Anda di halaman 1dari 3

Laporan Refleksi Kasus Stase Jiwa

Nama dan No. Mhs : Reza Setyono Ashari / 20184010032

Tempat stase : Puskesmas Kasihan 2

1. Pengalaman
Seorang pasien perempuan berusia 41 tahun datang dengan keluhan utama sesak
nafas. Pasien mengaku sesak nafas yang dirasakan hilang timbul dan bervariasi berat
gejalanya. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya data yang mendukung keluhan
sesak nafas pasien. Saat ditanya kapan sesak nafas tersebut muncul, pasien mengaku
sesak nafas muncul saat sedang merasa tegang dan banyak pikiran.Terutama saat
memikirkan kondisi kedua anaknya yang mengalami keterbelakangan.

Pasien mengaku mengalami sesak nafas hampir setiap hari selama beberapa
minggu terakhir dan beberapa kali pasien merasakan sampai seperti tercekik. Hal tersebut
sangat mengganggu pasien. Selain itu pasien juga merasa gemetaran, muncul keringat
dingin, nyeri dada, mual mual, dan kadang kepalanya terasa ringan.

2. Masalah yang dikaji


 Bagaimana cara untuk menskrining pasien dengan gangguan jiwa pada layanan
primer?
 Apa diagnosis pasien tersebut?
 Apa psikoterapi yang bisa diberikan pada pasien tersebut?

3. Analisa kritis
 Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menskrining pasien dengan
gangguan jiwa pada layanan primer adalah dengan menggunakan metode 2 menit
(M2M). M2M dipersiapkan sebagai suatu wawancara sederhanasetengah
terstruktur (brief semi-structured interview) untuk dipergunakan di pelayanan
kesehatan primer/dasar dalam melakukan deteksi kasus-kasus gangguan
jiwa dengan pendekatan eklektik holistik, digunakan dalam pelayanan
k e s e h a t a n u m u m . D i s e b u t m e t o d e d u a m e n i t , k a r e n a diharapkan
dalam tahap-tahap dua menit dapat dicapai target-target tertentu. Hal ini juga
berdasarkan saran dokter Puskesmas yang mengharapkan adanya suatu metode
yang singkat (maksimal dalam dua menit) yang dapat menyaring dengan cepat
walaupun secara kasar ada tidaknya masalah kesehatan jiwa pada pasien yang
berkunjung ke Puskesmas.

Pasien datang ke Puskesmas pertama kali ke loket untuk mendaftarkan diri dan
dibuatkan kartu rawat jalannya dengan identitasnya, setelah itu ke poliklinik. Di Poliklinik
diterima o l e h perawat untuk ditanyakan keluhan
u t a m a n y a ; keluhannya bisa keluhan fisik dan/atau keluhan kejiwaan, bila
hanya ada keluhan fisik maka diagnosisnya gangguan fisik; bila keluhannya
berupa keluhan kejiwaan saja maka diagnosisnya gangguan kejiwaan; bila ada keluhan
fisik dan keluhan kejiwaan, dicari tahu hubungan antara kedua jenis keluhan
tersebut, bisa hubungan sebab-akibat atau bisa sebagai komorbiditas; yang pasti
ada masalah kesehatan jiwa. Hal ini bila telah terlatih dapat dilakukan kurang dari
dua menit. Kemudian pasien akan diperiksa oleh dokter, dokter dengan
menggunakan pedoman diagnosis gangguan jiwa di Puskesmas yang
disederhanakan dari PPDGJ-III, juga bila telah terlatih dapat membuat diagnosis
kerja dan terapi yang sesuai dalam kurun waktu kurang dari dua menit.

 Menurut kriteria diagnosis pada PPDGJ-III, pasien tersebut memenuhi kriteria


diagnosis untuk F41.0 yaitu gangguan panik. Dimana pasien mengalami beberapa
serangan anxietas berat yang dirasakan pasien sebagai perasaan sesak nafas
sampai terasa tercekik dalam beberapa minggu terakhir. Selain itu pasien juga
mengaku gejala dapat muncul bahkan saat pasien membayangkan kejadian yang
buruk akan terjadi atau dikenal dengan anxietas ansitipatorik yang merupakan
gejala khas dari gangguan panik

 Jenis terapi yang diterapkan untuk mengobati penderita serangan panik adalah
terapi perilaku kognitif. Dalam terapi ini, penderita akan dibimbing untuk
memahami dan meyakini bahwa serangan panik tidak membahayakan. Penderita
juga akan diajari mengubah respons perasaan dan perilaku terhadap pola pikiran
negatif, sehingga nantinya membantu mereka dalam mengatasi serangan panik
secara mandiri. Dengan kata lain, penderita diajari untuk mengatasi rasa takut
terhadap situasi yang membuat mereka panik.

4. Dokumentasi
Deskripsi umum
Penampilan : pasien wanita, kesan sesuai usia, rawat diri baik
Perilaku & aktifitas motorik : normoaktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Orientasi S/W/O/T : baik/baik/baik/baik
Kesadaran
Psikiatri : baik
Biologis : compos mentis (GCS 15)
Alam perasaan
Mood : cemas
Afek : cemas, appropriate
Persepsi : halusinasi (-), ilusi (-), derealisasi (-),
depersonalisasi (-)
Pikiran
Bentuk pikir : realistik
Isi pikir : waham (-), fobia (-)
Arus pikir : remming
Konsentrasi : mudah ditarik, mudah dicantumkan
Tilikan :4
5. Referensi

- PPDGJ-III
- Artikel: Penggunaan Metode Dua Menit (M2M) dalam Menentukan Prevalensi
Gangguan Jiwa di Pelayanan Primer

Dokter Pembimbing Resus

dr. Warih Andan P, M. Sc, Sp. KJ (K)

Anda mungkin juga menyukai