PRODUKTIFITAS PERAIRAN
Disusun Oleh:
Yulie Rahayu F.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Panduan Praktikum
Produktifitas Perairan ini dapat disusun. Praktikum sebagai salah satu bagian dari
proses belajar mengajar memegang peranan penting dalam menentukan
keberhasilan mahasiswa dalam memahami materi kuliah yang diberikan.
Latar Belakang
Suatu organisme memerlukan lingkungan hidup yang sesuai dengan
kehidupannya. Air mempunyai sifat penting sebagai lingkungan bagi organisme
air yang dikaitkan dengan bahan-bahan dan energi yang dikandungnya dengan
sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme perairan baik
tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai fungsi sebagai
pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organik
oleh produsen primer perairan tersebut.
Perairan yang memiliki kualitas baik atau subur makan akan ditemukan
biota-biota yang sangat beragam, sebaliknya jika biota yang ditemukan kurang
beragam, maka dapat diindikasikan bahwa suatu perairan kurang subur untuk
keberlangsungan biota akuatik. Salah satu aspek yang dapat digunakan untuk
memperlihatkan hal tersebut adalah produktifitas perairan.
Produktifitas perairan secara umum dapat didedifnisikan sebagai
kemampuan suatu perairan menghasilkan bahan organik maupun bahan
anorganik dalam suatu runutan rantai makanan yang saling berhubungan dalam
jaring-jaring makanan. Hal ini sekaligus menekankan bahwa produktifitas suatu
perairan erat kaitannya dengan sistem aliran makanan atau energi antar biota
yang ada dalam suatu ekosistem perairan.
Penilaian produktiftas suat perairan dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan yaitu pendekatan fisika, kimia dan biologi. Pendekatan fisika
meliputi faktor-faktor fisk seperti suhu, salintias, cahaya, kecerahan, kekeruhan
dan pH. Faktor kimia seperti DO, COD maupun nutrien. Adapaun faktor biologi
adalah biota yang berada di perairan tersebut.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM I
MENGUKUR SUHU AIR
II.Cara Kerja
a. Pengukuran suhu air dilakukan secara seri
b. Untuk danau yang kedalamannya kurang dari 2 meter, pengukuran
dilakukan di permukaan dan di dasar danau.
c. Untuk air dengan kedalaman lebih dari 2 meter, maka pengukuran
dilakukan setiap dua meter ke bawah atau setiap 0,5 meter pada
daerah-daerah tertentu
d. Ulangi beberapa kali dan ambil rata-ratanya
e. Dalam pengukuran suhu secara lebih objektif, usahakan lokasi dan
kedalaman harus tepat sehingga dapat benar-benar mewakili
tingkatan suhu yang terukur sesuai dengan keberadaan
organismenya. Catatan: pengukuran tidak boleh dilakukan dekat
dengan sumber yang dapat mengganggu pembacaan secara tepat,
seperti lubang saluran pembuangan limbah. Begitu pula dengan
kedalaman yang harus tepat.
MENGUKUR KEKERUHAN
Catatan.
Pasangan botol sebaiknya digantungkan pada kedalaman air yang masih
terkena cahaya, memungkinkan adanya fotosintesis. Harus dapat diupayakan,
pengambilan air pada kedalaman yang dituju, jangan sampai terjadi
membandingkan hasil pada sampel air dengan kedalaman berbeda.
Contoh perhitungan:
DO awal (botol tak tertutup) 6,5 ppm Produksi oksigen 6,0 ppm
DO awal (botol tertutup) 6,5 ppm DO akhir (botol tertutup) 1,5 ppm
Pemakaian oksigen 5,0 ppm