PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil ujian semester 2 yang lalu kelas VII SMPK Plus
Kasimo tahun pelajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA masih rendah
yaitu rata-rata ketuntasan hasi belajar peserta didik dimana ada 18 peserta
didik (64%)dengan rata-rata nilai 55.Nilai rata-rata tersebut belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini
adalah 72.Tetapi ada 10 orang peserta didik atau 36% yang mempunyai nilai
rata-rata diatas kriteria ketuntasan minimal > 72 .
1
berkenaan dengan konsep dan cara-cara mengimplementasikan model-model
tersebut dalam proses pembelajaran. Kekurangpahaman seorang guru
terhadap berbagai ini, menyebabkan model yang dikembangkan guru
cenderung tidak dapat meningkatkan peran peserta didik secara optimal
dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberikan
sumbangan yang besar terhadap hasil belajar peserta didik
(Aunurrahman,2009).
2
1.2.5 Rendahnya hasil belajar peserta didik(peserta didik yang belum
mencapai KKM 72 ada 10 orang dari 28 peserta didik dengan
presentase ketuntasan 36%).
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah merupakan bagian disiplin ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan segala sesuatu yang alamiah atau pun
berupa buatan manusia.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang
mempelajari serta mengungkapkan gejala-gejala alam yang menyangkut
makhluk hidup, dan hasil yang diperoleh dihimpun dalam kumpulan
pengetahuan.
Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang cukup luas dan
sejalan dengan perkembangan cara menyingkap ilmu pengetahuan dan cara
berpikir yang kritis membawa perubahan yang nyata, sehingga IPA tidak
hanya merupakan kumpulan pengetahuan, namun juga menyangkut proses
konsep serta prinsif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkembang semakin
korelasional, karena benda hidup tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan,
baik dilihat dari hakekat terjadinya, hakekat eksistensinya, hakekat
perilakunya, melalui proses perkembangan evaluasi. Benda hidup tidak lagi
menjadi obyek perubahan lingkungan tetapi obyek sekaligus subyek.
5
2.1.2 Kalau ada keajengan tersirat adanya perubahan yang dapat balik
(reversible), maka dijumpai pula perubahan yang tidak dapat balik
(irreversible), peristiwa perkembangan mahkluk hidup yang dipelajari
dalam ontogeni dan embriogeni adalah contoh perkembangan yang
irreversible.
2.1.3 Perubahan yang bersifat tidak dapat balik yang terjadi pada
perkembangan embriogeni dan ontogeni menyangkut perubahan yang
tetap, artinya perubahan yang menjurus pada perkembangan bentuk
yang khas bagi spesies. Namun terjadi juga perubahan yang tidak dapat
balik yang menjurus pada pembentukan spesies baru, perubahan
tersebut dikenal sebagai proses evaluasi.
2.1.4 Sejarah kehidupan masa lampau benda hidup ikut menentukan bentuk
dan perilaku benda hidup masa yang akan datang.
2.1.5 Perilaku benda hidup lebih-lebih yang tergolong pada animalia tidak
sepenuhnya dapat diramal seperti halnya benda tidak hidup.
2.1.6 Tubuh benda hidup tersusun atas unsur-unsur kimia, dan reaksi-reaksi
kimia yang berlangsung seperti pada proses metabolisme adalah reaksi
kimia tubuh, seperti halnya reaksi-reaksi kimia lazimnya, namun
peristiwa atau gejala IPA bukan gejala kimia semata-mata.
2.1.7 Tidak seperti gejala sains yang lain, gejala IPA yang lain berwujud
respon makhluk hidup terhadap stimuli tidak sepenuhnya dapat
diramalkan. Semakin tinggi tingkatnya semakin banyak ragam dan
kemungkinan respons yang dapat terjadi, lebih-lebih pada manusia,
perilakunya ternyata dipengaruhi oleh tingkat budayanya.
2.1.8 Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), konsep yang menyangkut
keseluruhan sistem menentukan konsep bagian. Ini berarti bahwa
kemampuan bagian ditentukan oleh kemampuan keseluruhan sistem,
dan bukannya bagian-bagian yang menentukan keseluruhan. Demikian
pula yang menyangkut fenomena, fenomena bagian ditentukan dan
tidak menentukan fenomena keseluruhan.
6
Dalam mempelajari IPA sebagai suatu disiplin ilmu, diperlukan
langkah-langkah yang tertentu, yang biasa dikenal dengan metode ilmiah.
Metode ilmiah adalah suatu metode untuk memecahkan masalah yang melalui
tahap-tahap tertentu secara sistematis, tahap yang dimaksud ialah:
7
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Dimyati dan
Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006:
26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
8
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar
yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPA yang
mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan
penerapan (C3).Instrumen yang digunakan untuk mengukurhasil belajar
peserta didik adalah tes.
9
Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
10
Selain memiliki kelebihan problem based learning juga
memiliki kekurangan, adapun kekurangan dari penggunaan model
pembelajaran ini, antara lain :
Kondisi Real
1. Guru banyak menggunakan metode Ceramah
2. Siwa kurang aktif dengan tidak bertanya dan menjawab pertanyaan
3. Hasil belajar rendah, nilai rata-rata ulangan semester 2 2017 /2018 yaitu
55
Tahap perencanaan
1. Membuat RPP
2. Memilih alat dan bahan pembelajaran yang sesuai.
3. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
4. Menyusun lembar kerja peserta didik
5. Mengembangkan format evaluasi
6. Membuat lembar observasi guru dan peserta didik
Tahap Pelaksanaan
1. Guru memberikan petunjuk belajar
2. Guru menginformasikan pengelompokan peserta didik
3. Peserta didik dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik
11
4. Masing-masing kelompok mengidentifikasi masalah dan
mendiskusikannya dengan teman kelompok
5. Guru membimbing peserta didik dalam pemecahan masalah
6. Peserta didik mempresentasekan hasil kerja kelompok
7. Pementapan hasil presentasi peserta didik
Tahap evaluasi
Melaksanakan tes tertulis
Kondisi Ideal
1. Guru menggunakan model Problem Based Learning
2. Peserta didik terlibat aktif berdiskusi dalam pemecahan masalah
Aktivitas dan hasil belajar meningkat
BAB III
METODE PENELITIAN
12
kemudian diidentifikasi secara cermat sebagai dasar dalam penyusunan
rancangan tindakan yang akan dilakukan.
3.1.2 Perencanaan
3.1.4 Observasi
Pada tahap ini, kegiatan dilakukan oleh teman sejawat pada saat
pembelajaran berlangsung.
3.1.5 Refleksi
13
pembelajaran.Kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk siklus yang ke II. Dengan demikian
diharapkan pembelajaran pada siklus ke II lebih baik dan hasil belajar
peserta didik akan meningkat dibandingkan pembelajaran pada siklus
I.Penelitian tindakan kelas model Hopkins ini berturut-turut meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, kemudian berulang
untuk siklus yang ke dua sebagaimana gambar di bawah ini.
14
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMPK Plus Kasimo, Jalan IJ
Kasimo, Desa Wee Londa, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten
Sumba Barat Daya, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
3.3 SUBJEK dan OBJEK PENELITIAN
3.3.1 Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPA
yaitu Ibu Regina F.R.Lete yang telah bertugas di SMPK Plus Kasimo .
Dan peserta didik kelas VII di SMPK Plus Kasimo berjumlah 28 orang
terdiri dari peserta didik laki-laki sebanyak 12 orang dan peserta didik
perempuan sebanyak 16 orang.
3.3.2 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar peserta didik kelas VII di SMPK Plus Kasimo
3.4.1 Keaktifan peserta didik: jika peserta didik mendapat skor 24-30
3.4.2 Keaktifan guru: jika guru mendapat skor 24-30
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
deskriptif, yaitu mendeskripsikan data yang diperoleh melalui observasi
aktivitas peserta didik, dan hasil belajar peserta didik.
15
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Σx = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh peserta didik
N = Jumlah peserta didik (Sudjana, 2005)
Ketuntasan Kelas
ΣNs
KB = x 100%
𝑁
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
ΣNs =Jumlah peserta didik yang tuntas
N = Jumlah peserta didik
Ketuntasan belajar peserta didik
16
Skor tertinggi untuk tiap butir observasi 3.Jumlah butir observasi 10
maka skor tertinggi adalah 30. Hasil kisaran nilai untuk tiap kategori
pengamatan dilukiskan dalam tabel 3.1
No Skor Kriteria
1 10-16 Kurang
2 17-23 Cukup
3 24-30 Baik
3.4.4 Observasi aktifitas peserta didik
Skor tertinggi tiap butir observasi 3. Jumlah butir observasi 10 maka skor
tertinggi adalah 30.
No Skor Kriteria
1 10-16 Kurang
2 17-23 Cukup
3 24-30 Baik
Siklus I
17
fokus pada masalah yang telah teridentifikasi tersebut. Masalah dalam
penelitian ini tentu saja dalam lingkup kegiatan pembelajaran.
18
3) Peserta didik dihadapkan dengan masalah yang akan di
bahas peserta didik
4) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok
5) Setiap kelompok melakukan pemecahan masalah dan
melakukan percobaan
6) Guru membimbing peserta didik dalam pemecahan masalah
7) Peserta didik mempresentasekan hasil kerja kelompok
8) Pementapan hasil presentasi peserta didik
3.5.3.3 Kegiatan Penutup :
1) Guru memberikan kesimpulan
2) Tes akhir
3.5.4 Pengamatan/Observasi
3.5.5 Refleksi
Siklus II
19
3.5.1 Perencanaan Tindakan
1) Menyusun RPP
2) Membuat LKS
3) Menyusun lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik
4) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan pada waktu
kegiatan pembelajaran
5) Menyiapkan media
20
logam dan bagaimana cara pembuatan magnet dengan cara
dialiri aliran listrik (elektro magnet)”
4) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok
5) Setiap kelompok melakukan pemecahan masalah dan
melakukan percobaan pembuatan magnet dengan cara induksi
dan cara menggosok
6) Guru membimbing peserta didik dalam pemecahan masalah
7) Peserta didik mempresentasekan hasil kerja kelompok
8) Pementapan hasil presentasi peserta didik
3.5.3 Pengamatan/Observasi
3.5.4 Refleksi
21
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
22
Test merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang sudah
dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
23
“Penerapan model Problem based learning“. 30 Oktober 2018
https://respository.usd.ac.id
24