Blog Tri Ardi Tahta Universitas Respati Yogyakarta fakultas Saint dan Teknologi program studi D3
Manajemen Informatika
VERTIGO
1. Pengertian
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya. Dapat disertai
gejala lain terutama dari jaringan otonomik dri alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya
dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic
( nistagismus, unstable), otonomik ( pucat, keringat dingin, mual, muntah dan pusing)
(www.kalbefarma.com)
Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya
skelerosis multiple, infark, dan tumor.( kapita selekta kedokteran jilid 2)
2. Etiologi
Beberapa kasus ini terjadi setelah trauma kepala, penyakit virus, infeksi telinga tengah atau
stapedektomi. Kebanyakan kasus ini berhubungan dengan kupolitiasis yaitu deposit otokonia yang
degenerative yang menempel pada kupola semisirkularis posterior . yang membuat kanal sangat
sensitive terhadap perubahan gravitasi yang berkaitan dengan posisi kepala yang berbeda ( kapita
selekta kedokteran jilid 2)
1. Lesi vestibular
• Fisiologik
• Labirinitis
• Otitis media
• “Motion sickness”
• Neuroma akustik
• Neuronitis
• Vestibular
• Insufisiensi vertebro-basilar
• Sklerosi diseminata
• Tumor
• Siringobulbia
o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan
efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin
(morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor,
sklerosis multipleks.
5. Penyakit SSP :
o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi
atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,
blok jantung.
o Tumor.
o Migren.
o Epilepsi.
9. Intoksikasi
3. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang
secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei
N. III, IV dan VI.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul
kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal
dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya
dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau
sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan
gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala
lainnya.
4. Manifestasi klinik
Vertigo biasanya hanya berlangsung bebrapa detik. Umumnya gerakan ke depan dan kebelakang memicu
vertigo. Kadang-kadang klien memberitahukan posisi apa yang mencetuskan serangan. Gerakan mata
yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang
menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari
atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa
dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin
ke dalam telinga. Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput
putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata
merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
5. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan mata
c. Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
f. ENG
h. Psikiatrik
• Pemeriksaan tambahan :
i. Laboratorium
6. Penatalaksanaan medis
• Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin
• Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester
kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama
pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit
• Terapi kausal
• Terapi simptomatik
• Terapi rehabilitative
7. Penatalaksanaan keperawatan
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
• Keterbatasan gerak
• Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas dan perubahan cuaca
b. Sirkulasi
• Riwayat hypertensi
c. Integritas ego
• Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging,
tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
e. Neurosensoris
• Papiledema.
f. Nyeri
• Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor
otak, pascatrauma, sinusitis.
• Fokus menyempit
g. Keamananan
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
no
Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi
Intervensi keperawatan
Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi
Pengendalian risiko: tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi
serta dapat dimodifikasi
Criteria hasil:
· faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun klien
Intervensi NIC:
Aktivitas keperawatan:
· Pantau tanda/ gejala infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan,
malaise,sekresi, penampilan urine, penampilan luka
NOC:
Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan dalam ruang intraseular dan ekstraselular tubuh
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh
dalam 24 jam
Criteria hasil:
· menunjukkan keseimbangan cairan dengan indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak
bermasalah
Intervensi NIC:
2.pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data klien untuk mengatur keseimbangan cairan
3.pemantauan nutrisi
Aktivitas keperawatan:
· Naikkan bagian kepala tempat tidur pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
3.
NOC:
Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang diamati
Criteria hasil:
· Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak sama sekali.
· Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
Kenyamanan.
Intervensi NIC:
1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri
3.sedasi sadar : pemberian sedative, memantau respon klien dan pemberian dukungan fisiologis yang
dibutuhkan selama prosedur terapautik
Aktivitas keperawatan :
· Meminta klien untuk menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak ada
nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri sangat)
· Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil
dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan
tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic
· Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan dengan melakukan
pengalihan melalui televise, tape, radio,dll
· Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat
dicapai
· Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus
dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
NOC:
Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama
waktu 24 jam
Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh
Intervensi NIC:
2.Pengelolaan nutrisi
3.Bantu menaikkan BB
Aktivitas keperawatan:
· Bantu klien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan tingkat
penggunaan energi
Daftar Pustaka
Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC, Jakarta: EGC
Website: http:/www.google.com
http:/www.wikipedia.com
Unknown at 01:16
No comments:
Post a Comment
Home
Powered by Blogger.