Abstrak
Dampak financial deepening terhadap pertumbuhan ekonomi telah menjadi debat selama beberapa
dekade. Penelitian ini menganalisa dampak financial deepening terhadap pertumbuhan ekonomi tingkat
provinsi di Indonesia periode tahun 2001 sampai dengan 2016. Penggunaan data level provinsi selain
jarang ditemukan dalam literatur juga untuk mengurangi heterogenitas yang tidak teramati pada data
cross section antar negara. Pendekatan financial deepening dalam penelitian ini dibatasi pada sisi
perbankan; mengingat dalam sistem keuangan Indonesia peran sektor perbankan masih sangat dominan
dibandingkan sektor keuangan lainnya. Melalui pendekatan data panel, diperoleh hasil bahwa terdapat
korelasi positif yang signifikan antara financial deepening dengan pertumbuhan ekonomi regional yang
mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam kaitan ini diperlukan langkah serius pemerintah
untuk terus melakukan pendalaman pasar keuangan domestik khususnya melalui sektor perbankan.
Kata Kunci: Financial deepening; pertumbuhan ekonomi regional; data panel
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
Pendahuluan
Perkembangan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari pengembangan sektor
keuangan di negara tersebut. Peran sektor keuangan sebagai fungsi perantara menjadi jembatan
antara orang-orang yang memiliki kelebihan dana dan mereka yang memiliki kekurangan dana.
Dalam perkembangannya, sistem keuangan dituntut tidak hanya untuk menjalankan fungsi
intermediasinya dengan baik, tetapi juga harus memiliki resistensi yang tinggi terhadap
kemungkinan gejolak ekonomi. Pengalaman krisis menunjukkan bahwa tanpa ketahanan yang
baik dari sistem keuangan, proses pembangunan ekonomi jangka panjang dapat hancur dalam
sekejap. Sistem keuangan Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997. Keuletannya
membuat sistem perbankan Indonesia yang dominan tidak mampu menanggung dampak negatif
dari krisis yang menghantam Indonesia. Runtuhnya sektor perbankan mengakibatkan aliran
pembiayaan terhambat sehingga kegiatan ekonomi menurun tajam; termasuk dampak negatif
dalam bentuk meningkatnya pengangguran dan jumlah orang miskin.
Survei Literasi Keuangan Bank Indonesia 2012 menyimpulkan bahwa mayoritas populasi
di Indonesia memiliki kemampuan yang rendah untuk mengakses layanan keuangan bank. Hasil
survei mencatat hanya 35,31% dari populasi orang dewasa Indonesia yang telah dilayani oleh
bank. Sementara itu, Survei Rumah Tangga Bank Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan
bahwa hanya 48% rumah tangga Indonesia yang menabung di bank, lembaga keuangan non-
bank, dan lembaga non-keuangan.
Kondisi ini sejalan dengan hasil identifikasi Bank Dunia pada tahun 2011 yang
menyatakan bahwa penduduk Indonesia memiliki akses yang relatif terbatas ke lembaga jasa
keuangan. Berdasarkan
24 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Harisuddin
Financial Deepening Impacts on Regional Economic Growth
dalam studi Bank Dunia, hanya 20% orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening di
lembaga keuangan. Persentasenya di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti
Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Berdasarkan teori ekonomi, sistem perbankan yang efisien, sistem keuangan, dan pasar
modal adalah cara yang paling produktif dan berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sistem keuangan yang efisien sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan di negara-
negara berkembang seperti Asia karena efisiensi investasi akan menaungi investasi sebagai
pendorong pertumbuhan di kawasan (Estrada et al., 2010). Meskipun teori-teori menunjukkan
hubungan antara pendalaman keuangan dengan pertumbuhan ekonomi, selama bertahun-tahun
perdebatan terkait masih berlangsung. Sejak Schumpeter (1911) mengusulkan argumen yang
menunjuk pada efek peningkatan produktivitas dan pertumbuhan dari peningkatan layanan yang
disediakan oleh sektor keuangan, beberapa literatur teoritis dan empiris telah muncul.
Cameron et al. (1967) berpendapat bahwa sistem keuangan dapat mendorong dan
didorong oleh pertumbuhan ekonomi; meskipun ia menekankan pentingnya kualitas layanan
dan efisiensi sistem keuangan. Fitur penting dari sistem keuangan dalam mendorong
pertumbuhan oleh Cameron et al. (1967) meliputi: Pertama, intermediasi keuangan yang
disediakan oleh
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 25
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
bank berfungsi sebagai wahana untuk menyalurkan dana dari penabung yang menghindari risiko
kepada orang-orang yang menghindari risiko melalui pengembangan bisnis. Kedua,
intermediasi keuangan memberikan insentif kepada investor melalui pengurangan biaya
pinjaman untuk mendorong pengusaha untuk melakukan investasi yang lebih signifikan. Ketiga,
lembaga keuangan menciptakan kemungkinan alokasi efisien yang seringkali tidak produktif
pada tahap awal industrialisasi. Keempat, lembaga keuangan, terutama bank dapat
mempromosikan pengembangan teknologi. Cameron et al. (1967) berpendapat bahwa sebagian
besar inovasi teknis yang diperkenalkan oleh perusahaan mapan memiliki akses ke pembiayaan
bank. Pandangan Cameron tidak terletak pada pertimbangan teoretisnya. Dia memberikan studi
kasus terperinci tentang interaksi sukses antara sistem keuangan dan pertumbuhan dalam proses
industrialisasi yang dilakukan di Inggris, Skotlandia, Prancis, Belgia, Jerman, Rusia, dan Jepang
pada awal abad ke-19.
Pada tahun 70-an, diskusi tentang hubungan antara sistem keuangan dan pertumbuhan
ekonomi terkonsentrasi pada fenomena represi keuangan, kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan melalui kebijakan suku bunga rendah dan kebijakan
moneter yang menekankan pada penurunan inflasi. McKinnon (1973) dan Shaw (1973)
menentang kebijakan ini dan menyarankan untuk meningkatkan peran sektor keuangan dalam
meningkatkan volume tabungan melalui pemberian insentif yang memadai. Untuk
meningkatkan tabungan dan investasi, mereka merekomendasikan pemerintah untuk
menghapuskan plafon suku bunga. Banyak pemerintah di negara-negara berkembang mengikuti
saran kebijakan ini dan dapat mencapai percepatan yang signifikan dalam tingkat pertumbuhan
mereka meskipun kadang-kadang tingkat bunga riil terlalu tinggi dan cenderung berfluktuasi.
Beberapa penelitian yang mendukung hubungan pasokan terkemuka adalah Levine et al.
(2000), Beck et al. (2000) dan Rousseau & Wachtel (2011). Levine et al. (2000)
mengidentifikasi dampak komponen eksogen dari pengembangan lembaga keuangan terhadap
pertumbuhan ekonomi di 74 negara dan membagi rata-rata periode data 7 tahun menjadi lima
interval. Mereka menemukan korelasi positif antara variabel eksogen dari pengembangan
lembaga keuangan pada pertumbuhan ekonomi. Levine (1997), antara lain, digunakan variabel
rasio kewajiban cair bank dan lembaga keuangan non-bank terhadap PDB, dan kredit swasta
terhadap PDB sebagai ukuran indikator variabel eksogen dari lembaga keuangan
Harisuddin
Financial Deepening Impacts on Regional Economic Growth
/ GDP) dan pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini Beck et al. (2000) menggunakan
variabel pendapatan awal per kapita, usia sekolah rata-rata (untuk mengukur investasi dalam
sumber daya manusia), keterbukaan ekonomi, dan variabel stabilitas ekonomi makro seperti
inflasi dan kontribusi pengeluaran pemerintah sebagai variabel kontrol dalam model.
Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mengidentifikasi hubungan antara pendalaman
keuangan dan pertumbuhan ekonomi dalam lingkup regional di Indonesia dengan menggunakan
regresi efek tetap. Studi ini adalah upaya pertama dalam mengidentifikasi pendalaman keuangan
dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Indonesia. Juga, kesamaan karakteristik ekonomi,
sosial, budaya dan keuangan daerah di Indonesia yang masih didominasi oleh sektor perbankan
diharapkan menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat dan mengurangi data bias dari
penelitian sebelumnya. Selanjutnya, bagian 2 menjelaskan tinjauan referensi, bagian 3
memaparkan metodologi yang digunakan dalam penelitian, bagian 4 menggambarkan estimasi
dan hasil analisis, dan bagian 5 menyajikan kesimpulan, rekomendasi, dan saran
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 27
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
Metode
Pendalaman pasar keuangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Pasar
keuangan yang lebih dalam (financial deepening) akan mempercepat pertumbuhan ekonomi;
sebaliknya, pasar keuangan yang dangkal akan menghambat percepatan pertumbuhan ekonomi
daerah. Fakta ini terkait dengan kontribusi sektor keuangan terhadap pengembangan
pembiayaan.
Plot pemikiran antara pendalaman keuangan dan pertumbuhan ekonomi dalam penelitian
ini mengacu pada kerangka kerja konseptual yang dikembangkan oleh Levine (1997). Menurut
Levine, transmisi antara pengembangan keuangan dan pertumbuhan ekonomi dapat
menjelaskan melalui lima fungsi utama, yaitu: Pertama, Memobilisasi tabungan ke dalam
jangkauan yang lebih luas yang mengarah pada tingkat investasi yang lebih tinggi dan
akumulasi modal yang lebih cepat; sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat. Kedua,
kumpulkan informasi sejak dini tentang kemungkinan investasi dan alokasi sumber daya.
Ketiga, memantau dan mengawasi manajemen perusahaan setelah memberikan pembiayaan.
Keempat, fungsi manajemen risiko. Kelima, memfasilitasi transaksi dengan meminimalkan
biaya transaksi dalam pertukaran dan kegiatan ekonomi.
Selain pandangan di atas, Fung (2009) berpendapat bahwa ada dua jalur utama dari
sistem keuangan dalam mempercepat pertumbuhan: melalui faktor produktivitas dan faktor
akumulasi modal. Pada jalur produktivitas, inovasi keuangan dan teknologi dapat mengurangi
asimetri informasi yang dapat mendorong pemantauan dan pemilihan proyek investasi yang
lebih baik. Liberalisasi keuangan dapat meningkatkan pembagian risiko untuk mengurangi
biaya modal dan meningkatkan investasi yang menghasilkan peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Pada garis akumulasi modal, sistem keuangan yang terorganisir dapat meningkatkan
efisiensi dengan memanfaatkan sumber daya yang tidak produktif menjadi lebih baik.
DEP (model 2) yang menunjukkan perbandingan antara Dana Deposito yang dikumpulkan oleh
bank di suatu daerah dengan PDRB daerah pada periode tertentu. Kedua variabel ini banyak
digunakan oleh para peneliti sebelumnya seperti King & Levine (1993), Levine & Zervos
(1998), Beck et al. (2000), Wachtel, (2003), Christopoulos & Tsionas (2004), Seetanah et al.
(2009), dan Ardic & Damar (2006).
Model ini menggunakan lima variabel sebagai variabel kontrol yang digunakan. Pertama,
variabel INVGDP adalah rasio PMTB terhadap nominal PDRB. Kedua, variabel OPEN
mewakili tingkat keterbukaan ekonomi yang dihitung dari total ekspor dan impor dibandingkan
dengan PDRB di masing-masing daerah. Ukuran GOV atau pemerintah adalah kontrol ketiga
yang diproksi dengan rasio antara konsumsi / pengeluaran pemerintah terhadap PDB provinsi.
Keempat, EMP adalah tingkat partisipasi angkatan kerja. Yang terakhir, HUMCAP,
menggambarkan sumber daya manusia yang diproksi dengan dua indikator: populasi berusia 25-
64 tahun dengan pendidikan menengah atas (SER) dan periode sekolah (YEARSEDU).
Menggunakan dua model spesifikasi log, penelitian ini mengembangkan persamaan umum
di atas menjadi sebagai berikut dua model empiris
simbol j menunjukkan jenis indikator variabel HUMCAP pada model terpisah. Sedangkan
ε untuk menunjukkan istilah error; i mewakili dimensi wilayah / area symbol dan t
menunjukkan dimensi waktu. Huruf kecil menunjukkan bentuk model dalam natural
logaritma.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dipublikasikan secara berkala. Variabel PDRB, tahun pendidikan, ekspor, dan impor
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) sedangkan sisa dana Deposito (DEP)
dan sisa kredit bersumber dari Bank Indonesia (BI). Studi ini akan mencakup 25
provinsi (tidak termasuk provinsi baru hasil ekspansi) dengan database tahunan dari
2001 hingga 2016. Pemilihan periode pengamatan berdasarkan kondisi sektor keuangan
Indonesia yang relatif lebih stabil setelah krisis ekonomi yang melanda ekonomi
global. , termasuk bahasa Indonesia, pada tahun 1997-1998.
Hasil estimasi pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pendalaman keuangan di kedua model
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap PDRB per kapita; membuktikan hipotesis
awal penelitian. Dari empat model, peningkatan 10% dalam pendalaman keuangan dapat
meningkatkan PDRB per kapita sekitar 1,7% -3,1% dengan asumsi variabel lain konstan.
Menariknya,
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 29
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
Control Variable
(0.0415) (0.0641)
(0.152) (0.180)
R-Squared 0.8696 0.8780 0.8409 0.8629
Number of groups 25 25 25 25
Standard errors in parentheses
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1
30 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Harisuddin
Financial Deepening Impacts on Regional Economic Growth
Hubungan positif antara pendalaman keuangan dan PDRB konsisten dengan beberapa
teori dan studi empiris. Pandangan tentang penawaran (pertumbuhan yang dipimpin oleh
keuangan) yang menyatakan bahwa pendalaman keuangan dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi sejalan dengan hubungan positif yang ditunjukkan dalam hasil penelitian. Selain itu,
hubungan positif ini juga sejalan dengan pandangan Solow-Swan Model dengan asumsi bahwa
dalam perekonomian semua tabungan publik disalurkan ke kegiatan investasi dan penambahan
stok modal yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain,
penelitian ini kontras dengan argumen yang mengatakan bahwa liberalisasi keuangan dapat
memperlambat pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, pada
kenyataannya, itu memiliki dampak positif yang mirip dengan kebanyakan studi di negara-
negara maju. Studi empiris dari Levine et al. (2000), Beck et al. (2000), Seetanah (2007) dan
Rousseau & Wachtel (2011) adalah contoh studi yang menunjukkan pengaruh positif dari
pendalaman keuangan pada PDRB.
Semua penentu variabel kontrol memiliki hasil estimasi yang sesuai dengan hipotesis
awal. Variabel rasio investasi terhadap PDRB (invgdp) menunjukkan pengaruh positif pada
kedua model dan signifikan dalam model 2. Mengarahkan pengeluaran untuk kegiatan investasi
menciptakan input baru dalam proses produksi secara eksternal; ini akan mendorong kegiatan
bisnis di tingkat perusahaan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat agregat (Barro, 1990).
Hubungan positif pada pengeluaran pembangunan pemerintah secara empiris ditemukan di Arab
Saudi (Alshahrani & Alsadiq, 2014) dan beberapa negara Asia (Attari & Javed, 2013), dan
Eropa (Alexiou, 2009).
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 31
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
Mengenai variabel modal manusia, ada korelasi positif yang signifikan baik melalui
indikator pendaftaran tingkat dasar (ser) dan periode sekolah (yearsedu) terhadap PDB per
kapita di tingkat provinsi. Fakta ini berarti bahwa setiap peningkatan dalam rasio tingkat
pendaftaran sekolah dasar akan memengaruhi pertumbuhan pendapatan per kapita. Hasil ini
sejalan dengan pandangan teori pertumbuhan ekonomi endogen yang menyatakan bahwa
kualitas sumber daya manusia memiliki peran penting baik dalam memanfaatkan eksternalitas
melalui pembelajaran dan menciptakan eksternalitas melalui sektor R & D yang kompetitif
(Romer, 1989). Banyak jenis literatur bahkan mengatakan bahwa modal manusia adalah salah
satu faktor paling kritis dalam pertumbuhan ekonomi (Pelinescu, 2015; Mankiw et al., 1992)
yang didukung oleh beberapa studi empiris seperti de La Fuente & Domenéch (2006), dan
Blundell, dkk. (1999).
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa pendalaman pasar keuangan sangat penting untuk
dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan, karena selain terbukti secara empiris untuk
mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi regional, juga akan mendorong kemandirian
pembiayaan daerah dan mengurangi ketergantungan keuangan eksternal yang sangat rentan.
untuk masalah global. Upaya untuk memperdalam pasar keuangan melalui program inklusi
keuangan dan pembentukan Tim Akselerasi Akses Keuangan Daerah (TPKAD) harus terus
ditingkatkan. Selain itu, perlu untuk memperbaiki infrastruktur, jaringan dan penghapusan
hambatan lain yang membatasi aksesibilitas publik terhadap sistem keuangan sehingga
masyarakat
Harisuddin
Financial Deepening Impacts on Regional Economic Growth
terkait dengan sistem keuangan secara inklusif. Dengan demikian, mobilisasi dana
domestik menjadi lebih besar.
Perbedaan dalam karakteristik regional seperti kondisi ekonomi, sosial dan budaya
harus dipertimbangkan dalam menerapkan kebijakan pendalaman keuangan; sehingga
strategi pendalaman pasar keuangan dapat bekerja secara efektif. Karena faktor tenaga kerja
(EMP), modal manusia (HUMCAP), keterbukaan perdagangan (OPEN) dan Ukuran
Pemerintah (GOV) secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dengan
demikian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengurangan pembatasan
perdagangan internasional, dan alokasi pengeluaran pemerintah yang produktif harus terus
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan..
References
Alexiou, C. (2009). Government Spending and Economic Growth: Econometric Evidence from
the South Eastern Europe (SEE). Journal of Economic and Social Research, 11(1), 1–16.
Alrabadi, D. W. ., & Kharabsheh, B. A. (2016). Financial Deepening and Economic Growth:
The Case of Jordan. Journal of Accounting and Finance, 16(6), 158–166.
Alshahrani, S. A., & Alsadiq, A. J. (2014). Economic Growth and Government
Spending in Saudi Arabia: an Empirical Investigation (No. WP/14/3). IMF
Working Paper. https:// doi.org/10.5089/9781484348796.001.
Ardic, O. P., & Damar, H. E. (2006). Financial Sector Deepening and Economic Growth:
Evidence from Turkey. MPRA Paper 4077.
Attari, M. I. J., & Javed, A. Y. (2013). Inflation, Economic Growth and Government
Expenditure of Pakistan: 1980-2010. Procedia Economics and Finance, 5, 58–67.
https://doi.org/ 10.1016/S2212-5671(13)00010-5
Barro, R. J. (1990). Governnment Spending in Simple Model of Endogenous Growth.
Journal of Political Economy, 98(5 Part 2), S103–S125. https://doi.org 10.1086/261726
Beck, T., Levine, R., & Loayza, N. (2000). Finance and the Sources of Growth. Journal
of Financial Economics, 58(1–2), 261–300. https://doi.org /10.1016/S0304-
405X(00)00072-6
Blundell, R., Dearden, L., Meghir, C., & Sianesi, B. (1999). Human Capital Investment: The
Returns from Education and Training to the Individual, the Firm and the Economy. Fiscal
Studies, 20(1), 1–23. https://doi.org/10.1111/j.1475-5890.1999.tb00001.x
Brandl, M. W. (2002). The Role of Financial Institution in Long Run Economic Growth.
Retrieved from:www.buc.utexas.edu/faculty/Michael .brandl,:12-02-02
Butkiewicz, J. L., & Yanikkaya, H. (2011). Institutions and the Impact of Government
Spending on Growth. Journal of Applied Economics, 14(2), 319–341.
https://doi.org/ 10.1016/S1514-0326(11)60017-2
Cameron, R., Crisp, O., Patrick, H. T., & Tilly, R. (1967). Banking in The Early Stages
of Industrialization: a Study in Comparative Economic History. New York:
Oxford University Press.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 33
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
Caporale, G. M., Rault, C., Sova, R., & Sova, A. (2009). Financial Development and
Economic Growth: Evidence from Ten New EU Members. Economics and Finance
Working Paper Series No. 09-37.
Christopoulos, D. K., & Tsionas, E. G. (2004). Financial Development and Economic
Growth: Evidence from Panel Unit Root and Cointegration Tests. Journal of
Development Economics, 73(1), 55–74. https://doi.org/10.1016/j.
jdeveco.2003.03.002
Cojocaru, L., Falaris, E. M., Hoffman, S. D., & Miller, J. B. (2015). Financial System
Development and Economic Growth in Transition Economies: New Empirical
Evidence from the CEE and CIS Countries. Emerging Markets Finance and
Trade, 52(1), 223–236. https://doi.org/10.1080/1540496X.2015.1013828
de La Fuente, A., & Domenéch, R. (2006). Human Capital In Growth Regressions: How
Much Difference Does Data Quality Make? Journal of the European Economic
Association, 4(1), 1–36. https://doi.org/10.1162/jeea.2006.4.1.1
Dornbusch, R., & Reynoso, A. (1989). Financial Factors in Economic Development.
The American Economic Review, 79(2), 204–209.
Estrada, G., Park, D., & Ramayandi, A. (2010). Financial Development and Economic
Growth in Developing Asia. ADB Economics Working Paper Series No. No. 233.
Fung, M. K. (2009). Financial Development and Economic Growth: Convergence or
Divergence? Journal of International Money and Finance, 28(1), 56–67.
https://doi. org/10.1016/j.jimonfin.2008.08.001
Guseh, J. S. (1997). Government Size and Economic Growth in Developing Countries:
A Political-Economy Framework. Journal of Macroeconomics, 19(1), 175–192.
https:// doi.org/10.1016/S0164-0704(97)00010-4
Kapsos, S. (2005). The Employment Intensity of Growth: Trends and Macroeconomic Determinants
(Employment Strategy Paper No. 2005/12). https://doi.org/10.1057/9780230627383
Keho, Y., & Wang, M. G. (2017). The Impact of Trade Openness on Economic Growth:
The case of Cote d’Ivoire. Cogent Economics and Finance, 5(1), 1–14.
https://doi.org /10.1080/23322039.2017.1332820
Khan, A. R. (2007). Growth, Employment and Poverty: An analysis of the vital nexus
based on some recent UNDP and ILO/SIDA Studies. DESA Working Paper No.
49/ST/ ESA/2007/DWP/49.
King, R. G., & Levine, R. (1993). Finance and Growth: Schumpeter Might be Right.
The Quarterly Journal of Economics, 108(3), 717–737. hhttps://doi.org/
10.2307/2118406
Kularatne, C. (2002). An Examination of the Impact of Financial Deepening on Long‐
Run Economic Growth: An Application of a VECM Structure to a Middle‐Income
Country Context. South African Journal of Economics, 70(4), 300–319.
https://doi. org /10.1111/j.1813-6982.2002.tb01185.x
34 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Harisuddin
Financial Deepening Impacts on Regional Economic Growth
Levine, R. (1997). Financial Development and Economic Growth: Views and Agenda.
Journal of Economic Literature, 35(2), 688–726.
Levine, R., Loayza, N., & Beck, T. (2000). Financial Intermediation and Growth:
Causality and Causes. Journal of Monetary Economics, 46(1), 31–77.
https://doi.org/10.1016/ S0304-3932(00)00017-9
Levine, R., & Zervos, S. (1998). Stock Markets, Banks, and Economic Growth. The
American Economic Review, 88(3), 537–558.
Mankiw, N. G. (2003). Macroeconomics (5th ed.). New York: Worth Publisher.
Mankiw, N. G., Romer, D., & Weil, D. N. (1992). A Contribution to the Empirics of
Economic Growth. The Quarterly Journal of Economics, 107(2), 407–437.
https://doi. org/10.2307/2118477
Marelli, E., & Signorelli, M. (2011). China and India: Openness, Trade and Effects on
Economic Growth. The European Journal of Comparative Economics, 8(1), 129–154.
McKinnon, R. I. (1973). Money and Capital in Economic Development. Washington D. C.:
Brookings Institution.
Nowbutsing, B. M. (2014). The Impact of Openness on Economic Growth: Case of
Indian Ocean Rim Countries. Journal of Economics and Development Studies, 2
(2), 407–427.
Pelinescu, E. (2015). The Impact of Human Capital on Economic Growth. Procedia Economics
and Finance, 22, 184–190. https://doi.org/10.1016/S2212-5671(15)00258-0
Romer, P. M. (1989). Human Capital and Growth: Theory and Evidence (NBER
Working Paper No. No. 3173). https://doi.org/10.3386/w3173
Rousseau, P. L., & Wachtel, P. (2011). What is Happening to The Impact of Financial
Deepening on Economic Growth? Economic Inquiry, 49(1), 276–288. https://doi.
org/10.1111/j.1465-7295.2009.00197.x.
Schumpeter, J. A. (1911). The Theory of Economic Development. Cambridge: Harvard
University Press.
Seetanah, B. (2007). Financial Development and Economic Growth. IUP Journal of
Bank Management, 6(4), 7–16.
Seetanah, B., Ramessur, S. T., & Rojid, S. (2009). Financial Development and Economic
Growth: New Evidence From a Sample of Island Economies. Journal of Economic
Studies, 36(2), 124–134. https://doi.org/10.1108/01443580910955033
Shaw, E. S. (1973). Financial Deepening in Economic Development. New York: Oxford
University Press.
Stiglitz, J. E. (1989). Financial Markets and Development. Oxford Review of Economic
Policy, 5(4), 55–68. https://doi.org/10.1093/oxrep/5.4.55
Wachtel, P. (2003). How Much do We Really Know About Growth and Finance?
Economic Review Federal Reserve Bank of Atlanta, 88(1), 33–48.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan 35
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi
Volume 8 (1), 2019: 23 - 36
36 http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan
DOI: htttp://dx.doi.org/10.15408/sjie.v8i1.8944