LOKASI :
RT 04 DESA BATU – BATU KEC.MUARA BADAK
SUMBER DANA :
APBDP KUTAI KARTANEGARA
B A G I A N I SY A RA T - SY A RA T U M UM
SYAR AT -SYAR AT UM UM
K E T E N T U A N U M U M PELAKSANAAN
Pasal 1 : Survey / Peninjauan Lapangan & Pembuatan Patok Batas Tanah /
Pasal 2 : Persil
Pembersihan Lapangan
Pasal 3 : Pengukuran (Uitzetten) & Pengambilan Peil
Pasal 4 : Pemakaian Ukuran
Pasal 5 : Pemeriksaan dan Pengetesan
Pasal 6 : Penanggung Jawab Pelaksanaan
Pasal 7 : Tanggung Jawab atas Pekerjaan yang Cacat
Pasal 8 : Wewenang Pengguna Anggaran untuk memasuki Tempat Pekerjaan
Pasal 9 : Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja
Pasal 10 : Halaman Pekerjaan, Kebersihan - Ketertiban
Pasal 11 : Pengawasan
Pasal 12 : Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan
Pasal 13 : Ketentuan - Ketentuan dari Pengguna Anggaran
Pasal 14 : Kewajiban Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor
Pasal 15 : Instruksi Pengawas
Pasal 16 : Bagan Kemajuan Pekerjaan & Rencana Kerja
Pasal 17 : Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan
Pasal 18 : Laporan - Laporan
Pasal 19 : Perubahan Rencana
Pasal 20 : Penyerahan Pekerjaan
Pasal 21 : Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan
Pasal 22 : Pekerjaan Tambah Kurang
B A G I A N I I SY A RA T - SY A RA T T E K N I S
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Umum
Pekerjaan Tanah
PEKE RJA AN L A N T A I D A N PE R KE R AS A N
Umum
Telford Batu Padas
Telford Batu Gunung
Pasal 1 :
Pihak-Pihak yang Bersangkutan
Pasal 2 :
Dokumen Pelelangan / Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 3 :
Produk dan Bahan yang Setara
Apabila dalam spesifikasi teknis disebutkan seuatu merek dagang ataupun produsen
tertentu, maka tidak berarti bahwa merek dagang atau hasil produsen lain tidak akan
diterima.
Penyebutan nama-nama dibuat untuk menunjukkan kualitas yang diinginkan agar
memudahkan peserta lelang dalam membuat penawaran.
Namun demikian pada waktu pelaksanaan harus diusahakan, bahwa prioritas pertama
yang dipakai adalah merek dengan jenis dan kualitas seperti yang tercantum.
Perubahan bahan/produk dapat dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu oleh
Pemilik, dalam hal ini penilaian dilakukan oleh Perencana dan Direksi lapangan, asalkan
pihak pengusul dapat membuktikan bahwa bahan/produk yang diusulkan tersebut
benar- benar setara dengan bahan/produk yang akan diganti.
Pasal 4 : Material
Pengganti
Jika dalam spesifikasi teknis disebutkan adanya meterial pengganti, pengertiannya
adalah
sebagai berikut :
Apabila dipandang perlu dari segi anggaran, maka beberapa material yang disebutkan
dalam gambar-gambar dan spesifikasi teknis akan diganti dengan material pengganti.
Para penawar wajib membuat penawaran untuk material pengganti sesuai dengan
gambar-gambar khusus dan spesifikasi teknis mengenai itu. Peserta lelang berhak
mensubtitusikan harga material kedalam bagian-bagian yang sejenis dalam surat
penawaran yang sama apabila dipandang perlu untuk menyesuaikan anggaran.
Penawar tidak dibenarkan melakukan klaim apapun atas subtitusi harga-harga ini
dan akan menerima perubahan total biaya yang timbul karenanya.
Pasal 5 :
Peninjauan Lapangan / Tempat Pekerjaan
Penawar harus melihat dan meninjau tempat pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri serta
memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai lapangan kerja, keadaan
setempat dan sekitarnya dimana pekerjaan akan dilaksanakan, penyediaan air dan daya,
tempat-tempat untuk gudang, los kerja, kantor dan sarana-sarana yang sudah ada serta hal-
hal lainnya yang akan mempengaruhi penawaran.
Peninjauan lapangan didampingi Perencana dan Direksi lapangan pada hari dan tanggal yang
akan ditentukan dalam Rapat Penjelasan dan dilakukan setelah diadakan Rapat Penjelasan
(aanwijzing) serta setelah mengajukan pertanyaan tertulis.
Pasal 1 :
Survei/Peninjauan Lapangan dan Pembuatan Patok Batas Tanah/Persil.
Pasal 2 : Pembersihan
Lapangan.
Pasal 3 :
Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil.
Pasal 4 : Pemakaian
Ukuran.
Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak dan Gambar-gambat Pelaksanaan.
Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagian- bagiannya dan segara memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau
Diureksi Lapangan tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam
pelaksanaan. Kontraktor baru diizinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi lapangan atau Konsultan
Pengawas.
Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan di dalam hal apapun menjadi
tanggung jawab kontraktor. Oleh karena itu sebelumn kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan.
Pasal 6 :
Penanggung Jawab Pelaksanaan.
Pasal 7 :
Tanggung Jawab Atas Pekerjaan yang Cacat.
Pasal 8 :
Wewenang Pengguna Anggaran untuk Memasuki Tempat Pekerjaan.
Pengguna Anggaran dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor melaksanakan pekerjaan untuk kontrak dan bilamana pekerjaan harus
dilaksanakan di bengkel kerja atau tempat-tempat lain kepunyaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor, maka Kontraktor menurut ketentuan-ketentuan dalam Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor itu harus bisa mendapatkan jaminan agar Pengguna Anggaran dan para
wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat lain kepunyaan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu.
Pasal 9 :
Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja.
Pasal 10 :
Halaman Pekerjaan, Kebersihan dan Ketertiban.
Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Direksi Lapangan, dalam
hal ini adalah Pengawas Lapangan. Direksi lapangan dapat memberikan usul-usulnya
dengan memberikan peta penetapan gudang-gudang, los kerja tempat penimbunan
bahan-bahan dan sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia.
Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan harus tetap bersih dan tertib, bebas
dari bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
Pelaksana pekerjaan dalam menempatkan barang-barang dan material-material
kebutuhan pelaksanaan harus mengatur sedemikian rupa.
Cara penempatan bahan dan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi yang
disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site.
Pasal 11 :
Pengawasan.
Pasal 12 :
Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan.
Pasal 13 :
Ketentuan-ketentuan dari Pengguna Anggaran.
Pasal 14 :
Kewajiban Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
Pasal 15 :
Instruksi Konsultan Pengawas.
1 (satu) minggu setelah dinyatakan siap sebagai pemenang lelang, K ontraktor harus telah
siap dengan bagan skema kemajuan pekerjaan (progress schedule) sesuai dengan batas
waktu maksimal yang telah ditetapkan dalam master schedule yang dibuat oleh Kontraktor
Utama.
Progress schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :
1. Barchart (bagan secara konvensionil),
2. Network Planning,
3. Volume masing-masing pekerjaan,
4. Man days (tenaga harian) yang diperlukan,
5. S-curve,
Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan schedule yang
dibuat
Kontraktor.
Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing-masing
pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedangkan didalam rencana kerja
dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga
kerja dan target per harinya.
Dalam progress schedule harus dibuat juga S-curve, gambaran mengenai nilai harga pekerjaan-
pekerjaan sesuai dengan schedule yang dibuat Kontraktor.
(S-curve tersebut ialah suatu diagram yang menggambarkan progress pekerjaan terhadap
skala
waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan
time schedule)
Kontraktor harus secara terpisah menyusun “Bagan Pengerahan Tenaga” dan “Bagan
Penyediaan
Bahan” yang diperlukan.
Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat menyebabkan ditundanya
permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan ini menjadi tanggung j awab Kontraktor seluruhnya.
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan patokan waktu yang telah
disetujui bersama didalam menyusun bagan kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan
pengerahan buruh dan bahan harus sesuai dengan personalia dan bahan yang ada.
Bagan kemajuan pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang merupakan suatu target
prestasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan penilaian progress kerja Kontraktor
atas suatu tahap maupun keseluruhan pekerjaan apakah mengalami keterlambatan, tepat pada
waktunya atau lebih cepat dari yang direncanakan dan hasil dari penilaian progress kerja ini
akan dikaitkan dengan pembayaran kepada Kontraktor sebagaimana dicantumkan pada syarat-
syarat umum ini.
Jika diperlukan maka Kontraktor wajib membuat network Planning dari kegiatan
pembangunan
tersebut.
Pasal 17 :
Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan.
Rapat Koordinasi
1. Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap bulan, dipimpin
oleh
Pengguna Anggaran dan atau Direksi lapangan atau Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Spesifikasi Page 18
Teknis
2. Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang setidaknya diwakili oleh perwakilan
yang ditunjuk/berkompeten dengan pekerjaan yang ada.
3. Dalam hal berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh ijin dengan alasan yang
benar dan dapat dipertanggung j awabkan, serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya
untuk mengambil keputusan-keputusan.
Pasal 18 :
Laporan-laporan.
Pasal 19 :
Perubahan Rencana.
Atas instruksi dan persetujuan Pengguna Anggaran, Direksi lapangan atau Konsultan Perencana
berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan memberi instruksi
tertulis kepada Kontraktor untuk dilaksanakan. Dalam hal ini Kontraktor harus bertanggung
jawab atas pekerjaan yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain kualitas
maupun
kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar-gambar kerja (kontrak), berupa
modifikasi maupun alternatif. Perubahan tersebut termasuk penambahan, pembatalan dan
atau penggantian dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.
Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Direksi lapangan menurut ketentuan
yang berlaku didalam kontrak ini dan apabila diperlukan Kontraktor diberi kesempatan untuk
Pasal 21 :
Penyelesian dan Masa Pemeliharaan.
Setelah pekerjaan dianggap terlaksaana 100 %, maka pihak Konsultan Pengawas dan
Kontraktor bersama-sama menandatangani suatu Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan
dengan ini berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
Masa pemeliharaan adalah ………......…… (…………...........….) hari kalender, terhitung sejak
tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari Kontrsktor kepada Pengguna
Anggaran.
kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti atau memperbaiki cacat-cacat maupun
kekurangan-kekurangan yang timbul dalam masa pemeliharaan yang disebabkan oleh
pemakaian bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan-
ketentuan di dalam kontrak.
Penggantian ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukan cacat-
cacat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Spesifikasi Page 22
Teknis
atau kekurangan-kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan, Direksi lapangan
berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk
itu merupakan beban Kontraktor.
Jika Pengguna Anggaran menganggap perlu, ia boleh mengeluarkan instruksi agar
Kontraktor
memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan lainnya yang akan timbul dalam masa
Pasal 22 :
Pekerjaan Tambah dan Kurang.
Pekerjaan tambah dan kurang sebagai akibat dari adanya perubahan rencana/desain dituangkan
dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100
% (penyerahan pertama pekerjaan).
Apabila pekerjaan tambah dan kurang selesai sebelum penyerahan pertama pekerjaan, maka
Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan tersebut sudah termasuk Berita
Acara Tambah dan Kurang.
Apabila pekerjaan tambah dan kurang selesai setelah penyerahan pertama pekerjaan, maka
pengajuan pekerjaan tambah dan kurang yang dituangkan dalam Berita Acara dilampiri dengan
Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Um um
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan kendali ketinggian (level) jalan dan letak as jalan,
Pekerjaan galian/urugan pada bagian-bagian tertentu yang ditentukan sesuai dengan gambar,
Pekerjaan struktur,
Pekerjaan lain sebagainya sesuai dengan gambar.
Pekerjaan Tanah
Umum
Pekerjaan tanah, pembongkaran, pembersihan, galian, urugan dan pemadatan urugan yang
termasuk dalam pekerjaan struktur atas harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum Kontraktor
memulai pekerjaan struktur atas yang sebenarnya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai dengan yang telah ditentukan di dalam gambar dan
mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Daerah yang ada harus dibersihkan dari semua
benda penghambat daerah pembangunan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur.
Bekas-bekas lubang dan sumur harus dikuras diambil lumpur serta diambil tanah lembek yang
ada didalamnya. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang ada hanya boleh disingkirkan setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-
jalinan akar harus dibersihkan sampai pada kedalaman ± ½ m dibawah permukaan tanah.
Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah tersebut harus
disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Bahan galian dari daerah pembangunan dapat dipergunakan bila memadai untuk urugan. Bahan
urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Bilamana perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Segala biaya penyelidikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Penggalian melebihi batas yang ditentukan harus dicegah. Penggalian melebihi batas
yang ditentukan harus diurug kembali hingga mencapai kerataan peil yang ditetapkan dengan
bahan urugan yang dipadatkan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah ± 50
mm
terhadap kerataan peil yang ditentukan.
Urugan
Bahan Urugan
Bahan urugan harus dipadatkan.
Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan urugan tersebut dicampur
dengan menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan kepadatannya sama. Setiap
urugan haruslah sama dalam hal bahan, kepadatan dan kelembabannya, sebelum
pengerasan dilaksanakan.
Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan yang berikutnya.
Bilamana bahan urugan tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang dikerjakan atau diganti dan cara-cara pelaksanaan akan dihentikan guna
mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh
Konsultan pengawas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Spesifikasi Page 25
Teknis
Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang berlebihan harus dipindahkan ke tempat
yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan
PEKERJAAN P ERKERASAN
PEKERJAAN PONDASI TELFORD BATU GUNUNG
Telford batu gunung merupakan lapisan struktur utama di atas lapisan perkerasan, sebagai
pondasi pada konstruksi jalan.
Pondasi telford batu gunung terdiri penggalian batu, pengangkutan, pemecahan, penghamparan,
dan pemadatan, diatas tanah dasar yang sudah di persiapkan / dipadatkan.
A. TOLERANSI UKURAN
Batu pecah di susun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu ikatan konstruksi antara
satu sama lain dengan ketebalan tertentu sesuai dengan gamabar rencana atau sesuai dengan
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Lapisan permukaan pondasi harus diselesaikan mencapai lebar kelandaian, dan
kemiringan
melintang jalan seperti yang di syaratkan dalam gambar rencana, tidak boleh
ada ketidakteraturan dalam bentuk dan permukaan harus rata dan seragam. Batu – batu
harus dipasang berdiri dan saling mengunci.
Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jalan di uji dengan mistar
sepanjang
3,00 m yang diletakkan sejajar atau melintang jalan, selisih ukuran tidak melebihi 1,5
cm.
B CONTOH BAHAN
Bahan yang digunakan untuk pondasi telford harus batu gunung tua dan semple bahan
harus diserahkan kepada Direksi teknik untuk mendapatkan persetujuan pemakaian paling
sedikit
14 hari sebelum pekerjaan di mulai.
Tidak boleh ada perubahan sumber pemasukan atau kualitas bahan yang dizinkan tanpa
persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai tambahan
contoh tanah dan hasil – hasil test lebih lanjut serta persetujuan seperti di atas.
C. PERBAIKAN PEKERJAAN.
Setiap bahan pondasi telford yang tidak memenuhi spesifiksi ini apakah sudah dipasang
atau belum di tolak dan di letakkan di samping sebagai bahan penimbunan atau dibuang
keluar lokasi proyek sesuai yang diperintahkan oleh Direksi teknik.Setiap bagian
pekerjaan lapis pondasi telford yang menunjukkan ketidakteraturan atau kerukan di
karenakan penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi, persyaratan ini harus di betulkan dengan perbaikan dan pergantian atas
bahan dan biaya kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.