Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGGANTI

NILAI KOSONG PRAKTIKUM

DISTRIBUSI DAN INDEKS KEBERAGAMAN FORAMINIFERA BENTIK DI


PERAIRAN BANDA ACEH

MATA KULIAH :

GEOLOGI KELAUTAN

Disusun oleh :

FARHAN FURQONI 270110150024

KELAS E

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
DISTRIBUSI DAN INDEKS KEBERAGAMAN FORAMINIFERA BENTIK DI PERAIRAN
BANDA ACEH

DISTRIBUTION AND DIVERSITY INDEX OF FORAMINIFERA IN BANDA ACEH WATER

Oleh :

Farhan Furqoni (270110150024)


Program Studi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya
Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Kabupaten Sumedang
e-mail : cuqon13@gmail.com

ABSTRAK

Lokasi penelitian ini merupakan bagian dari wilayah yang sangat menarik bagi banyak peneliti setelah
terjadinya gempabumi dan tsunami pada tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui distribusi dan indeks keragaman foraminifera bentik dalam kaitannya dengan kondisi
lingkungan setempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis
dan sintesis data sekunder penelitian terdahulu berdasarkan data Nazar dan Imelda (2013) yang
menunjukan sebaran foraminifera bentik di daerah Banda Aceh. Tahap selanjutnya adalah analisis
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragamannya menggunakan program
computer “Paleontological Statistics (PaSt) ver. 2.17c”. Hasil penelitian menunjukan Foraminifera di
perairan sekitar Aceh sangat berlimpah dan beraneka ragam (45 spesies), sangat didominasi oleh
Subordo Rotaliina. terutama dari Amphistegina papilosa, Ammonia tepida, dan Elphidium crispum
yang dijumpai disemua titik lokasi. Indeks Keberagaman foraminifera bentik di perairan Banda Aceh
menunjukan keberagaman yang sedang. Terlihat dari nilai indeks keberagaman yang berada di antara
1 dan 3.

Kata Kunci : foraminifera bentik, indeks keberagaman, perairan Aceh.

ABSTRACT

The location of this study is part of a very interesting area for many researchers after the earthquake
and tsunami in 2004. The purpose of this study is to determine the distribution and index of benthic
foraminifera diversity in relation to local environmental conditions. The method used in this research
is by conducting analysis and synthesis of secondary data of previous research based on Nazar and
Imelda data (2013) which shows the spread of foraminifera bentik in Banda Aceh region. The next
step is quantitative analysis done to know the abundance and diversity using computer program
"Paleontological Statistics (PaSt) ver. 2.17c ". The results show that Foraminifera in the waters
around Aceh is very abundant and diverse (45 species), strongly dominated by Subordo Rotaliina.
mainly from Amphistegina papilose, Ammonia tepida, and Elphidium crispum found at all points of
location. The foraminifera diversity index of benthic in Banda Aceh waters shows a moderate
diversity. Seen from the value of the diversity index that lies between 1 and 3.

Keywords: benthic foraminifera, diversity index, Aceh waters.


PENDAHULUAN berkembang adalah pasir lanauan dan sedimen
biogenik yaitu fragmen batugamping koral dan
Perairan Aceh merupakan area terluar di sisi cangkang. Pola satuan sedimen ini tersebar di
barat Indonesia yang menghadap Samudera sebelah timur Pulau Breuh dan Pulau Penasi
Hindia. Lokasi penelitian ini merupakan serta setempat-setempat terdapat di utara
bagian dari wilayah yang sangat menarik bagi Sungai Raya, Sungai Tengku dan di Pulau
banyak peneliti setelah terjadinya gempabumi Sabang.
dan tsunami pada tahun 2004.

Foraminifera merupakan salah satu partikel


dalam sedimen dasar laut yang keberadaannya METODE PENELITIAN
dapat menunjukkan lingkungan tempat dia
hidup. Cara hidupnya adalah menempelkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
diri pada sedimen, batuan, tumbuh-tumbuhan yaitu dengan melakukan analisis dan sintesis
laut dan karang yang berada di dasar perairan. data sekunder penelitian terdahulu berdasarkan
Akibatnya foraminifera bentik sangat sensitive data Nazar dan Imelda (2013) yang
terhadap berbagai perubahan lingkungan menunjukan sebaran foraminifera bentik di
seperti temperatur, salinitas, cahaya, daerah Banda Aceh. Tahap selanjutnya adalah
kedalaman, kandungan oksigen, dll. analisis kuantitatif dilakukan untuk
(Boltovskoy dan Wright, 1976), sehingga mengetahui kelimpahan dan
merupakan indicator lingkungan yang sangat keanekaragamannya, serta pengelompokkan
potensial. berdasarkan metode cluster. Untuk
pengelompokkan ini, dipilih spesies yang
Rositasari dan Sudibjo (2008) melakukan paling melimpah di lokasi penelitian, dan
penelitian foraminifera dari kedalaman 15 kemudian diproses dalam program computer
sampai 925 m di sekitar Nangroe Aceh “Paleontological Statistics (PaSt) ver. 2.17c”
Darussalam. Hasilnya menunjukkan bahwa
ada percampuran komposisi foraminifera laut Pengelompokkan dilakukan berdasarkan
dangkal dan dalam di bagian barat Sumatera. kemiripan pola sebaran masing-masing
Mereka menyatakan bahwa hal tersebut spesies. Untuk menghitung tingkat
kemungkinan berkaitan dengan proses keanekaragaman, digunakan rumus Shannon-
perubahan morfologi dasar laut yang. Merujuk Weaver yang dikembangkan dalam program
pada Nazar dan Imelda (2013) penelitian komputer oleh Bakus (1990), yaitu:
dilakukan di laut dangkal dan menghasilkan
sebaran foraminifera bentik di daerah Banda
Aceh. Maksud dan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui distribusi dan indeks Keterangan :
keragaman foraminifera bentik dalam
pi = ni / N
kaitannya dengan kondisi lingkungan
setempat. Pola sebaran sedimennya ∑ = jumlah
memperlihatkan pola fraksi sedimen kasar
seperti pasir yang tersebar secara merata ni = jumlah individu dari setiap spesies pada
dibagian timur (Sigli) ke arah barat (Lamren)
tiap contoh (I1, I2, . .., in)
sampai ke utara (Kreung Aceh). Sedangkan
dekat muara-muara sungai Aceh yang N = jumlah total individu
Gambar 1. Lokasi penelitian dan pengambilan contoh sedimen di perairan sekitar Aceh (Silalahi, drr., 2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN subordo Textulariina. Beberapa spesies


foraminfera bentik yang ditemukan di daerah
Hasil dan Pembahasan Di lokasi S16, yang
terletak di sekitar muara sungai di sebelah Secara umum, foraminifera yang dijumpai di
utara Banda Aceh, foraminifera yang daerah penelitian merupakan foraminifera
ditemukan hanya 247 spesimen dan bentik penciri perairan dangkal. Foraminifera
didominasi oleh Ammonia tepida, Elphidium plangtonik hanya ditemukan di beberapa
crispum dan Quinqueloculina cuvieriana. lokasi, diantaranya S01 dan S10, yang berada
Foraminifera bentik di daerah penelitian terdiri di bagian timur daerah penelitian dalam
dari Subordo Rotaliina (28 spesies), Subordo jumlah kurang dari 8%.
Miliolina (7 spesies), dan 10 spesies dari

Tabel 1. Distribusi Foraminifera di Perairan Banda Aceh dan sekitarnya (%) Nazar dan Imelda (2013)

NOMOR
NAMA SPESIES CONTOH
FORAMINIFERA BANDA ACEH
S01 S03 S06 S16
Ammonia poucipora 5,0 6,3 1,7
Ammonia tepida 1,0 17,3 19,3 10,9
Amphisorus hemprichi
Amphistegina papillosa 46,3 13,0 22,3 4,0
Anomalinoides 1,3 5,3
globulosus
Assilina ammonoides 9,3 23,7 4,3 3,2
Baculogypsinoides sp. 0,3
Bolivinellina translucent 3,7 3,3
Calcarina mayori 1,0 2,3
Cancris carchatus 0,3
Cellanthus sp. 2,3 3,0 2,7 1,2
Cibicides sp.
Discorbinella
bodjongensis
Elphidium crispum 3,0 17,0 13,7 20,6
Eupatellinella 0,7
lineoperforata
Fursenkoina
pauciloculata
Fursenkoina
schreibersiana
Heterostegina depresa 2,0 0,3
Lachlanella sp.
Lenticulina sp. 1,0
Nodosaria papillosa 1,7
Nonion sp. 0,7 2,4
Nonionoides auris 0,7
Pararotalia calcar 0,3 16,0
Peneroplis pertusis 0,3 0,3 2,8
Planorbulinella larvata 0,3 0,7 1,0
Planulina retia
Pseudononion 1,3 1,7 1,3 1,2
granuloumbilicatum
Pseudotriloculina 0,3
patagonica
Pyramidulina 0,4
pauciloculata
Quenqueloculina 0,8
adiazeta
Quenqueloculina 1,7 2,7 3,0 37,7
cuvieriana
Quenqueloculina 2,0 2,3 3,3 0,8
parvaggluta
Quenqueloculina 2,0 1,3 2,3 0,4
philipinensis
Rotorbis aubery 7,0 1,7 0,3
Sigmavirgulina turtosa 0,3
Siphotextularia 0,3
mestayerae
Spiroluculina foveolata 0,3
Spiroluculina 0,3
scorbiculata
Spiroluculina 1,7 0,3 1,0 2,4
subimpressa
Textularia scrupula 1,0 0,3 0,3
Textularia semialata 2,0 0,3
Textularia stricta 0,7 1,7
Textularia truncata 3,7 1,3
Triloculina tricarinata 0,3 5,7
Jumlah Spesies 27 21 24 16

Keterdapatan foraminifera plangtonik tersebut kehadiran Amphistegina sp. yang secara


kemungkinan berkaitan dengan pola arus berangsur jumlahnya berkurang ke arah barat.
setempat sehingga terjadi akumulasi Pada lokasi S01 dominasi tersebut hingga 46
foraminifera plangtonik dari perairan dalam ke % dan berangsur berkurang hingga 4%
lokasi yang berdekatan dengan daratan Gambar 3. Cangkang foraminifera dalam
tersebut. Hal ini berdasar pada pola hidup kondisi rusak, ornamentasi tidak jelas,
foraminifera plangtonik yang mengambang kemerahan/ kecoklatan ditemukan dari bagian
dan sangat dipengaruhi oleh pola arus dan timur Pulau Penasi (S07) pada lokasi S16. Hal
beberapa parameter lingkungan seperti ini di mungkinkan karena ke arah barat
salinitas, kadar oksigen cukup, pH, sirkulasi terdapat muara sungai yang dapat
air bagus, sinar matahari, ketersediaan cukup menyebabkan perbedaan lingkungan yang
nutrisi, dan lain-lain (Boltovskoy & Wright, cocok untuk pertumbuhan terumbu. Lokasi
1976; Murray, 1991). Untuk area Banda Aceh S16 merupakan lokasi dengan tingkat
diwakili oleh empat lokasi, mulai dari sebelah kelimpahan foraminifera yang paling kecil (16
timur ke barat yaitu S01, S03, S06 dan S16. spesies).
Pada lokasi sebelah timur didominasi dengan

Tabel 2. Indeks Keberagaman Formainifera Bentik di Banda Aceh


Gambar 2. Grafik Indeks Keberagaman Formainifera Bentik di Banda Aceh

Berdasarkan grafik didapat nilai diversity Ammonia tepida, dan Elphidium crispum yang
indeks Shannon-Wiener (Krebs, 1985) untuk dijumpai disemua titik lokasi.
S01 sebesar 2.156 yang menunjukan Indeks Keberagaman foraminifera bentik di
keanekaragaman bernilai sedang, untuk S03 perairan Banda Aceh menunjukan
bernilai 2.271 yang menunjukan keberagaman yang sedang. Terlihat dari nilai
keanekaragaman di daerah tersebut bernilai indeks keberagaman yang berada di antara 1
sedang, untuk S06 bernilai 2.307 yang dan 3.
menunjukan keanekaragaman di daerah
tersebut bernilai sedang, dan untuk kode DAFTAR PUSTAKA
sampel S16 bernilai 1.935 yang menunjukan Gustiantini, L. & Usman E. 2008. Distribusi
keanekaragaman di daerah tersebut bernilai Foraminifera Bentik Sebagai Indikator
sedang. Kondisi Lingkungan Di Perairan Sekitar Pulau
Batam – Riau Kepulauan. Jurnal Geologi
Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa Kelautan. v.6 h. 43-52
keanekaragaman foraminifera bentik di daerah Hallock, P., Talge, H. K., Cockey, E. M., &
perairan laut dangkal Banda Aceh memiliki Muller, R. G., 1995. A New Disease in Reef-
keanekaragaman yang sedang. Terlihat dari dwelling Foraminifera : Implications for
nilai indeks keberagaman yang berada di Coastal Sedimentation. € Journal of
antara 1 dan 3. Foraminferal Research, 25, h. 280-286.
Nurdin, N. & S. Imelda. 2013. The
Distribution Of Benthic Foraminifera In Aceh
KESIMPULAN Waters. Jurnal Geologi Kelautan. v.12 h. 25-
Foraminifera di perairan sekitar Aceh sangat 32
berlimpah dan beraneka ragam (45 spesies), Rositasari, R. & Sudibjo, B. S. 2008. Post
sangat didominasi oleh Subordo Rotaliina. Mortem Foraminifera Distribution in Aceh
terutama dari Amphistegina papilosa, Water post-Tsunami. Journal of Coastal
Development XII (1), h.30-40

Anda mungkin juga menyukai