Anda di halaman 1dari 6

Wawancara Puskesmas Sempaja

1. Bagaimana peran puskesmas dalam penanggulangan HIV AIDS?


PIMPINAN PUSKESMAS “ Saya kurang tau coba tanyakan ke pemegang program dan
penanggung jawab HIV di puskesmas (dr. Tiara)”

DOKTER Secara program, puskesmas merupakan perpanjangan tangan


PENANGGUNGJAWAB dari dinas kesehatan dan rumah sakit. Untuk penganggulangan,
PROGRAM (PEMEGANG lebih ke bidang promotif, melalui program lintas sector seperti
PROGRAM) penyuluhan kesehatan reproduksi dan penyakit penyakit
menular seksual, termasuk HIV. Selain itu puskesmas
mempermudah dari distribusi obat, misalnya untuk pasien yang
susah menjangkau atau mengantri di RS, maka bisa mengambil
obat di puskesmas. Jadi selain pencegahan, penemuan pasien,
deteksi dini, kita ada klinik jadi siapapun yang merasa beresiko
bisa datang ke klinik, kita buka sesuai jam kerja bagi yang mau
tes secara mandiri.
APOTEKER Saya dari farmasi biasanya sebagai penyediaan obat, pelaporan,
pengadaan dan persiapan obat. Selain itu juga, untuk
pemantauan penggunaan obatnya, contoh pasien A bulan ini
ambil obat, bulan depannya gak ambil obat, kita sebagai farmasi
lapor ke pendampingnya terus pendampingnya lapor kenapa gak
ambil obat, seperti itu sih pemantauannya.

2. Siapa saja yang melayani pemberian ART di puskesmas?


PIMPINAN PUSKESMAS -

DOKTER Karena di puskesmas satu jalur, jadi untuk pemberian obat tetap
PENANGGUNGJAWAB apotek. Untuk yang lainnya, seperti biasa, pasien datang, daftar
PROGRAM (PEMEGANG ke poli sesuai usianya, kalau pasiennya datang kita timbang,
PROGRAM) tensi, lalu ditanya ada keluhan apa. Kalau tidak ada keluhan
bisa langsung ambil obat.
APOTEKER Asisten apoteker bisa juga, tenaga medis kefarmasian juga bisa
untuk memberikan ART. Jadi, untuk pemberian ART seperti
biasa dokter dari RSU AWS memberikan regimen ARV nya, di
sinikan hanya meneruskan pemberian ART nya saja. Jadi,
setelah pasien daftar balik ke polinya sesuai umur ada poli
umum, poli lansia, nanti dokter sama perawat yang di poli
timbang berat badan, berat badan sih yang biasanya dipantau,
terus kalau ada keluhan lain seperti batuk pilek keluhan,
keluhan seperti biasanya dan kalau ada keluhan akibat efek
samping obat, kan pasien sudah lama biasanya masih ada timbul
ruam-ruam nanti dokternya kasih obat sesuai dengan regimen
yang sebelumnya. Dokter resepkan obatnya ke apoteker,
apoteker yang memberikan ARTnya juga melakukan pencatatan
terus ditandatangani pasiennya.

3. Apakah pasien yang terdiagnosis HIV langsung dapat mengambil ART di Psukesmas?
PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Sampai sekarang belum bisa. Jadi yang punya kekuasaan untuk
PENANGGUNGJAWAB mendiagnosis dan melakukan inisiasi ART sampai saat ini
PROGRAM (PEMEGANG hanya rumah sakit. Jadi kalau di puskesmas didapatkan hasil tes
PROGRAM) HIVnya positif, maka akan dirujuk untuk dilakukan konfirmasi
tes dan dilakukan inisiasi di RS, kita tidak boleh inisiasi.
Sebenarnya kalau yg ditunjuk sebagai rumah sakit pengampu
ada 3, yaitu AWS, Dirgahayu dan Moeis, tapi sampai sekarang
pengampunya hanya AWS.
APOTEKER Tidak bisa, jadi misalnya pasien datang dengan IMS pasti
diperiksa HIVnya dan ternyata positif. Pasien ini dari sini
dirujuk ke RS AWS. Nanti di RS AWS diperiksa lagi,
keluhannya, laboratoriumnya seperti SGPT, SGOT, fungsi
ginjalnya dan lain-lain. Selanjutnya dokter di RS AWS sebelum
memberikan regimen ARTnya disuruh ke atas ke ruang VCT,
dari VCT akan memberikan informasi ke orangnya tentang
penyakit HIVnya, obatnya HIVnya yang harus dikonsumsi
seumur hidup. Jadi harus persetujuan pasiennya, kalau
pasiennya belum mau, belum bisa diberikan regimennya tapi
tetap difollow terus pasiennya. Setelah pasiennya setuju,
dokternya baru menentukan regimen obatnya. Regimen obat
setelah diambil bulan pertama di RS AWS, untuk bulan
berikutnya terserah pasiennya mau diambil di puskesmas mana,
atau di RS AWS

4. Bagaimana alur pengambilan ART di puskesmas?


PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Sama seperti nomor 2
PENANGGUNGJAWAB
PROGRAM (PEMEGANG
PROGRAM)
APOTEKER Seperti pasien biasa, daftar terus menuju poli terus ambil ke
apotik.

5. Apakah terdpat kendala dari internal puskesnas dakan pemberian ART pada pasien
HIV/AIDS?
PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Untuk kendala hingga saat ini tidak ada, kecuali kalau dari
PENANGGUNGJAWAB puskesmas telat mengambil dan pasiennya sudah datang ambil
PROGRAM (PEMEGANG obat, jadi ter-pending obatnya. Karena kita bukan pengadaan
PROGRAM) jadi tidak ada masalah yang berarti. Tiap akhir bulan kita ke RS,
bawa laporan pemakaian dari sini, biasanya dari RS langsung
me-nyetok. Yang jadi masalah tergantung ketersediaan obat,
misalnya pasien yang biasa pake triple yaitu 3 obat dalam satu
tablet, atau ada juga yang pencar atau pecahan. Jadi kalau yang
triple sudah ada isi lamivudine, tenofovir dan evafirens jadi
lebih memudahkan pasien untuk minum obat. Kalau pasien
sudah biasa pake triple tapi yang tersedia dari AWS itu yang
pecahan, pasiennya kadang complain, jadi kita sarankan untuk
langsung bertanya ke klinik VCT pengampu kita. Karena kita
taunya hanya menerima yang diberikan AWS, kalaupun telat ya
kadang kita yang telat mengambil karena sedang banyak
laporan di puskesmas, atau kadang saat kita kesana memang
belum ada stok. Kalau untuk tenaga kesehatan yang di
puskesma tidak ada kendala, mereka semua sudah paham dan
kita pahamkan mengenai pelayanan ART.
APOTEKER Kalau di internal puskesmas untuk sekarang tidak ada. Kalau
dulu saja yang sempat ada kendala, kendalanya kenap pasien
HIV juga harus ikut ngantri juga seperti pasien baisa untuk
mengambil ARTnya, kan mereka mau dianggap normal juga,
tapi setelah itu yang kembali lagi seperti biasa. Mereka maunya
ambil obatnya tidak perlu ngantri buat ambil ARTnya. Kalau
dari ketersediaan obatnya, mau tidak mau pasti harus ada,
misalnya triple FDC ni tidak ada ya kembali ke obat pecahan.
Kalau untuk pengadaan obatnya sesuai jumlah pasiennya.

6. Apakah terdapat kendala dari eksternal puskesmas dakan pemberian ART pada pasien
HIV/AIDS?
PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Salah satu cara kita untuk me-reduce stigma ini adalah
PENANGGUNGJAWAB pasiennya kita perlakukan seperti biasa saja, tidak kita
PROGRAM (PEMEGANG ekslusifkan. Kecuali kalau pasien pertama kali datang, misalnya
PROGRAM) mau konseling dan pertanyaannya ada beberapa yang sensitive
sehingga tidak mungkin kita lakukan di ruang pelayanan biasa.
Kita punya ruang konseling khusus pasien dengan VCT
sekaligus pasien IMS kalau pemeriksaan swab, jadi untuk
pemeriksaan duh tubuh kita sudah lengkapin (alatnya). Tapi
kalau dia sudah reaktif dan sudah pengobatan, jalurnya sama
seperti pasien lain, jadi dibiasakan biar pasien nyaman dan tidak
ada perbedaan perlakuan. Karena kalau dari kami, bila ada
ekslusifitas nanti jadi pertanyaan dari pasien lain, ini pasien apa
kenapa ada ekslusifitas. Penempatan obat pun kita jadikan satu
di apotek jdi tidak ada pemisahan.
APOTEKER Untuk eksternal sekarang tidak ada kendala.

7. Apakah pasien HIV rutin mengambil obat di puskesmas?


PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Kadang ada suami istri, kadang suaminya aja yang mewakilkan.
PENANGGUNGJAWAB Kadang ada pendampingnya saja yang mengambilkan, biasanya
PROGRAM (PEMEGANG pasien yang awal-awal terapi karena masih belum percaya diri
PROGRAM) jadinya diambilkan pendamping atau PMOnya atau siapa saja
yang dekat dengan pasien. Hanya keluhannya dari pasien yak
arena mereka datangnya siang jadi mengambil obatnya lama,
karena harus mengantri dengan pasien lain. Selama ini sih tidak
ada complain, dan akhir-akhir ini saya lihat mereka sudah
berani mengambil obat sendiri. Kalau pasien dari rutan karena
tidak bisa keluar jadi petugas dari rutan yang mengambilkan.
APOTEKER Kalau itu, kadang tidak rutin. Jadi seperti ini, pasien itu kan
punya teman kadang dia pinjam dulu sama temannya. Dari
pemantauan tanggal kita tahu misalnya obat pasiennya habisnya
tanggal 4 februari harusnya tanggal 3 maret dia sudah ambil tapi
dia ambilnya tanggal 6, 7. Jadi temannya nanti itu ngambil
obatnya lebih cepat, jadi pemantauannya itu kadang susah.

8. Apakah terdapat ruangan khusus untuk pengambilan ARV?


PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Tidak ada ruangan khusus kalau pengambilan ARV, yang ada
PENANGGUNGJAWAB ruangan untuk konseling dan pemeriksaan di awal.
PROGRAM (PEMEGANG
PROGRAM)
APOTEKER Tidak ada ruangan khusus dalam pengambilan ART.

9. Kapan biasanya pasien mengambil ARV dan satu kali pengambilan obat untuk pmakaian
berapa lama?
PIMPINAN PUSKESMAS -
DOKTER Pasien mengambil obat sebulan sekali, biasanya kita suruh
PENANGGUNGJAWAB ambil obat 2 hari sebelum obatnya habis. Obat untuk 30 hari.
PROGRAM (PEMEGANG
PROGRAM)
APOTEKER Ya sesuai jam pelayanan, tidak ada waktu khusus.

Anda mungkin juga menyukai