Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN MATERNITAS II

“ Adaptasi Anatomi dan Fisiologis Kehamilan dan Psikologis


Kehamilan ”

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah keperawatan maternitas
semester genap 2019

Dosen Pengampu : Yanti Puspita Sari, Ns, M. Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Mutya Amal Dwi Safura (1711311033)


2. Sri Dinda Andrifa (1711312009)
3. Ulfha Putri Rahmi (1711312021)
4. Poppy Wahyu Pratama (1711312037)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanawata’ala yang telah memberikan kami


berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak yang
diberikankan keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman –
teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari didalam penyusuhan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa
maupun hal pengkonsilidasian.

Oleh karena itu kami minta maaf atas ketidak sempurnaannya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
karya tulis ini. Harapan kami mudah – mudahan apa yang kami susun bisa
memberikan manfaat untuk diri sendiri ,teman – teman serta orang lain.

Padang, 4 Februari 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

Halaman Judul ......................................................................................................1


Kata Pengantar .....................................................................................................1
Daftar Isi ................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
C. Sasaran Pembelajaran ...................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS .........................................................................2
A. Adaptasi Anatomi Fisiologis Selama Kehamilan ..........................................2
B. Perubahan-Perubahan pada Metabolisme ......................................................... 18

C. Adaptasi Psikologis Kehamilan ...................................................................20


BAB III PENUTUP ............................................................................................25
A. Kesimpulan .................................................................................................25
B. Saran ............................................................................................................25
Daftar Pustaka ....................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang menjadi
satu kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil
mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan.
Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan,
payudara, system endokrin, system kekebalan, system perkemihan.

Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada perempuan hamil


sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu
hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali
seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman


dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu
aktivitas, dianggap normal.

Untuk melakukan asuhan keperawatan yang baik, diperlukan


pengetahuan dan kemampuan untuk mengenali perubahan fisiologis yang
terkait dengan proses kehamilan. Perubahan tersebut mencakup perubahan
anatomi dan fisiologis serta psikologis selama kehamilan. Untuk itu penulis
membuat makalah dengan judul “ Adaptasi Anatomi dan Fisiologis Kehamilan
dan Psikologis Kehamilan ” untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi
para perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang hal yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi tersebut meliputi
perubahan sistem pencernaan, payudara, system endokrin, system kekebalan,

1
system perkemihan. Dan perubahan-perubahan yang terjadi pada psikologis ibu
hamil.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Adaptasi anatomi fisiologis selama kehamilan


A. Perubahan Uterus

Uterus merupakan alat reproduksi bagian dalam yang berfungsi sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya janin selama proses kehamilan. Secara anatomis,
uterus disusun oleh 3 lapisan, yaitu :

1. Endometrium, merupakan lapisan paling dalam, lapisan yang mengalami


pengelupasan secara periodic dan berkala setiap bulan, dikenal dengan
proses menstruasi.
2. Otot-otot myometrium yang bersifat sangat elastic dan kuat.
3. Perimetrium, bagian terluar dari uterus.

Sebelum konsepsi ukuran uterus kecil seperti buah pir yang terletak dalam
rongga pelvis. Sebelum hamil berat uterus  30 – 50 gram dengan kapasitas 10 ml,
pada akhir kehamilan beratnya mencapai 1000 gram dengan kapasitas 5000 ml
untuk janin, plasenta dan cairan amnion.

Pertumbuhan uterus terjadi karena hyperplasia dan hipertropi. Pada trimester I


pertumbuhan uterus disebabkan oleh hyperplasia dan pembentukan sel-sel baru
hasil dari stimulasi miometrium oleh estrogen. Pada trimester II dan III,
pertumbuhan uterus akibat hipertropi otot polos ke segala arah yang mengikuti
pertumbuhan janin. Disamping pertumbuhan otot, terjadi akumulasi jaringan
fibrosa pada lapisan uterus sebelah luar dan jaringan elastic yang menyokong
kekuatan dari dinding otot.

Pola pertumbuhan uterus dapat diprediksi sehingga memberikan informasi


tentang pertumbuhan janin dan menentukan tanggal taksiran persalinan. Pada
kehamilan 12 minggu, uterus dapat di palpasi diatas simfisis pubis dengan
mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu, kehamilan 16 minggu tinggi fundus
uteri antara simfisis pubis dan pusat, kehamilan 22-24 minggu tinggi fundus uteri

3
setinggi pusat, kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri antara pusat dan prosesus
xifoideus, krehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri 1 jari dibawah prosesus
xifoideus.

Selain itu, usia kehamilan dapat juga diprediksi menurut Spiegelberg:

22 – 28 Minggu = 24- 25 cm di atas simphisis

28 Mgg = 26,7 cm di atas simphisis

30 – 32 Mgg = 29,5 – 30 cm di atas simphisis

34 Mgg = 31 cm di atas simphisis

36 Ngg = 32 cm di atas simphisis

38 Mgg = 33 cm di atas simphisis

40 Mgg = 37,7 cm di atas simphisis

Usia kehamilan, juga dapat di tentukan dengan menggunakan data HPHT. Hari
pertama haid terakhir dijadikan tolak ukur terjadinya kehamilan, sehingga dengan
demikian, dapat diprediksi usia kehamilan saat ibu berkunjung ke klinik serta
menentukan taksiran partus. Rumus yang lazim digunakan untuk memprediksi
taksiran partus adalah Rumus Neagel.

Hari +7 bulan -3 tahun +1 atau Hari +7 bulan +9

4
Pengukuran tinggi fundus uteri sangat penting untuk menentukan usia
kehamilan, memprediksi apakah janin tumbuh dan berkembang sesuai demean
standar. Pengukuran tinggi fundus demean menggunakan meteran dikenal dengan
teknik “Mc Donald”. Tinggi fundus uteri, secara tidak langsung memberikan
informasi tentang taksiran berat janin (TBJ). Ada beberapa rumus yang dapat
digunakan untuk menaksir berat janin menggunakan tinggi fundus uteri:

1. Rumus Pertama
a. Jika kepala belum masuk PAP
Berat janin = (tinggi fundus – 12) × 155 gram
b. Jika kepala sudah masuk PAP
Beart janin = (tinggi fundus – 11) × 155 gram
2. Rumus Risanto
Berat janin (Y) gram = 126.7 X - 931.5
X = tinggi fundus
Y = berat janin
Selama hamil uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tidak
nyeri yang disebut “Braxton Hicks Contraction”. Selama kontraksi, uterus akan
tegang dan kemudian mengendur. Pada trimester I, kontraksi ini jarang terjadi. Pada
trimester III kontraksi lebih sering, keadaan ini dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada ibu. Kontraksi ini disebut dengan kontraksi palsu (his
palsu).
Uterus yang meningkat akan menyebabkan aliran darah ke uterus juga
meningkat secara dramatis. Pada awal kehamilan ketika uterus dan plasenta masih
kecil, aliran darah lebih banyak ke miometrim dan endometrium. Darah tersebut
dibawa oleh arteri miometrial yang masuk ke ruang intervillus, dimana oksigen dan
nutrisi di transfer pada villi khorionik dan dibawa ke janin. Sampah metabolic dari
fetus didifusi ke vena ibu.

a) Perubahan Servik
Servik juga mengalami perubahan yang signifikan setelah konsepsi.
Perubahan terjadi pada warna dan konsistensinya. Sebagai respon terhadap

5
peningkatan jumlah estrogen, serviks mengalami hyperemia (peningkatan
jumlah aliran darah) akibatnya terbentuk warna merah kebiru-biruan
termasuk juga pada vagina dan labia. Tanda ini disebut tanda Chadwick.
Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10%
jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen.
Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi
maka konsistensi serviks menjadi lunak. Tanda ini disebut tanda godell.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan meningkat fungsinya dan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Sekresi yang lebih banyak ini berfungsi
untuk mencegah masuknya bakteri dari vagina ke uterus selama kehamilan
dan melindungi membran dan janin dari infeksi.
b) Perubahan Vagina dan Vulva
Perubahan pada vagina akibat hipervaskularisasi, mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut
tanda Chadwick. Meningkatnya vaskularisasi, edema kebiru-biruan
jaringan ikat membuat jaringan vulva dan perineum lebih sensitive dan
kongesti pelvic selama kehamilan bisa meningkatkan dorongan seksual dan
pengalaman orgasme.
c) Perubahan Ovarium
Sejak konsepsi terjadi, fungsi utama ovarium adalah mensekresi
progesterone sampai minggu ke 6 – 7 kehamilan untuk bisas
mempertahankan kehamilan. Korpus luteum mensekresikan progesterone
sampai terbentuknya plasenta.
Ovulasi juga tidak terjadi selama kehamilan karena tingginya kadar
progesterone dan estrogen yang menghambat lepasnya FSH dan LH yang
diperlukan untuk ovulasi. Selain progesterone, korpus luteum juga
memproduksi hormone relaxin yang berfungsi untuk menenangkan uterus
hingga janin dapat terus tumbuh dan berkembang hingga aterm.

d) Perubahan Mammae
Perubahan mammae terjadi pada ukuran dan penampilannya.
Estrogen dan progesterone menyebabkan ukuran mammae meningkat.

6
Estrogen merangsang pertumbuhan jaringan duktus mammae dan
progesterone meningkat pertumbuhan lobus , lobulus dan alveolus.
Hormone somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan
kasein, laktabumin dan laktoglobulin demean demikian mamae
dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh hormone
progesterone dan somatomammotropin terbentuk lemak disekitar
kelompok-kelompok alveolus sehingga pembuluh darah vena terlihat di
permukaan kulit mamae. Dapat terjadi peningkatan ukuran mammae yeng
berlebihan kemudian membentuk striae seperti yang terdapat pada
abdomen.
Papilla mammae menjadi lebih besar dan lebih erektil, aerola
menjadi lebar dan mengalami hiperpigmentasi. Kelenjar Montgemory lebih
menonjol pada permukaan areola. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari
papilla mammae dapat keluar cairan putih kekuningan, disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari sel-sel asinus yang mulai bereksresi. Sesudah
melahirkan, kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning.
Meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan tapi pengeluaran air susu
belum terjadi oleh karena proklatin ditekan oleh proclatine inhibiting
hormone (PIH). Dengan lahirnya plasenta, pengaruh estrogen dan
somatomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga proklaktin
dapat dikeluarkan dan laktasi dapat terjadi.

B. Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan perubahan yang pada ukuran dan posisi jantung, volume
darah, aliran darah, dan komponen darah.

a) Jantung
Ukuran dan posisi jantung hanya sedikit mengalami perubahan dan
akan segera kembali seperti semula setelah melahirkan. Otot jantung
(miokardium) menebal karena meningkatnya kerja jantung selama
kehamilan. Jantung tertekan ke atas dan kiri depan akibat pembesaran terus
yang mendorong diafragma selama trimester III.

7
Selama kehamilan kadang dapat terjadi perubahan pada bunyi
jantung, sehingga perlu diwaspadai. Perubahan terdengar pada minggu 12 –
20 kehamilan dan berlanjut pada minggu 2 – 4 postpartum. Terjadinya
sistolik murmur ditemuykan pada 90% wanita hamil. Suara tiga (S3) juga
dapat ditemukan.

b) Volume Darah
Volume darah total merupakan gabungan antara plasma dengan
yang sel terlarut seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
Volume darah total meningkat sekitar 45% selama kehamilan.
Plasma meningkat secara cepat dari 6 – 8 minggu kehamilan
menjadi 4700-5200 ml pada minggu 32 kehamilan. Peningkatan ini berkisar
45% (1200-1600 ml) disbanding wanita tidak hamil. Alasan terjadinya
peningkatan volume plasma ini berhubungan dengan stimulasi estrogen
terhadap system renin angiotensin aldosteron yang memicu terjadinya
retensi sodium dan air. Terjadinya penambahan volume ini di karenakan 2
alasan yaitu 1) Untuk transportasi nutrisi dan oksigen ke plasenta ; 2) Untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan jaringan uterus dan mamae.
Pengenceran sel darah merah oleh plasma juga mempunyai fungsi
proteksi dengan penurunan viskositas darah dilusi atau pengenceran dapat
menghbambat kecendrungan pembentukan thrombus yang bisa menyumbat
pembuluh darah dan menyebabkan komplikasi serius seperti tromboemboli/
trombophlebitis.
Jumlah sel darah meningkat dari 250 menjadi 450 ml, sekitar 20-
30% diatas nilai wanita tidak hamil. Meskipun terjadi peningkatan sel darah
merah, peningkatan jumlah plasma lebih menonjol dan terjadi lebih awal.
Hasil difusi sel darah merah menyebabkan penurunan hematrokrit. Keadaan
ini disebut anemia fisiologis atau pseudoanemia artinya pengenceran sel
darah merah pada volume plasma yang bertambah, tidak mengindikasikan
anemia. Namun demikian, pemeriksaan kadar HB pada ibu hamil senantiasa
tetap harus dilakukan secara berkala. Umumnya anemia defisiensi zat besi

8
dapat diperkirakan terjadi apabila hemoglobinnya 10,5 gr/dl atau kurang
dan hematokrit kurang dari 33%.

c) Curah Jantung
Konsekuensi utama atas terjadinya penambahan volume plasma
selama hamil adalah peningkatan curah jantung. Curah jantung adalah
jumlah darah yang dipompakan dari jantung tiap menit berdasarkan isi
sekuncupnya (jumlah darah yang dipompakan jantung tiap kontraksi).
Curah jantung meningkat secara cepat pada trimester I yang meningkat
sampai 40% pada 20-24 minggu kehamilan.

d) Resistensi Vaskular Perifer


Resistensi vascular perifer menurun selama kehamilan. Perubahan
ini disebabkan oleh : 1) relaksasi otot pembuluh darah akibat efek
progesterone, 2) penambahan unit uteroplasenta yang menambah area
sirkulasi, 3) produksi panas oleh fetus yang memerlukan vasodilatasi, 4)
peningkatan sintesa prostaglandin yang menyebabkan resistensi terhadap
vasokonstriksi seperti angiotensin II dan norepinefrin.

e) Tekanan Darah
Terjadi penurunan resistensi vascular perifer untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah selama kehamilan. Meskipun
terjadi peningkatan volume darah, tekanan sistolik tidak berubah jika
diperiksa pada posisi duduk atau berdiri. Tekanan diastolic bisa turun ( 10
mmhg) menjelang 28 minggu kehamilan dan kembali pada ukuran biasa
sampai aterm.

f) Aliran Darah
Empat perubahan utama yang terjadi pada aliran darah selama
kehamilan adalah :
1. Aliran darah berubah untuk memenuhi uteroplasenta, hamper 500
ml/menit dibutuhkan untuk perfusi plasenta secara adekuat.

9
2. Hampir 30% lebih darah harus mengalir melalui ginjal untuk membuang
sampah metabolic yang meningkat.
3. Kulit wanita membutuhkan peningkatan sirkulasi untuk mengeluarkan
panas.
4. Pembesaran uterus menekan vena cara inferior dan vena iliaka
menghambat aliran balik dari vena kaki dan darah terbendung pada vena
dalam dan superficial. Hal ini mengakibatkan statis darah yang menekan
vena dan mengakibatkan menjadi teregang. Keadaan yang berlangsung
lama akan menyebabkan terjadinya varises pada kaki, vulva, dan rectum.

g) Komponen Darah
Eritrosit, leukosit dan factor pembekuan meningkat selama
kehamilan. Eritrosit meningkat 20-30%. Peningkatan eritrosit
meningkatkan kebutuhan zat besi, dimana dibutuhkan untuk pembentukan
hemoglobin. Suplemen zat besi diperlukan untuk meningkatkan
pembentukan hemoglobin dan mencegah terjadinya anemia defisiensi zat
besi.
Awal trimester I, leukosit meningkat dari 5000 sel/ mm3 menjadi
9000-15000 sel/mm3. Leukosit meningkat sampai proses melahirkan dan
akan turun pada hari ke-6 postpartum. Beberapa factor pembekuan
meningkat selama kehamilan, seperti plasma fibrinogen (factor I) yang
meningkat sekitar 50%. Peningkatan jumlah fibrinogen akan meningkat
pembentukan pembekuan (clot) yang memberikan perlindungan dari
perdarahan selama persalinan tapi juga meningkat pembentukan thrombus
pada kaki dan berkembang menjadi trombophlebitis.

C. Sistem Pernafasan

Perubahan yang terjadi selama kehamilan pada sistem pernafasan adalah


akibat peningkatan konsumsi oksigen, faktor hormonal dan efek fisik terhadap
pembesaran uterus.

a. Konsumsi okesigen

10
Konsumsi oksigen meningkat sekitar 15-20% pada kehamilan. Sebagian
dari oksigen digunakan oleh janin dan sisanya dikonsumsi oleh uterus, jaringan
mamae dan peningkatan pernafasan maternal dan kebutuhan jantung. Wanita
bernafas lebih dalam sebagai kompensasi terhadap peningkatan kebutuhan oksigen,
meskipun pernafasan tidak berubah berbagai hasilnya, volumenya tidal (volume gas
yang keluar masuk saluran pernafasan setiap bernafas) dan volume udara yang
diinspirasi atau diekspirasi dalam satu menit meningkat sekitar 40%.
konsekuensinya tekanan CO2 (pCO2) rendah dan alkalosis respiratorik terjadi.
Dengan terjadi keadaan ini, ginjal mengkompensasi dengan mensekresi bikarbonat.
Penurunan tekanan O2 juga meningkatkan pemindahan CO2 dari janin ke sirkulasi
maternal.

b. Faktor hormonal

Progesteron ; merupakan faktor utama pada perubahan pernafasan selama


kehamilan. Ia membantu penurunan resistensi jalan nafas dengan merelaksasi otot
polos pada saluran pernafasan. Progesteron juga meningkatkan sensitivitas pusat
pernafasan terhadap CO2 kemudian menstimulasi peningkatan ventilasi dan
penurunan pCO2. kedua faktor ini bertanggungjawab terhadap terjadinya dyspnea.

Esterogen ; menyebabkan peningkatan vaskularisasi membran mukosa


saluran pernafasan atas akibatnya pembuluh kapiler membersar, edema dan
hiperemia berkembang sampai ke hidung, faring, laring dan trakea. Keadaan ini
berkembang menjadi sinus, epistaksis dan perubahan suara. Peningkatan vaskuler
juga menyebabkan edema pada membran telinga dan saluran eustachius dan bisa
menyebabkan sensasi penuh pada telinga.

c. Perubahan fisik

Pada trimester III, pembesaran uterus mendorong diafragma sekitar 4 cm


dan mencegah ekspansi paru-paru. Tulang iga bagian substernal meluas dan lingkar
dada bertambah 6 cm sebagai kompensasi berkurangnya ruang ekspansi paru-paru.
Pernafasan menjadi thorakal daripada abdominal dan terjadi dyspnea pada banyak
wanita.

11
D. Sistem Gastrointestinal

a. Mulut

Peningkatan esterogen menyebabkan hiperemia pada jaringan mulut dan


gusi dan dapat menyebabkan gingivitis dan perdarahan gusi. Beberapa wanita dapat
berkembang menjadi hipertropi vaskular gusi, dimana terlihat kemerahan, lunak
dan berdarah. Beberapa wanita mengalami ptylism atau hipersalivasi yang
mengakibatkan ketidaknyamanan dan malu.

b. Esophagus

Tonus spinter esophagus bawah menurun selama kehamilan karena aktivitas


progesteron yang merelaksasi otot polos. Pengurangan tonus membuat keluarnya
asam lambung ke esophagus dan menyebabkan nyeri dada.

c. Lambung dan Usus Halus

Peningkatan progesteron merelaksasi semua otot polos menyebabkan


penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal. Pengosongan lambung dan
usus lebih lama dan meningkatkan absorbsi. Keadaan ini menguntungkan bagi janin
tapi menyebabkan mual pada wanita hamil.

d. Usus Besar

Penurunan motilitas usus besar membuat waktu untuk penyerapan air lebih
lama sehingga feses menjadi kering dan bisa terjadi konstipasi. Konstipasi berlanjut
menyebabkan hemoroid jika wanita terlalu kuat meneran saat defekasi.

e. Hati dan Kandung empedu

Ukuran hati dan kandung empedu tidak berubah, tpai terjadi perubahan
fungsi karena pengaruh progesteron. Kandung empedu menjadi hipotonik dan
waktu pengosongan memanjang, menyebabkan empedu mengeras dan menjadi
batu empedu. Pengurangan tonus kandung empedu cenderung untuk
mempertahankan garam empedu yang menyebabkan terjadi pruiritus. Pemebesaran
uterus alkali fosfat dan kolesterol dua kali lipat pada akhir kehamilan, tapi jumlah

12
serum albumin menurun. Perubahan ini disebabkan oleh efek esterogen dan
hemodilusi.

E. Sistem Urinarius

a. Kandung Kemih (Vesica Urinaria)

Pada trimester I, pembesaran uterus mulai dari rongga panggul. Pembesaran


tersebut menekan kandung kemih yang menyebabkan wanita hamil mengalami
peningkatan frekuensi dan keinginan berkemih. Pada trimester II, pembesaran
uterus mulai dari rongga panggul dan mengurangi tekanan pada kandung kemih dan
menurunkan keinginan untuk berkemih. Selain itu kapasitas kandung kemih
mendekati dua kali lipat dibandingkan pada wanita tidak hamil, hal ini terjadi
karena relaksasi otot polos akibat pengaruh hormon progesteron.

Membran mukosa kandung kemih terkandung dengan darah dan dinding


kandung kemih mengalami hipertropi akibat pengaruh esterogen. Penurunan aliran
darah dari kandung kemih bagian bawah mengakibatkan terjadi edema pada
jaringannya dan area ini mudah terjadi trauma dan infeksi saat melahirkan.

b. Ginjal dan Ureter

Perubahan bentuk dan ukuran ginjal ; selama kehamilan, ginjal mengalami


perubahan pada ukuran dan bentuknya yang disebabkan pelebaran pada piala ginjal,
kalikus dan ureter. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena
pengaruh progesteron, akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri,
karena mengalami banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini
disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid dibelakang kiri uterus.

Perubahan fungsi ginjal ; aliran plasma ginjal atau jumlah total plasma yang
mengalir ke ginjal mengalami peningkatan. Perubahan ini akibat peningkatan
volume plasma dan curah jantung. Laju filtrasi glomelurus meningkat 50% pada
akhir trimester I. Peningkatan ini akibat dari peningkatan aliran plasma ginjal dan
penurunan tekanan osmotik koloid disebabkan oleh pengurangan jumlah plasma
protein. Peningkatan aliran plasma ginjal dan filtrasi glomelurus diperlukan untuk
mengeksresi sampah metabolik dari ibu dan janin tapi juga mempengaruhi eksresi
glukosa. Peningkatan laju filtrasi glomerulus menyebabkan kemampuan tubulus

13
ginjal untuk reabsorbsi berlebihan dan glukosa ditemukan dalam urine. Glikosuria
umum terjadi pada kehamilan, setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi gula.

F. Sistem Integumen
a) Kulit

Sirkulasi darah pada kulit meningkat selama kehamilan dan memicu


aktivitas kelenjar keringat dan sebasea. Wanita hamil merasa lebih kepanasan dan
trimester akhir. Peningkatan aktivitas kelenjar sebasea menyebabkan wajah
berminyak dan dapat dikurangi dengan membersihkan wajah setiap hari dan terjadi
hiperpigmentasi dan perubaharı vasku ar pada kulit.

Hipermegmentasi : peningkatan pigmentasi mulai lebih awal yaitu pada


bulan kedua kehamilan ketika esterogen dan progesteron menyebabkan
peningkatan jumlah Melanocyte Stimulating Hormone (MSH). Kadang kadang
terjadi deposit pigmentasi pada dahi, pipi dan dahi dikenal dengan kolasma
gravidarum. Terdapat juga Hiperpegmentasi pada daeral areola mamae. Linea alba
menjadi hitam disebut linea nigra, tidak jarang dijumpai kulit abdomen, seolah retak
retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiruan disebut striae livide. Setelah
Partus striae livide ini beeubah warnanya menjadi putih disebut striae albicans.

G. Sistem Muskuloskeletal

a) Perubahan Pestur hormon

Terjadi pada trimester II ketika hormon ibu seperti progesteron, Relaxin dan
lain-lain menyebabkan pelembutan pada ligamen pelvis dan sendi untuk
memfasilitasi jalan lahir melalui panggul pada persalinan. Relaksasi pada sendi
pelvis membuat instabilitas pada pelvis. Pada trimester Il, wanita hamil harus
mengatur posisinya ke belakang untuk mempertahankan keseimbangannya.
Keadaan ini dapat menyebabkan lordosis, ketegargan otot dan ligamen pada
punggung akan menyebabkan nyeri pada punggung

b) Dinding Abdomen

14
Kehamilan akan mermpengaruhi otot abdornen yang teregang akibat
embesaran uterus pada trimester III, hal ini akan mengakibatkan otot rektus
abdominis terpisah. Keadaan ini disehut diastasis rectiabdomen.

H. Sistem Endoktrin

a) Kelenjar Pituitari

Harmon yang dihasilkan oleh kelenjar putuitari umumnya ditekan selama


kehamilan. Hormon FSH (Folical Stimulating Hormone) dan LH (Luitenizing
Harmone) yang normalnya diproduksi untuk merangsang terjadinya ovulasi pada
wanita tidak hamil, tetapi hormon ini tidak diperlukan selama kehamilan dan
pengeluaran hormon dari kelenjar ptiutari anteriar juga mengalami penurunan
selama kehamilan. Tetapi proklatin meningkat untuk menyiapkan mamae proses
laktasi. Kelenjar pitiutari anterior mensekresi oksitosin, hormon kedua yang
mempengaruhi laktasi, Oksitosin merangsang refleks pengeluaran air susu setelah
persalinan, tetapi hal ini dihambat selama kehamilan oleh progesteron. Setelah
persalinan, jumlah progesteron menurun dan oksitosin berperan untuk menjaga
kontraksi uterus dan mencegah terjadinya pendarahan berlebihan.

b) Kelenjer Tiroid

Awal trimester I, terjadi peningkatan T4 (total tiroksin). Perubahan ini


terjadi karena pembesaran kelenjer tiroid dan peningkatan BMR (basal metabolic
rate). BMR meningkat 20 - 25% selama kehamilan, normal dalam beberapa minggu
persalinan.

c) Kelenjer Paratiroid

Metabolisme kalsium dan fosfat tergantung pada sekresi hormon paratiroid


selama kehamilan. Kebutuhan janin akan kalsium dan foafat meningkat
menyebabkan kelenjer paratiroid ibu memproduksi lebih banayak hormon
paratiroid. Hormon paratiroid bekerja untuk meningkatkan absorbsi kalsium dari
usus, penurunan kehilangan kalsium dari ginjal dan memindahkan kalsium dari
tulang. Pada kehamilan tida terjadi kehilangan densitas tulang apabila aktifitas para
tiroid ini meningkat. Rangka tubuh dilindungi oleh peningkatan jumlah kalsitonik
dan esterogen yang bekerjasama dengan hormone paratiroid.

15
d) kelenjer pangkreas
Perubahan pancreas pada kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan
jumlah glukosa darah ibu dan fluktuasi produksi insulin. Janin mengambil glukosa
dari persediaan ibu. Selain itu janin juga mengambil asam amino dari sirkulasi
darah ibu dan akan menghambat kemampuan ibu untuk mensintesa glukosa. Pada
trimester I terjadinya peningkatan kebutuhan glukosoleh janin dan penurunan suplai
glukosa menyebabkan jumlah gula darah ibu menurun. Pada trimester II,
sensitivitas jaringan ibu terhadap insulin mulai menurun, disebabkan efek hormone
seperti hormone plasenta lactogen, prolactin, progesterone dan kortisol. Pada
trimester III, produksi insulin meningkat 30% dari biasa. Produksi insulin yang
tidak adekuat menyebabkan diabetes gastasional.
e) kelenjer adrenal
Kelenjer adrenal membesar selama kehamilan, perubahan terjadi pada dua
hormone adrenal yaitu kortisol dan aldosterone. Kortisol mengatur metabolisme
karbohidrat dan protein dan juga merangsang gluconeogenesis (pembentukan
glikogen dari sumber non karbohidrat seperti asam amino dan asam lemak).
Aldosterone mengatur absorbs sodium dari tubulus ginjal. Produksi aldosterone
meningkat selama kehamilan untuk mengatasi sampah garam efek dari
progesterone.
f) perubahan hormonal
1) Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Salah satu cara mendeteksi kehamilan yang popular saat ini di masyarakat
awam adalah dengan mendeteksi adanya hormone HcG. Hormone ini
dihasilkan oleh trophoblast (cikal bakal plasenta), yang kemudian
disekresikan kedalam aliran darah, sehingga nanti dapat terdeteksi melalui air
seni. Seiring dengan semakin tuanya usia kehamilan, kosentrasi hormone ini
di dalam darah ibu akakn semakin berkurang.
Pada awal kehamilan, hCG diproduksi oleh sel trophoblast. Fungsi utama
hCG pada awal kehamilan adalah merangsang korpus luteum untuk
memproduksi progesteron dan esterogen sehingga plasenta terbentuk.
Hormone ini menyebabkan uji kehamilan positif.
2) Esterogen

16
Esterogen diproduksi oleh ovarium selama siklus menstruasi dan oleh korpus
luteum pada awal kehamilan, setelah 6-7 minggu esterogen diproduksi oleh
plasenta.
Fungsi esterogen pada kehamilan adalah :
1. Merangsang pertumbuhanuterus dan meningkatkan suplai darah ke
pembuluh darah uterus
2. Membantu perkembangan system ductus pada mamae untuk persiapan
laktasi
3. Menyebabkan hiperpigmentasi, perubahan vascular pada kulit, meningkat
aktivitas kelenjer saliva dan hipermia paa gusi dan membrane mukosa
hidung.
3) Progesterone
Adalah hormone yang amat penting dalam mempertahankan kehamilan.
Progesterone akan terus menerus di produksi oleh korpus luteum (sisa dari
folikel de graff yang telah melepaskan ovumnya) untuk mencegah
myometrium mengalami kontraksi. Selanjutnya, pada saat plasenta janin
mulai terbentuk, maka tugas korpus luteum untuk memproduksi hormone
progesterone kemudian digantikan olh plasenta. Hal inilah yang
memungkinkan janin dapat bertumbuh dan berkembangsampai mencapai
kematangannya dengan baik di dalam uterus yang terus mengalami
perbesaran.
Fungsi progesterone kehamilan adalah :
1. Mempertahankan lapisan endometrium untuk implantasi setelah konsepsi
2. Mencegah abortus spontan dengan merelaksasikan otot polos uterus
3. Merangsang perkembangan lobus dan lobulus mamae untuk persiapan
laktasi
4. Sumber deposit lemak ibu untuk persiapan energy selama kehamilan dan
laktasi
Progesterone tidak hanya merelaksasi otot polos uterus tetapi otot polos yang
lain. Hasilnya progestero menyebabkan penurunan motilitas usus, dilatasi pada
ureter dan peningkatan kapasitas kandung kemih. Progesterone meningkatkan
sensitivitas pernafasan terhadap CO2 dan merangsang peningkatan ventilasi.

17
4) Human placenta lactogen (HPL)
HPL ditemukan pada awal kehamilan dan meningkat seiring dengan usia
kehamilan. Fungsi utamanya meningkatkan ketersedian glukosa untuk janin
yang membutuhkan suplai tetap untuk pertumbuhan dan perkembanagn. HPL
bekerja menurunkan sensitivitas sel ibu terhadap insulin yang menurunkan
metabolism glukosa. HPL juga merangsang metabolism asam lemak bebas
untuk menghasilkan energy bagi ibu.
5) Relaxin
Relaxin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Fungsi relaxin adalah
mengatur aktivitas uterus, melembutkan jaringan ikatpada serviks,
merelaksasikan sendi pelvis dan merangsang pertumbuhan mamae.

2.2 Perubahan-Perubahan pada Metabolisme


a. Metabolisme air

Kebutuhan air meningkat selama hamil untuk memenuhi kwbutuhan


janin, plasenta, cairan amnion dan peningkatan volume darah. Keseimbangan
cairan tergantung pada konsentrasi sodium yang adekuat dan ginjal harus
mengkompensasi ekskresi sodium selama kehamilan. Contohnya peningkatan
laju filtrasi glomerulus, penurunan konsentrasi plasma protein dan
peningkatan jumlah progesteron yang menyebabkan peningkatan ekskresi
sodium. Sebaliknya meningkatkan reabsorpsi sodium. Gabungan kerja kedua
hormon ini menjaga dan mempertahankan keseimbangan sodium.

Edema, terjadinya hemodifusi, tekanan osmotik koloid menurun


menyebabkan perkembangan edema selama kehamilan. Edema lebih jauh
meningkatn ketika berat uterus menekan vena pada pelvis, keadaan ini
mengganggu aliran balik dan meningkatkan tekanan vena akibatnya terjadi
perpindahan cairan dan vaskular ke ruang intersisial. Edema pada kaki dan
lutut terjadi pada sore hari dan gaya gravitasi berpengaruh pada pengumpulan
darah divena kaki. Edema ini tidak bersifat klinis kecuali jika edema
ditemukan pada wajah dan tangan. Perawat seharusnya mengkaji adanya
hipertensi dan proteinuria untuk mengidentifikasi adanya tanda-tanda
hipertensi akibat kehamilan.

18
b. Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat berubah selama kehamilan karena insulin


banyak dibutuhkan sejalan perkembanggan keehamilan. Progesteron dan
HPL menyebabkan jaringan ibu resisten terhadap insulin dan menghasilkan
enzim yang disebut insulinase, yang dihasilkan oleh plasenta yang
mempercepat pecahnya insulin.

Insulin penting untuk metabolisme glukosa dan mempertahankan


jumlag gula darah. Pankreas ibu harus memproduksi insulin lebih banyak
supaya ia memetabolisme cukuo glukosa untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan mencegah hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi ketika jumlah
gula darah lebih banyak daripada insulin yang dibutuhkan untuk
memindahkan glukosa ke sel. Umumnya pada wanita, hiperglikemia tidak
masalah dan produksi insulin meningkat selama trisemester II dan III, tetapi
pada beberapa wanita produksi insulin tidak meningkat dan wanita akan
mengalami hiperglikemia periodik, kondisi ini disebut diabetes mellitus
gestasional.

Tabel rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan


berdasarkan indeks massa tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20, 5

Pada trisemester kedua dan ketiga pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara
pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah
berat badan perminggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

19
Tabel faktor yang mempengaruhi penambahan berat badan selama
kehamilan.

Jaringan Dan 10 Minggu 20 Minggu 30 Minggu 40 Minggu


Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekstraselular
Lemak 310 250 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

2.3 Adaptasi Psikologis Kehamilan

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga karena “konsepsi


merupakan awal bukan saja bagi janin berkembang tetapi juga bagi keluarga
yakni dengan hadirnya anggota keluarga yang baru dan terjadinya perubahan
hubungan dalam keluarga.

Perubahan kognitif reaksi emosional ibu selama kehamilan :

1. Trisemester I : Perasaan ambivalensi, ketakutan dan fantasi

a) Ketidakpastian tentang waktu dimulainya kehamilan

b) Ketidaknyamanan fisik, sering berkemih, mual dan muntah, kekuatan


sebagai orang tua dirinya sendiri dan pasangannya kelelahan, gelisah, dan
gangguan tidur pada malam hari.

c) Ketidakpastian tentang peran yang adekuat sebagai orangtua dirinya sendiri


dan pasangannya.

d) Ketakutan dan khayalan-khayalan

20
e) Melakukan spekulasi dan antisipasi tentang peran baru dengan bantua
khayalan-khayalan. Mengkhayal tentang seperti siapa bayi yang akan
dilahirkan, bagaimana dirinya dan pasangannya menguasai kondisi saat ini
dan seperti apa kehidupan baru yang akan mereka jalani sehubungan dengan
bertambahnya anggota baru dalam keluarga mereka.

f) Berpikir tentang masa depan dengan kecemasan dan ketakutan yang


meningkat.

2. Trisemester II :

a) Berbagai ketidaknyamanan fisik berkurang

b) Ketakutan dan kecemasan berkurang dengan dirasakannya gerakan-gerakan


pada janin (jika kemajuan kehamilan berlangsung normal) pemusatan
pikiran dan perhatian pada diri sedikit

c) Konsentrasi penuh tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan


kewanitaan pada kebutuhan-kebutuhan probadinya dan kebutuhan-
kebutuhan janinnya

d) Rasa kagum dengan kehamilan dan proses kelahiran, mempelajari prilaku-


prilaku anak-anak

e) Mempererat hubungan dan banyak mencari pengalaman dan informasi dari


ibunya sendiri untuk mengembangkan perasaan-perasaan identitas
maternalnya, sifat egosentris yang meningkat.

f) Sering bermimpi dan berkhayal

g) Mulai memperlihatkan sikap suka menyendiri dan senang mengumpulkan


segala sesuatu (baju dan barang-barang) untuk keperluan bayi yang akan
dilahirkannya, keperluan dirinya sendiri, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan persiapan kelahiran.

h) Perasaan dan keadaan emosi yang labil

21
i) Egois, sangat ingin diperhatikan, asyik dengan diri sendiri, kebutuhan untuk
dikasihi dan disayangi secara berlebihan, sangat membutuhkan perhatian
dan pemahaman tentang dirinya dari orang lain.

3. Trisemester III :

Kembali merasakan ketidaknyamanan fisik :

a) Kelelahan, rasa vepat lelah, frekuensi berkemih yang meningkat, gangguan


tidur, perasaan kikuk.

b) Perubahan-perubahan tentang gambaran diri, perasaan canggung dan kaku


yang berlebihan

c) Pemusatan pemikiran dan perhatian tentang diri sendiri yang meningkat

d) Perasaan takut atau khawatir tentang kesejahteraan dan keselamatan dirinya


dan takut menghadapi proses kelahiran

e) Khawatir dengan kesejahteraan dan keselamatan janinnya. Pemikiran dan


perenungan tentang asumsi-asumsinya berhubungan dengan peran
maternal,

f) Khayalan dan bayangan tentang dugaan-dugaan situasi menjadi orangtua

g) Obsesi untuk cepat mengakhiri kehamilannya dan hasrat yang tinggi agar
kehamilannya cepat berakhir.

Respon psikologis ibu yang lazim yang terjadi pada masa kehamilan :

1. Menerima kehamilan
Kesiapan menyambut kehamilan, adanya respon emosional, respon
terhadap perubahan citra tubuh, ambivalensi selama kehamilan yaitu
konflik perasaan yang stimulan yang dialami ibu untuk mempersiapkan diri
untuk suatu peran yang baru.
2. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan
seorang wanita, banyak wanita menanti untuk menjadi seorang ibu. Hal ini

22
akan mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya
terhadap adapatasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua.
3. Hubungan ibu-anak perempuan
Hubungan antara wanita dengan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi
terhadap kehamilan dan menjadi ibu. Lederman (1984) dalam Bobak (1995)
mencatat empat komponen penting hubungan antara seorang wanita hamil
dan ibunya : kesediaan ibu, reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya,
penghargaan terhadap otonomi anak perempuannya dan kesediaan ibu
untuk menceritakan kenanganya.
4. Hubungan dengan pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah suami.
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita hamil yang
diperhatikkan oleh pasangannya akan menunjukkan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah
menyesuaikan diri selama hamil dan nifas.
5. Hubungan ibu-anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni
ketika wanita mulai membayangkan menjadi ibu. Hubungan ibu-anak terus
berlangsung sepanjang masa hamil seabagai suatu fase perkembangan.
6. Beerfokus pada diri sendiri
Pada masa awal mengetahui jika diri mereka hamil, biasanya perempuan
akan merasa sangat bahagia. Perasaan ini muncul karena mereka
mengagumi kejadia kehamilan tersebut. Merasa luar biasa karena diberikan
kesempatan untuk hamil. Fokus utama ibu pada awal kehamilan adalah pada
dirinya sendiri, mereka mencoba terus menerus meyakinkan diri dan
mencari bukti-bukti bahwa mereka memang hamil. Biasanya suami dan
orang terdekat menjadi tempat wanita meluapkan rasa bahagianya.
7. Timbulnya kecemasan dan perasaan waspada
Seiring berjalannya waktu, wanita biasanya mulai dihinggapi perasaan
cemas. Berpikir tentang banyak kemungkinan apakah kehamilannya akan
dapat berjalan dengan normal, apakah mereka mungkin akan menghadapi
bahaya, apakah aman untuk mereka tetap melakukan kegiatan seperti

23
biasanya, dll. Kecemasan ini melahirkan sikap waspada dan penuh kehati-
hatian. Perempuan menjadi lebih protektif terhadap diri dan janinnya.
8. Fokus beralih kepada janin
Ketika janin mulai menunjukkan tanda kehidupan yang dapat dirasakan
langsung oleh ibu, wanita biasanya mulai menunjukkan fokus yang tinggi
kepada janin dikandungannya. Ia akan terus menerus berupaya untuk
melakukan interaksi dengan janin dan seringkali khawatir bila merasakan
adanya perubahan dikandungannya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan
oleh ibu hamil lebih mempertimbangkan baik dan buruknya untuk janin
yang dikandungnya.
9. Kelelahan dan perasaan tertekan
Kehamilan selain mendatangkan rasa bahagia, namun juga memunculkan
banyak tekanan kepada ibu hamil. Beratnya adaptasi fisiologis yang harus
dilewati, perubahan bentuk tubuh, perubahan dalam hubungan suami istri,
ketakutan akan kegagalan kehamilan dapat memicu terjadinya stress pada
ibu. Mereka sangat membutuhkan dukungan dari pihak terdekat, terutama
suami. Jika dalam masa kehamilan mereka penuh dengan tekanan dan tidak
mendapat support system yang baik, maka tidak menutup kemungkinan,
wanita akan mengalami stress. Beberapa penelitian yang dilakukan terkait
dengan perubahan psikologis pada ibu hamil menemukan bahwa hampir
25% perempuan mengalami depresi pada masa kehamilannya. Perempuan
merasa tertekan dengan harapannya sendiri dan juga keluarganya dan lelah
dengan perubahan yang terjadi, apalagi saat suami tidak berada sepanjang
waktu disamping mereka.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap wanita hamil pasti akan mengalami perubahan pada bentuk
tubuh dan psikologis nya pun berubah. Perut mereka akan bertambah buncit
setiap waktu sesuai dengan usia kehamilannya, mereka kesulitan berjalan,
sesak napas, mual muntah, kelelahan dan berbagai keluhan lainnya.

Perubahan tersebut hanyalah sebagian kecil perubahan yang tampak


secara kasat mata. Ketika hamil, wanita banyak sekali mengalami perubahan
pada anatomi dan fisiologi tubuh mereka hampir secara keseluruhan. Selain itu
mereka juga mengalami banyak perubahan pada psikologis mereka, seperti
sifat, pola pikir dan lainnya.

Namun perubaha tersebut sangatlah wajar terjadi pada ibu hamil, dan
tubuh seorang wanita pun sudah disesuaikan untuk proses kehamilan tersebut.

3.2 Saran
Berdasarkan dari teori yang ditulis penulis dan kesimpulan, maka penulis
memberikan saran :
1. Agar setiap ibu hamil dapat mecari banyak informasi tentang perubahan
pada kehamilannya, sehingga tidak merasa takut dan merasa terkejut akan
perubahan-perubahan yang terjadi sehingga tidak terjadinya depresi pada
ibu hamil tersebut.
2. Agar para perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada proses kehamilan, sehingga para ibu
hamil dapat beradaptasi dengan baik.

25
Daftar Pustaka
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans
Info Media.
Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Sari, Yanti Puspita. 2019. Asuhan Keperawatan Maternitas Seri : Perinatal
Fisiologis. Padang: Andalas University Press

26

Anda mungkin juga menyukai