Anda di halaman 1dari 18

A.

Pengertian Masalah
Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktik, penyimpangan antara aturan
dengan pelaksanaan, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, dan
penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang terjadi sekarang.
Yang diharapkan keuntungan Rp.10.000.000 tetapi yang terjadi hanya
Rp.5.000.000 sehingga timbul amsalah. Yang diharapkan iklim kerja kondusif,
tetapi yang terjadi tidak menyenangkan. Yang diharapkan masyarakatnya
agamis, tetapi yang terjadi justru jauh dari nilai-nilai agama.
B. Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Menurut Arikunto (1992;22), dalam bukunya prosedur penelitian :
Suatu pendekatan praktik , dikatakan bahwa masalah itu mesti merupakan
bagian dari “kebutuhan “ seseorang untuk dipecahkan . Penyebab orang ingin
mengadakan penelitian adalah karena ia ingin mendapatkan jawaban dari
masalah yang dihadapi. Sementara itu Sedarmayanti dan Hidayat (2011), dalam
bukunya Metodologi Penelitian, mengatakan bahwa masalah adalah peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan apa yang disebut
dengan permasalahan penelitian adalah suatu pembatasan focus perhatian pada
ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang
yang mencari permasalahan.
Pendapat lain mengatakan bahwa masalah adalah suatu keadaaan yang
bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang menimbulkan tanda Tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya
untuk mencari sesuatu jawaban.
Setiap penelitian baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif selalu berangkat
dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah”
dalam penelitian kualitatif “masalah”yang akan dipecahkan melalui penelitian
harus jelas, spesifik yang dibawah oleh peneliti masih remang-remang bahkan
gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah” dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara. Tentative dan akan berkembang atau
berganti setelah peneliti berada dilapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
“masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah
yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian
sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah
disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga harus di
“ganti “ masalah. Dengan demikan judul proposal dengan judul penelitian tidak
sama dengan judul diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini
sering megalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang
menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan
karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya
stelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti
kualitatif yang lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang
telah dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara
lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada
situasi social yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke
lapangan dalam penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Masalah sebelum Masalah setelah
peneliti
Peneliti masuk lapangan masuk lapangan

Masalah Masalah
Tetap

Peneliti
Memasuki Masalah
Masalah Lapangan berkembang

Masalah di
Masalah ganti

Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah di


kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah
pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di carikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya
masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada masalah tentang
kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas SDM
tersebut, melalui Human Developmen Index misalnya. Masalah kemiskinan
perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin, masalah korupsi
perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian,
pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang
yang patut di percaya.

B. Fokus Penelitian

Fokus penenlitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan


rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan dalam
menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang
atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan. Hal
tersebut sesuai dengan sifat pendekatan kualitatif yang lentur, yang mengikuti
pola pikir yang empirical induktif, dimana segala sesuatu dalam penelitian ini
ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan
yang sebenarnya.

Bungin (2003 : 41), fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai


dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak dibahas secara
mendalam dan tuntas. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian
adalah kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Fokus
ini diambil karena untuk mengatahui kualitas pelayanan yang terdapat di
Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Tingkat kesempurnaan dari suatu pelayanan
yang diharapkan oleh masyarakat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
masyarakat. Fokus dalam penelitian ini adalah : 1) Keandalan (Relaibility),
kemampuan pegawai dari instansi terkait untuk memberikan pelayanan dengan
akurat dan profesional, contoh dalam 34 memberikan informasi tentang syarat-
syarat dalam pengurusan pembuatan KTP. 2) Ketanggapan (Responsiveness),
kemampuan pegawai untuk menangkap keinginan masyarakat dan dapat
memberikan pelayanan yang dibutuhkan dengan cepat. 3) Kepastian
(Assurance), kemampuan pegawai untuk meyakinkan masyarakat dalam
pengurusan pembuatan KTP untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat
dan dapat dipercaya. 4) Empati (emphaty) memberikan perhatian kepada
konsumen secara personal dan istimewa serta selalu berusaha memahami
keluhan dan keinginan mereka. 5) Wujud fisik (tangibility), ruang tunggu yang
nyaman dan pegawai yang berpenampilan menarik.1[2]

alah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif


adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial dengan
demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kualitatif dapat menentukan
variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif
gejala itu bersifat hoistik {menyeluruh , tidak dapat di pisah-pisah}. Sehingga
peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitianya hanya berdasarkan
variabel penelitian. Tetapi keseluruhan situasi sosial yang di teliti yang meliputi
aspek tempat {place}, pelaku {actor}, dan aktivitas {activity} yang berinteraksi
secara sinergis.

Karena terlalu luasnya masalah , maka dalam penelitian kualitatif, peneliti


akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian
dalam penelitian kuaitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian kualitatif di sebut fokus, yang berisi pokok masaah yang masih
bersifat umum,

A B C D E F Contoh
G F G H I J
Di batasi menjadi dua variabel A dan E
A E

Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih di dasarkan pada tingkat


kepentingan, urgensi feabilitas masalah yang akan di pecahkan selain juga
factor keterbarasan tenaga , dana dan waktu. Suatu masalah di katakana penting
apabila masalah tersebut tidak di pecahkan melalui penelitian, maka akan
semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak)
apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melalui penelitian, maka
akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah
dikatakan fasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan
masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan
feasible,maka perlu dilakukan melalui analisa masalah.

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menentapkan focus.


Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to single cultural domain or a
few related dominains” maksudnya adalah bahwa, focus itu merupakan domain
yang terkait dari situasi social. Dalam pemelitian kualitatif, penentuan focus
dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di
peroleh dari situasi social (lapangan).

Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas
dan mendalam tentang situasi social, tetapi juga ada keinginan untuk
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi social yang di teliti. Fokus
yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti
melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut
dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan
memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan
tentang situasi social. Untuk dapat memahami secarah lebih luas dan
mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus penelitian.

Spladley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat


alternative untuk menetapkan fokus yaitu :

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal

2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing


domain

3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek

4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-


teori yang telah ada

C . Bentuk Rumusan Masalah

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang perumusan masalah,


diantaranya:

· Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi


apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang
pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”

· Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang


menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”
Menurut Creswell (2012) sebuah permasalahan pendidikan, kontroversi
atau perhatian yang menjadi pedoman yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
sebuah studi disebut sebagai perumusan masalah.2[3]

Berdasarkan level of explanation , suatu gejala, maka secara umum


terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif,
komparatif dan assosiatif.

1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu


peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social yang akan di
teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.

2. Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu


peneliti untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu di
bandingkan dengan yang lain.

3. Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi
menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif.
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya
hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah
hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait
dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneliti sangat spesifik,
dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan
teori, hipotesis, insrumen, dan teknik analisis data.

Dalam peneleti kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan


masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi social tertantu.
Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun kualitatif
harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan
dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya
dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang meggunakan pendekatan
kualitatif, pada tahap awal penelitiannya. Ia akan mengembqangkan fokus
penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent
design” (Loncoln dan Guba, 1985:102).

Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan


atas dasar definisi operasional penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi
operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di
rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi
social yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.

Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam proposal penelitian


kualitatif tentang suatu peristiwa.

1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu?

(Rumusan masalah deskriptif)

2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)

3. Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social


tertentu?

(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola


organisasi dari suatu kejadian )

4. Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi


social yang sama atau situasi social yang lain ?

(rumusan masalah assosiatif)

5. Apakah peristiwa itusama atau berbeda dengan peristuwa lain?

(rumusan masalah komperatif)

6. Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada
sebelumnya?

Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan

1. Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting


tertentu?

(rumusan masalah deskriptif)

2. Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social
tersebut?

(rumusan masalah deskriptif)


3. Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-
hari?

4. Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ?

(rumusan masalah assosiatif reciprocal)

5. Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain
berbeda

(masalah komperatif)

6. Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?

Contoh tiga Rumusan masalah tentang manajemen

1. Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti
dan makna

manajemen?

(masalah deskriptif)

2. Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi
tersebut?

(masalah deskriptif)

3. Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik


perencanaan

strategis maupun taktis/tahunan?


(masalah deskriptif)

4. Bagaimanakah model penempatan orang-orang yang menduduki posisi


dalam organisasi

itu ?

(masalah deskriptif)

5. Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di


jalankan dalam

organisasi itu?

(masalah assosaiatif)

6. Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi


itu?

(masalah assosiatif)

7. Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam


organisasi

tersebut ?

(masalah deskriptif)

8. Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain yang


sejenis ?

(masalah komperetif)
D. Judul Penelitian Kualitatif

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan


masalah yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus
sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di
teliti, judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk
menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument
penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.

Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti


masih bersifat sementara , dan bersifat (Menyeluruh),maka judul dalam
penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am proposal juga masih bersifat
sementara,dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan
penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin dig anti. Judul
penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati peneliti belum mampu
menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di telitih sehingga
belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap
situasi social yang di teliti (situasi social= obyek yang di teliti)

Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan


permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta
mengemukakan hipotesis dan teori. Berikut ini di berikan beberapa contoh
judul penelitian kualitatif.

1.Mengembangkan model Perencanaan yang efektif, di eropa otonomi Daerah

2.Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan Efesien pada Era Otonomi Daerah.

3.Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.


4.Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.

5.Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif

6.Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat

7.Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin

8.Pngembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat


Yogyakarta

9.Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur

10.Manajemen keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya

11.Model Belajar anak yang berprestasi

12.Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak

13Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu

14.Pola Perkembangan Karir bagi Orang-orang Sukses

15.Makna Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern

16.Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?

17.Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?

18.Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba

19.Makna Sakit Bagi Pasien

20.Pola Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”


21.Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi

22.Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa

23.Mengadili Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah

24.Kesejahteraan Menurut Orang Miskin

25.Model Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai Keunggulan


Komperatif

E. Teori dalam penelitian Kualitatif

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah
jelas, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu apa yang akan dipakai.

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh


peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam
penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara,dan akan
berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau konteks social. Dalam
kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kualitatif itu bersifat menguji
hipotesis atau teori,sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan
teori.

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan


jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang
bersifat holistik,jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh
lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di
lapangan. Penelitian kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua
teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas,dan dapat menjadi
instrument penelitian yang baik.teori bagi penelitian kualitatif akan berfungsi
sebangai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan
mendalam. Walaupun peneliti kulitatif dituntu untuk mengguasai teori yang
luas dan mendalam , namun dalam menglaksanakan penelitian kualitatif,
peneliti kualitatif harus mampu melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan
tidak digunakan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti
kualitatif di tuntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,
dipasakan, dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus
bersifat “ perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana
seharusnya”,bukan berdasarkan,apa yang terjadi dilapangan, yang di alami, di
rasakan,dan difikirkan oleh partisipan/sumber data.

Oleh karena itu peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas
sehingga mampu menjadi “human instrument “ yang baik. Dalam hal ini Bong
and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult
to do well than quantitative research because the data collected are usually
subjective and the main measurement tool for collcted data is the investigator
himself” .Peneliti kualitatif lebih sulit bili dibandingkan dengan penelitian
kualitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrument sebagai
alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.

Untuk dapat menjadi instrument penelitianyang baik, peneliti kualitatif


di tuntut untuk memiliki wawsan teoritis maupun wawasan yang trkait dengan
konteks sosial yang di teliti yang berupa niai,budaya,keyakinan, hukum, adat
istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili peneliti
tidak memiliki wawasan yang luas ,maka peneliti akan sulit membuka
pertanyaan kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan
dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai
contoh seseorang peneliti bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan.
Demikian juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulit untuk
bertanya dan memahami bidang antropologi.

Peneliti kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang


di baca. Landasan teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih
berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti walaupun masih
permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori
yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.
Peneliti kualitatif setuju di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu
menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan atau situasi
social
DAFTAR PUSTAKA

http://tessaneechanekonomiislam.blogspot.com/2018/10/makalah-masalah-fokus-
judul-penelitian.html

buku sugiyono

Anda mungkin juga menyukai