Kelompok 2 Bu Dwi
Kelompok 2 Bu Dwi
CARDIOVASKULER
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
APRILLYANA PRATIWI
MEGA HARDIANTI
UMI ANISA
TINGKAT 3C
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1)Tujuan Khusus
2) Tujuan umum
Untuk Mengetahui Gangguan Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur
dari paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Pada umumnya,
tekanan yang dianggap optimal adalah kurang dari 120 mmHg untuk
tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara
tekanan yang dianggap hipertensi adalah lebih dari 140 mmHg untuk
sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik. (Elizabeth 2009, h. 284)
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama (oersisrten)dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan otak ( menybabkan
stroke). Bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
menyebabkan timbulnya plak aterosklerotik dan arteri serebral dan
arteriol yang menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke
sebagai komplikasi (Yonata, 2016)
A. PENGKAJIAN
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria
atau marah kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang
berkaitan dengan pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan
tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau
menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner
atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau
obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
C. INTERVENSI
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
Cerebral
1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk
menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada
dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar,
tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral
dan yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif
dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi
yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat
bab, batuk panjang, membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan
vascular cerebral
Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum
1. Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan
frequency nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency
istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau
sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau
tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada :
kelemahan dan keletihan yang belebihan :pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji
respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan
indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat
aktivitas.
2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan
energy, misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat
menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan
perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan
energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
DX 6 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang
informasi atau keterbatasan kognitif
1. Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar,
termasuk orang terdekat
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi
minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit,
kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan
perilaku tidak akan dipertahankan.
2. Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan
tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah,
ginjal dan otak
Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering
digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa
gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatan meskipun ketika merasa sehat
3. Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan
istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD
pasien dalam batas yang diinginkan
Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide
“terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami
kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi
4. Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor
risiko kardiovaskular yang dapat diubah misalnya obesitas, diet
tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton,
merokok, dan minum alcohol( lebih dari 60cc/hari dengan
teratur), pola hidup penuh stress.
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan
hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit
kardiovaskular serta ginjal.
D. EVALUASI
1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
3. Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan
BAB IV
PEMBAHASAN
Malonda(2012) adalah Pada penelitian ini, variabel asupan lemak yang paling besar
pengaruhnya terhadap terjadinya hipertensi. Hasil analisis multivariat (Tabel 5)
menunjukkan nilai OR yang paling besar dari variabel asupan lemak yaitu 3,303
(95%CI:1,346-8,109).
Hal-hal yang perlu dikaji pertama kali pada asuhan keperawatan pada
pengkajian indentitas yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor
registrasi. Di lakukan pengkajian indentitas untuk menegtahui indentitas secara
mendalam agar tidak terjadi kekeliruan dalam peroses keperawatan di rumah sakit
dan memudahkan perawat dalam mencari indentitas klien.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah penyakit yang paling utama pada lansia dengan sistem
kadiovaskuler paling tinggi tingkat kematiannya. Hasil dari pengen-dalian
faktor risiko hipertensi ini dapat terlihat dari tingkat stres, status gizi dan
tekanan darah.
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler adalah perubahan
fungsi jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi dan
penyakit lainya.Asuhan keperawatan yang berdiagnosa :
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif.
Memberikan intervensi pada setiap diagnosa dan reasional sampai
dengan evaluasi
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Perlunya meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan
keperawatan lansia dengan masalah utama hipertensi, sehingga bisa
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan lansia dengan masalah hipertensi secara tepat. Dan
mengambil tindakan keperawatan yang benar.
.
DAFTAR PUSTAKA