OLEH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaanya,
penulis dapat menyelesaikan laporan tingkat kelelahan dan nordic body map pada pekerja ini dengan
baik. Penulis menyadari akan kekurangan dari laporan ini, sehingga saran serta kritikan yang konstruktif
demi mengembangkan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Peralatan............................................................................................................................ 6
BAB IV
4.1 Hasil.................................................................................................................................. 11
3.2 Pembahasan....................................................................................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpukan...................................................................................................................... 13
5.2 Saran................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”, sementara itu
ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu
teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain
meningkatkan produktivitasnya”
Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di
lingkungan kerja (Nurmianto, 1996). Faal kerja adalah ilmu tentang tubuh manusia saat bekerja.
Bekerja adalah hasil koordinasi dari kerja sama indera, otak, syaraf dan otot yang ditunjang oleh
jantung, paru, ginjal dan lain-lain. Secara fisiologis, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi
yang sebaik-baiknya dari saraf pusat dan perifer, panca dria (mata, telinga, peraba, perasa, dan lain-
lain), serta otot dan rangka (kedua yang terakhir ini adalah pelaku utama perbuatan). Bekerja
mungkin dikelompokan menjadi kerja otak (mental), dan kerja otot (fisik). Dalam faal kerja,
perhatian utama difokuskan kepada kerja fisik atau otot. Untuk bekerja pertukaran zat dalam organ
tubuh yang diperlukan sebagai sumber energi dan transportasi sisa metabolisme yang harus
dibuang,jelas sangat penting peran peredaran darah ke dan dari susunan saraf serta otot-otot dan
rangka (muskulo-skeletal) dan juga organ-organ lainnya. Selain jantung dan sistem peredaran darah,
paru dan alat pernafasan lainnya, sistem gastro-intestinal (mulut, esofagus, usus, hati, dan lainnya)
juga memainkan fungsi masing-masing dalam mendukung dan menunjang kelancaran
berlangsungnya aktivitas dan rangkaian kegiatan dilakukannya pekerjaan maupun aktivitas belajar
oleh mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diangkat sebuah masalah “Apakah
perbedaan waktu kuliah mempengaruhi keluhan nodic body map dan kelalahan pada mahasiswa
semester II dan IV Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana?.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah waktu kuliah mempengaruhi keluhan kelelahan dan nordic body map pada
mahasiswa semester II dan IV.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelelahan
2.1.1 Kelelahan
2.1.1.1 Definisi Kelelahan
Menurut Tarwaka, dkk (2004: 107) kelelahan merupakan suatu mekanisme
perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah
pemulihan setelah istirahat. Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda beda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja
serta ketahanan tubuh. Kelelahan (fatigue) merupakan suatu perasaan yang subyektif.
Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
bekerja.
Menurut Eko Nurmianto (2003: 264), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular
loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI
(Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan
oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive). Selain itu karakteristik kelelahan akan
meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan menurunnya rasa
lelah (recovery) adalah didapat dengan memberikan istirahat yang cukup. Kelelahan
menunjukkan adanya keadaan yang berbeda-beda tetapi semuanya berakibat pada
pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur P.K, 1996: 190).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja bisa menyebabkan penurunan kinerja
yang dapat berakibat pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.
Kelelahan diatur oleh sentral dari otak. Pada susunan syaraf pusat, terdapat sistem
penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Kedua sistem ini saling mengimbangi
tetapi kadang kadang salah satu daripadanya lebih dominan sesuai dengan kebutuhan. Apabila
sistem penghambat lebih kuat, seseorang berada dalam kelelahan. Sebaliknya, apabila sistem
aktivasi lebih kuat, seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja. Agar tenaga kerja berada
3
dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut berada pada kondisi yang
memberikan stabilitas pada tubuh.
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu berdasarkan proses, waktu,
Kelelahan otot menurut Suma’mur P.K (1996: 190) adalah tremor pada otot atau
perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah
terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut kelelahan otot
secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan
fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.
2) Kelelahan Umum
Gejala umum kelelahan adalah suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan
terebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya
terasa berat dan merasa mengantuk.
4
2.1.1.3.2 Kelelahan berdasarkan waktu terjadinya, yaitu:
Kelelahan klinis atau kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang hari dalam
jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti
perasaan “kebencian” yang bersumber dari terganggunya emosi. Selain itu timbulnya
keluhan psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,
meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala, perasaan pusing, sulit tidur,
masalah pencernaan, detak jantung yang tidak normal, dan lain-lain.
Beberapa jenis kelelahan fisik secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut :
5
terhadap bagian tubuhnya yang dirasakan sakit selama melakukan aktivitas kerja sesuai
dengan skala likert yang telah ditentukan.
Nordic body map adalah sistem pengukuran keluhan sakit pada tubuh yang dikenal dengan
musculoskeletal. Sebuah sistem muskuloskeletal (sistem gerak) adalah sistem organ yang
memberikan hewan (dan manusia) kemampuan untuk bergerak menggunakan sistem otot dan
rangka. Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan gerakan tubuh.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk
hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan
(rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur
lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206
tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Hal ini terdiri dari tulang tubuh
(kerangka), otot, tulang rawan, tendon, ligamen, sendi, dan jaringan ikat lainnya yang
mendukung dan mengikat jaringan dan organ bersama-sama. Fungsi utama sistem
muskuloskeletal termasuk mendukung tubuh, sehingga gerak, dan melindungi organ-organ
vital. Bagian kerangka sistem berfungsi sebagai sistem penyimpanan utama untuk kalsium dan
fosfor dan berisi komponen-komponen penting dari sistem hematopoietik.
Sistem ini menjelaskan bagaimana tulang terhubung ke tulang lain dan serat otot melalui
jaringan ikat seperti tendon dan ligamen. Tulang memberikan stabilitas ke tubuh dalam analogi
batang besi dalam konstruksi beton. Otot menjaga tulang di tempat dan juga memainkan peran
dalam gerakan tulang. Untuk memungkinkan gerak, tulang yang berbeda dihubungkan oleh
sendi. Cartilage mencegah tulang berakhir dari menggosok langsung pada satu sama lain. Otot
kontrak (bergerombol) untuk memindahkan tulang melekat pada sendi. Namun demikian,
penyakit dan gangguan yang dapat merugikan fungsi dan efektivitas keseluruhan sistem.
Penyakit ini bisa sulit untuk mendiagnosis karena hubungan dekat sistem muskuloskeletal ke
sistem internal lainnya. Sistem muskuloskeletal mengacu pada sistem yang memiliki otot
melekat pada sistem kerangka internal dan diperlukan bagi manusia untuk pindah ke posisi
yang lebih 24 menguntungkan. Masalah yang kompleks dan cedera yang melibatkan sistem
muskuloskeletal biasanya ditangani oleh physiatrist (spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi) atau ahli bedah ortopedi.
6
The Skeletal System melayani banyak fungsi penting,. Memberikan bentuk dan bentuk
bagi tubuh kita selain untuk mendukung, melindungi, memungkinkan gerakan tubuh,
memproduksi darah bagi tubuh, dan menyimpan mineral. Jumlah tulang dalam sistem
kerangka manusia adalah topik yang kontroversial. Manusia dilahirkan dengan lebih dari 300
tulang, namun, banyak tulang sekering bersama antara kelahiran dan kematangan. Akibatnya
sebuah kerangka dewasa rata-rata terdiri dari 206 tulang. Jumlah tulang bervariasi sesuai
dengan metode yang digunakan untuk menurunkan menghitung. Sementara sebagian orang
menganggap struktur tertentu menjadi tulang tunggal dengan beberapa bagian, orang lain
mungkin melihatnya sebagai satu bagian dengan beberapa tulang.
Ada lima klasifikasi umum tulang. Ini adalah tulang panjang, tulang pendek, tulang datar,
tulang tidak teratur, dan tulang sesamoid. Kerangka manusia terdiri dari kedua tulang menyatu
dan individu yang didukung oleh ligamen, tendon, otot dan tulang rawan. Ini adalah struktur
yang kompleks dengan dua divisi yang berbeda. Ini adalah kerangka aksial dan kerangka
apendikular. The Skeletal Sistem berfungsi sebagai kerangka kerja untuk jaringan dan organ
untuk menempel. Sistem ini bertindak sebagai struktur pelindung untuk organ-organ vital.
Contoh utama dari hal ini adalah otak dilindungi oleh tengkorak dan paru-paru yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Terletak di tulang panjang adalah dua perbedaan dari sumsum
tulang (kuning dan merah). Sumsum kuning memiliki jaringan ikat lemak dan ditemukan
dalam rongga sumsum. Selama kelaparan, tubuh menggunakan lemak dalam sumsum kuning
untuk energi. Sumsum merah beberapa tulang adalah situs penting untuk produksi sel darah,
sekitar 2,6 juta sel darah merah per detik untuk menggantikan sel-sel yang ada yang telah
hancur oleh hati. Di sini semua eritrosit, trombosit, dan kebanyakan bentuk leukosit pada
orang dewasa. Dari sumsum merah, eritrosit, trombosit, dan leukosit bermigrasi ke darah
untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka.
Fungsi lain dari tulang adalah penyimpanan mineral tertentu. Kalsium dan fosfor adalah
salah satu mineral utama yang disimpan. Pentingnya penyimpanan ini "perangkat" membantu
mengatur keseimbangan mineral dalam aliran darah. Ketika fluktuasi mineral yang tinggi,
mineral ini disimpan dalam tulang, ketika itu rendah maka akan ditarik dari tulang.
7
BAB III
METODE
3.1 Peralatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara sehingga peralatan
yang dibutuhkan berupa alat tulis dan dua kuesioner (tingkat kelelahan dan nordic body map).
3.2 Teknik Pengukuran
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner kelelahan secara umum
dan nordic body map. Kuesioner kelelahan digunakan untuk menegtahui kelelahan pekerja secara
universal terdiri dari 30 pertanyaan dan menggunakan metode penilaian likert yang terdiri dari 5
pilihan untuk setiap itemnya berupa nilai 1 untuk sangat terasa, 2 tidak terasa, 3 agak terasa, 4 terasa
dan 5 untuk sangat terasa. Setalah dilakukan proses wawancara dari masing-masing item kemudian
dijumlahkan dengan pengkategorian seperti berikut:
Skor Kategori Kelalahan
0 – 36 Normal
37 – 73 Berat
74 – 110 Sedang
111 – 150 Berat
Salah satu tools yang digunakan untuk mengetahui gambaran Musculoskeletal Disorders pada
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner nordic body map. Nordic body map merupakan
kuesioner berupa peta tubuh yang berisikan data bagian tubuh yang dikeluhkan oleh para pekerja.
Kuesioner nordic body map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan pada para pekerja, dan kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah
terstandarisasi dan tersusun rapi. (Kroemer, 1994). Metode nordic body map, merupakan metode
penilaian yang sangat subyektif, artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari
kondisi dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penilaian dan juga tergantung dan
keahlian dan pengalaman observer yang bersangkutan. Namun demikian, metode ini telah secara luas
digunakan oleh para ahli ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem
muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup baik. Dalam aplikasinya,
metode nordic body map dengan menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh body map merupakan
cara yang sangat sederhana, mudah dipahami, murah dan memerlukan waktu yang sangat singkat ± 5
menit per individu. Observasi dapat langsung mewawancarai atau menanyakan kepada responden,
8
pada otot-otot skeletal bagian mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau sakit, atau dengan
menunjuk langsung pada setiap otot skeletal sesuai yang tercantum dalam lembar kerja kuesioner
nordic body map. nordic body map meliputi 27 bagian otot skeletal pada kedua sisi tubuh kanan dan
kiri. Dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot leher sampai dengan bagian paling bawah
yaitu otot pada kaki. Melalui kuesioner nordic body map maka akan dapat diketahui bagian-bagian
otot mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah tidak ada
keluhancidera sampai dengan keluhan tingat tinggi keluhan sangat sakit. Pengukuran gangguan otot
skeletal dengan menggunakan kuesioner nordic body map sebaiknya digunakan untuk menilai
tingkat keparahan gangguan otot skeletal individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau
kelompok sampel yang dapat mempresentasikan populasi secara keseluruhan. Jika metode ini
dilakukan hanya untuk beberapa orang pekerja di dalam kelompok populasi kerja yang besar, maka
hasilnya tidak valid dan reliabel. Penilaian dengan menggunakan kuesioner nordic body map dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan menggunakan 2 jawaban sederhana yaitu ya ada
keluhan atau rasa sakit pada otot skeletal dan tidak tidak ada keluhan atau tidak ada rasa sakit pada
otot skeletal. Tetapi lebih utama untuk menggunakan desain penilaian dengan scoring misalnya; 4
skala likert. Apabila digunakan scoring dengan skala likert, maka setiap skor atau nilai haruslah
mempunyai definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden. Di bawah ini adalah
contoh desain penilaian dengan 4 skala likert, yaitu :
a. Skor 1: tidak ada keluhankenyerian atau tidak ada rasa sakit sama sekali yang dirasakan oleh
pekerja tidak sakit.
b. Skor 2: dirasakan sedikit sakit adanya keluhan atau kenyerian pada otot
skeletal agak sakit.
c. Skor 3: responden merasakan adanya keluhan kenyerian atau sakit pada otot skeletal sakit.
d. Skor 4: responden merasakan keluhan sangat sakit atau sangat nyeri pada otot skeletal sangat
sakit.
Selanjutnya, setelah selesai melakukan wawancara dan pengisian kuesioner maka langkah
berikutnya adalah menghitung total skor individu dari seluruh otot skeletal 27 bagian otot skeletal
yang diobservasi. Pada desain 4 skala likert ini, maka akan diperoleh skor individu terendah adalah
sebesar 27 dan skor tertinggi 112. Dalam banyak penelitian dengan menggunakan uji statistik
tertentu yang dimaksudkan untuk menilai tingkat signifikasi hasil penelitian maka total skor individu
9
tersebut dapat langsung digunakan dalam entri data statistik. Langkah terakhir dari aplikasi metode
Nordic Body Map ini, tentunya adalah melakukan upaya perbaikan pada pekerjaan maupun
posisisikap kerja, jika diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keparahan pada otot skeletal yang
tinggi. Tindakan perbaikan tentunya dilalukan berdasarkan keparahannya. Hal ini dapat dilakukan
dengan banyak cara salah satunya dengan melihat presentasi resiko otot skeletal dan menggunakan
kateggori tingkat resiko skeltal sbagai berikut :
Total Skor Tingkat Aksi Tindakan Perbaikan
Individu
28-49 Rendah Belum diperlukan adanya tindakan perbaiakan
50-70 Sedang Mungkin diperlukan adanya tindakan
perbaikan
71-91 Tinggi Diperlukan tindakan segera
92-112 Sangat Tinggi Diperlukan Tindakan Menyeluruh
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tingkat Kelelahan Berdasarkan Jadwal Kuliah
Jadwal Kuliah Tingkat Kelelahan Total
Ringan Sedang Berat
Pagi 15 13 2 30
Siang 7 22 1 30
Total 22 35 3 60
4.1.2 Tingkat Nordic Body Map Berdasarkan Jadwal Kuliah
Jadwal Kuliah Nodic Body Map Total
Normal Ringan Sedang
Pagi 3 25 2 30
Siang 2 23 5 30
Total 5 48 7 60
4.1.3 Tingkat Kelelahan dan Nodic Body Map
Dari tabel 4.1.1 diketahui bahwa tingkat kelelahan mahasiswa semester 4 dan semester 2
memiliki tingkat kelelahan terbanyak pada level sedang sedangkan yang terkecil yaitu pada level
berat. Mahasiswa yang kuliah pada Pagi hari memiliki tingkat kelelahan terbanyak ringan
disebabkan karena pada malam hari mahasiswa menghabiskan waktu untuk beristirahat dengan
cukup sehingga pada pagi hari mahasiswa merasa lebih optimal untuk menerima pelajaran, dan
peneliti mengambil data setelah dilakukan setelah mata kuliah pertama berakhir sekitar pukul 09.50
waktu senggang antara jam pertama dan jam kedua sehingga mahasiswa merasa sedikit lelah, hal ini
terbukti dengan hasil penelitian mahasiwa semester 2 mengalami kelelahan yang ringan. Sedangkan
mahasiswa yang kuliah pada siang hari memiliki tingkat kelelahan terbanyak pada level sedang hal
ini diakibatkan mahasiswa berkuliah dengan iklim yang lumayan panas sehingga lebih banyak energi
yang dikeluarkan ditambah lagi mahasiswa yang kuliahnya pada siang hari memiliki waktu tidur
yang sama pada mahasiswa pagi hari, waktu malam menghabiskan aktivitas paginya kemudian
11
dilanjutkan dengan kuliah pada siang harinya, waktu pengambilan data dilakukan pada waktu
senggang antara jam pertama dengan jam kedua sekitar jam 03.50.
Adapun mahasiswa yang kuliah pada pagi hari merasakan kelelehan berat disebabkan karena
pada malam hari mahasiswa tersebut bergadang untuk mengerjakan tugas terlihat dari hasil
wawancara bahwa mahasiswa tersebut merasakan rasa ngantuk yang amat terasa, ingin berbaring,
merasa kurang sehat dan merasa ada beban dimata. Hal yang sama terjadi pada mahasiswa semester
4 yang kuliah pada siang hari namun mahasiswa yang kuliah pada siang hari sanga merasa lelah
untuk berbicara dan merasa menguap, dan merasa seperti kehausan.
Tabel 4.1.2 diketahui bahwa nordic body map pada mahasiswa yang kuliah pada pagi hari
memiliki skor terbanyak ringan hal yang sama terjadi pada mahasiwa yang berkuliah pada siang hari.
Sedangkan skor nodic body map level sedang terbanyak pada mahasiswa yang kuliah pada siang hari
hal ini berlainan dengan mahasiswa yang kuliah pagi hari memiliki level nodic body map normal
lebih banyak daripada mahasiswa yang kuliah pada siang hari.
Tabel 4.1.3 menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat kelelahan seseorang semakin tinggi pula
standar keluhan pada nordic body map. Hal ini disebabkan ketika tubuh lebih lelah akan
menimbulkan tingkat kesakitan yang lebih tinggi.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari 60 respon terdapat 3 orang yang mengalami kelelahan berat, 35 sedang dan 22 ringan. Mahasiwa
yang mengalami kelelahan berat disebabkan karena memiliki waktu tidur yang kurang dan merasa
tidak sehat. 35 mahasiswa yang mengalami kelelahan sedang karena lebih dari setengah mahasiswa
tersebut berkuliah pada siang hari, hal ini menunjukan bahwa kuliah pada siang hari mempengaruhi
kelelahan. Hal yang serupa terjadi pada keluhan Nordic Body Map.
5.2 Saran
Untuk mahasiswa yang kuliah pada siang hari penuhi kebutuhan nutrisi dan tidurlah dengan cukup
karena hal ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih parah apabila tidak menjaganya, karena
pengeluaran energi pada siang hari lebih besar daripada pada pagi hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
Elyastuti, Febriana. 2011. Skripsi Hubungan Antara Iklim Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Pada Tenaga
Kerja Bagian Fabrikasi Pabrik Gula Trangkil Pati. Fakultas Ilmu Kelahragaan Universitas
1
2
LAMPIRAN
IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :…………………………..
2. Umur/Tgl Lahir :………/…………………..
3. Pendidikan Terakhir :...........................
4. Status : Kawin/Belum Kawin
5. Masa Kerja : ……..Tahun………..Bulan.
Sampaikan perasaan Saudara terhadap pertanyaan di bawah ini, dengan mengisi kolom di sebalah
kanannya, Pilihlah :
NO PERTANYAAN 1 2 3 4 5
3
11 Apakah saudara susah berpikir ?
Nilai Skor : Normal = 0 – 36, Ringan = 37 – 73, Sedang = 74 – 110, Berat = 111 – 150
1
KUESIONER NORDIC BODY MAP
I. IDENTITAS PRIBADI
(Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu)
1. Nama :…………………………..
2. Umur/Tgl Lahir :………/…………………..
3. Pendidikan Terakhir :...........................
4. Status : Kawin/Belum Kawin
5. Masa Kerja : ……..Tahun………..Bulan.
II. KUESIONER BODY MAP
(Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom disamping pertanyaan
yang sesuai dengan kondisi/perasaan saudara)
III. KETERANGAN: TS=Tidak Sakit, AS= Agak Sakit, S= Sakit, SS= Sangat Sakit
TINGKAT
JENIS KELUHAN KELUHAN
NO TS AS S SS
1 2 3 4
1
11 Apakah merasa sakitpadasikukanan
TOTAL =
Nilai Skor : Normal = 0 – 27, Ringan = 28 – 55, Sedang = 56 – 83, Berat = 84 – 112