Praktikan:
Juan Josua Vandendungan (18010034)
Rombongan E Kelompok 9
1.Pendahuluan
2.2 Mengukur Tegangan
Seorang engineer tidak boleh hanya memahami Ketika mengukur tengangan,sering kali hasil yang
teori,tetapi juga harus bisa mengaplikasikan ilmunya diperoleh kurang akurat. Hal ini bisa disebabkan
dalam praktek. Di pratikum ini mahasiswa diberi pengguna yang kurang teliti dalam melihat data atau
fasilitas belajar tentang alat- alat yang sering dipakai faktor koreksi osiloskop yang memang tak terlalu
sebagai insinyur elektro,agar nantinya mahasiswa akurat. Untuk mengetahui besar tengangan sinyal
terbiasa dan mampu memakai alat dengan baik. Juga dapat dilihat langsung di gambar dan data yang
di pratikum ini pola pikir dan analisis mahasiswa tertera di layar. Pratikan harus mengatur vot/div
dilatih agar sesuai dengan bagaimana pola pikir yang dipakai agar gambar terlihat jelas. Pakailah
engineer seharusnya. skala volt/div dengan nilai terkecil agar gambar
sinyal tidak melewati ukuran layar dari osiloskop.
Tujuan Percobaan:
2.3 Mengukur Beda Fasa
1. Mampu menggunakan multimeter sebagai alat
ukur tegangan (Voltmeter), arus (Amperemeter) dan Untuk mengukur beda fasa dapat dipakai dua cara :
resistansi (Ohmmeter) 1) Dengan osiloskop dual trace
2. Memahami keterbatasan alat ukur dalam Sinyal pertama dihubungkan dengan kanal A
pengukuran tegangan jatuh DC/AC dengan dan sinyal kedua pada kanal B. Pada layar akan
resistansi/impedansi besar terlihat gambar bentuk tegangan kedua sinyal p.
3. Memahami keterbatasan alat ukur dalam Hitung beda fasa dengan Ф = Δt / T * 360°.
pengukuran tegangan AC dengan menggungakan T (periode) adalah panjang 1 gelombang dan
frekuensi yang tinggi Δt adalah ujung puncak dengan titik 0.
4. Mampu menggunakan generator sinyal sebagai 2) Dengan Metoda Lissajous
sumber berbagai bentuk gelombang Sinyal pertama disambungkan ke kanal B dan
5. Mampu menggunakan osiloskop sebagai alat sinyal kedua disambungkan ke kanal A
ukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang osiloskop. Ubah modenya menjadi x-y. Pada
layar akan terlihat lintasan berbentuk lingkaran,
6. Dapar melakukan pengamatan karakteristik i-v garis lurus, atau elips. Sehingga dapat
komponen dua terminal dengan osiloskop ditentukan beda fasa antara kedua sinyal.
1
7. Dapat membaca dan mengukur nilai resistor dan Rumus beda fasa : dengan Ф = sin-1 c/d.
Halaman
Hambatan yang
Buat rangkai1-12 di dipakai adalah 1,5 k.
BCL. an seperti Ukur pada multimeter
sedangkan frekunsi
gambar analog
Hitung juga dengan 500,5k,50k,500k,dan 5
multimeter digital M HZ
Catat dalam BCL untuk ketiga nilai
resistor
Ulangi pengukuran
Catat semua hasil
memakai multimeter
percobaan pada BCL
digital
Bandingkan hasil
pengukuran kedua Lakukan kembali
mohmmeter dan catat memakai ohmmeter
di BCL digital
3.5 Kalibrasi
Hubungkan output
Ukur V serta T untuk
kalibrator dengan input x
V/Div dan Time/Div
osiloskop
Bandingkan hasil
pengukuran dengan
Lakukan percobaan
harga kalibrator
untuk kanal 1 dan 2
sebenarnya. Catat di BCL
dengan analisanya
Lakukan dengan
3
6 5M 7.7 0.019
Kedua multimeter yang dipakai mempunyai
kelemahan dan keunggulannya sendiri. Multimeter
digital memperlihatkan nilai yang lebih Pada data diatas,terlihat ada anomali nilai tegangan
akurat,sedangkan Multimeter analog dapat di kedua multimeter. Pada analog,anomali terlihat
mengukur nilai tertentu yang multimeter digital tidak pada frekuensi 5 Mhz. Hal ini disebabkan karena
dapat menghitungnya (contoh lihat tabel diatas spesifikasi multimeter analog yang diapaki hanya
dengan rangkaina 1,5 Mohm). Multimeter digital sampi 100kHz agar dapat bekerja dengan baik.
memang lebih presisi,terlihat dari kedekatan Karena nilai frekunsi jauh diatas batas,maka hasil
pengukurannya terhadap nilai seharusnya (yang pengukuran menjadi kacau. Walaupun seharusnya
didapat dari menghitung). Tetapi dari segi batas ketika di frekuensi 500 KHz nilai yang terukur
ukur,multimeter analog lebih baik daripada yang harusnya agak menyimpang,tapi kami
digital karena rentang ukurnya yang jauh lebih besar. membulatkannya menuju 2.9 karena mendekati nilai
tersebut.
4.3 Mengukur Tegangan Searah Hal ini terjadi juga di multimeter digital. Ketika
berada di frekuensi 50KHz ke atas,nilai tegangan
Data Pengukuruan Tegangan dengan
yang terukur menjadi kacau. Hal ini disebabkan
Multimeter
Karena nilai frekunsi yang dipaakai sudah melebihi
Parameter Yang Multimeter Analog Multimeter rentang ukur seharusnya. Karena itu,multimeter
Digunakan
Nilai
Digital sudah tidak mampu mengukur tegangan AC
Tegangan dengan presisi.
terhitung
Vs R1 R2 (Ω) Batas Sensitivitas Nilai Nilai Teg
(volt) (Ω) Ukur k Ω /V Teg (Vab)
(V) (Vab) Jadi,apapun multimeternya,baik analog maupun
digital,selalu mempunyai keterbatasan. Dan jika kita
6 120 120 3V 50 20 2.9 3.029 memakai alat tersebut di lewat batas
kemampuannya,maka hasil yang didapat tidak akan
6 1,5k 1,5kK 3V 10 20 3.1 3.026
memuaskan.
sensitivitas 20k Ω/v dan batas ukur 10 v didapat 10 Coklat-Hijau-Hijau- 5 9.8 10.4
Emas
dari perhitungan :
R Dalam = 20k Ω/v x 10 V= 0.2 M Ω 30k Jingga-Jingga-Jingga- 5 32k 33.63k
Emas
Vinput Finput
Pengukuran Beda Fasa Untuk dual trace, kita harus mengamatinyadalam
Posisi Nilai mode dual trace. Lalu kita amati bentuk
Potensio R
(Volt) (kHz)
Lissajous
gelombangnya dan bandingkan besar Vout dan Vin
Percobaan belum
dilakukan,tapi
nya.
Minimum -7,2.10-3
1 kHz kemungkinan muncul
bentuk elips pada layar
Tegang Frekuensi
(Hz)
Faktor
Penguatan
Vout
(V)
Faktor
Penguatan
Karakteristik i-v komponen juga berbeda-beda.
Seperti Resistor yang tidak ada beda fasa antar i-v
nya,kapasitor yang 90 derajat beda fasa antara i-v
nya,dan dioda yang tidak dapat ditentukan.
6.Daftar Pustaka
[2] http://www.bhumika.ca/instrumentations/d
mm/cd800a.html (tanggal akses 18 Agustus
2011)
8
Halaman