Geologi Kelautan
Geologi Kelautan
Ammar Azzam
NPM : 270110150093
Kelas :A
Dosen
CEKUNGAN DI INDONESIA
1. CEKUNGAN NATUNA
Cekungan Natuna Barat berada pada lempeng benua Paparan Sunda.
Lempeng ini tersusun atas litologi berupa batuan beku dan metamorf yang
berumur Cretaceous Awal sampai Cretaceous Akhir.
Untuk proses rifting pada Cekungan Natuna Barat berlangsung pada Eosen
Akhir hingga Oligosen, yang merupakan akibat terjadinya patahan Paparan Sunda
yang dikarenakan adanya tumbukan antara sub-benua India dengan Asia (Ginger
dkk., 1993).
Stratigrafi Cekungan Natuna
Source Rock
Terdapat dua formasi yang menjadi source rock potensial pada Cekungan
Sumatera Bagian Utara, yaitu Formasi Baong yang berumur Miosen dan Formasi
Bampo yang berumur Oligosen sampai Miosen Akhir.
Reservoir
Target utama reservoir dalam eksplorasi pada cekungan Sumatera Utara
adalah Formasi Balumai yang dominan tersusun atas batupasir,serta beberapa
batugamping secara setempat-setempat.Selain batupasir, juga terdapat
batugamping terumbu pada Formasi Peutu dengan umur Miosen Awal – Tengah
yang banyak dijadikan target eksplorasi yang banyak disebut sebagai
Batugamping Arun (Soepardjadi, 1983), Malacca Carbonates (Mundt, 1982),
atau Malaca Member (McArthur and Helm, 1983).
Minyak yang belum matang banyak terdapat pada batupasir Formasi
Keutapang dan Seurula. Formasi Keutapang terbentuk sebagai prograding
delta yang disebabkan oleh adanya pengangkatan Bukit Barisan secara perlahan
(Mulhadiono, 1976). Sedangkan Formasi Seurula terbentuk akibat debris
volkaniklastik dengan ukuran yang lebih kasar (Keats, 1979).
Kebanyakan reservoir pada cekungan Sumatera Utara memiliki lapisan
shale yang impermeable, seperti pada bagian bawah Formasi Belumai, Formasi
Baong dan Formasi Keutupang. Lapisan shale ini dapat berperan sebagai seal
pada petroleum system di Cekungan Sumatera Utara. Banyaknyastruktur geologi
dan trap stratigrafi yang terbentuk ketika terjadi deformasi pada Sunda
Microplate juga turut berperan dalam pembentukan cebakan hidrokarbon pada
Cekungan Sumatera Utara (Fitriandi, 2006)
Migrasi
Serpih Formasi Bampo (Oligosen Akhir) dan serpih Formasi Baong Bawah
merupakan batuan induk utama pada Cekungan Sumatra Utara. Analisa geokimia
menunjukkan bahwa Formasi Bampo merupakan gas prone dan mencapai tingkat
kematangan pada Pliosen Akhir sedangkan serpih Formasi Baong Bawah
merupakan gas dan oil prone yang mencapai tingkat kematangan pada Miosen
Atas(Ryacudu, Djaafar, dan Gutomo dalam PERTAMINA, 2008)
Hidrokarbon bermigrasi dari serpih Formasi Bampo menuju reservoir
Formasi Belumai Dan batu pasir Formasi Belumai Tengah melalui zona patahan
yang terbentuk selama tektonik Akhir Miosen Tengah-MiosenAkhir. Reef antiklin
yang terbentuk diantara trantensional fault.
Trap
Prospek hidrokarbon pada cekungan Sumatera Utara yang paling besar
berasal dari batupasir Formasi Belumai. Batupasir Formasi Belumai hanya pernah
diuji dengan pendekatan struktur geologi. Diduga reservoir utama pada formasi ini
terletak dalam suatu trap stratigrafi, dimana dalam trap tersebut batupasir Formasi
Belumai akan mendapatkan source langsung dari shale Formasi Belumai / Baong
pada bagian bawah. (Fitriandi, 2006)
Perangkap minyak dan gas pada daerah Cekungan Sumatra Utara umumnya
merupakan Perangkap kombinasi struktural dan stratigrafi.
Seal
Batuan tudung yang berfungsi sebagai penyekat bagian atas suatu reservoir
baik Struktural maupun stratigrafi terdapat di beberapa level, yaitu untuk level
reservoir Basal Sandstone diperkirakan batuan tudungnya adalah serpih dari
Formasi Parapat atau dari serpih Anggota bawah dari Formasi Belumai.
Untuk level reservoir dari Formasi Belumai, batuan Tudungnya adalah
serpih dari anggota atas Formasi Belumai itu sendiri atau serpih dari Formasi
Baong Bawah.
Lapangan Delima