Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TINGKAT KELELAHAN DAN NORDIC BODY MAP PADA

MAHASISWA KULIAH PAGI DAN SIANG

OLEH

Ayu Fitriah 1607010153


Eka S. Manunel 16070100
Given Wabang 1607010142
Kinanti Syamsudin 1607010238
Maharani Da Costa 1607010233
Maria R. Nona Assan 1607010082
Syafaatu M. Syar’i 1607010213
Vivy Ika M. Muhammad 1607010081

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaanya,
penulis dapat menyelesaikan laporan tingkat kelelahan dan nordic body map pada pekerja ini dengan
baik. Penulis menyadari akan kekurangan dari laporan ini, sehingga saran serta kritikan yang konstruktif
demi mengembangkan laporan ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Kupang, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelalahan Pada Pekerja...................................................................................................... 3

2.2 Nordic Body Map............................................................................................................... 5

BAB III METODE

3.1 Peralatan............................................................................................................................ 6

3.2 Teknik Pengukuran........................................................................................................... 6

3.3 Waktu Penelitian............................................................................................................... 10

BAB IV

4.1 Hasil.................................................................................................................................. 11

3.2 Pembahasan....................................................................................................................... 13

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpukan...................................................................................................................... 13

5.2 Saran................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluhan pada sistem muskuloskeletal telah menjadi trend penyakit terbaru berkaitan dengan
pekerjaan di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara industri (Chung, 2013).
Keluhan muskuloskeletal atau Musculoskeletal Disorder (MSDs) bersifat kronis, disebabkan
adanya kerusakan pada tendon, otot, ligament, sendi, saraf, kartilago, atau spinal disc biasanya
menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, gatal dan pelemahan fungsi. Keluhan ini dipicu oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah faktor pekerjaan contohnya peregangan otot berlebih, postur kerja yang
tidak alamiah, gerakan repetitif, dan lingkungan seperti getaran, tekanan dan mikroklimat (Tarwaka,
2013).
Kejadian Muskuloskeletal ini bukan hanya terjadi pada pekerja kantoran saja melainkan terjadi
pada sebagian besar mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya tekanan dan stres yang di
dapat oleh mahasiswa selama perkuliahan berlangsung. Ada banyak keluhan mahasiswa seperti
adanya kelelahan otot leher, tangan dan juga masih banyak yang lainnya. Hal tersebut dapat
menyebabkan hilangnya konsentrasi saat belajar dan dapat berujung pada hasil yang diperoleh oleh
mahasiswa tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kelompok termotivasi untuk
menganalisis faktor-fakttor resiko yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal pada
mahasiswa Semester II dan IV Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Nusa Cendana.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkan informasi – informasi
mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja, sehingga manusia
dapat hidup dan bekerja dalam sistem yang baik, efektif, aman dan nyaman. Perkembangan teknologi
saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan
pekerjaan.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu,
cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa

1
definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu
ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu
teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain
meningkatkan produktivitasnya”
Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di
lingkungan kerja (Nurmianto, 1996). Faal kerja adalah ilmu tentang tubuh manusia saat bekerja.
Bekerja adalah hasil koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang ditunjang oleh
jantung, paru, ginjal dan lain-lain. Secara fisiologis, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi
yang sebaik-baiknya dari saraf pusat dan perifer, panca dria (mata, telinga, peraba, perasa, dan lain-
lain), serta otot dan rangka (kedua yang terakhir ini adalah pelaku utama perbuatan). Bekerja
mungkin dikelompokan menjadi kerja otak (mental), dan kerja otot (fisik). Dalam faal kerja,
perhatian utama difokuskan kepada kerja fisik atau otot. Untuk bekerja pertukaran zat dalam organ
tubuh yang diperlukan sebagai sumber energi dan transportasi sisa metabolisme yang harus
dibuang,jelas sangat penting peran peredaran darah ke dan dari susunan saraf serta otot-otot dan
rangka (muskulo-skeletal) dan juga organ-organ lainnya. Selain jantung dan sistem peredaran darah,
paru dan alat pernafasan lainnya, sistem gastro-intestinal (mulut, esofagus, usus, hati, dan lainnya)
juga memainkan fungsi masing-masing dalam mendukung dan menunjang kelancaran
berlangsungnya aktivitas dan rangkaian kegiatan dilakukannya pekerjaan maupun aktivitas belajar
oleh mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diangkat sebuah masalah “Apakah
perbedaan waktu kuliah mempengaruhi keluhan nodic body map dan kelalahan pada mahasiswa
semester II dan IV Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana?.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah waktu kuliah mempengaruhi keluhan kelelahan dan nordic body map pada
mahasiswa semester II dan IV.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelelahan
2.1.1 Kelelahan
2.1.1.1 Definisi Kelelahan
Menurut Tarwaka, dkk (2004: 107) kelelahan merupakan suatu mekanisme
perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah
pemulihan setelah istirahat. Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda beda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja
serta ketahanan tubuh. Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang subyektif.
Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
bekerja.
Menurut Eko Nurmianto (2003: 264), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular
loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI
(Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan
oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Selain itu karakteristik kelelahan akan
meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan menurunnya rasa
lelah (recovery) adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup. Kelelahan
menunjukkan adanya keadaan yang berbeda-beda tetapi semuanya berakibat pada
pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur P.K, 1996: 190).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja bisa menyebabkan penurunan kinerja
yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.

2.1.1.2 Mekanisne Kelelahan

Kelelahan diatur oleh sentral dari otak. Pada susunan syaraf pusat, terdapat sistem
penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Kedua sistem ini saling mengimbangi
tetapi kadang kadang salah satu daripadanya lebih dominan sesuai dengan kebutuhan. Apabila
sistem penghambat lebih kuat, seseorang berada dalam kelelahan. Sebaliknya, apabila sistem
aktivasi lebih kuat, seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja. Agar tenaga kerja berada

3
dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut berada pada kondisi yang
memberikan stabilitas pada tubuh.

2.1.1.3 Jenis Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan proses, waktu,

dan kelelahan fisik.

2.1.1.3.1 Berdasarkan proses, meliputi:

1) Kelelahan otot (muscular fatigue)

Kelelahan otot menurut Suma’mur P.K (1996: 190) adalah tremor pada otot atau
perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah
terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot
secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan
fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.

2) Kelelahan Umum

Biasanya kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja,


yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara
umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang
sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila
beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik. Pengaruh pengaruh ini seperti
berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah.

Gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan
terebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya
terasa berat dan merasa mengantuk.

4
2.1.1.3.2 Kelelahan berdasarkan waktu terjadinya, yaitu:

Kelelahan klinis atau kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam
jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti
perasaan “kebencian” yang bersumber dari terganggunya emosi. Selain itu timbulnya
keluhan psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,
meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala, perasaan pusing, sulit tidur,
masalah pencernaan, detak jantung yang tidak normal, dan lain-lain.

2.1.1.3.3 Kelelahan fisik, meliputi:

Beberapa jenis kelelahan fisik secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata.


b. Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya beban fisik bagi seluruh
organ tubuh.
c. Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang bersifat mental dan
intelektual.
d. Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu bagian dari sistem
psikomotorik.
e. Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan pada jangka waktu
yang panjang.
f. Kelelahan siklus hidup sebagai bagian dari irama hidup siang dan malam serta petukaran
periode tidur.
2.2 Nordic Body Map
Nordic body map merupakan salah satu metoda pengukuran untuk mengukur rasa sakit
otot para pekerja (Wilson and Corlett, 1995). Kuesioner nordic body map merupakan salah
satu bentuk kuesioner checklist ergonomi. Dengan nordic body map dapat melakukan
identifikasi dan memberikan penilaian terhadap keluhan rasa sakit yang dialami. Kuesioner
nordic body map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode nordic body map dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner nordic body map ini dalam penilaiannya menggunakan “5
skala likert” dengan skala 1 sampai dengan 5. Responden diminta untuk memberikan penilaian

5
terhadap bagian tubuhnya yang dirasakan sakit selama melakukan aktivitas kerja sesuai
dengan skala likert yang telah ditentukan.
Nordic body map adalah sistem pengukuran keluhan sakit pada tubuh yang dikenal dengan
musculoskeletal. Sebuah sistem muskuloskeletal (sistem gerak) adalah sistem organ yang
memberikan hewan (dan manusia) kemampuan untuk bergerak menggunakan sistem otot dan
rangka. Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan tubuh.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206
tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Hal ini terdiri dari tulang tubuh
(kerangka), otot, tulang rawan, tendon, ligamen, sendi, dan jaringan ikat lainnya yang
mendukung dan mengikat jaringan dan organ bersama-sama. Fungsi utama sistem
muskuloskeletal termasuk mendukung tubuh, sehingga gerak, dan melindungi organ-organ
vital. Bagian kerangka sistem berfungsi sebagai sistem penyimpanan utama untuk kalsium dan
fosfor dan berisi komponen-komponen penting dari sistem hematopoietik.
Sistem ini menjelaskan bagaimana tulang terhubung ke tulang lain dan serat otot melalui
jaringan ikat seperti tendon dan ligamen. Tulang memberikan stabilitas ke tubuh dalam analogi
batang besi dalam konstruksi beton. Otot menjaga tulang di tempat dan juga memainkan peran
dalam gerakan tulang. Untuk memungkinkan gerak, tulang yang berbeda dihubungkan oleh
sendi. Cartilage mencegah tulang berakhir dari menggosok langsung pada satu sama lain. Otot
kontrak (bergerombol) untuk memindahkan tulang melekat pada sendi. Namun demikian,
penyakit dan gangguan yang dapat merugikan fungsi dan efektivitas keseluruhan sistem.
Penyakit ini bisa sulit untuk mendiagnosis karena hubungan dekat sistem muskuloskeletal ke
sistem internal lainnya. Sistem muskuloskeletal mengacu pada sistem yang memiliki otot
melekat pada sistem kerangka internal dan diperlukan bagi manusia untuk pindah ke posisi
yang lebih 24 menguntungkan. Masalah yang kompleks dan cedera yang melibatkan sistem
muskuloskeletal biasanya ditangani oleh physiatrist (spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi) atau ahli bedah ortopedi.

6
The Skeletal System melayani banyak fungsi penting,. Memberikan bentuk dan bentuk
bagi tubuh kita selain untuk mendukung, melindungi, memungkinkan gerakan tubuh,
memproduksi darah bagi tubuh, dan menyimpan mineral. Jumlah tulang dalam sistem
kerangka manusia adalah topik yang kontroversial. Manusia dilahirkan dengan lebih dari 300
tulang, namun, banyak tulang sekering bersama antara kelahiran dan kematangan. Akibatnya
sebuah kerangka dewasa rata-rata terdiri dari 206 tulang. Jumlah tulang bervariasi sesuai
dengan metode yang digunakan untuk menurunkan menghitung. Sementara sebagian orang
menganggap struktur tertentu menjadi tulang tunggal dengan beberapa bagian, orang lain
mungkin melihatnya sebagai satu bagian dengan beberapa tulang.
Ada lima klasifikasi umum tulang. Ini adalah tulang panjang, tulang pendek, tulang datar,
tulang tidak teratur, dan tulang sesamoid. Kerangka manusia terdiri dari kedua tulang menyatu
dan individu yang didukung oleh ligamen, tendon, otot dan tulang rawan. Ini adalah struktur
yang kompleks dengan dua divisi yang berbeda. Ini adalah kerangka aksial dan kerangka
apendikular. The Skeletal Sistem berfungsi sebagai kerangka kerja untuk jaringan dan organ
untuk menempel. Sistem ini bertindak sebagai struktur pelindung untuk organ-organ vital.
Contoh utama dari hal ini adalah otak dilindungi oleh tengkorak dan paru-paru yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Terletak di tulang panjang adalah dua perbedaan dari sumsum
tulang (kuning dan merah). Sumsum kuning memiliki jaringan ikat lemak dan ditemukan
dalam rongga sumsum. Selama kelaparan, tubuh menggunakan lemak dalam sumsum kuning
untuk energi. Sumsum merah beberapa tulang adalah situs penting untuk produksi sel darah,
sekitar 2,6 juta sel darah merah per detik untuk menggantikan sel-sel yang ada yang telah
hancur oleh hati. Di sini semua eritrosit, trombosit, dan kebanyakan bentuk leukosit pada
orang dewasa. Dari sumsum merah, eritrosit, trombosit, dan leukosit bermigrasi ke darah
untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka.
Fungsi lain dari tulang adalah penyimpanan mineral tertentu. Kalsium dan fosfor adalah
salah satu mineral utama yang disimpan. Pentingnya penyimpanan ini "perangkat" membantu
mengatur keseimbangan mineral dalam aliran darah. Ketika fluktuasi mineral yang tinggi,
mineral ini disimpan dalam tulang, ketika itu rendah maka akan ditarik dari tulang.

7
BAB III
METODE
3.1 Peralatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara sehingga peralatan
yang dibutuhkan berupa alat tulis dan dua kuesioner (tingkat kelelahan dan nordic body map).
3.2 Teknik Pengukuran
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner kelelahan secara umum
dan nordic body map. Kuesioner kelelahan digunakan untuk menegtahui kelelahan pekerja secara
universal terdiri dari 30 pertanyaan dan menggunakan metode penilaian likert yang terdiri dari 5
pilihan untuk setiap itemnya berupa nilai 1 untuk sangat terasa, 2 tidak terasa, 3 agak terasa, 4 terasa
dan 5 untuk sangat terasa. Setalah dilakukan proses wawancara dari masing-masing item kemudian
dijumlahkan dengan pengkategorian seperti berikut:
Skor Kategori Kelalahan
0 – 36 Normal
37 – 73 Berat
74 – 110 Sedang
111 – 150 Berat
Salah satu tools yang digunakan untuk mengetahui gambaran Musculoskeletal Disorders pada
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner nordic body map. Nordic body map merupakan
kuesioner berupa peta tubuh yang berisikan data bagian tubuh yang dikeluhkan oleh para pekerja.
Kuesioner nordic body map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan pada para pekerja, dan kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah
terstandarisasi dan tersusun rapi. (Kroemer, 1994). Metode nordic body map, merupakan metode
penilaian yang sangat subyektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari
kondisi dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penilaian dan juga tergantung dan
keahlian dan pengalaman observer yang bersangkutan. Namun demikian, metode ini telah secara luas
digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem
muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup baik. Dalam aplikasinya,
metode nordic body map dengan menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh body map merupakan
cara yang sangat sederhana, mudah dipahami, murah dan memerlukan waktu yang sangat singkat ± 5
menit per individu. Observasi dapat langsung mewawancarai atau menanyakan kepada responden,

8
pada otot-otot skeletal bagian mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau sakit, atau dengan
menunjuk langsung pada setiap otot skeletal sesuai yang tercantum dalam lembar kerja kuesioner
nordic body map. nordic body map meliputi 27 bagian otot skeletal pada kedua sisi tubuh kanan dan
kiri. Dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot leher sampai dengan bagian paling bawah
yaitu otot pada kaki. Melalui kuesioner nordic body map maka akan dapat diketahui bagian-bagian
otot mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah tidak ada
keluhancidera sampai dengan keluhan tingat tinggi keluhan sangat sakit. Pengukuran gangguan otot
skeletal dengan menggunakan kuesioner nordic body map sebaiknya digunakan untuk menilai
tingkat keparahan gangguan otot skeletal individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau
kelompok sampel yang dapat mempresentasikan populasi secara keseluruhan. Jika metode ini
dilakukan hanya untuk beberapa orang pekerja di dalam kelompok populasi kerja yang besar, maka
hasilnya tidak valid dan reliabel. Penilaian dengan menggunakan kuesioner nordic body map dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menggunakan 2 jawaban sederhana yaitu ya ada
keluhan atau rasa sakit pada otot skeletal dan tidak tidak ada keluhan atau tidak ada rasa sakit pada
otot skeletal. Tetapi lebih utama untuk menggunakan desain penilaian dengan scoring misalnya; 4
skala likert. Apabila digunakan scoring dengan skala likert, maka setiap skor atau nilai haruslah
mempunyai definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden. Di bawah ini adalah
contoh desain penilaian dengan 4 skala likert, yaitu :

a. Skor 1: tidak ada keluhankenyerian atau tidak ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan oleh
pekerja tidak sakit.
b. Skor 2: dirasakan sedikit sakit adanya keluhan atau kenyerian pada otot
skeletal agak sakit.
c. Skor 3: responden merasakan adanya keluhan kenyerian atau sakit pada otot skeletal sakit.
d. Skor 4: responden merasakan keluhan sangat sakit atau sangat nyeri pada otot skeletal sangat
sakit.
Selanjutnya, setelah selesai melakukan wawancara dan pengisian kuesioner maka langkah
berikutnya adalah menghitung total skor individu dari seluruh otot skeletal 27 bagian otot skeletal
yang diobservasi. Pada desain 4 skala likert ini, maka akan diperoleh skor individu terendah adalah
sebesar 27 dan skor tertinggi 112. Dalam banyak penelitian dengan menggunakan uji statistik
tertentu yang dimaksudkan untuk menilai tingkat signifikasi hasil penelitian maka total skor individu

9
tersebut dapat langsung digunakan dalam entri data statistik. Langkah terakhir dari aplikasi metode
Nordic Body Map ini, tentunya adalah melakukan upaya perbaikan pada pekerjaan maupun
posisisikap kerja, jika diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keparahan pada otot skeletal yang
tinggi. Tindakan perbaikan tentunya dilalukan berdasarkan keparahannya. Hal ini dapat dilakukan
dengan banyak cara salah satunya dengan melihat presentasi resiko otot skeletal dan menggunakan
kateggori tingkat resiko skeltal sbagai berikut :
Total Skor Tingkat Aksi Tindakan Perbaikan
Individu
28-49 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan perbaiakan
50-70 Sedang Mungkin diperlukan adanya tindakan
perbaikan
71-91 Tinggi Diperlukan tindakan segera
92-112 Sangat Tinggi Diperlukan Tindakan Menyeluruh

3.3 Waktu Penelitian


Pada pagi hari pukul 9.50 WITA dan siang hari 15.50 WITA

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tingkat Kelelahan Berdasarkan Jadwal Kuliah
Jadwal Kuliah Tingkat Kelelahan Total
Ringan Sedang Berat
Pagi 15 13 2 30
Siang 7 22 1 30
Total 22 35 3 60
4.1.2 Tingkat Nordic Body Map Berdasarkan Jadwal Kuliah
Jadwal Kuliah Nodic Body Map Total
Normal Ringan Sedang
Pagi 3 25 2 30
Siang 2 23 5 30
Total 5 48 7 60
4.1.3 Tingkat Kelelahan dan Nodic Body Map

Nordic Body Tingkat Kelelahan Total


Map Ringan Sedang Berat
Normal 5 0 0 5
Ringan 16 31 1 48
Sedang 1 4 2 7
Total 22 35 3 60
4.2 Pembahasan

Dari tabel 4.1.1 diketahui bahwa tingkat kelelahan mahasiswa semester 4 dan semester 2
memiliki tingkat kelelahan terbanyak pada level sedang sedangkan yang terkecil yaitu pada level
berat. Mahasiswa yang kuliah pada Pagi hari memiliki tingkat kelelahan terbanyak ringan
disebabkan karena pada malam hari mahasiswa menghabiskan waktu untuk beristirahat dengan
cukup sehingga pada pagi hari mahasiswa merasa lebih optimal untuk menerima pelajaran, dan
peneliti mengambil data setelah dilakukan setelah mata kuliah pertama berakhir sekitar pukul 09.50
waktu senggang antara jam pertama dan jam kedua sehingga mahasiswa merasa sedikit lelah, hal ini
terbukti dengan hasil penelitian mahasiwa semester 2 mengalami kelelahan yang ringan. Sedangkan
mahasiswa yang kuliah pada siang hari memiliki tingkat kelelahan terbanyak pada level sedang hal
ini diakibatkan mahasiswa berkuliah dengan iklim yang lumayan panas sehingga lebih banyak energi
yang dikeluarkan ditambah lagi mahasiswa yang kuliahnya pada siang hari memiliki waktu tidur
yang sama pada mahasiswa pagi hari, waktu malam menghabiskan aktivitas paginya kemudian

11
dilanjutkan dengan kuliah pada siang harinya, waktu pengambilan data dilakukan pada waktu
senggang antara jam pertama dengan jam kedua sekitar jam 03.50.

Adapun mahasiswa yang kuliah pada pagi hari merasakan kelelehan berat disebabkan karena
pada malam hari mahasiswa tersebut bergadang untuk mengerjakan tugas terlihat dari hasil
wawancara bahwa mahasiswa tersebut merasakan rasa ngantuk yang amat terasa, ingin berbaring,
merasa kurang sehat dan merasa ada beban dimata. Hal yang sama terjadi pada mahasiswa semester
4 yang kuliah pada siang hari namun mahasiswa yang kuliah pada siang hari sanga merasa lelah
untuk berbicara dan merasa menguap, dan merasa seperti kehausan.

Tabel 4.1.2 diketahui bahwa nordic body map pada mahasiswa yang kuliah pada pagi hari
memiliki skor terbanyak ringan hal yang sama terjadi pada mahasiwa yang berkuliah pada siang hari.
Sedangkan skor nodic body map level sedang terbanyak pada mahasiswa yang kuliah pada siang hari
hal ini berlainan dengan mahasiswa yang kuliah pagi hari memiliki level nodic body map normal
lebih banyak daripada mahasiswa yang kuliah pada siang hari.

Tabel 4.1.3 menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kelelahan seseorang semakin tinggi pula
standar keluhan pada nordic body map. Hal ini disebabkan ketika tubuh lebih lelah akan
menimbulkan tingkat kesakitan yang lebih tinggi.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari 60 respon terdapat 3 orang yang mengalami kelelahan berat, 35 sedang dan 22 ringan. Mahasiwa
yang mengalami kelelahan berat disebabkan karena memiliki waktu tidur yang kurang dan merasa
tidak sehat. 35 mahasiswa yang mengalami kelelahan sedang karena lebih dari setengah mahasiswa
tersebut berkuliah pada siang hari, hal ini menunjukan bahwa kuliah pada siang hari mempengaruhi
kelelahan. Hal yang serupa terjadi pada keluhan Nordic Body Map.

5.2 Saran
Untuk mahasiswa yang kuliah pada siang hari penuhi kebutuhan nutrisi dan tidurlah dengan cukup
karena hal ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih parah apabila tidak menjaganya, karena
pengeluaran energi pada siang hari lebih besar daripada pada pagi hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. https://text-id.123dok.com/document/ky6e8857z-metode-penilaian-keluhan-


muskuloskeletal-nordic-body-map-nbm.html. Diakses Pada 04 Maret 2019 Pukul 22.00 WITA

Elyastuti, Febriana. 2011. Skripsi Hubungan Antara Iklim Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Pada Tenaga

Kerja Bagian Fabrikasi Pabrik Gula Trangkil Pati. Fakultas Ilmu Kelahragaan Universitas

Negeri Semarang: Semarang.

Putra, M. Dkk. 2011. Laporan Pengukuran Tingkat Kelelahan. Hal 3 – 5.

1
2
LAMPIRAN

KUESIONER KELELAHAN SECARA UMUM DENGAN 30 ITEM PERTANYAAN

IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :…………………………..
2. Umur/Tgl Lahir :………/…………………..
3. Pendidikan Terakhir :...........................
4. Status : Kawin/Belum Kawin
5. Masa Kerja : ……..Tahun………..Bulan.
Sampaikan perasaan Saudara terhadap pertanyaan di bawah ini, dengan mengisi kolom di sebalah
kanannya, Pilihlah :

1 : Sangat tidak terasa 3 : Agak terasa 5: Sangat Terasa


2 : Tidak terasa 4 : Terasa

NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5

1 Apakah Saudara merasa berat di bagian kepala ?

2 Apakah Saudara merasa lelah pada seluruh bagian


badan ?

3 Apakah kaki saudara terasa berat ?

4 Apakah pikiran saudara menguap ?

5 Apakah pikiran saudara terasa kacau ?

6 Apakah saudara merasa mengantuk ?

7 Apakah Saudara merasa beban dimata ?

8 Apakah saudara merasa kaku atau canggung dalam


bergerak ?

9 Apakah saudara merasa sempoyongan ketika berdiri ?

10 Apakahada perasaan ingin berbaring ?

3
11 Apakah saudara susah berpikir ?

12 Apakah saudara merasa lelah untuk bicara ?

13 Apakah ada perasaan ingin berbaring ?

14 Apakah saudara tidak bias berkosentrasi ?

15 Apakah saudara tidak dapat memusatkan perhatian thd


sesuatu?

16 Apakah saudara punya kecendrungan untuk lupa ?

17 Apakah saudara merasa kurang percaya diri ?

18 Apakah saudara merasa cemas terhadap sesuatu ?

19 Apakah saudara merasa tidak dapat mengontrol sikap


?

20 Apakah saudara merasa tidak dapat tekun dalam


pekerjaan ?

21 Apakah saudara merasa sakit kepala ?

22 Apakah saudara merasa kaku dibagian bahu ?

23 Apakah saudara merasakan nyeri di punggung ?

24 Apakah nafas saudara terasa tertekan ?

25 Apakah saudara merasa haus ?

26 Apakah suara saudara terasa serak ?

27 Apakah saudara merasa pening ?

28 Apakah kelompak mata saudara terasa kejang ?

29 Apakah anggota badan saudara terasa bergetar


(tremor) ?

30 Apakah saudara merasa kurang sehat ?

Nilai Skor : Normal = 0 – 36, Ringan = 37 – 73, Sedang = 74 – 110, Berat = 111 – 150

1
KUESIONER NORDIC BODY MAP

I. IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :…………………………..
2. Umur/Tgl Lahir :………/…………………..
3. Pendidikan Terakhir :...........................
4. Status : Kawin/Belum Kawin
5. Masa Kerja : ……..Tahun………..Bulan.
II. KUESIONER BODY MAP
(Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom disamping pertanyaan
yang sesuai dengan kondisi/perasaan saudara)

III. KETERANGAN: TS=Tidak Sakit, AS= Agak Sakit, S= Sakit, SS= Sangat Sakit

TINGKAT
JENIS KELUHAN KELUHAN
NO TS AS S SS

1 2 3 4

0 Apakah merasa sakit/kaku di leher bagian atas

1 Apakah merasa sakit/kaku di leher bagian


bawah

2 Apakah merasa sakit di bahukiri

3 Apakah merasa sakit di bahukanan

4 Apakah merasa sakit pada lengan atas kiri

5 Apakah merasa sakit di punggung

6 Apakah merasa sakit pada lengan atas kanan

7 Apakah merasa sakitpadapinggang

8 Apakah merasa sakitpadabokong

9 Apakah merasa sakitpadapantat

10 Apakah merasa sakitpadasikukiri

1
11 Apakah merasa sakitpadasikukanan

12 Apakah merasa sakit pada lengan bawah kiri

13 Apakah merasa sakit pada lengan bawah


kanan

14 Apakah merasa sakit pada pergelangan


tangan kiri

15 Apakah merasa sakit pada pergelangan tangan


kanan

16 Apakah merasa sakitpadatangankiri

17 Apakah merasa sakitpadatangankanan

18 Apakah merasa sakitpadapahakiri

19 Apakah merasa sakitpadapahakanan

20 Apakah merasa sakitpadalututkiri

21 Apakah merasa sakitpadalututkanan

22 Apakah merasa sakitpadabetiskiri

23 Apakah merasa sakitpadabetiskanan

24 Apakah merasa sakit pada pergelangan kaki


kiri

25 Apakah merasa sakit pada pergelangan kaki


kanan

26 Apakah merasa sakitpada kaki kiri

27 Apakah merasa sakitpada kaki kanan

TOTAL =

Nilai Skor : Normal = 0 – 27, Ringan = 28 – 55, Sedang = 56 – 83, Berat = 84 – 112

Anda mungkin juga menyukai