Article History : Latar Belakang : Diabetes Mellitus merupakan salah satu jenis
Received: July, 6th, 2018 penyakit tidak menular yang dialami oleh sebagian masyarakat
Revised form: July-August, 2018 Indonesia. Peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus
Accepted: August, 27th, 2018 dipengaruhi oleh perilaku hidup tidak sehat yang dilakukan oleh
Published: August, 30th, 2018 banyak masyarakat di Indonesia. Salah satu faktor yang memicu
peningkatan kadar gula pada penderita diabetes mellitus adalah
Kata Kunci : tidak teraturnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita
Tingkat aktivitas fisik, Blood diabetes mellitus itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Sugar Nuchter, Diabetes Mellitus mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan Blood Sugar
Tipe 2 Nuchter pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode : Desain
penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Variabel penelitian ini yaitu tingkat
aktivitas fisik dan Blood Sugar Nuchter. Sampel yang diambil
menggunakan simple random sampling sebanyak 44 pasien
diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kebonsari. Instrumen
menggunakan kuisioner IPAQ, glukometer dan lembar
observasi. Data di analisis menggunakan uji korelasi pearson
dengan ρ<0,05. Hasil : Dari analisa data yang dilakukan,
menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di Puskesmas Kebonsari sebagian besar
melakukan aktivitas fisik sedang dengan Blood Sugar Nuchter
126-150 Mg/dl. Uji korelasi pearson menunjukkan adanya
hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kadar gula darah ρ =
0,00. Kesimpulan : Implikasi penelitian ini adalah tingkat
akivitas fisik berhubungan dengan Blood Sugar Nuchter
sehingga pasien diabetes dapat menjaga kestabilan kadar gula
darah dengan berolahraga atau melakukan kegiatan fisik sehari-
hari secara rutin
Halaman | 39
Jurnal Keperawatan
Halaman | 40
Jurnal Keperawatan
HASIL PENELITIAN
Blood Sugar Nuchter
Total
Aktivitas Fisik 126-150 Mg/dl 151-175 Mg/dl 176-200 Mg/dl
F % F % F % N %
<600 METs 0 0 2 28,6 5 71,4 7 100
> 600 METs 4 21 14 73,7 1 5,3 19 100
>1500 METs 18 100 0 0 0 0 18 100
Total 22 50 16 36,4 6 13,6 44 100
Nilai Uji Statistik Korelasi Pearson 0,001 (ρ= -913)
Berdasarkan hasil penelitian 44 responden didapatkan hasil aktivitas fisik ringan < 600 METs
mempunyai Blood Sugar Nuchter 151-175Mg/dl 2 orang (28,6%), 176-200 Mg/dl 5 orang (71,4%),
aktivitas fisik sedang >600 METs mempunyai Blood Sugar Nuchter 126-150Mg/dl 4 orang (21%), 151-
175 Mg/dl 14 orang (73,7%), 176-200 Mg/dl 1 orang (5,3%), aktivitas berat >1500 METs mempunyai
Blood Sugar Nuchter 126-150 Mg/dl 18 orang (100%).
sensivitas insulin. Laju transport glukosa ke dalam merangsang sensivitas insulin sehingga otot akan
otot yang sedang berolahraga dapat meningkat 10 lebih banyak menggunakan glukosa
kali selama melaksanakan aktivitas fisik sedang- Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
berat. Peneliti berasumsi bahwa pasien dengan dari 44 responden didapatkan bahwa Blood Sugar
aktivitas fisik ringan memilki Blood Sugar Nuchter Nuchter dengan hasil uji statistik korelasi pearson
yang masih tinggi 176-200 Mg/dl dikarenakan dengan taraf signifikan ρ < 0,05 (dengan
aktivitas yang dilakukan sehari hari kurang, menggunakan SPSS 16,0) ρ pada pasien tingkat
semakin otot yang aktif maka semakin banyak pula aktivitas fisik bahwa nilai koefisien pearson
penggunaan glukosa sehingga Blood Sugar korelasi -0,913 dengan ρ = 0,05 artinya H0 ditolak
Nuchter bisa terkendali. dan H1 diterima. Ini menyatakan ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat aktivitas anatara tingkat akivitas fisik dengan Blood Sugar
fisik sedang > 600 METs mempunyai Blood Sugar Nuchter pasien. Peneliti berasumsi bahwa Tingkat
Nuchter 126-150Mg/dl 4 orang (21%), 151-175 aktivitas fisik akan mempengaruhi Blood Sugar
Mg/dl 14 orang (73,7%), 176-200 Mg/dl 1 orang Nuchter, semakin banyak aktivitas fisik yang
(5,3%). Menurut Ernawati (2013), selama dilakukan maka akan membuat jaringan otot
berolahraga sel otot kan lebih banyak menjadi aktif sehingga dapat merangsang
menggunakan glukosa dan bahan bakar nutrient sensivitas insulin
lain untuk menjalankan aktivitas kontraktil. Laju Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
transport glukosa ke dalam otot yang sedang dari 44 responden didapatkan bahwa tingkat
berolahraga dapat meningkat 10 kali selama aktivitas fisik dengan Blood Sugar Nuchter. Hasil
melaksanakan aktivitas fisik sedang-berat. Respon uji statistik korelasi pearson menunjukkan taraf
inihanya terjadi disetiap olahraga, tidak merupakan signivikan ρ < 0,05 (dengan menggunakan SPSS
efek yang menetap atau berlangsung lama, 16,0) ρ pada pasien tingkat aktivitas fisik bahwa
sehingga olahraga harus dilakukan secara teratur. nilai koefisien pearson korelasi -0,913 dengan ρ =
Peneliti berasumsi bahwa pasien yang melakukan 0,05. Ini menyatakan ada hubungan anatara tingkat
aktivitas fisik sedang rata-rata mempunyai Blood akivitas fisik dengan Blood Sugar Nuchter pada
Sugar Nuchter 151-175 Mg/dl 13 orang pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
dikarenakan otot yang aktif akan merangsang Kebonsari Kota Surabaya. Artinya apabila semakin
sensivitas insulin sehingga kadar glukosa bisa banyak aktivitas yang dilakukan maka diharapkan
terkendali kestabilan Blood Sugar Nuchter akan tetap terjaga
Berdasarkan hasil penelitian tingkat aktivitas
fisik berat >600 METs mempunyai Blood Sugar KESIMPULAN
Nuchter 126-150 Mg/dl 18 orang (100%). Menurut Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
Barnes D.E (2012) Pengaruh olahraga terhadap hasil pengujian pada pembahasan yang
pengendalian glukosa terdapat 2 pengaruh yaitu dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan
akut dan kronis. Pengaruh akut yaitu berpengaruh sebagai berikut :
langsung dengan kecepatan pemulihan glukosa 1. Tingkat aktivitas fisik pada pasien diabetes
otot (seberapa banyak otot mengambil glukosa di mellitus tipe 2 di wilayah Puskesmas Kebonsari
aliran darah) yang disebut dengan glikogen pada sebagian besar melakukan aktivitas fisik
otot (glikogen merupakan bentuk penyimpanan sedang.
glukosa). Saat berolahraga, otot akan 2. Hasil Blood Sugar Nuchter pada pasien
menggunakan glukosa yang berada di dalam otot diabetes mellitus tipe 2 di wilayah Puskesmas
dan jika glukosa berkurang, otot akan mengisi Kebonsari Kota Surabaya sebagian besar
kekurangan dengan mengambil glukosa darah. Hal mempunyai Blood Sugar Nuchter 126-150
tersebut berakibat menurunkan kadar glukosa Mg/dl.
darah sehingga memperbesar pengendalian glukosa 3. Ada hubungan tingkat aktivitas fisik dengan
saat berolahraga. Pengaruh kronis berolahraga Blood Sugar Nuchter pada pasien diabetes
berhubungan dengan peningkatan kecepatan otot mellitus tipe 2 kota Surabaya
yang aktif secara metabolisme. Semakin sering
berolahraga maka dapat menghasilkan otot yang
aktif sehingga semakin banyak pula penggunaan DAFTAR PUSTAKA
glukosa sehingga dapat menjaga Blood Sugar Barnes, D. E. (2012). Program Olahraga
Nuchter tetap terkendali. Peneliti berasumsi bahwa Diabetes“Panduan untuk mengendalikan
pasien yang melakukan aktivitas fisik berat glukosa darah”. Yogyakarta: Citra Aji
memilki Blood Sugar Nuchter 126-150 Mg/dl Pramana.
karena semakin besar otot yang aktif maka akan
Halaman | 42
Jurnal Keperawatan
Bryer-Ash,M..(2012). 100 Tanya Jawab Mahendra, dkk.(2008). Care Your Self Diabetes
Mengenai Diabetes. Jakarta: PT. Indeks Melitus. Jakarta: Penebar Plus.
Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Maulana, M. (2012). Mengenal Diabetes
Keperawatan Diabetes melitus terpadu Melitus “ Panduan Praktis
Dengan penerapan teori keperawatan SELF Menangani Penyakit Kencing
CARE OREM. Jakarta : Wacana media. Manis”.Yogyakarta: Kata Hati,
Haskell, William L.dkk. (2007). Physical Activity Misnadiarly. (2006). Diabetes Melitus :
and Public Health: Updated Gangguan, Ulcer, Infeksi, Mengenai
Recommendation for Adults From Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah
the American College of Sports Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer
Medicine and the American Heart Obor.
Association. University of South Tjokroprawiro, A. 2011.Hidup Sehat Bersama
Carolina Scholar Commons. Diabetes “Panduan lengkap pola makan
Karim, Faizati. (2012). Panduan Kesehatan untuk penderita diabetes” . Jakarta:
dan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. PT.Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta : Departemen Kesehatan Waluyo, S. & Putra, Budhi mahendra. 2013. Cek
Kemendikbud. (2015). Pendidikan Jasmani, Kesehatan Anda Pria Usia 50 Tahun.
Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Kementrian pendidikan dan Kebudayaan. Kelompok Gramedia
Halaman | 43