Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bencana alam bisa terjadi karena faktor alam itu sendiri maupun karena ulah

manusia. Bencana alam karena faktor alam terjadi murni karena berbagai proses

yang terjadi di alam tanpa sedikitpun manusia terlibat di dalamnya. Kejadiannya

merupakan peristiwa yang mengikuti hukum alam tertentu. Bencana alam karena

gejala alam biasanya sulit untuk diperkirakan dan sulit pula untuk dihindari.

Manusia sering tidak berdaya untuk menghentikannya karena kekuatannya di luar

jangkauan kemampuan manusia, berdasarkan statistik mulai Tahun 2002 sampai

Tahun 2010 wilayah Indonesia 83 % adalah wilayah rawan bencana. Sebagai

contoh, bencana letusan gunung api tidak bisa dihentikan karena manusia

kekuatannya sangat dahsyat dan kemampuan manusia yang terbatas. Manusia

hanya berupaya mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dengan memantau

perkembangannya dan segera melakukan evakuasi ketika bencana terjadi.

Bencana alam merupakan fenomena alam yang tidak bisa dielakkan oleh

siapapun. Bencana banjir dan longsor yang hampir pasti terjadi pada

setiapdatangnya musim penghujan.Seperti yang terjadi di Kecamatan

Pujon,Kabupaten Malang, banjir terjadi akibat limpasan air SungaiKonto

yangmenggenangi rumah masyarakat dan sektor pertanian sehingga mengakibatkan

kerugian hingga ratusan jutarupiah.Banyakupaya yang dilakukan oleh

pihakpemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir, yang melibatkan berbagai

1
sektorterkait, tetapi kejadian banjir tersebut masih terjadi dalam setiap

tahun.Kejadian banjir seperti tersebut di atas lebih diartikan sebagai banjirlimpasan

(discharge overland flow) atau di kalangan umumdikenal dengan istilahbanjir

kiriman, karena tipe banjir ini berasal dari aliran perbukitan yang berada di Dusun

Kedungrejo.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Malang bukan hanya di Kecamatan Pujon

saja, tetapi di Kecamatan lainnya juga mengalami bencana banjir tersebut. Seperti

di Kecamatan Kepanjen Tahun 2013 rumah rusak terbanyak, yakni 36 rumah, ada

di Desa Panggungrejo, ditambah 16 rumah di Desa Mangun rejo, dan 7 rumah di

desa sangguruh. Mayoritas rumah rusak ringan dan sedang.Sedangkan rumah rusak

berat berjumlah 11 unit, masing-masing delapan unit di panggungrejo dan tiga unit

di mangunrejo. Selain di kepanjen, pada Tahun 2013 hujan dan angin juga merusak

rumah-rumah di Wager dan Dampit, hujan deras disertai angin kencang merusak

dua atap rumah milik dua warga desa sitirejo, wagir. Sedangkan di Dampit, selasa

Tahun 2014 kemarin, puting beliung menumbangkan beberapa pohon besar dan

menimpa tiga rumah warga[http://www.w3c.org/TR/1999/REC-html401-

19991224/loose.dtd]Mitigasi Bencana Edisi Kedua, Program Pelatihan Manajemen

Bencana UNDP.

Datangnya bencana alam tidak dapat diprediksi secara mutlak, bencana alam

merupakan konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,

seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor, banjir) dan aktivitas manusia

yang mereduksi lingkungan serta keberadaan di daerah titik rawan bencana alam.

2
Bencana alam bukan hanya mendatangkan kerugian harta benda, korban jiwa dan

psikologis namun diperparah dengan kemiskinan.

Padatnya jumlah penduduk, penyempitan daya dukung lahan seperti di daerah

aliran sungai khususnya Daerah Aliran Sungai Kunto yang berada di Desa

Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang sebagai titik rawan bencana alam

memberikan kontribusi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Sedikitnya

50 % lebih Kawasan Pengairan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Kunto Desa

Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang mengalami kerusakan (Antara 8

februari 2014).

Pengetahuan masyarakat tentang bencana seharusnya dapat terwujud dalam

kesadaran tentang kerawanan wilayah yang menjadi tempat tinggal, pemahaman

tentang sebab-sebab dan akibat adanya bencana.Kesadaran dapat terbentuk dari

pengalaman, dan kejadian bencana. Seperti yang terjadi di Jawa Timurmenurut

BPBD (Badan Penanggulngan Bencana Daerah tahun 2013), Jawa Timur

merupakan titik rawan adalah Kabupaten Malang, Jember, Lumajang, Bojonegoro,

Kediri, Trengalek, Tuban, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Pacitan, Probolinggo,

dan Banyuwangi.Bencana alam bukan hanya mendatangkan kerugian harta benda,

korban jiwa dan gangguan psikologis bagi korban bencana tersebut. Namun dapat

juga mengakibatkan kemiskinan yang akan semakin merajalela.Bencana alam tidak

bisa dipandang sebelah mata akan tetapi sebagai hukum Tuhan namun malepetaka

yang merusak sendi-sendi kehidupan manusia dengan berbagai korban materi,

psikologis dan jiwa manusia. Dengan akar dasar sikap, nilai, persepsi, dan tindakan

merupakan makna masyarakat menyikapi bencana alam. Respon masyarakat

3
terhadap lingkungan alam merupakan interaksi masyarakat untuk melakukan

tindakan dalam penanggulangan bencana alam utamanya dalam mencegah

terjadinya bencana alam sehingga angka korban bencana alam dapat diminimalisir.

Kondisi wilayah Kabupaten Malang sangat rawan dan rentan bencana, oleh

karena itu perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kopentensi, pranata kearifan lokal, standar operasional dan prosedur

penanggulangan bencana. Kabupaten Malang adalah salah satu bagian di Provinsi

Jawa Timur yang daerahnya terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Kecamatan

Pujon khususnya yang mempunyai wilayah pegunungan dan berada di lereng

Gunung Kawi, dengan banyak sungai-sungai kecil yang bermuara di aliran Sungai

Konto serta mengalir di sepanjang wilayah Kecamatan Pujon.

Padatnya jumlah penduduk, penyempitan daya dukung lahan seperti di daerah

aliran sungai khususnya di Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah titik rawan bencana alam

yang memiliki sejarah traumatis bagi warga di sekitarnya yang telah mengalami

beberapa kali kejadian bencana banjir dan tanah longsor baik secara rutinitas

musiman tahunan, lima tahunan dan bahkan sepuluh tahunan atau lebih.

Menurut kejadiannya baik skala besar, sedang dan ringan, banyak warga

menilai bencana banjir terbesar dalam sejarah aliran sungai konto khususnya di

Dusun kedungrejo, Desa Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang terjadi

pada tahun 2014 yang pada banjir sebelumnya skala air sungai memanglah besar

akan tetapi aliran arusnya tidak sampai berdampak buruk, dan pada tahu 2014

turunnya hujan deras yang lebih parah dari sebelumnya sehingga di Dusun

4
Kedungrejo Daerah aliran sungan Konto, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon Kab,

Malang yang mengakibatkan satu jembatan roboh, tiga kandang sapi hanyut, satu

rumah rusak, dan satu toko hanyut ditelan banjir. Untung saja tidak ada satupun

korban jiwa pada kejadian yang menimpa desa tersebut(Badan Penanggulngan

Bencana Daerah tahun 2014).

Fenomena diatas menarik untuk dikaji secara ilmiah, masyarakat bantaran

daerah aliran sungai konto lebih bertahan menempati rumah di daerah titik rawan

bencana alam dari pada memikirkan bahaya atau resiko yang dapat terjadi sewaktu-

waktu tanpa bisa diduga apalagi diperkirakan dengan pasti, baik banjir ataupun

tanah longsornya. Pemahaman masyarakat tentang makna bencana alam lebih

bersifat fatalistik dan kedaruratan.

Masyarakat daerah aliran sungai konto tentunya harus lebih mengetahui

tentang bencana alam baik makna dan tindakan yang harus dilakukan, persepsi atau

pola pandang untuk meminimalisir resiko bencana alam sehingga penanggulangan

bencana alam bersifat responsive partisipatory yakni terciptanya interaksi

masyarakat dengan lingkungan alam. Untuk itu fenomena tersebut peneliti

mengambil judul “Makna Bencana Alam Bagi Masyarakat (Studi Pada

Masyarakat di Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang”

5
B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:Bagaimana makna bencana alam bagi masyarakat Dusun

Kedungrejo?

C. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah:ingin mengetahuimakna bencana alam bagi masyarakat Dusun

Kedungrejo.

D. Manfaat Penelitian.

i. Secara teoritis.

Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuwan terutama

dalam khasanah tema kajian maupun dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu

sosial yang menghubungkan dengan sosiologi khususnya dalam perencanaan dan

sosiologi lingkungan.

ii. Secara praktis.

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peneliti lain dalam

permasalahan yang sama untuk mengimplementasikan kompetensi keilmuan

yang sudah didapatkan.

2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu naskah akademik yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan pemerintah dalam upaya

penanggulangan bencana alam,Dan pengetahuan untuk masyarakat.

6
E. Definisi Konsep.

a. Makna

Menurut Simmel (dalam Vina Salviana D.S, 2009:3) makna adalah suatu

proses fundamental di dalam kehidupan manusia, karena didalamnya ada

hubungan antara “mind” yang satu dengan yang lainnya. Manusia dapat

memberikan makna kepada semua kejadian/peristiwa, tindakan atau obyek

yang berkaitan dengan pikiran, gagasan dan emosi.

Berdasarkan hasil interview untuk lebih jelas tentang makan bencana

banjir yang terjadi di Dusun Kedungrejo Kecamatan Pujon Kabupaten

Malang, diketahui bahwa Masyarakat Daerah Aliran Sungai Konto, sebagian

besar penduduk asli Dusun Kedungrejo. Bagi mereka banjir yang terjadi

bukan bencana alam yang terjadi tiba-tiba pada lokasi yang ditempati tetapi

merupakan banjir kiriman dari lintas atau sepanjang aliran daerah sungai

konto. Semua informan mengetahui bahwa Sungai Konto yang melewati

wilayah Dusun Kedungrejo, dalam penelitian di musim hujan sering kali

mengalami banjir yang tingginya sampai di pinggir tanggul sungai. Bahkan

tidak jarang luapan banjir sampai menjangkau jalan gang rumah pinggir

Sungai Konto dan bahkan pernah masuk kedalam rumah. Bagi masyarakat

baginya banjir merupakan fenomena alam yang terbiasa dihadapi sehingga

mereka belum dianggap sebagai ancaman atau bencana alam serius.

Makna adalah hubunagan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna

merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam

7
komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki

(http://id.m.wikipeda.org/Makna).

b. Bencana Alam

Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan, Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan

tanah longsor (Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentangBencana).

c. Masyarakat

Menurut Ralph Linton, Soekanto (2002:24) mengatakan bahwa

masyarakat merupakan setiap kelompok yang telah hidup dan bekerja

bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batasan yang

dirumuskan dengan jelas.

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri sebagai makhluk sosial

dan memiliki naluri yang selalu hidup dengan orang lain (gregariousnesness)

dan sebagai social animal (hewan sosial) hewan yang mempunyai naluri

untuk hidup bersama. Sejak dilahirkan manusia terintervensi dengan

kekuatan naluri dan dua hasrat/keinginan yang kuat yakni : Keinginan untuk

8
menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat) dan

keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah menafsirkan serta menggambarkan keadaan

sesuai dengan kenyatan yang sudah diperoleh. Pada penelitian kualitatif,

diharapkan peneliti mempunyai lebih banyak keluasan dalam menyusun,

mendiskripsikan, dan menganalisis hasil catatan data–data dilapangan secara

subjektif (Sugioyo, 2010 : 54).

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan,penelitian ini

termasuk jenis penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan dan menginventarisir

konsepsi masyarakat atau pandangan ide, gagasan, tindakan atau langkah-langkah

yang dilakukan secara mendalam tentang bencana alam dan cara

penanggulangannya, berupa studi kasus, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan

Biklen (1982 : 58) bahwa studi kasus adalah kajian yang dirinci atas suatu latar,

atau satu orang obyek, suatu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu peristiwa

tertentu. Studi kasus dalam penelitian senantiasa dilekatkan pada penelitian

kualitatif. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan studi kasus

(Bogdan dan Biklen, 1982 : 3) yang dimaksudkan studi kasus di sini merupakan

suatu metode dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus cara insentif dan rinci

(Surachman, 1992 : 143).

9
2. Subjek Penelitian.

Subyek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar daerah

aliran sungai konto. Oleh karena terlalu luasnya dan banyaknya masyarakat yang

tinggal di sekitar aliran sungai konto (Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang) serta

dengan pertimbangan karakter penelitian kualitatif maka peneliti akan

menfokuskan studi ini pada masyarakat di Daerah Dusun Kedungrejo.

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel ditentukan oleh peneliti sendiri

dengan pertimbangkan peneliti serta mengetahui karakteristik dan sifat sampel

tersebut. Ada pun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini dengan informan:

Ada pun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini dengan informan: masyarakat

sebagai individu yakni kepala keluarga atau ibu rumah tngga, Tokoh Masyarakat

(pengurus RW).

Untuk memperoleh data atau informan yang lebih signifikan dalam

pengumpulan data peneliti memakai Purposive sampling yang merupakan

kelompok kunci (key areas) yakni memilih dan menentukan masyarakat yang

berada di daerah aliran sungai konto dan dilanjutkan dengan teknik snow ball

samplingdengan jumlah informan 10 orang. Snow ball sampling merupakan

pelabelan terhadap suatu aktivitas ketika peneliti mengumpulkan data dari satu

responden berpindah ke responden yang lain yang memenuhi kriteria, melalui

wawancara mendalam (intensive, indept- interview) dan berhenti ketika tidak ada

informasi baru lagi, terjadi replikasi atau pengulangan variasi informasi, mengalami

titik jenuh-informasi yang diberikan oleh informan tersebut sebelumnya. Hamidi

(2008:83).

10
3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini di Dusun Kedungrejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten

Malang yang merupakan salah satu daerah di kabupaten Malang yang potensi

rawan bencana banjir dan tanah longsor dengan pertimbangan bahwa Dusun

Kedungrejo berada pada letak geografis diantara Desa Bendosari yang juga

memiliki posisi sungai dengan ketinggian plengsengan 2 m dari air sungai.

G. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan Teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan

pada masyarakat Daerah Aliran Sungai Konto di Dusun Kedungrejo, Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang.

a. Observasi

Metode observasi digunakan pada penelitian ini dianggap cukup relevan

kaitannya dengan pengumpulan data atau fakta yang tidak mungkin dikumpukan

melalui metode yang lain. Dengan metode observasi peneliti dapat mengamati

peristiwa atau kegiatan yang sebenarnya, Sanapiah Faisal (1990:77) mengatakan

ada tiga elemen utama yang dapat diobservasi sehubungan dengan situasi sosial

yakni :

a. Lokasi atau fisik tempat situasi sosial berlangsung.


b. Manusia-manusia pelaku atau actor yang menduduki status tertentu dan
memainkan peranan-peranan tertentu.
c. Kegiatan atau aktivitas para pelaku pada lokasi atau tempat berlangsung
sesuatu situasi sosial.

11
Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik observasi langsung kepada

masyarakat dengan pengamatan yang jelas dan saling mengetahui sehingga subyek

dengan sukarela memberikan kesempatan untuk mengamati peristiwa yang terjadi.

Adapun Sasaran Obsevasi :

1) Keadaan tata ruang jarak antara rumah dengan Sungai Konto

2) Struktur rumah

3) Kepedulian terhadap ekologis alam melalui penghijauan

4) Sistem pembuangan sampah

5) Aktivitas para pelaku (actor)

b. Interview (Wawancara)

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut:“a meeting of two

persons to exchange information and idea through question and responses,

resulting in communication and joint construction ofmeaning about a particular

topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang atau untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topic tertentu (Sugiyono:2008-231)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam (in depth

interview) dan dilakukan secara langsung kepada masyarakat Daerah Aliran Sungai

Konto tentang Makna Bencana Alam. Pada metode interview/wawancara peneliti

ingin mengetahui atau menemukan permasalahan secara terbuka, dimana

responden atau pihak yag diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya,

dimana peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan

12
informan. Interview penelitian ini dilakukan tanpa menyusun daftar pertanyaan

yang ketat bersifat fleksibel dan tidak berstruktur, menggunakan pedoma-pedoman

tertentu dengan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan tidak terikat namun

terfokus pada penelitian .

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari dokumen-dokumen

yang sudah ada atau catatan-catatan, foto dokumentasi dan tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan keperluan tercapainya tujuan penelitian dan sebagai sumber

kesempurnaan penelitian tentang “makna bencana alam bagi masyarakat Dusun

Kedungrejo”

H. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui kredibilitas data dalam penulisan ini digunakan teknik

pemeriksaan kecukupan refansial. Data–data yang tidak direncanakan dalam

penelitian, disimpan dan digunakan dalam analisis hasil penelitian. Data–data

tersebut berasal dari observasi, wawancara serta dokumentasi. Data– data yang

diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif yaitu dengan

cara menggambarkan dan menjelaskan permasalahan secara terperinci. Pada data

yang diperoleh kemudian disusun dengan aturan–aturan dan analisa sedemikian

sehingga memperindah bahasan (Surhasimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Pratek, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, Hlm,68). Di dalam menetapkan

suatu analisa dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap yaitu: display data

13
(pengambilan data), reduksi data (pengolaan data) dan conclusion data

(kesimpulan) sehingga didapatkan data yang valid.

Teknik analisa data merupakan langkah terakhir sebelum menarik

kesimpulan, untuk itu teknik analisa data sangat diperlukan dalam penelitian untuk

memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh. Alasan penulis

menggunakan deskriptif kualitatif karena metode ini menggambarkan Makna

Bencana Alam. Setelah data dianalisa dengan metode diskriptif kualitatif

selanjutnya dibahas permasalahan tersebut hingga ada pada suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model analisis interaktif yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984), melalui 4 tahap:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari

subjek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan

penelitian. Untuk mengumpulkan data peneliti melakukan observasi terus terang

atau tersamar, wawancara dengan subyek penelitian, serta melakukan dokumentasi.

Dalam mengumpulkan data penelitian akan melakukan observasi tentang

Makna Bencana AlamBagi Masyarakat daerah aliran Sungai Konto. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan subyek penelitian mengenai Makna Bencana Alama

pada Masyarakat, serta peneliti juga melakukan dokumentasi sebagai data

tambahan.

14
b. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, keabstrakan dan tranfromasi data awal yang muncul dari catatan

lapangan. Peneliti mengedit data dengan cara memilih bagian data untuk dikode,

dipakai, dan yang diringkas, serta dimasukan dalam kategori yang diteliti. Reduksi

data dilakukan secara terus menerus selama penelitian di lakukan. Pada tahap ini

peneliti mereduksi data sesuai dengan indikator– indikator yang sudah di tentukan

oleh peneliti yakni dengan cara memilah– milah data yang nantinya akan dibuat

sebagai perbandingan yakni Makna Bencana Alam pada Masyarakat daerah aliran

Sungai Konto.

c. Penyajian Data

Sekumpulan data yang terorganisir sehingga dapat memberi deskripsi menuju

penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat

dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara sistematis.

Dalam penyajian data penelitian akan menyajikan semua data–data yang diperoleh

untuk menjawab dalam rumusan masalah dan tentunya ada kesesuaian rumusan

masalah dan penyajian data yang diperoleh.

15
d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan

penelitian karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan

kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganilis, mencari, makna dari data yang ada

sehingga dapat ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini,

data–data dari hasil dari pengumpulan, reduksi dan pengajian data akan ditarik

kesimpulan bagaimana makna bencana alam bagi masyarakat daerah aliran

Sungai Konto di Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon,

Kabupaten Malang.

Skema 1.1
Model Analisa Interaktif Dari Miles dan Huberman

Pengumpula Penyajian
n data data

Kesimpulan
Reduksi data

Sumber : Miles dan Huberman

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Lap Kegiatan Bid. Pelayanan Remaja Jan 2019
    Lap Kegiatan Bid. Pelayanan Remaja Jan 2019
    Dokumen2 halaman
    Lap Kegiatan Bid. Pelayanan Remaja Jan 2019
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Percaya Aku
    Percaya Aku
    Dokumen1 halaman
    Percaya Aku
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Buku Ekologi Arsitektur
    Buku Ekologi Arsitektur
    Dokumen37 halaman
    Buku Ekologi Arsitektur
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Tatib
    Tatib
    Dokumen1 halaman
    Tatib
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Contoh Tujuan Kegiatan
    Contoh Tujuan Kegiatan
    Dokumen1 halaman
    Contoh Tujuan Kegiatan
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Dasar Arsitektur PDF
    Dasar Arsitektur PDF
    Dokumen2 halaman
    Dasar Arsitektur PDF
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Anggaran Dana
    Anggaran Dana
    Dokumen1 halaman
    Anggaran Dana
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Contoh Laporan
    Contoh Laporan
    Dokumen7 halaman
    Contoh Laporan
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Walt Disney Bahasa Indonesia
    Walt Disney Bahasa Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Walt Disney Bahasa Indonesia
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Rundown Contoh
    Rundown Contoh
    Dokumen6 halaman
    Rundown Contoh
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts
    Tugas Uts
    Dokumen15 halaman
    Tugas Uts
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • 05.2 Bab 2
    05.2 Bab 2
    Dokumen34 halaman
    05.2 Bab 2
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • 5 Bab 2
    5 Bab 2
    Dokumen16 halaman
    5 Bab 2
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas Uts
    Tugas Uts
    Dokumen15 halaman
    Tugas Uts
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Desiasrini
    Desiasrini
    Dokumen2 halaman
    Desiasrini
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Draft Acara Valentine Pemuda Erc
    Draft Acara Valentine Pemuda Erc
    Dokumen3 halaman
    Draft Acara Valentine Pemuda Erc
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Rundown Contoh
    Rundown Contoh
    Dokumen6 halaman
    Rundown Contoh
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • PA 5 Program PDF
    PA 5 Program PDF
    Dokumen25 halaman
    PA 5 Program PDF
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Peminjaman Barang
    Daftar Peminjaman Barang
    Dokumen1 halaman
    Daftar Peminjaman Barang
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Fasade
    Fasade
    Dokumen2 halaman
    Fasade
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Fasade
    Fasade
    Dokumen5 halaman
    Fasade
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Komputer
    Sejarah Komputer
    Dokumen2 halaman
    Sejarah Komputer
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat
  • 481 908 1 SM PDF
    481 908 1 SM PDF
    Dokumen11 halaman
    481 908 1 SM PDF
    Hendra Dinata
    Belum ada peringkat
  • Analisa Alun Alun Purwodadi
    Analisa Alun Alun Purwodadi
    Dokumen13 halaman
    Analisa Alun Alun Purwodadi
    Steven Lenon
    Belum ada peringkat
  • Fasade
    Fasade
    Dokumen2 halaman
    Fasade
    Daniel Hadiwijaya
    Belum ada peringkat