbulkan trauma.
Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan
4 4 Diteksi dini.
gunakan kateter succion yang lunak dan ujungnya tidak
tajam. Mencegah iritasi mukosa jalan napas.
5 5
Lakukan restrain / fiksasi bila pasien gelisah.
Atur posisi selang / tubing ventilator dengan cepat.
Mencegah terekstubasinya ETT (ekstubasi
6 6 sendiri)
Mencegah trauma akibat penekanan
7 7 selang ETT.
8. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
ventilasi mekanis, letak selang endotracheal
Tujuan: Merasa nyaman selama dipasang
ventilator.
Kriteria hasil:
AKlien tidak gelisah.
AKlien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Atur posisi selang ETT dan Tubing ventilator. 1 Mencegah penarikan dan penekanan.
Atur sensitivitas ventilator. Menurunkan upaya pasien melakukan
2 2 pernapasan.
Atur posisi tidur dengan menaikkan bagian kepala Meningkatkan rasa nyaman.
3 tempat tidur, kecuali ada kontra indikasi. 3
Kalau perlu kolaborasi dengan kokter untuk
memberi analgesik dan sedasi.
Mengurangi rasa nyeri
4 4
A. PENGERTIAN
Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau Intubasi adalah
memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui
mulut. Tindakan Intubasi baru dapat di lakukan bila : cara lain
untuk membebaskan jalan nafas (airway) gagal, perlu
memberikan nafas buatan dalam jangka panjang, ada resiko
besar terjadi aspirasi ke paru.
B. TUJUAN
1. Membebaskan jalan nafas
2. Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator).
C. PERSIAPAN ALAT YANG DI GUNAKAN
1. Laryngoscope
2. Endotracheal tube (ETT) sesuai ukuran (Pria : no. 7,7.5, 8 ) (Wanita no. 6.5, 7)
3. Mandrin
4. Xylocain jelly
5. Sarung tangan steril
6. Xylocain spray
7. Spuit 10 cc
8. Orofaringeal tube (guedel)
9. Stetoskop
10.Bag Valve Mask (ambubag)
11. Suction kateter
12. Plester
13. Gunting
14.Masker
. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi
(bila dimungkinkan pasien di tidurkan dengan obat
pelumpuh otot yang sesuai )
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai masker dan sarung tangan
4. Melakukan suction
5. Melakukan intubasi dan menyiapkan mesin
pernafasan (Ventilator)
buka blade pegang tangkai laryngoskop dengan tenang
buka mulut pasien
masukan blade pelan-pelan menyusuri dasar lidah-ujung blade sudah sampai di pangkal
lidah- geser lidah pelan-pelan ke arah kiri
angkat tangkai laryngoskop ke depan sehingga menyangkut ke seluruh lidah ke depan
sehingga rona glotis terlihat
ambil pipa ETT sesuai ukuran yang sudah di tentukan sebelumnya
masukkan dari sudut mulut kanan arahkan ujung ETT menyusur ke rima glotis masuk
ke cela pita suara
dorong pelan sehingga seluruh balon ETT di bawah pita suara
cabut stylet
tiup balon ETT sesuai volumenya
cek adakah suara keluar dari pipa ETT dengan Menghentak dada pasien dengan ambu
bag
cek ulang dengan stetoskop dan dengarkan aliran udara yang masuk leawt ETT apakah
sama antara paru kanan dan kiri
fiksasi ETT dengan Plester
hubungkan ETT dengan konektor sumber oksigen
6. Pernafasan yang adekuat dapat di monitor
melalui cek BGA (Blood Gas Analysis) ± ½ –
1jam setelah intubasi selesai
7. Mencuci tangan sesudah melakukan
intubasi
8. catat respon pernafasan pasien pada mesin
ventilator
Terima kasih