Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 : Hal. 19 - 26 I S S N . 1 6 9 3 - 2 5 8 7 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No.

1, April 2007 20

Jurnal Oftalmologi Indonesia JOI Miopia Patologis JOI

MIOPIA PATOLOGI
bayi lahir prematur. Oleh karena itu pemeriksaan resesif, autosomal dominan, sex linked dan derajat
serta evaluasi berkala secara teliti perlu dilakukan miopia yang diturunkan ternyata bervariasi.2
pada penderita ini.2
Agung Widodo, Prillia T Faktor Perkembangan
Bag./SMF Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlngga/RSU Dr. Soetomo, Surabaya Bukti yang ada menunjukkan bahwa faktor
TIPE DAN PERKEMBANGAN prenatal dan perinatal turut berperan serta
Menurut Duke Elder S, miopia patologi yang menyebabkan miopia patologi. Penyakit ibu yang
biasanya merupakan miopia aksial, dapat terjadi dikaitkan dengan penderita miopia kongenital adalah
secara :5 hipertensi sistemik, toksemia dan penyakit retina.
Faktor lain yang dianggap berhubungan dengan
ABSTRACT Miopia aksial kongenital miopia patologi adalah kelahiran prematur yakni
Miopia yang timbul sampai dengan usia 3 tahun berat badan lahir kurang dari 2.500 gr. Brain
Pathological myopia is defined as high myopia conjunction with any pathological changes, especially in
dapat merupakan kelainan yang tersendiri ataupun menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan defek
posterior segment of the eye and the degree of myopia increase progressively ± 4.00D every year. Inherited
menyertai kelainan kongenital lain dan dapat disertai mesodermal yang berkaitan dengan prematuritas.2
factor are more important for the occurrence of the pathological myopia. Pathological myopia is a degeneration
atau tanpa kelainan fundus, dimana dalam
process and not an inflammation. Most of the changes occurred on the posterior segment. The complication that
perkembangan selanjutnya dapat statis ataupun Patogenesis
usually occurred are floaters, scotoma, cataract, retinal detachment and glaucoma. Management of pathological
progresif.5 Menurut Duke Elder S
myopia include spectacles, contact lens, environment modification, surgery, laser fotocoagulation, IOP
Miopia kongenital yang terdapat pada prematur Berbagai teori dikemukakan mengenai terjadinya
evaluation and patients education.
akan menghilang setelah beberapa bulan, kecuali miopia degeneratif, tetapi ada dua teori pokok yang
bila disertai retrolental fibroplasia.5 saling bertentangan, yaitu :5
Keyword: pathological myopia.
Miopia Degeneratif “Developmental” Teori Mekanik
Pada umumnya miopia simpel menjadi stabil Timbul pada abad ke 19, yang mengatakan
pada usia 12-20 tahun, akan tetapi dapat terjadi bahwa terjadinya miopia tinggi disebabkan karena
sebaliknya, dimana justru terjadi peningkatan derajat peregangan sklera. Peregangan ini dapat terjadi
miopia. Bruckner Franceschetti mendapatkan pada pada sklera yang normal ataupun yang sudah
penderita-penderita yang lebih muda yaitu 5-15 lemah.5
PENDAHULUAN nocturnal, miopia didapat atau sekunder, miopia tahun, disebut sebagai miopia infantil.5 Adanya konvergensi yang berlebihan,
Salah satu kelainan refraksi yang sudah dikenal patologi atau degeneratif.2 akomodasi yang terus menerus dan kontraksi
saat ini adalah miopia, dimana pada waktu otot Miopia patologi sampai saat ini masih belum Miopia Didapat muskulus orbikularis okuli akan mengakibatkan
siliaris relaksasi (tidak berakomodasi), cahaya dari jelas,dimana menurut David A.Goss miopia patologi Telah lama diketahui, bahwa miopia dapat tekanan intra okuler meningkat yang selanjutnya
obyek jauh difokuskan di depan retina.1 adalah miopia tinggi yang terkait dengan perubahan timbul atau menjadi progresif setelah sakit. Keadaan menimbulkan peregangan sklera. Selain itu pada
Secara harfiah miopia berarti menutup mata. patologi terutama di segmen posterior ini dapat terjadi pada setiap usia, misalkan pada akomodasi dimana terjadi kontraksi muskulus ciliaris
Istilah ini mungkin berawal dari perlunya penderita mata.Tingginya derajat miopia ini disebabkan anak-anak setelah menderita morbili, panas ataupun akan menarik koroid, sehingga menyebabkan atropi.
miopia menyipitkan atau menutup matanya sebagian peningkatan panjang aksial bola mata.4 malnutrisi; ataupun pada orang dewasa setelah Konvergensi dan posisi bola mata ke arah inferior
untuk memperjelas obyek yang dilihat pada jarak Menurut Georgia E.Garcia, miopia patologi menderita tuberkulosis dan goiter. pada waktu membaca menyebabkan pole posterior
jauh. Hal ini terlihat pada penderita miopia yang adalah suatu bentuk miopia yang meningkat cepat Pada miopia degeneratif yang didapat terjadi tertarik oleh nervus optikus.5
koreksinya tidak sempurna atau tidak dikoreksi sama (4,00 D tiap tahun) dan terkait dengan perubahan- pemanjangan bola mata dan berhenti pada masa Perlemahan sklera diduga juga menjadi
sekali. 2 perubahan abnormal disegmen posterior bola mata. penyembuhan. Perubahan ini dapat timbul pada penyebab membesarnya bola mata. Perlemahan ini
Steven M. Podos dalam bukunya “Optics and Miopia patologi pertama kali diidentifikasi oleh mata yang non miopik. dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :5
Refractions” mengelompokkan miopia berdasarkan Von Graefe pada tahun 1864. Miopia patologi n Kongesti sklera
3
merupakan penyakit yang cukup berat dan ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
besar derajat miopia : n Inflamasi sklera
Miopia rendah : s/d 2 Dioptri(D) mempunyai konsekuensi menurunnya tajam Etiologi
n Malnutrisi
Miopia sedang :>2D-6D penglihatan serta penyakit mata yang serius.2 Faktor- Faktor Keturunan n Endokrin
Miopia tinggi :>6D faktor resiko pada miopia tinggi adalah riwayat Penelitian ginekologis telah memberikan n Keadaan umum
David A. Goss mengklasifikasikan miopia keluarga menderita miopia tinggi, penyakit ibu banyak bukti bahwa faktor keturunan merupakan n Skleromalasia
menjadi: miopia simpel, pseudomiopia, miopia selama kehamilan, bayi berat badan lahir rendah, faktor etiologi utama terjadinya miopia patologi. Cara
transmisi dari miopia patologi adalah autosomal Jadi menurut teori ini terdapat kaitan antara

1
19
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 21 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 22

Miopia Patologis JOI Miopia Patologis JOI

timbulnya dan progresivitas miopia dengan Status Okulomotor permukaan nervus optikus nasal sehingga akan
kebiasaan melihat dekat dan keadaan umum Banyak penderita dengan miopia patologi mengangkat bagian-bagian nasal dari diskus
seseorang. mengalami strabismus atau nistagmus. Curtin optikus. Perubahan ini disebut supertraksi nasal.
menjumpai bahwa 28,8% penderita miopia Epitel pigmen retina dan koroid tertarik menjauh
Teori Biologi kongenital menderita strabismus. 89% mengalami dari diskus. Sehingga tampak sklera. Biasanya
Teori ini timbul setelah pengamatan bahwa esotropia, 11% mengalami exotropia serta 3% tampak pada daerah temporal. Tampak pembuluh
miopia aksial adalah herediter, penipisan bola mata nistagmus.Nistagmus biasanya menetap walaupun darah koroid. Semua ini disebut myopic crescent.
hanya di daerah pole posterior, degenerasi retina dilakukan koreksi kesalahan refraksinya.2 Myopic crescent lebih besar terjadi pada
terjadi sekunder setelah atrofi koroid dan adanya panjang aksial bola mata lebih dari 25 mm.2
perubahan-perubahan atrofi yang tidak sesuai Segmen Anterior
dengan besarnya pemanjangan bola mata.5 Pada sebagian besar penderita, mata akan
Vogt mengatakan bahwa faktor timbulnya menjadi lebih besar, kornea akan lebih datar dan
miopia terdapat pada jaringan ektodermal yaitu Gambar 1. tipis, pupil akan mengalami dilatasi, bilik mata depan
retina, sedangkan jaringan mesodermal disekitarnya Perbandingan Ukuran Bola Mata pada Individu yang sama Yang
satu emmetrop yang satunya miopia -15 D.4
akan lebih dalam. Banyak penderita akan mengalami
tetap normal. Retina tumbuh lebih menonjol sklera yang translusen dan tampak biru. Badan
dibanding dengan koroid dan sklera. Pertumbuhan siliaris biasanya terletak lebih posterior, lebih
retina yang abnormal ini diikuti dengan penipisan KLINIS panjang, datar dan atrofi.2, 5
sklera dan peregangan koroid. Koroid yang peka Gejala-Gejala
terhadap regangan akan menjadi atrofi. Seperti Pertama adalah menurunnya penglihatan jauh, Lensa Gambar 2.
diketahui pertumbuhan sklera berhenti pada janin Prevalensi katarak pada miopia patologi adalah Myopic Crescents pada miopia.6
bahkan dengan koreksi refraksi, sering dijumpai
berumur 5 bulan sedangkan bagian posterior retina penurunan kemampuan untuk melihat dengan jelas.2, 5 dua kali lipat dari populasi normal, dan terjadi pada
masih tumbuh terus sehingga bagian posterior sklera Kedua adalah penderita merasa tidak nyaman usia-usia awal, umumnya nuklear atau subkapsuler. Perubahan pada retina perifer
menjadi paling tipis.5 ketika menggunakan lensa koreksi, dimana Ekstraksi katarak pada miopia tinggi harus Pemanjangan aksial bola mata pada miopia
kacamata untuk miopia tinggi biasanya berat dengan dipertimbangkan dengan cermat karena penderita patologi mempengaruhi daerah retina perifer.
Menurut David A. Goss distorsi yang bermakna ditepi lensa, lapang muda dengan derajat miopia tinggi memiliki resiko Elemen-elemen retina mengalami proses
Faktor utama dari miopia patologi ini adalah pandangan juga terbatas. Penderita merasa tidak retinal detachment yang meningkat post ekstraksi peregangan dan menurunnya suplai darah, arteri
peningkatan panjang aksial bola mata,yang nyaman, tetapi juga tidak dapat melakukan aktivitas katarak.2, 5 vena retina tampak lebih lurus, retina akan
disebabkan oleh penurunan kuantitas dan tanpa kacamatanya.2, 5 mengalami penipisan. Epitel pigmen retina, akan
Ketiga adalah sering dijumpai degenerasi Vitreus mengalami penipisan, pigmen-pigmen menggumpal
perubahan karakteristik anatomi dari jaringan
vitreus, dimana vitreus ini lebih cair dan mempunyai Vitreus mengalami degenerasi dan pencairan. dan akan bergerak ke inner layer retina.
kolagen sklera.2
prevalensi yang tinggi untuk pelepasan vitreus Semakin tua penderita, semakin tinggi derajat Semua perubahan tersebut disebut lattice
Sklera merupakan jaringan penyokong utama
posterior (PVD). Proses ini menyebabkan filamen- miopia, semakin besar derajat keparahan degeneration.
dari segmen posterior. Dalam keadaan normal
filamen vitreous meningkat sehingga tampak degenerasi vitreus. Lattice degeneration adalah hal yang bermakna
tersusun dari ikatan serabut kolagen yang padat.
bentukan mengapung (floaters). Gejala lain yang Degenerasi vitreus ini menghasilkan filamen- oleh karena meningkatkan resiko terjadinya hole
Ikatan-ikatan tersebut terdiri dari pita-pita lebar dan
terkait dengan vitreous liquefaction adalah traksi filamen vitreus yang tampak sebagai vitreous ataupun retinal detachment. Perubahan-perubahan
teranyam.2
atau tarikan vitreus pada retina yang menghasilkan floaters. Pencairan vitreous menyebabkan terjadinya ini biasanya dimulai dari daerah supero temporal.2
Nikolaev mengatakan bahwa pada miopia yang
kilatan cahaya.2, 5 posterior vitreous detachment (PVD).
tinggi diameter serabut kolagen sklera mengalami
Perubahan-perubahan pada vitreus ini
penurunan.
meningkatkan prevalensi terjadinya retinal tears,
Curtin menyebutkan bahwa pada orang dengan
Tanda-Tanda retinal haemorrhages, retinal detachment. Kelainan-
derajat miopia tinggi akan mengalami penurunan
Status Refraksi kelainan ini sering terjadi di area supero temporal
kuantitas dan kualitas dari serabut kolagen sklera
Curtin melaporkan bahwa 55% penderita miopia retina.2, 5
yang berupa sudut ikatan antara serabut kolagen
sklera melebar dan anyamannya kurang terpola. kongenital akan berkembang menjadi miopia
progresif, 30% tetap stabil dan 15% akan menjadi Perubahan pada diskus optikus
Perubahan-perubahan ini dijumpai pada kutub Ukuran dan bentuk diskus optikus meningkat,
posterior sehingga akan menyebabkan regangan regresi. Francois dan Goes menunjukkan bahwa
semakin awal onsetnya semakin besar pula menjadi lebih besar dan bentuknya oval vertikal.
dan penipisan pada sklera yang akhirnya menambah Rasio mangkok pada diskus (CD ratio) meningkat, Gambar 3.
panjang aksial bola mata. progresivitasnya.2 Latice Degeneration pada miopia tinggi.7
tapi kedalamannya normal. Terdapat tarikan pada
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 23 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 24

Miopia Patologis JOI Miopia Patologis JOI

Sklera PEMERIKSAAN KLINIS Fundal Fluorescein Angiography (FFA)


Karena sklera tidak memberikan dukungan Tajam Penglihatan Seperti diketahui pada miopia degeneratif
yang memadai bagi bola mata pada miopia patologi, Jika miopia tidak dikoreksi, tajam penglihatan akan terdapat atrofi koroid yang berpengaruh pada
mata memanjang kearah posterior dan semua menurun secara bermakna, bahkan ketika penderita sirkulasi daerah papilo-makuler, sehingga
lapisan bola mata pada kutub posterior mengalami tersebut dikoreksi secara penuh, sering terdapat menimbulkan gangguan fungsi-visual. Untuk menilai
perubahan degeneratif yang semakin bertambah penurunan tajam penglihatan koreksi. Hal ini keadaan tersebut dilakukan FFA, dimana akan
seiring berjalannya waktu, salah satu yang terjadi dikarenakan perubahan-perubahan patologis pada memberikan gambaran-gambaran sebagai berikut :9
adalah stafiloma posterior. Ini biasanya berkembang segmen anterior maupun segmen posterior.2
antara usia 9 sampai dengan 26 tahun.2, 5 Diskus Optik:
Curtin melaporkan bahwa stafiloma yang terjadi Daya Pembedaan Warna
- Pada fase initial tampak sirkulus Zinn-Haller
paling sering di daerah diskus dan area makula.2, 5 Gambar 5. Francoist dan Verriest 1957 mengatakan
Lacquer cracks di dekat makula pada miopia. 6
melingkari diskus optik.
bahwa, pada derajat miopia tinggi biasanya terdapat
- Pada permulaan fase vena tampak jaringan
gangguan daya pembedaan warna biru, oleh karena
kapiler dan mikro-sirkulasi diskus optik yang
Perubahan Pada Area Makula adanya aberasi khromatis.5 berasal dari pembuluh darah retina.
Terdapat penipisan pada retina, kehilangan sel- Tokora dan kawan-kawan (1978) melakukan - Pada pertengahan fase arterio-venous
sel rods dan sel-sel cones serta area makula lebih pemeriksaan daya pembedaan warna pada tampak daerah hipofluoresen mengelilingi
datar. Terjadi degenerasi kistik serta atrofi. penderita miopia untuk menilai pole-posterior, diskus optik.
Perubahan yang sering terjadi pada area makula ternyata tidak didapatkan perbedaan yang bermakna - Pada fase akhir daerah sekitar diskus optik
adalah bintik Fuchs, bintik ini merupakan degenerasi pada perpanjangan sumbu aksial, akan tetapi masih tetap hipofluorescen, walau ditepinya
terlokalisir, terkait dengan pertumbuhan jaringan adanya perubahan daya pembedaan warna hiperfluo-resen. Sedangkan pada jaringan
neovaskular koroid menjadi ruang epitel pigmen menunjukkan adanya perubahan pole posterior.8 diskus masih terdapat sisa bahan kontras.
subretina dan proliferasi epithelium pigmen retina
Gambar 4. Lapang - Pandangan * Pengisian pembuluh darah koroid yang
pada jaringan. Pemunculan bintik biasanya terkait
Stafiloma posterior pada miopia.6 Perubahan lapang-pandangan tergantung irreguler tampak pada permulaan fase
dengan pendarahan dari jaringan neovaskuler.2, 5
pada berat ringannya atrofi koroido-retina. Jayle dan arterio-venous.
Gambaran oftalmoskopis bintik Fuchs
Koroid Berard membedakan kelainan lapang-pandang * Waktu pengisian intra-okuler
bervariasi. Pada tahap awal (sebelum perdarahan),
Perubahan pada koroid terutama terjadi pada pada miopia menjadi : - Terjadi perlambatan pengisian kapiler
tampak gambaran sebagai bintik gelap, bulat atau
fase lanjut. Proses yang pasti dari degenerasi dan Kelainan yang tipik, yaitu pelebaran bintik buta koroid
oval dan elevated, batas tegas, dikelilingi retina yang n
atrofi koroid masih belum diketahui, tetapi hal ini dan adanya skotoma di daerah temporo- - Waktu sirkulasi antara diskus optik ke
tampak normal. Warnanya bisa tampak abu-abu,
terkait dengan pemanjangan aksial mata. superior makula memanjang
hijau keabu-abuan atau merah keabu-abuan,
Saat kutub posterior memanjang, koroid Kelainan yang atipik Sebagai akibat dari pemanjangan bola mata
tergantung keberadaan jaringan lain. Ukurannya n
meregang dan menipis menyebabkan hilangnya Perubahan lapang-pandangan dimulai pole posterior terutama daerah papilo-makuler
bisa lebih kecil atau lebih besar dari discus opticus.
stroma koroid dan menurunnya sirkulasi pembuluh dengan depresi isopter.5, 8 mengandung sedikit pembuluh darah koroid dan
Perubahan lain pada makula adalah macular
darah koroid, termasuk koriokapilaris. Saat proses pigmentasi berkurang (pigmen epitel sangat tipis),
holes. Ini disebabkan oleh efek traksi dari
pemanjangan berlanjut, terjadi ruptur pada epitel Elektro Fisiologik sehingga sklera dapat terlihat melalui daerah ini.9
vitreoretinal.2, 5
pigmen retina, membran Bruch dan koriokapiler. Perubahan elektro-fsiologik sering ditemukan
Menyebabkan terjadinya pendarahan subretinal dan pada miopia tinggi, hal ini dapat ditunjukkan pada
lebih jauh adalah neovaskularisasi koroid. KOMPLIKASI
pemeriksaan ERG dan EOG.
Pada proses penyembuhan ruptur ini, tampak Komplikasi yang timbul pada miopia adalah akibat
Perubahan yang terjadi pada ERG berupa
sebagai garis halus, irregular, saling silang, putih dari proses degenerasi, yaitu :
pembesaran gelombang “a” relatif dan depresi
kekuningan yang mirip retakan -retakan tidak teratur gelombang “b”. Reduksi gelombang “b” sejalan
pada permukaan yang dipernis dan disebut Lacquer dengan depresi fungsi visual. Tokoro dan kawan- Floaters
cracks. kawan mendapatkan adanya korelasi negatif antara Kekeruhan badan kaca yang disebabkan
Saat proses degeneratif berlanjut, koroid akan amplitudo gelombang “b” dan panjangnya sumbu proses pengenceran dan organisasi, sehingga
atrofi dan tampak kekuningan atau keputihan. aksial. menimbulkan bayangan pada penglihatan.5, 10
Jaringan koroid hilang tampak daerah yang tidak Perubahan-perubahan tersebut menunjukkan
mengandung koroid disebut bare sclera dan sering Gambar 6. adanya gangguan pada lapisan epitel pigmen retina, Skotoma
diikuti penumpukan pigmen pada daerah tersebut.2, 5 Gambaran Fuchs'spot di daerah makula pada miopia.6 lapisan nuklear luar dan dalam.5, 8 Defek pada lapang-pandangan yang
Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 25 Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No. 1, April 2007 26

Miopia Patologis JOI Miopia Patologis JOI

diakibatkan oleh atrofi retina.5, 10 dan gula. DAFTAR PUSTAKA


Duke Elder menyarankan diit kaya vitamin D
Trombosis Koroid dan Perdarahan Koroid 1. Guyton AC. (1994). Textbook of Medical Physiology 7th W.B.
dan kalsium untuk penderita miopia ini. Saunder Co. p. 9.
Sering terjadi pada obliterasi dini pembuluh darah Aktivitas lingkungan yang dianjurkan adalah 2. David A. Goss, et. al. (1987). Myopia. In: John F. Amos, OD
kecil. Biasanya terjadi di daerah sentral, sehingga olahraga luar ruang misal joging, namun aktivitas lain ed. Diagnosis and Management in Vision Care Butterworth,
timbul jaringan parut yang mengakibatkan yang cenderung meningkatkan tekanan intra kranial USA. p. 121-162.
3. Podos SM, Yanoff M, 1994. Spectacle Lenses. In : Textbook of
penurunan tajampenglihatan.5, 10 dan stress sebaiknya dihindari, misal angkat berat.2,12 Ophtalmology Vol. 9. London, Mosby-Year Book Europe, Ltd.
p. 102-109.
Ablasio Retina Tindakan Operatif 4. George E. Garcia et. al. (1989). Handbook of Refraction 4th
Merupakan komplikasi yang tersering. Tindakan operatif kornea tidak disarankan pada Little, Brown and Company, Inc. p. 32-33.
Biasanya disebabkan karena didahului dengan penderita miopia patologi, misal tindakan LASIK, 5. Duke Elder S. (1970). Ophtalmic Optics and Refraction,
System of Ophthalmology. Vol. V. The C.V. Mosby Company.
timbulnya hole pada daerah perifer retina akibat namun implantasi IOL merupakan tindakan bedah p. 300 351.
proses-proses degenerasi di daerah ini.5, 10 refraksi yang disarankan.12 6. Fundus Changes in Myopia (2002). Available on Line at.
www.optometry.co.uk. (acceside Juni 2005).
Glaukoma Simpel Fotokoagulasi Laser 7. Kanski J.J. et. al. (2005). Disease of the Ocular Fundus.
Kompikasi ini merupakan akibat dari atrofi Elsevier Limited, United Kingdom. p. 111.
Bila terdapat choroidal neovascularization 8. Takashi Tokoro et. al. (1978). Development and Pathogenesis
menyeluruh dari koroid.5, 10 membran dilakukan argon laser photokoagulasi, of Pathological Myopia. In: Shimizu K.: XXIII. Concilium
tetapi harap dipertimbangkan bahwa pada miopia Ophthalmologicum Kyoto Pars II. Excepta Medica,
Katarak patologi ini terdapat pemanjangan dan peregangan Amsterdam-Oxford. p. 1204-1206.
Merupakan komplikasi selanjutnya dari miopia 9. Masaharu Yoshihara (1978). Clinical Studies on Fundus
bola mata sehingga sikatrik yang diakibatkan oleh Changes and Hemodynamics in Degeneratife Myopia. In:
degeneratif, terjadi setelah umur 40 tahun. Biasanya laser akan menambah peregangan bola mata Shimizu K.: XXIII Concilium Ophthalmologicum Kyoto Pars II
adalah tipe pole posterior. Sering dihubungkan pula tersebut.12 Excepta Medica, Amsterdam-Oxford. p. 1220 1222.
dengan adanya degenerasi koroid.5, 10 10. Ronald C. Pruett (1994). Pathological Myopia. In: Diagnostic
Problems in Clinical Ophthalmology. ed. Curtis E. Margo, MD.
Pengawasan Tekanan Intra Okuler W.B. Saunders Co. USA. p. 587-595.
PENATALAKSANAAN
n Tekanan intra okuler harus dipantau secara 11. Benyamin M. (1994). Spectacle Lenses. In: Textbook of
Sampai saat ini dikenal berbagai usaha untuk Ophthalmology Vol. 9. Podos SM, London, Mosby-Year Book
cermat. Curtin melaporkan bahwa TIO ini
mengatasi miopa degeneratif, akan tetapi hasilnya Europe, Ltd. p. 102-109.
berperan secara mekanik dalam
belum ada yang memuaskan. Penatalaksanaan 12. Pathological Myopia and Pasterior Staphyloma. In:
pemanjangan aksial bola mata. Handbook of Ocular Disease Management Available on line
miopia patologi terdiri dari :
n Black merekomendasikan bahwa penderita at. www.optometry.co.uk. (acceside Juni 2005).
dengan miopia patologi harus memiliki TIO 13. Spectacle Lenses. In : Textbook of Ophtalmology Vol. 9.
Koreksi refraksi Podos SM, Yanoff M, London, Mosby-Year Book Europe, Ltd.
Langkah pertama dalam penatalaksanaan dibawah 20 mm Hg.2 p. 102-109.
miopia patologi adalah koreksi refraktif baik dengan 14. Charles A.P. (1957). Disease of Eye. Baltimore The Williams
lensa oftalmik atau lensa kontak. Pendidikan Penderita & Willenis. Co. p. 207-208.
15. Deborah Pavan L. (2002). Manual of Ocular Diagnosis and
Koreksi refraksi yang paling sesuai adalah Penderita dengan miopia patologi cenderung
Therapy. Vth. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelpia, USA.
koreksi refraksi minimal yang memberikan tajam mengalami koroid yang tipis dan rapuh sehingga p. 408.
penglihatan maksimal. trauma pada mata atau bahkan gosokan keras pada 16. Miller K.M. et. al. (2001-2002). Basic and Clinical Science
Penggunaan lensa kontak memberikan keuntungan mata, dapat menyebabkan robekan pada membran Course. Section 3, Optics, Refretion and Contact Lenses.
American Academy of Ophthalmology. p. 124-126.
yang lebih banyak, sebab dapat mempercantik Bruch dan mengakibatkan perdarahan.
17. Van Heuven W.A.J. et. al. (2000). Decision Making in
penampilan, memperluas lapang pandang serta Penderita harus disarankan untuk memeriksakan Opthalmology. Algorithmic Approach 2th Mosby Inc, St. Louis,
mengurangi distorsi dan aberasi.2,11 mata jika mengalami kilatan cahaya terang, berbentuk Missouri. p. 22-25.
seperti busur atau peningkatan jumlah floaters.
Modifikasi Lingkungan Faktor pendidikan penderita lainnya adalah
Beberapa penelitian mendukung efektivitas diet konseling genetik. Penderita dengan miopia patologi
dalam pengelolaan miopia, tapi penelitian yang lain memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memiliki
masih belum mendukung. anak dengan miopia patologi pula. Jika kedua orang
Telah dianjurkan pada penderita miopia yang tua menderita miopia patologi terdapat
terpapar secara genetik untuk meningkatkan kemungkinan yang lebih besar anak-anaknya akan
konsumsi protein hewani, mengurangi karbohidrat menderita miopia patologi.

Anda mungkin juga menyukai