Anda di halaman 1dari 10

SURAT PERJANJIAN

PEKERJAAN PENGAWASAN

TAHUN ANGGARAN 2010

NOMOR : 05b/PPK.PL-KS.1/MAN 2-Amt/V/2010


TANGGAL : 24 Mei 2010

Pekerjaan :

Pengawasan Rehabilitasi Ruang Kelas


Madrasah Aliyah Negeri 2 amuntai

Konsultan Pengawas :

CV. GAMBAR KONSULTAN

Jl HKSN Komp. AMD Blok A 12 No.83 RT. 040 Alalak Utara –


Banjarmasin Utara

Nilai Kontrak :

Rp.17.950.000,00
( Tujuh Belas Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 AMUNTAI
Alamat : Jl. Sukmaraga No. 244 Sungai Malang Amuntai
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN PENGAWASAN REHABILITASI RUANG KELAS


MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 AMUNTAI
TAHUN ANGGARAN 2010

Nomor : 05b/PPK.PL-KS.1/MAN 2-Amt/V/2010


Tanggal : 24 Mei 2010

Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Empat bulan Mei tahun Dua Ribu Sepuluh, yang
bertandatangan di bawah ini :

1. N a m a : MAHLAN, A. Ma
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Alamat Kantor : Jl. Sukmaraga No. 244 Sungai Malang Amuntai

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. N a m a : BAKIR MULYADI, ST
Jabatan : Direktur CV. GAMBAR KONSULTAN
Alamat : Jl. HKSN Komp. AMD Blok A 12 No.83 RT. 040 Alalak Utara –
Banjarmasin Utara

Berdasarkan Akte Notaris HERLINA , S.H. No.12 tanggal 09 Januari 2010 dan Akte
Perubahan Nomor …… Tanggal ………….., maka sesuai dengan mata anggaran
dasarnya, dalam hal ini bertindak atas nama Perusahaan, selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.

Kedua Belah Pihak sepakat dan setuju mengadakan Perjanjian Pekerjaan Pengawasan
Rehabilitasi Ruang Kelasmadrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai berdasarkan :

Surat Penawaran CV. GAMBAR KONSULTAN Nomor : …………………………. tanggal


…………………………..2010 beserta lampirannya.

Surat Penetapan Konsultan Pengawas dari Pembuat Komitmen Nomor : ………………………


2010 tanggal ………………………. 2010.

Dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
Perjanjian Pekerjaan Pengawasan, dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini :
PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Pengawasan :

Pengawasan Rehabilitasi Ruang Kelas madrasah Aliyah Negeri 2 Amuntai

sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang antara lain meliputi pekerjaan sebagai
berikut :

1. Mengawasi laju pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik dari segi kualitas dan kuantitas
serta laju pencapaian volume.
2. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3. Mengumpulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian di lapangan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
4. Menyusun berita acara : kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan serta berita acara serah terima pertama dan kedua pekerjaan
konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dan membuat laporan mingguan
dari bulanan pekerjaan pengawasan dan masukan dari hasil rapat-rapat lapangan,
laporan-laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan
oleh pemborong.
6. Membantu mengadakan 2 (dua) set gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
pemeliharaan.
7. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan selama waktu
pelaksanaan, serta mengawasi pelaksanaan pemeliharaan.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGAWASAN

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas dasar
referensi-referensi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini, yaitu :

1. Gambar-gambar (termasuk gambar-gambar detail) Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Pekerjaan (RKS) dengan semua perubahannya sesuai dengan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (terlampir).

2. Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan pengawasan yang ditetapkan (terlampir).

3. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum


dalam :
a. Algemene Voorwarden vor de uitvoering bij aaneming van openbar werken, yang
disahkan dengan Surat Pemerintah Hindia Belanda Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara nomor : 14571 (khusus pasal-pasal yang masih berlaku).
b. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
d. Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003 beserta lampirannya.
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 061/KPTS/1981
f. Surat Edaran Bersama BAPPENAS dan Departemen Keuangan Nomor :
351/D/VI/01/1997 tanggal 20 Januari 1997. Perihal Pedoman Standarisasi
Pembangunan Bangunan Gedung Negara yang dibiayai dari APBN Tahun Anggaran
1997/1998.
g. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor : 295/KPTS/CK/1997 tanggal 21
April 1997 tentang Pedoman Operasional Penyelenggaran Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
h. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan yang tercakup dalam proyek ini, sebagai
kelengkapan Surat Perjanjian Pengawasan.
i. S.K.K.B.I. 1.3.53 -1987 ubc 699 887.2
Tentang Pedoman Pengawasan Penangkal Petir
j. SNI-0255 -1987 D
Tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
k. SNI-1727 -1989 F (SKBI 1355 - 1987)
Tentang Tatacara Pengawasan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
l. SNI-1735 -1989 F (SKBI 2.3.53 - 1987)
Tentang Tatacara Pengawasan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
m. SNI-1735 -1989 F (SKBI 2.3.53 - 1987)
Tentang Metode Pengujian Tahap Api komponen Struktur Bangunan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
n. Selain ketentuan-ketentuan tersebut di atas juga terikat kepada peraturan-peraturan
lain yang berlaku, yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini.

PASAL 3
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti Kerangka Acuan
Kerja (KAK) yang disetujui oleh kedua belah pihak.

2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Pemborong akan sesuai dengan dokumen-dokumen pelaksanaan dan ketentuan yang
berlaku.

3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini dan ketepatan
waktu pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAK
PERTAMA kepada pihak lain.

5. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung ataupun tidak
langsung turut serta baik sebagai sub kontraktor maupun leveransir dari pekerjaan ini.

6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA, akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan
pekerjaan ini.

7. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan periksa ulang semua Dokumen Teknis sesuai
keahliannya, dan memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang kelainan yang
ditemukan dan mengusulkan cara penyelesaiannya sesuai standar dan ketentuan serta
peraturan yang berlaku.

PASAL 4
HASIL PEKERJAAN PENGAWASAN

Hasil pekerjaan pengawasan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang harus disampaikan
kepada PIHAK PERTAMA dibuat rangkap 5 (lima) yang masing-masing terdiri dari :
a. Laporan mingguan
b. Laporan Bulanan
c. Berita Acara kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran
d. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah
Kurang.

PASAL 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan sampai selesai sebagaimana yang disebut


dalam Surat Perjanjian Kerja ini, terhitung sejak tanggal penandatanganan Surat Perintah
Kerja/Kontrak Perjanjian Kerja Pelaksanaan oleh Pemborong dengan Kuasa Pengguna
Anggaran sampai dengan selambat-lambatnya 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender
sampai dengan diadakannya serah terima pertama pekerjaan konstruksi fisik dari
Pemborong dengan kewajiban pihak konsultan pengawas harus menyerahkan dokumen-
dokumen sebagai hasil pekerjaan pengawasan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal
4.

PASAL 6
BIAYA / IMBALAN JASA PENGAWASAN

1. Jumlah biaya pekerjaan pengawasan tersebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian Kerja ini
ditetapkan sebesar Rp. 17.950.000,00 ( Tujuh Belas Juta Sembilan Ratus Lima
Puluh Ribu Rupiah ) yang merupakan biaya yang pasti dan tetap (lumpsum fixed
price), yang dibebankan pada DIPA MAN 2 Amuntai Nomor : 3248/025-01.2/XVIII/2010
tanggal 31 Desember 2009 Tahun Anggaran 2010 merupakan Jumlah yang pasti
(Lumpsum Fixed Price), yaitu yang mengikat jumlah harga penawaran termasuk Pajak,
bea materai dan pengeluaran lainnya.

2. Dalam jumlah biaya pekerjaan pengawasan tersebut di atas sudah termasuk segala
pengeluaran beserta pajak-pajak, bea materai dan biaya-biaya lainnya yang harus
dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

PASAL 7
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran biaya pengawasan dilakukan secara bertahap sebesar nilai prestasi fisik
yang telah dicapai, dikurangi 5 % yang dinyatakan/dilampirkan Berita Acara Kemajuan
Fisik dan diketahui oleh pejabat yang berwenang.

2. Pembayaran Angsuran terakhir sebesar 5 % dari jumlah biaya pengawasan, dibayarkan


setelah prestasi pekerjaan pembangunan mencapai penyerahan untuk kedua kalinya
dan diterima baik oleh PIHAK PERTAMA, dinyatakan dengan berita acara persetujuan
kemajuan pekerjaan pengawasan yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan
pejabat yang berwenang.

3. Pembayaran tersebut di atas dibayarkan melalui KPPN Tanjung kepada CV. GAMBAR
KONSULTAN dengan Rekening Nomor 001.0007.02609.1 pada Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Selatan Cabang Utama Banjarmasin.

PASAL 8
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan pengawasan berjalan seperti yang telah ditetapkan, PIHAK KEDUA
diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya.
2. Ongkos-ongkos dan upah kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan dengan
pekerjaan pengawasan ini.

PASAL 9
PELAKSANAAN PIHAK KEDUA

1. Di tempat pekerjaan pengawasan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai pimpinan pengawas/tenaga ahli, yang mempunyai wewenang/ kuasa penuh
untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/ memberikan/ memutuskan segala
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh PIHAK KEDUA.

2. Penunjukan pimpinan pengawas/tenaga ahli, harus mendapat persetujuan dari PIHAK


PERTAMA secara tertulis.

3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, petugas pengawas/tenaga ahli yang


ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK
PERTAMA akan menolak tenaga ahli tersebut dan memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA segera mengganti pengawas/tenaga ahli lain
yang memenuhi syarat sebagaimana yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA harus menggunakan bentuk organisasi, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli
dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang tercantum dalam Pedoman
Persyaratan (TOR/KAK) yang telah ditunjuk oleh kedua belah pihak.

PASAL 10
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan “keadaan Kahar” dalam Surat Perjanjian ini adalah peristiwa-
peristiwa sebagai berikut :
 Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor dan banjir) ;
 Kebakaran
 Perang, huru-hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemi yang masing-masing
mempunyai akibat langsung sehingga tertundanya penyelesaian pekerjaan
pengawasan ini.

2. Apabila terjadi “Keadaan Kahar”, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya “keadaan kahar” disertai dengan bukti yang sah, demikian pula pada waktu
“keadaan Kahar” berakhir.

3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dapat menyetujui atau
menolak secara tertulis “keadaan memaksa” itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak
diterimanya pemberitahuan “keadaan memaksa” tersebut dari PIHAK KEDUA.

Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA tentang “keadaan kahar” tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban,
maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui akibat “keadaan kahar” tersebut.
Bilamana “keadaan memaksa’ itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka berlaku ketentuan-
ketentuan Pasal 3 ayat 3, Pasal 5 ayat 2 dan Pasal 12 atau Surat Perjanjian Kerja ini.

PASAL 11
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan pengawasan


tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini, maka pada saat itu pula PIHAK PERTAMA
bersama-sama dengan PIHAK KEDUA dan pejabat yang berwenang yang ditunjuk dari
Departemen Pekerjaan Umum atau pejabat yang ditunjuk olehnya untuk mengadakan
penilaian terhadap bagian pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

2. Biaya pengawasan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan diterima dengan
baik oleh PIHAK PERTAMA, akan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 12
SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajibannya yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) / Surat Perjanjian ini dan telah mendapat peringatan tertulis dari
PIHAK PERTAMA, 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak
mengindahkannya maka untuk setiap kali melakukan kelalaian, PIHAK KEDUA dikenakan
“denda keterlambatan” dengan kewajiban PIHAK KEDUA tetap harus memperbaiki
kelalaian yang diperingatkan tersebut.

2. Jumlah denda kumulatif tersebut dalam ayat 1 di atas maksimum sebesar 5 % dari
jumlah imbalan jasa pengawasan.

3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dalam pembayaran
yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

4. Apabila terbukti bahwa pelaksanaan pengawasan bertentangan dengan Kerangka Acuan


Kerja (KAK) dan perjanjian ini yang mengakibatkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.

5. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan tersebut dalam Pasal 9 ayat 4 Surat
Perjanjian ini baik dalam bentuk organisasi, kualifikasi tenaga maupun jumlah tenaga
yang telah ditetapkan, maka PIHAK KEDUA hanya akan diberi biaya pekerjaan
pengawasan sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan dalam menjalankan tugas
pengawasan tersebut.

PASAL 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.

2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang
dibentuk dan diangkap oleh kedua belah pihak, yang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
 Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota;
 Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota;
 Seorang dari PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama.

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak atau kedua belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan
Negeri Amuntai.

PASAL 14
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, setelah PIHAK
PERTAMA memberikan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi
PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :

a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas pekerjaan pengawasan sebagaimana


mestinya yang dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 4 Surat Perjanjian ini.

b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 1 Surat Perjanjian ini tidak
ditepati, karena kelalaian PIHAK KEDUA.

c. Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal terbitnya Surat Keputusan
Penunjukan PIHAK KEDUA tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan
pengawasan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini.

d. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pengawasan


yang telah dimulainya.

e. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian


pekerjaan pengawasan ini.

f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh


PIHAK PERTAMA.

g. PIHAK KEDUA memberikan keterangan yang tidak benar yang merugikan atau dapat
merugikan PIHAK PERTAMA sehubungan dengan pekerjaan pengawasan ini.

h. Telah dikenakan denda maksimum sebesar 5 % (lima persen) dari jumlah


biaya/imbalan jasa pekerjaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat 3 perjanjian ini.

2. Jika terjadi pemutusan Perjanjian Pengawasan ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk Konsultan Pengawas lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam Pasal
1 di atas.

3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak
menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak atas pembayaran prestasi
dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, serta kerugian
bagi negara.

4. Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat dibatalkan
dengan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.
PASAL 15
BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. Segala pengeluaran biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini termasuk
biaya materai tempel Rp. 6.000,00 (Enam ribu rupiah) dibebankan kepada PIHAK
KEDUA.

2. Segala pajak-pajak sehubungan pekerjaan pengawasan ini ditanggung oleh PIHAK


KEDUA, dan dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 16
TEMPAT KEDUDUKAN

Untuk pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan ini, beserta segala akibat
hukumnya, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan
sah di Kantor Pengadilan Negeri Amuntai.

PASAL 17
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan
yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari
Surat Perjanjian Pekerjaan Pengawasan ini.

Surat perjanjian Kerja ini dibuat dalam rangkap 6 (enam), bermaterai cukup, dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA serta kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan
pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


CV. GAMBAR KONSULTAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

BAKIR MULYADI, ST MAHLAN, A. Ma


Direktur NIP. 19630405 198903 1 009

MENGETAHUI
KEPALA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
AMUNTAI KAB. HULU SUNGAI UTARA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Drs.H.SHABIRIN B.SABERI
NIP. 19540710 198003 1006

Anda mungkin juga menyukai