Dosen Pengampu :
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS JAMBI
2019
i
KATA PENGANTAR
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan
dan dosen pengampu bapak Dian Pertiwi Rasmi, S.Pd.,M.Pd. dan orang-orang
yang telah mendukung.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan jadi pedoman bagi yang membacanya.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai
perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsung di antara pembukaan dan
penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Dalam dunia pendidikan pembelajaran kooperatif telah memiliki sejarah
yang panjang sejak zaman dahulukala, para guru telah mendorong siswa-
siswa mereka untuk bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok tertentu dalam
diskusi, debat, atau pelajaaran tambahan. Menurut beberapa ahli bahwa
cooperative learning tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
konsep yang sulit, akan tetapi sangat berguna untuk menumbuhkan berpikir
kritis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Rianawati (2014:135), tujuan yang paling penting
dari model pembelajaran kooperatif ialah agar memberikan para siswa
pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan
supaya terbiasa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan
kontribusi. Dan juga untuk membentuk norma-norma yang pro-akademik
diantara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh
sangat besar dan penting bagi pencapaian siswa.
Tujuan pembelajaran kooperatif meningkatkan partisipasi peserta didik,
memfasilitasi peserta didik dengan peserta didik dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama-
sama peserta didik yang berbeda-beda latar belakangnya. Dengan kata lain,
peserta didik dapat mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan
sesama manusia yangakan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah
(Suhardiyanto,2009:71).
Ibrahim dalam Isjoni (2011:27-28) mengemukakan tiga tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
a. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik.
b. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi
peluang dari siswa berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling
menghargai sau sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
4
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran yang lain. Pada
pembelajaran ini seluruh peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok belajar.
Yang mana masing-masing kelompok belajar akan menjalin interaksi dan kerja
sama melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Dari kerja sama inilah akan
diperoleh suatu hasil pembelajaran yang optimal.
5
hasil bersama antara anggota kelompok dan hasil pembelajaran atas dasar
penilaian berdasarkan tes maupun nontes (Chomaidi dan Salamah, 2018:
251)
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja sama merupakan dasar utama,
prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung
jawab masing-masing anggota, tetapi harus ditanamkan perlunya saling
membantu pada setiap anggota kelompok belajar, sifat watak pribadi yang
memiliki sifat mementingkan pribadi sendiri harus dihilangkan,
kepentingan bersama lebih diutamakan (Chomaidi dan Salamah,
2018:252).
d. Keterampilan untuk bekerja sama.
Menurut Trianti dalam Elhefni (2011:311-312), pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif memeiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Siswa bekerja secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tingi,
sedang, dan rendah.
3. Bila memungkinkan, angota kelompol berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam.
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
6
Menurut Slapin dalam Slamet dalam Elhefni (2011:310), selain lima unsur
penting juga mengandung prinsip-prinsip, konsep utama dari belajar kooperatif
adalah sebagai berikut:
7
FASE 6 Menghargai baik upaya maupun hasil belajar
Memberikan individu dan kelompok.
penghargaan.
Tabel 1: Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
8
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah
berbagai informasi.
c. Sistem Pendukung
Menurut Andayani (2015:137), support system atau sistem pendukung
adalah komponen-komponen yang menjadi pendukung dalam penerapan
sebuah model pembelajaran. Sistem pendukung ini merupakan sebuah sistem
yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan menjamin
terjadinya interaksi guru dan siswa untuk menyelesaikan permasalahan
pembelajaran.
Menurut warisman (2016:59), penunjang keberhasilan pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang menjadi bagian dari penunjang proses
pembelajaran. Unsur-unsur penunjang tersebut berupa alat-alat, bahan sumber
belajar yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Segala
sesuatu yang diperlukan untuk mendorong proses pembelajaran diupayakan
untuk dipenuhi.
9
Selain dengan lembar observasional, pembelajaran kooperatif dapat dinilai
dengan kuis yang dirancang oleh pengajar berdasarkan pokok bahasan/ materi
yang dipelajari siswa pada pembelajaran kooperatif. Setelah kuis diberikan
pengajar memberikan skor dasar dan skor kemajuan dan memberikan poin
kepada tim apabila anggota kelompoknya berhasil mendapatkan skor
kemajuan. Skor dasar mencerminkan skor rata-rata siswa hasil sebelum
pembelajaran. Skor dasar dapat diperoleh dari awal pertemuan sebelum kelas
dimulai. Adapun skor kemajuan diperoleh dari hasil kuis setelah diskusi
kelompok dibandingkan dengan skor dasar siswa. Siswa akan memperoleh
kemajuan apabila mereka mampu menunjukkan peningkatan hasil nilai kuis,
dan poin tambahan dari masing-masing siswa akan diakumulasikan pada skor
kelompok. Tabel berikut akan memperlihatkan contoh prosedur penskoran
dan skala penskoran untuk kelompok kooperatif.
Langkah 1 :
Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan hasil
Menetapkan skor
kuis sebelumnya
dasar
Langkah 2 :
Menghitung skor
Siswa memperoleh poin kuis yang berkaitan dengan
kuis sekarang
materi yang dipelajari
(setelah diskusi
kelompok)
Langkah 3 : Siswa mendapatkan skor kemajuan yang besarnya
Menghitung skor ditentukan dari skor dasar yang diperoleh. Skor
kemajuan tambahan dapat berupa poin tambahan untuk tim
Tabel 2: Prosedur Penskoran untuk Kelompok Kooperatif
10
Tim kooperatif yang mendapatkan poin tinggi akan mendapatkan
penghargaan (reward) atau sertifikat dari pengajar.
11
Adapaun kelemahannya antara lain :
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan
cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar.
b. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar
akademik, menerima terhadap perbedaan individu, dan mengembangkan
keterampilan sosial.
c. Karakteristik pembelajaran kooperatif antara lain: Positive Independence,
Personal Responsibility, Face to Face Promotive Interaction, Interpersonal
Skill, Group Processing.
d. Sintaks pembelajaran kooperatif antara lain: menyampaikan tujuan maupun
kompetensi dan motivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja
dan belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan.
e. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (Student Team
Achievement Division), tipe Jigsaw, tipe GI (Group Investigation), tipe TSP
(Think Pair Share), tipe NHT (Numbered Heads Together), tipe Two Stay
Two Stray (TS-TS), tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition), tipe Make A Match (Membuat Pasangan).
f. Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung
kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima
perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa
menjadi aktif.
g. Kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang
lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi
perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya,
membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadi perluasan masalah sehingga
waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga
siswa lain menjadi pasif.
13
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan
dan mejelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunan dan materi yang dibahas.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan pembaca untuk dapat membantu
menyempurnakan makalah selanjutnya. Penyusun juga berharap agar makalah
ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran terutama mengenai
materi Model Pembelajaran Kooperatif.
14
DAFTAR PUSTAKA
Desstya, A., Haryono., & Saputro, Sulistyo. 2012. Pembelajaran Kimia dengan
Metode Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Animasi
dan Kartu ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa.
Vol. 1. No. 3. ISSN: 2252-7893.
Elhefni. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan Hasil
Belajar di Sekolah. Ta’dib. Vol. XVI, No. 02.
Huriah, Titih. 2018. Metode Student Center Learning Aplikasi Pada Pendidikan
Keperawatan. Jakarta : Prenadamedia Group.
15
Maryaningsih, Nining., dan Hidayat, Mistina. 2018. Teori dan Praktik Berbagi
Model dan Metode Pembelajaran Menerpakan Inovasi Pembelajaran di
Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: CV Kekata Group.
16
Warsiman. 2016. Membumikan Pelajaran Sastra yang Humanis. Yogyakarta:
Universitas Brawijaya Press(UB press).
17