Anda di halaman 1dari 13

Teknologi Informasi

Blog Tri Ardi Tahta Universitas Respati Yogyakarta fakultas Saint dan Teknologi program studi D3
Manajemen Informatika

Friday, 23 January 2015

Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan VERTIGO

Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan

VERTIGO

1. Pengertian

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya. Dapat disertai
gejala lain terutama dari jaringan otonomik dri alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya
dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic
( nistagismus, unstable), otonomik ( pucat, keringat dingin, mual, muntah dan pusing)
(www.kalbefarma.com)

Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya
skelerosis multiple, infark, dan tumor.( kapita selekta kedokteran jilid 2)

2. Etiologi

Beberapa kasus ini terjadi setelah trauma kepala, penyakit virus, infeksi telinga tengah atau
stapedektomi. Kebanyakan kasus ini berhubungan dengan kupolitiasis yaitu deposit otokonia yang
degenerative yang menempel pada kupola semisirkularis posterior . yang membuat kanal sangat
sensitive terhadap perubahan gravitasi yang berkaitan dengan posisi kepala yang berbeda ( kapita
selekta kedokteran jilid 2)

Menurut ( Burton, 1990:170 ) yaitu:

1. Lesi vestibular

• Fisiologik

• Labirinitis

• Obat ; misalnya quinine, salisilat.

• Otitis media

• “Motion sickness”

• Benign post-traumatic positional vertigo

2. Lesi saraf vestibularis

• Neuroma akustik

• Obat : misalnya streptomycin

• Neuronitis

• Vestibular

3. Lesi batang otak dan serebelum

o Infark atau perdarahan pons

• Insufisiensi vertebro-basilar

• Migraine arteri basilaris

• Sklerosi diseminata

• Tumor

• Siringobulbia

• Epilepsy lobus temporal

4. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :


o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan
efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.

o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin
(morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.

o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor,
sklerosis multipleks.

5. Penyakit SSP :

o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi
atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,
blok jantung.

o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.

o Trauma kepala/ labirin.

o Tumor.

o Migren.

o Epilepsi.

6. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan


menstruasi-hamil-menopause.

7. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.

8. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

9. Intoksikasi

3. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang
secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei
N. III, IV dan VI.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul
kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal
dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya
dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau
sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan
gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul
gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala
lainnya.

4. Manifestasi klinik

Vertigo biasanya hanya berlangsung bebrapa detik. Umumnya gerakan ke depan dan kebelakang memicu
vertigo. Kadang-kadang klien memberitahukan posisi apa yang mencetuskan serangan. Gerakan mata
yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang
menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari
atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa
dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin
ke dalam telinga. Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput
putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata
merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

5. Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan fisik :

a. Pemeriksaan mata

b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

c. Pemeriksaan neurologik

d. Pemeriksaan otologik

e. Pemeriksaan fisik umum.


• Pemeriksaan khusus :

f. ENG

g. Audiometri dan BAEP

h. Psikiatrik

• Pemeriksaan tambahan :

i. Laboratorium

j. Radiologik dan Imaging

k. EEG, EMG, dan EKG.

6. Penatalaksanaan medis

• Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin

• Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester
kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama
pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit

• Terapi kausal

• Terapi simptomatik

• Terapi rehabilitative

7. Penatalaksanaan keperawatan

A. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

• Letih, lemah, malaise

• Keterbatasan gerak

• Ketegangan mata, kesulitan membaca

• Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

• Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas dan perubahan cuaca
b. Sirkulasi

• Riwayat hypertensi

• Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

• Pucat, wajah tampak kemerahan.

c. Integritas ego

• Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

• Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

• Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

• Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)

d. Makanan dan cairan

• Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging,
tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).

• Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

• Penurunan berat badan

e. Neurosensoris

• Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

• Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

• Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

• Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras

• Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

• Perubahan pada pola bicara/pola pikir

• Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

• Penurunan refleks tendon dalam

• Papiledema.

f. Nyeri
• Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor
otak, pascatrauma, sinusitis.

• Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

• Fokus menyempit

• Fokus pada diri sendiri

• Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

• Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

g. Keamananan

• Riwayat alergi atau reaksi alergi

• Demam (sakit kepala)

• Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

• Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)

B. Diagnosa yang mungkin muncul

1. Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive

2. Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis

3. Nyeri akut b/d agen injuri biologi

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah

no

Diagnosa keperawatan

Tujuan Intervensi

Intervensi keperawatan

Risiko infeksi dengan factor risiko : prosedur invasif


NOC:

Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi

Pengendalian risiko: tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi
serta dapat dimodifikasi

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:

· faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun klien

· memantau factor risiko lingkungan dan perilaku seseorang

· menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan

· Menguah gaya hidup untuk mengurangi risiko

Intervensi NIC:

1.Pemberian vaksinasi: pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular

2.Pengendalian infeksi : meminimalkan penularan agen infeksius

3. Perlindungan terhadap infeksi

Aktivitas keperawatan:

· Pantau tanda/ gejala infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan,
malaise,sekresi, penampilan urine, penampilan luka

· Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi

· Pantau hasil laboratorium: albumin, protein serum,dll

· Amati penampilan praktik hygine pribadi untuk perlindungan infeksi

· Jelaskan kepada klien/keuarga mengapa sakit/pengobatan meningkatkan risikoterhadap infeksi

· Ajarkan kepada klien untuk tehnik mencuci tangan yang benar

· Lindungi klien terhadap kontaminasi silang


2

Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologi

NOC:

Tingkat kenyamanan:perasaan lega secara fisik dan psikologis

Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan dalam ruang intraseular dan ekstraselular tubuh

Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh
dalam 24 jam

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:

· Berat badan stabil

· Tidak tedapat mata cekung

· Hidrasi kulit tidak terganggu

· keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam

· klien melaporkan tidak mual

· menunjukkan keseimbangan cairan dengan indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak
bermasalah

Intervensi NIC:

1.penatalaksanaan cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi

2.pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data klien untuk mengatur keseimbangan cairan

3.pemantauan nutrisi

Aktivitas keperawatan:

· pantau gejala subyektif mual pada klien


· pantau adanya peningkatan berat badan

· pantau tingkat energy, malaise,keletihan, kelelahan.

· Pantau turgor kulit

· Ajarkan klien tehnik napas dalam untuk menekan reflex muntah

· Ajarkan klien untuk makan dengan perlahan tapi sering

· Kolaboratif : obat antimetik sesuai dengan anjuran

· Naikkan bagian kepala tempat tidur pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi

· Pantau status nutrisi

3.

Nyeri akut b/d agen injuri biologi

NOC:

Tingkat kenyamanan: perasaan senang secara fisik dan psikologi

Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang diamati

Perilaku mengendalikan nyeri: tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri

Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan dan di tunjukkan

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari:

Criteria hasil:

· Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak sama sekali.

· Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai
Kenyamanan.

· Klien mampu meningkatkan konsentrasi

· Klien dapat tidur dengan efektif

Intervensi NIC:

1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri

3.sedasi sadar : pemberian sedative, memantau respon klien dan pemberian dukungan fisiologis yang
dibutuhkan selama prosedur terapautik

Aktivitas keperawatan :

· Meminta klien untuk menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak ada
nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri sangat)

· Lakukan pengkajian nyeri yang komperehensif meliputi lokasi, karakteristik,dll

· Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil
dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan
tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic

· Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan dengan melakukan
pengalihan melalui televise, tape, radio,dll

· Observasi ketidaknyamanan verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu


mengkomunikasikannya secara efektif.

· Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat
dicapai

· Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus
dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah

NOC:

Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic

Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama
waktu 24 jam

Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari


Criteria hasil:

· Klien akan mempertahankan berat badan ideal

· Klien menyatakan toleransi terhadap diet ang dianjurkan

· Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

· Melaporkan keadekuatan tingkat energy

Intervensi NIC:

1.Pengelolaan gangguan makan

2.Pengelolaan nutrisi

3.Bantu menaikkan BB

Aktivitas keperawatan:

· Timbang BB klien pada interval yang sesuai

· Tentukan BB idea klien

· Berikan informasi menyangkut sumber-sumber yang tersedia . seperti: konseling diet,program


latihan.

· Diskusikan dengan klien tentang kondisi medis yang mempengaruhi BB

· Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan BB

· Bantu klien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan tingkat
penggunaan energi

Daftar Pustaka
Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC, Jakarta: EGC

Corwin,Elizabeth J,.2009. Buku saku patofisiologi, Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif M .dkk. 2000.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius

Website: http:/www.google.com

http:/www.wikipedia.com

Unknown at 01:16

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai