Anda di halaman 1dari 3

PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DENGAN MENGGUNAKAN MASKER 2

LAPIS ATAU DOUBLE

Oleh: Siwi Kurniasari

Corona Virus Desease (COVID-19) menurut World Health Organization (WHO,


2020) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan mulai dari flu
sampai penyakit yang serius seperti Middle East Respirtory Syndroma (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndroma (SARS). Tanda dan gejala dari virus COVID-19
secara umum antra lain gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak nafas.
Pada kasus COVID-19 berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut,
bahan dapat menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2020) Virus COVID-19 berasal dari
kota wuhan Provinsi Hubei Cina. Virus COVID-19 ditularkan oleh hewan ke manusia,
dari bukti ilmiah COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui droplet
(percikan batuk/ bersin) (Han & Yang, 2020).
Penularan Covid-19 melalui droplet yang mengandung virus ataupun aliran udara
(aerosol) menjadi jalur utama yang menyebabkan virus menyebar dan memiliki daya
penularan tinggi, saat pandemi terjadi sangat penting untuk mengontrol sumber infeksi
(Atmojo, 2020). Berbagai studi eksperimental telah melaporkan masker bedah medis dan
N95 dapat melindungi pemakainya dari berbagai infeksi atau kemungkinan menularkan
infeksi. Hasil ini tampak konsisten, sehingga dapat digunakan oleh para petugas layanan
kesehatan untuk melindungi diri terhadap infeksi pernapasan. Masker dapat melindungi
dari tetesan yang lebih kasar dan transmisi aerosol yang lebih halus (Dharmadhikari,
2012; Lai, 2012; MacIntyre, 2017; Offeddu, 2017).
Kebijakan penggunaan masker secara menyeluruh masih terus diperdebatkan
secara ekstensif sejak tahap awal pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan paparan yang
signifikan akan menurun bila seseorang menjaga jarak minimal 6 kaki dengan orang lain
atau pasien dan berinteraksi dalam waktu singkat (hanya beberapa menit atau kurang dari
30 menit). Sehingga apabila seseorang berada di ruang terbuka dengan penerapan
ketentuan sebelumnya, kemungkinan tidak perlu setiap saat memakai maskernya
(Tirupathi, 2020). Langkah untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di dalam
masyarakat merupakan hal yang terpenting. Penggunaan masker kain dan masker sekali
pakai sangat penting untuk pasien bergejala yang berada di rumah, pengasuh, dan mereka
yang hidup dengan banyak orang, dan ruang seperti transportasi umum (Mahase, 2020).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan
mengimbau masyarakat untuk tetap memakai masker saat terpaksa harus beraktivitas di
luar rumah. Di tengah lonjakan kasus ini, para ahli juga menyarankan masyarakat untuk
mulai mempertimbangkan penggunaan masker ganda atau double mask. Studi
menemukan bahwa cara ini lebih ampuh menyaring partikel, seperti virus. Setiap orang
diwajibkan menggunakan masker penutup wajah ketika berada di tempat umum ketika
kebijakan physical distancing sulit untuk dilaksanakan dengan disiplin. Masker kain
direkomendasikan sebagai penghalang sederhana untuk mencegah aerosol pernapasan di
udara terhirup oleh orang lain pada saat orang dengan infeksi Covid19 bersin, batuk atau
berbicara. Hal ini disebut sebagai kontrol sumber. Rekomendasi ini berdasarkan hal yang
telah diketahui tentang dampak pernapasan dalam penyebaran virus yang menyebabkan
Covid-19 dikaitkan dengan bukti yang didapatkan dari studi klinis dan laboratorium yang
menunjukkan masker kain mengurangi semprotan saat dipakai dengan baik yakni
menutupi hidung, mulut hingga dagu. Covid-19 menyebar terutama pada orang-orang
yang berjarak sekitar 1 meter, sehingga penggunaan masker kain sangat penting ketika
orangorang saling berdekatan satu sama lain atau pembatasan jarak sulit untuk
dilaksanakan (CDC, 2020).
Penggunaan masker medis saja memberikan perlindungan sebesar 50-60% dari
risiko terpapar Covid-19. Jika ditambah dengan masker kain di lapisan luar, maka
perlindungan yang diberikan akan semakin tinggi menjadi 85%. Double masking bisa
dilakukan dengan merangkap penggunaan masker bedah dan masker kain. Masker bedah
ditaruh di lapisan dalam, sementara masker kain ditaruh di lapisan luar. Selain konsep
double mask, tidak lupa juga disarankan untuk menyilang tali masker agar tak ada celah
virus yang masuk dari samping. Menyilangkan tali masker mampu meminimalisasi risiko
masuknya virus lewat samping tanpa tersaring masker. Sementara itu, masyarakat sudah
tak lagi disarankan hanya menggunakan masker kain tiga lapis. Masker kain memberikan
perlindungan paling rendah dibanding masker lainnya.
REFERENSI

Atmojo, J., Akbar, P., Kuntari, S., Yulianti, I., & Darmayanti, A. (2020). Definision
And The Most Active Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (Sars-
Cov-2) Atau Covid-19. Jurnal Pendidikan Kesehatan (E-Journal), 9(1), 57-64.
doi:10.31290/jpk.v9i1.1513.

Atmojo, J., Arradini, D., Ernawati, E., Widiyanto, A., & Darmayanti, A. (2020).
Cardiopulmonary Resuscitation in the Covid-19 Pandemic Era. Jurnal
Keperawatan, 12(3), 355-362.

CDC. (2020). Considerations for Wearing Cloth Face Coverings. Retrieved June 2,
2020, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019nco v/prevent-getting-
sick/cloth-facecover guidance.htm

Dharmadhikari, A. S. et al. (2012) ‘Surgical face masks worn by patients with


multidrug-resistant tuberculosis: Impact on infectivity of air on a hospital ward’,
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. doi:
10.1164/rccm.201107-1190OC.

Han, Y. & Yang, H. 2020, ‘The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus
infection disease (COVID-19): A Chinese perspective’, Journal of Medical
Virology, vol. 92, no. 6, pp. 639–44.
Kemenkes RI. 2020b, ‘Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19)’, Germas, pp. 0–115.
Mahase, E. (2020). Covid-19: What is the evidence for clothmasks?
1422(April),13.https://doi.org/ 10.1136/bmj.m142
Tirupathi, R. et al. (2020) ‘Comprehensive Review of mask utility and challenges
during the COVID-19 pandemic’, Infezioni in Medicina, 28, pp. 57–63.

Anda mungkin juga menyukai