Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam
otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikel
serebra,biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal,
dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam kranium,secara
tipikal,ditandai dengan pembesaran kepala,menonjolnya dahi,atrofi otak,deteriora
mental,dan kejang-kejang.

Hidrosefalus disebabkan karena terjadinya penyumbatan cairan serebrospinalis (CSS)


pada salah satu pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi dalam
ruang subaraknoid,sehingga terjadi penyumbatan dilatasi ruangan CSS di atasnya (
foramen monrai,foramen luschka,magendie,sistem magna,dan sistem basalis
merupakan tempat tersering terjadinya penyumbatan).

1. Rumusan masalah

 Apa definisi hidrosefalus?


 Bagaimana etiologi hidrosefalus?
 Bagaimana pembagian hidrosefalus?
 Apa tanda dan gejala hidrosefalus?
 Bagaimana komplikasi hidrosefalus?
 Bagaimana penanganan hidrosefalus?
 Bagaimana penatalaksanaan hidrosefalus?
 Bagaimana prinsip pengobatan hidrosefalus?

1. Tujuan

 Definisi hidrosefalus!
 Etiologi hidrosefalus!
 Penyebab hidrosfalus!
 Pembagian hidrosefalus!
 Tanda dan gejala hidrosefalus!
 Komplikasi hidrosefalus!
 Penanganan hidrosefalus!
 Penatalaksanaan hidrosefalus!
 Prinsip pengobatan hidrosefalus!
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI HIDROSEFALUS

Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinalis dikarenakan adanya tekanan intrakranial yang meningkat. Hal ini
menyebabakan terjadinya pelebaran berbagai ruang tempat mengalirnya
liquor.(Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,Salemba Medika hal: 118)

Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam
otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikel
serebra,biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal,
dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam kranium,secara
tipikal,ditandai dengan pembesaran kepala,menonjolnya dahi,atrofi otak,deteriora
mental,dan kejang-kejang. (Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak
Balita,Numed hal: 128)

1. ETIOLOGI HIDROSEFALUS

Hidrosefalus disebabkan karena terjadinya penyumbatan cairan serebrospinalis (CSS)


pada salah satu pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorpsi dalam
ruang subaraknoid,sehingga terjadi penyumbatan dilatasi ruangan CSS di atasnya (
foramen monrai,foramen luschka,magendie,sistem magna,dan sistem basalis
merupakan tempat tersering terjadinya penyumbatan).

Hidrosefalus terutama menyerang anak usia 0-2 tahun dengan penyebab utamanya
adalah kelainan kongenital,infeksi intrauterine,anoreksia,pendarahan intrakranial
akibat adanya trauma,meningoensefalitis bakterial dan viral,serta tumor atau kista
araknoid. Pada anak usia 2-10 tahun penyebab utamanya adalah tumor fossa posterior
dan stenosis akuaduktus, sedangkan pada usia dewasa penyebab utamanya adalah
meningitis,subaraknoid hemoragi,ruptur aneurisma,tumor, dan idiopatik.(Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita,Salemba Medika hal: 118)

Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf
yang vital. Menurut lembaga Nasional Instutite of Neurological Disorders and
Stroke ( NINDS), gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis,yaitu:

1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi

Contoh: tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan
otak.

1. Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi
berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak.

Contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.

1. Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan,tetapi ada
gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik, sehingga
otomatis jumlah cairan akan meningkat pula.

Misalnya: bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah
(akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.

Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau


progresif,menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar,kemudian menekan
jaringan otak di sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah 2 tahun yang belum
menutup akan memungkinkan kepala bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan
salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrosefalus. (Asuhan
Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita,Numed hal: 128-129).

1. PENYEBAB HIDROSEFALUS

Penyebab utama terjadinya hidrosefalus adalah penyumbatan aliran cairan


serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam
sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan
tersebut maka terjadilah dilatasi ruangan CSS di atasnya.

Adapun penyebab dari penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada neonatus
dan bayi adalah sebagai berikut:

1. Kelainan bawaan (kongenital),yang meliputi:

 Stenosisakuaduktus sylvii.
 Spina bifida dan kranium bifida.
 Sindrom Dandy-walker.
 Kista araknoid dan anomali pembuluh darah.

(Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan,D-Medika


hal: 386-387)

1. PEMBAGIAN HIDROSEFALUS

Terdapat dua klasifikasi hidrosefalus, yang pertama berdasarkan sumbatannya dan


yang kedua berdasarkan perolehannya.

 Berdasarkan sumbatannya.

1. Hidrosefalus obstruktif.

Tekanan CSS yang meningkat disebabkan adanya obstruksi pada salah satu tempat
pembentukan CSS, antara lain pada pleksus koroidalis dan keluarnya ventrikel IV
melalui foramen luscka dan magendi.

1. Hidrosefalus komunikan KS.

Adanya peningkatan tekanan intrakranial tanpa disertai adanya penyumbatan pada


salah satu tempat pembentukan CSS.

 Berdasarkan perolehannya.

1. Hidrosefalus kongenital.

Hidrosefalus ini sudah diderita sejak lahir (sejak dalam kandungan). Ini berarti pada
saat lahir,otak terbentuk kecil atau pertumbuhan otak terganggu akibat terdesak oleh
banyaknya cairan dalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial. Hidrosefalus
kongenital, di antaranya disebabkan oleh hal-hal berikut.

 Stenosis akuaduktus sylvii,merupakan penyebab terbanyak pada bayi dan anak.


Gejalanya akan terlihat sejak lahir dan dengan progresif atau dengan cepat
berkembang pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
 Spina bifida dan kranium bifida, berhubungan dengan sindrom Arnold-Chlari.
 Sindrom Dandy-Walker, terdapat kista besar di daerah fosa posterior.
 Kista araknoid, terjadi secara kongenital ataupun trauma suatu hematoma.
 Anomali pembuluh darah, akibat adanya obstruksi akuaduktus.

1. Hidrosefalus didapat.
Pada hidrosefalus jenis ini, terjadi pertumbuhan otak yang sudah sempurna dan
kemudian terjadi gangguan oleh karena adanya tekanan intrakranial yang tinggi.
Kelainan ini biasanya terjadi pada bayi dan anak yang penyebabnya antara lain
sebagai berikut.

 Infeksi, biasanya terjadi pada hidrosefalus pascameningitis,meningokel dan


ensefalokel. Pembesaran kepala terjadi beberapa minggu sampai bulan sesudah
sembuh dari penyakit tersebut. Secara patologis terlihat penebalan jaringan
piameter dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain
infeksi adalah toxoplasma.
 Neoplasma,disebabkan karena adanya obstruksi mekanis pada saluran aliran
CSS. Pada anak yang terbanyak,menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau
akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari
serebelum,penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma.
 Perdarahan intrakranial yang dapat memyebabkan hematoma di dalam
otak,sehingga dapat menimbulkan penyakit. Perdarahan sebelum dan sesudah
lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada
daerah basal otak,selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah.

1. TANDA DAN GEJALA HIDROSEFALUS

Tanda dan gejala Hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan
kapasitas produksi dan resorbsi CSS.Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi
adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak di
kelompokkan menjadi 2 golongan, yakni sebagai berikut.

1. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus

Tanda dan gejala Hidrosefalus awitan meliputi pembesaran kepala abnormal,


gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala
neonatus biasanya adalah 35-40cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar
adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah,
terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella
terbuka dan tengang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi
sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok.
1. Awitan Hidrosefalus terjadi pada masa kanak-kanak.

Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat di sertai keluhan penglihatan ganda
( Diplopia ) dan jarang di ikuti penurunan visus. Secara umum, gejala yang paling
umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia 2 tahun adalah
pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan
sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari pada dua deviasi
standar di atas ukuran di atas normal. Makrokrania biasanya di sertai empat gejala
hipertensi intrakranial lainnya, antara lain:

1. Fontanel anterior yang sangat tegang.


2. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
3. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
4. Fenomena “matahari tenggelam” (sunset phenomenon).

(Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan,D-Medika


hal: 388-390)

Tanda dan gejala dari penderita hidrosefalus adalah sebagai berikut, di antaranya:

1. Tengkorak kepala mengalami pembesaran.


2. Muntah dan nyeri kepala.
3. Kepala terlihat lebih besar daripada tubuh.
4. Ubun-ubun besar melebar dan tidak menutup pada waktunya, teraba tegang dan
menonjol.
5. Dahi lebar,kulit kepala tipis,tegang dan mengilat.
6. Pelebaran vena kulit kepala.
7. Saluran tengkorak belum menutup dan teraba lebar.
8. Terdapat cracked pot sign bunyi seperti pot kembang retak sat dilakukan
perkusi kepala.
9. Adanya sunset sign dimana sklera berada di atas iris sehingga iris seakan-akan
menyerupai matahari terbenam.
10. Pergerakan bola mata tidak teratur.
11. Kerusakan saraf yang dapat memberi gejala kelainan neorologis berupa
 Gangguan kesadaran;
 Kejang;
 Terkadang terjadi gangguan pusat vital.

(Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,Salemba Medika hal: 118-120)

1. KOMPLIKASI HIDROSEFALUS

Hidrosefalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hidrosefalus akan menimbulkan


komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain
ialah:

 Ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol.


 Pembuluh darah di kulit kepala makin jelas.
 Gangguan sensorik-motorik.
 Gangguan penglihatan (buta).
 Gerakan bola mata terganggu (juling).
 Terjadi penurunan aktivitas mental yang progresif.
 Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tegkorak
yang berupa pernafasan lambat,denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah
sistolik.
 Bayi rewel,kejang,muntah-muntah,panas yang sulit dikendalikan.

1. PENANGANAN HIDROSEFALUS

NINDS menyebutkan bahwa kategori penanganan hidrosefalus adalah “life saving


and life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan
kecacatan dan kematian.

Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara lain adalah:

1. Pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur

Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit,karena pembesaran kepala
merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrosefalus.

1. Foto polos kepala dan disusul dengan pemeriksaan ultrasonografi


Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan
pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana.

1. Pemeriksaan dengan senografi

Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai pelebaran
ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang dari 2 cm, maka nilai
tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.

1. Pemeriksaan computerized tomography scan (CT Scan) atau magnetic


resonance imaging (MRI)

Digunakan untuk mendeeksi struktur anatomi otak,dan penyebab


hidrosefalus,misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan
strategi penanganan hidrosefalus.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani hidrisefalus antara lain:

1. Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon

Hal ini penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak,kulit,dan rongga
perut dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu
dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang
pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat dipenuhi.

Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil

di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput yang
selanjutnya selang pintasan ventrikel dipasang,disusul kemudian dibuang sayatan
kecil di daerah perut,dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga perut
antara kedua ujung selang tersebut dihubungkan.dengan sebuah selang pintasan yang
ditanam di bawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.

1. Teknik neuroendoskopi

Endoskopi dapat digunakan sebagai alat diagnosa dan sekaligus tindakan bedah.
VRIES pada tahun 1978 mengembangkan endoskopi yang canggih, yakni sebuah
selang fiber-optik yang dilengkapi dengan peralatan bedah mikro dan sinar laser.
Dengan demikian, melalui sebuah lubang di kepala, selang dipadu dengan layar
televisi,dioperasikan alat bedah untuk membuka tumor yang menyumbat rongga
ventrikel.
(Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita,Numed hal: 129-130).

1. PENATALAKSANAAN HIDROSEFALUS

 Umum

1. Pengawasan suhu atau pencegahan hipotermi.


2. Pencegahan infeksi.
3. Observasi TPRS, aktivitas,reaksi dan rangsangan,serta adanya dilatasi pupil
strabismus.
4. Intake-output.
5. Perawatan sehabis BAK dan BAB.

 Khusus

1. Pengukuran lingkar kepala dilakukan dari dahi-atas telinga-belakang kepala-


ingkaran ke atas kepala sisi sebelahnya-pertemukan di dahi, kemudian dibaca
satu sampai dua angka di belakang koma,lalu catat dan buat grafiknya.
2. Pengawasan dan pencegahan muntah.

 Catat kapan terjadi muntah dan berapa frekuensinya selama 24 jam serta berapa
banyak yang dimuntahkan.
 Berikan minum sedikit-sedikit tapi sering.
 Bila sampai terjadi muntah segera lakukan suction untuk mencegah terjadinya
aspirasi pneumonia.

1. Pengawasan kejang.

 Hitung berapa lama kejang terjadi dan frekuensinya selama 24 jam.


 Pasang tongua spatel untuk mencegah retraksi lidah yang dapat menyebabkan
perdarahan atau sumbatan pada saluran pernapasan.

1. Persiapan operasi.

 Lakukan informed consent dan informed choice pada keluarga tentang


besarnya biaya yang perlu dipersiapkan serta kemungkinan-kemungkinan yang
bisa timbul setelah dilakukan operasi.
 Siapkan hasil pemeriksaan darah,X-ray,dan CT scan.
 Surat izin operasi dari dokter.

1. Pemberian makanan dan minuman.

Biasanya tidak perlu diet, tetapi yang terpenting adalah sedikit-sedikit namun sering (
prinsip pemberian makan dan minum pada bayi yang hidrosefalus).

1. Perawatan luka.

Biasanya dilakukan 3 hari setelah operasi degan mengganti balutan 2 kali per hari.

1. Pencegahan dekubitus.

 Sebaiknya posisi anak diubah-ubah,tetapi bagian kepala harus dalam posisi


yang terjaga jangan sampai tertekan.
 Lakukan masase pada daerah yang tertekan dengan sebelumnya mengolesi
daerah tersebut dengan minyak atau lotion.

1. Mencegah terjadinya kontraktur.

Hal ini perlu diperhatikan, terutama pada anak yang belum dilakukan operasi da
sering mengalami kejang. Daerah ekstremitas atas dan bawah harus sering digerak-
gerakkan untuk menghindari kekakuan otot.

1. PRINSIP PENGOBATAN

 Tanpa pengobatan,sebanyak 40-50% kasus “didapat”,anak dapat sembuh.


 Pemberian Diamox atau furosemid yang dapat mengurangi peggunaan shunt.
Efek sampingnya adalah dehidrasi,hipernatremi,dan asidosis.
 Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki hubungan antara tempat produksi
CSS dengan tempat absorpsi.

(Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,Salemba Medika hal: 120-121)

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan

Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinalis dikarenakan adanya tekanan intrakranial yang meningkat. Hal ini
menyebabakan terjadinya pelebaran berbagai ruang tempat mengalirnya liquor.

Hidrosefalus terutama menyerang anak usia 0-2 tahun dengan penyebab utamanya
adalah kelainan kongenital,infeksi intrauterine,anoreksia,pendarahan intrakranial
akibat adanya trauma,meningoensefalitis bakterial dan viral,serta tumor atau kista
araknoid. Pada anak usia 2-10 tahun penyebab utamanya adalah tumor fossa posterior
dan stenosis akuaduktus, sedangkan pada usia dewasa penyebab utamanya adalah
meningitis,subaraknoid hemoragi,ruptur aneurisma,tumor, dan idiopatik.

1. Saran

Saran kami dalam pembuatan makalah ini,sebagai seorang bidan dan tenaga kesehatan
lainnya perlu mengetahui dan memahami seperti apa itu hidrosefalus karena penyakit
ini paling sering terjadi pada anak-anak. Diharapkan juga saran dan kritik dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarti.2010 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita.Yogyakarta:Numed

Nanny Lia Dewi, Vivian.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak


Balita.Yogyakarta:Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai