PENDAHULUAN
Bencana alam bisa terjadi karena faktor alam itu sendiri maupun karena ulah
manusia. Bencana alam karena faktor alam terjadi murni karena berbagai proses
merupakan peristiwa yang mengikuti hukum alam tertentu. Bencana alam karena
gejala alam biasanya sulit untuk diperkirakan dan sulit pula untuk dihindari.
contoh, bencana letusan gunung api tidak bisa dihentikan karena manusia
Bencana alam merupakan fenomena alam yang tidak bisa dielakkan oleh
siapapun. Bencana banjir dan longsor yang hampir pasti terjadi pada
1
sektorterkait, tetapi kejadian banjir tersebut masih terjadi dalam setiap
kiriman, karena tipe banjir ini berasal dari aliran perbukitan yang berada di Dusun
Kedungrejo.
saja, tetapi di Kecamatan lainnya juga mengalami bencana banjir tersebut. Seperti
di Kecamatan Kepanjen Tahun 2013 rumah rusak terbanyak, yakni 36 rumah, ada
desa sangguruh. Mayoritas rumah rusak ringan dan sedang.Sedangkan rumah rusak
berat berjumlah 11 unit, masing-masing delapan unit di panggungrejo dan tiga unit
di mangunrejo. Selain di kepanjen, pada Tahun 2013 hujan dan angin juga merusak
rumah-rumah di Wager dan Dampit, hujan deras disertai angin kencang merusak
dua atap rumah milik dua warga desa sitirejo, wagir. Sedangkan di Dampit, selasa
Tahun 2014 kemarin, puting beliung menumbangkan beberapa pohon besar dan
Bencana UNDP.
Datangnya bencana alam tidak dapat diprediksi secara mutlak, bencana alam
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor, banjir) dan aktivitas manusia
yang mereduksi lingkungan serta keberadaan di daerah titik rawan bencana alam.
2
Bencana alam bukan hanya mendatangkan kerugian harta benda, korban jiwa dan
aliran sungai khususnya Daerah Aliran Sungai Kunto yang berada di Desa
Sukomulyo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang sebagai titik rawan bencana alam
50 % lebih Kawasan Pengairan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Kunto Desa
februari 2014).
korban jiwa dan gangguan psikologis bagi korban bencana tersebut. Namun dapat
bisa dipandang sebelah mata akan tetapi sebagai hukum Tuhan namun malepetaka
psikologis dan jiwa manusia. Dengan akar dasar sikap, nilai, persepsi, dan tindakan
3
terhadap lingkungan alam merupakan interaksi masyarakat untuk melakukan
terjadinya bencana alam sehingga angka korban bencana alam dapat diminimalisir.
Kondisi wilayah Kabupaten Malang sangat rawan dan rentan bencana, oleh
karena itu perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki
Jawa Timur yang daerahnya terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Kecamatan
Gunung Kawi, dengan banyak sungai-sungai kecil yang bermuara di aliran Sungai
Pujon, Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah titik rawan bencana alam
yang memiliki sejarah traumatis bagi warga di sekitarnya yang telah mengalami
beberapa kali kejadian bencana banjir dan tanah longsor baik secara rutinitas
musiman tahunan, lima tahunan dan bahkan sepuluh tahunan atau lebih.
Menurut kejadiannya baik skala besar, sedang dan ringan, banyak warga
menilai bencana banjir terbesar dalam sejarah aliran sungai konto khususnya di
pada tahun 2014 yang pada banjir sebelumnya skala air sungai memanglah besar
akan tetapi aliran arusnya tidak sampai berdampak buruk, dan pada tahu 2014
turunnya hujan deras yang lebih parah dari sebelumnya sehingga di Dusun
4
Kedungrejo Daerah aliran sungan Konto, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon Kab,
Malang yang mengakibatkan satu jembatan roboh, tiga kandang sapi hanyut, satu
rumah rusak, dan satu toko hanyut ditelan banjir. Untung saja tidak ada satupun
daerah aliran sungai konto lebih bertahan menempati rumah di daerah titik rawan
bencana alam dari pada memikirkan bahaya atau resiko yang dapat terjadi sewaktu-
waktu tanpa bisa diduga apalagi diperkirakan dengan pasti, baik banjir ataupun
tentang bencana alam baik makna dan tindakan yang harus dilakukan, persepsi atau
Kabupaten Malang”
5
B. Rumusan Masalah.
Kedungrejo?
C. Tujuan Penelitian.
Kedungrejo.
D. Manfaat Penelitian.
i. Secara teoritis.
dalam khasanah tema kajian maupun dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu
sosiologi lingkungan.
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peneliti lain dalam
2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu naskah akademik yang
6
E. Definisi Konsep.
a. Makna
Menurut Simmel (dalam Vina Salviana D.S, 2009:3) makna adalah suatu
hubungan antara “mind” yang satu dengan yang lainnya. Manusia dapat
besar penduduk asli Dusun Kedungrejo. Bagi mereka banjir yang terjadi
bukan bencana alam yang terjadi tiba-tiba pada lokasi yang ditempati tetapi
merupakan banjir kiriman dari lintas atau sepanjang aliran daerah sungai
tidak jarang luapan banjir sampai menjangkau jalan gang rumah pinggir
Sungai Konto dan bahkan pernah masuk kedalam rumah. Bagi masyarakat
7
komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki
(http://id.m.wikipeda.org/Makna).
b. Bencana Alam
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
c. Masyarakat
bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batasan yang
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri sebagai makhluk sosial
dan memiliki naluri yang selalu hidup dengan orang lain (gregariousnesness)
dan sebagai social animal (hewan sosial) hewan yang mempunyai naluri
kekuatan naluri dan dua hasrat/keinginan yang kuat yakni : Keinginan untuk
8
menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat) dan
F. Metode Penelitian
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian
1. Jenis Penelitian
Biklen (1982 : 58) bahwa studi kasus adalah kajian yang dirinci atas suatu latar,
atau satu orang obyek, suatu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu peristiwa
(Bogdan dan Biklen, 1982 : 3) yang dimaksudkan studi kasus di sini merupakan
suatu metode dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus cara insentif dan rinci
9
2. Subjek Penelitian.
aliran sungai konto. Oleh karena terlalu luasnya dan banyaknya masyarakat yang
tinggal di sekitar aliran sungai konto (Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang) serta
Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel ditentukan oleh peneliti sendiri
tersebut. Ada pun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini dengan informan:
Ada pun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini dengan informan: masyarakat
sebagai individu yakni kepala keluarga atau ibu rumah tngga, Tokoh Masyarakat
(pengurus RW).
kelompok kunci (key areas) yakni memilih dan menentukan masyarakat yang
berada di daerah aliran sungai konto dan dilanjutkan dengan teknik snow ball
pelabelan terhadap suatu aktivitas ketika peneliti mengumpulkan data dari satu
wawancara mendalam (intensive, indept- interview) dan berhenti ketika tidak ada
informasi baru lagi, terjadi replikasi atau pengulangan variasi informasi, mengalami
(2008:83).
10
3. Lokasi penelitian
Malang yang merupakan salah satu daerah di kabupaten Malang yang potensi
rawan bencana banjir dan tanah longsor dengan pertimbangan bahwa Dusun
Kedungrejo berada pada letak geografis diantara Desa Bendosari yang juga
a. Observasi
kaitannya dengan pengumpulan data atau fakta yang tidak mungkin dikumpukan
melalui metode yang lain. Dengan metode observasi peneliti dapat mengamati
ada tiga elemen utama yang dapat diobservasi sehubungan dengan situasi sosial
yakni :
11
Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik observasi langsung kepada
masyarakat dengan pengamatan yang jelas dan saling mengetahui sehingga subyek
2) Struktur rumah
b. Interview (Wawancara)
topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang atau untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
interview) dan dilakukan secara langsung kepada masyarakat Daerah Aliran Sungai
responden atau pihak yag diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya,
dimana peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
12
informan. Interview penelitian ini dilakukan tanpa menyusun daftar pertanyaan
tertentu dengan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan tidak terikat namun
c. Dokumentasi
yang sudah ada atau catatan-catatan, foto dokumentasi dan tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan keperluan tercapainya tujuan penelitian dan sebagai sumber
Kedungrejo”
tersebut berasal dari observasi, wawancara serta dokumentasi. Data– data yang
suatu analisa dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap yaitu: display data
13
(pengambilan data), reduksi data (pengolaan data) dan conclusion data
kesimpulan, untuk itu teknik analisa data sangat diperlukan dalam penelitian untuk
memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh. Alasan penulis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model analisis interaktif yang
a. Pengumpulan Data
subjek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan
Makna Bencana AlamBagi Masyarakat daerah aliran Sungai Konto. Peneliti juga
tambahan.
14
b. Reduksi Data
penyederhanaan, keabstrakan dan tranfromasi data awal yang muncul dari catatan
lapangan. Peneliti mengedit data dengan cara memilih bagian data untuk dikode,
dipakai, dan yang diringkas, serta dimasukan dalam kategori yang diteliti. Reduksi
data dilakukan secara terus menerus selama penelitian di lakukan. Pada tahap ini
peneliti mereduksi data sesuai dengan indikator– indikator yang sudah di tentukan
oleh peneliti yakni dengan cara memilah– milah data yang nantinya akan dibuat
sebagai perbandingan yakni Makna Bencana Alam pada Masyarakat daerah aliran
Sungai Konto.
c. Penyajian Data
Dalam penyajian data penelitian akan menyajikan semua data–data yang diperoleh
untuk menjawab dalam rumusan masalah dan tentunya ada kesesuaian rumusan
15
d. Penarikan Kesimpulan
kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganilis, mencari, makna dari data yang ada
sehingga dapat ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini,
data–data dari hasil dari pengumpulan, reduksi dan pengajian data akan ditarik
Kabupaten Malang.
Skema 1.1
Model Analisa Interaktif Dari Miles dan Huberman
Pengumpula Penyajian
n data data
Kesimpulan
Reduksi data
16