Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering
dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-
keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa
juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu
tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras
dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya sistem
pengendalian manajemen yang baik (Putri dkk, 2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Majed (2013) menunjukan bahwa sistem pengendalian
manajemen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dimana semakin baik sistem pengendalian
manajemen maka kinerja perusahaan akan meningkat. Penelitian Porporato (2006) dalam Majed
(2013) menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen yang akan menurunkan
ketidakpastian dan berkontribusi pada pengambilan keputusan dimana kemudian akan
meningkatkan kinerja
Selain dari pelaksanaan sistem pengendalian yang baik, perencaaan juga dilakukan dengan
memilih metode akuntansi biaya yang tepat dan akurat bagi perusahaan. Manajer suatu
perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi suatu produk secara akurat. Pembebanan setiap biaya produksi yang dikeluarkan
untuk satu unit produk dengan suatu metode dapat membantu manajemen memperoleh informasi
mengenai biaya produksi satu unit produk dengan lebih akurat. Metoda ini didalam akuntansi
manajemen dinamakan sebagai metoda Activity Based Costing (ABC) System (Lawrentis, 2014)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan system pengendalian manajemen?
2. Bagaimanakah implementasi analisis biaya dan pengendalian manajemen?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem Aktivitas berbasis biaya?
C. Tujuan penulisan
Adapaun tujuan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dari system pengendalian manajemen?
2. Untuk mengetahui implementasi analisis biaya dan pengendalian manajemen?
3. Untuk mengatahui konsep dari sistem Aktivitas berbasis biaya?
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem pengendalian manajemen


Menurut Anthony dan Vijay (2007) sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau
cara yang terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahaw orang-orang yang
diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan. Menurut Simarsan (2010) dalam
Putri (2014) pengendalian internal dapat disebut pula pengendalian manajemen yang terpasang
dalam organisasi sebagai dari sarana prasarana organisasi guna membantu manajemen
menjalankan organisasi dan mencapai tujuan nya.
Sistem dan mekanisme yang terkandung dalam SPM membantu manajemen untuk
memastikan bahwa perusahaan berada di jalan yang benar untuk mencapai apa yang diinginkan.
Dengan kata lain, SPM adalah bentuk formal atau informal yang dirancang oleh perusahaan untuk
memberikan kepastian dan arahan bagi karyawan tentang bagimana seharusnya mereka
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan perusahaan (Daromes, 2018). Berdasarkan beberapa
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa system pengendalian manajemen adalah suatu
system dalam mengawasi implementasi dari strategi perusahaan.

Struktur pengendalian manajemen (Senduk, 2016) terdiri atas:


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang dipakai akan mempengaruhi pula rancangan sistem pengendalian
manajemennya.
2. Pendelegasian wewenang dan Tanggung jawab
Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan. Desentralisasi atau pendelegasian wewenang
pimpinan kepada bawahannya, pada umumnya dalam suatu organisasi yang relative besar.
3. Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Menurut
Sumarsan (2013) dalam Senduk (2016) terdapat empat pusat pertanggungjawaban, yaitu :
a. Pusat Biaya (exspense center)
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
c. Pusat Laba (profit center)
d. Pusat Investasi (investment center)
B. Impelementasi sistem pengendalian manajemen
Adapun kegiatan dalam pengendalian manajamen menurut Anthony dan Vijay (2007)
1. Perumusan dan Perencanaan Strategi
Perumusan merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Tahap ini merupakan proses penentuan program-
program, aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan
jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Perbedaannya dengan perumusan strategi
adalah perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi sedangkan
perencenaan strategi adalah proses untuk menentukan bagaimana mengimplementasikan
strategi tersebut.
2. Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan
moneter untuk periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penyusunan Anggaran yang
efektif melibatkan setiap unit dalam perusahaan, agar setiap unit tersebut akan merasa
bertanggung jawab untuk melaksanakan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan dan Pengukuran
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
4. Evaluasi Kerja
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh perusahaan biasa
beranekaragam tergantung pada budaya yang dikembangkan dalam perusahaan tersebut.

C. Activity Based Costing (ABC) System


Dalam model pembebanan biaya tradisional, biaya tidak langsung (overhead pabrik) tidak
dapat dibebankan secara akurat pada masing-masing produk. Berbeda halnya dengan ABC, yang
membebankan biaya tidak langsung melalui dua tahap. Pertama, biaya akan dibebankan pada
aktivitas, sehingga biaya yang tadinya dikelompokkan berdasarkan akun biaya akan
dikonversikan menjadi biaya-biaya aktivitas. Setelah biaya aktivitas diperoleh, barulah biaya
tersebut yang akan dibebankan pada produknya. Kesulitan membebankan biaya overhead secara
tepat pada setiap produk, paling tidak terdapat dua faktor utama yang menyebabkannya, yaitu: (1)
proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead pabrik
adalah besar, dan (2) tingkat keanekaragaman produknya besar (Nugraha, 2016)
Dalam model activity based costing, ativitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat
dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu (Hansen dan Mawen, 2009) :
1. Unit level activities : tergantung jumlah unit yang diproduksi
2. Batch level activities : tergantung jumlah batch aktivitas tertentu
3. Product level activities : tergantung banyaknya jenis produk yang diproduksi
4. Facility level activities : aktivitas yang tidak terkait langsung dengan produk
BAB III

PEMBAHASAN

Contoh Kasus Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi.

Kasus diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Senduk dkk (2015) dengan judul analisis
penerapan sistem pengendalian manajemen pada koperasi simpan pinjam “ayamen mandiri”
kombi

A. Latar Belakang

Setiap usaha yang dijalankan pasti memiliki sistem pengendalian dalam menjalankan
usahanya, dimana sistem tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing karena
jenis dan bentuk usaha yang dijalankan berbeda-beda. Sistem pengendalian manajemen yang
diterapkan pada koperasi menarik untuk dibahas sebab sistem pengendalian manajemen
merupakan sistem yang digunakan untuk mempengaruhi pada anggota organisasi khususnya para
pengurus koperasi secara efisien dan efektif dalam mengorganisasikan, merencanakan,
menggerakan dan mengendalikan seluruh sumber daya untuk memastikan bahwa kinerja koperasi
benar-benar diawasi. Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi kecurangan yang akan
merugikan perusahaan itu sendiri.

B. Struktur pengendalian manajemen Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri


Kombi
1. Struktur Organisasi
Pemegang kedudukan tertinggi berdasarkan susunan organisasi KSP Ayamen Mandiri Kombi
dipegang oleh rapat anggota koperasi (RAT). Rapat ini dilaksanakan sekurang-kurangnya satu
kali dalam setahun dengan tujuan untuk merencanakan kegiatan yang akan dijalankan koperasi
kedepannya serta mengevaluasi kinerja pada tahun yang telah berjalan. Kedudukan selanjutnya
dipegang oleh Pengurus yang memimpin jalannya usaha KSP sekaligus menentukan kebijakan
koperasi secara menyeluruh yang nantinya akan disampaikan dalam Rapat Anggota. Pekerjaan
pengurus kemudian akan disinkronisasikan dengan tugas dari pengawas yang bertugas untuk
memeriksa kegiatan yang dijalankan oleh koperasi. Dibawah susunan kepengurusan terdapat
pula bagian-bagian pusat pertanggungjawaban yang memiliki peran penting dalam
menjalankan usaha simpan pinjam KSP Ayamen Mandiri.
2. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi membagi setiap tugas dan tanggung jawab
berdasarkan susunan organisasi dimana setiap tingkatan pengambilan keputusan memiliki
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab yang diterapkan KSP Ayamen Mandiri Kombi telah efektif,
karena mampu membagi dan memberikan tanggung jawab pada setiap fungsi dalam struktur
organisasi.
3. Pusat Pertanggungjawaban
Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri telah menetapkan pusat-pusat pertanggungjawaban
yang terdiri dari:
a. Pusat Biaya (Expense Center)
Pada Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri yang diidentifikasi sebagai pusat biaya
adalah bagian akuntansi dengan seorang penanggung jawab yang mencatat semua
penguluaran dan penerimaan yang sudah divalidasi oleh manajer KSP Ayamen Mandiri.
b. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pada Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri yang diidentifikasi sebagai pusat
pendapatan adalah bagian Dana-Dana yang bertanggung jawab atas semua masukan dalam
bentuk simpanan pada KSP Ayamen Mandiri dan bagian Kredit yang bertanggung jawab
atas semua pinjaman yang diberikan.
c. Pusat Laba (Profit Center)
Pada Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri yan teridentifikasi sebagai pusat laba
adalah bagian kredit dimana bunga atas pinjaman diakui sebagai laba usaha.

C. Proses Pengendalian Manajemen Koperasi Simpan Pinjam “Ayamen


Mandiri” Kombi

1. Perencanaan Strategi
Kinerja KSP Ayamen dibuktikan dengan adanya penyusunan rencana kerja, yang dinilai dari
ketersediaan program kerja terkait unit atau bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
Ketersediaan program ini untuk menilai kemampuan kinerja KSP Ayamen Mandiri dalam
menjalankan fungsi perencanaan. Mampu menyusun strategi yang dibuat setiap tahunnya dan
selalu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan tugas, wewenang dan tanggung
jawab setiap bidang-bidang usaha, serta mempengaruhi, mengarahkan, menggerakkan dan
mengendalikan bawahannya agar tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan
strategi merupakan kunci tanggung jawab bagi para pengurus Koperasi Simpan Pinjam
Ayamen Mandiri Kombi.

2. Penyusunan Anggaran

Kebijaksanaan penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh bidang organisasi dalam


perusahaan akan menghasilkan anggaran yang lebih rasional, hal ini dikarenakan manajer
dapat memperkirakan besarnya biaya yang dibutuhkan dengan lebih baik. Dengan demikian,
penyusunan anggaran KSP Ayamen Mandiri Kombi dapat dikatakan efektif, karena manajer
dapat memperkirakan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk tahun berjalan dengan
perbandingan anggaran tahun lalu.

3. Pelaksanaan dan Pengukuran

Dalam pengelolaan setiap bidang usaha yang telah direncanakan manajer Koperasi Simpan
Pinjam Ayamen Mandiri dipercaya oleh anggotanya untuk mengelola sumber daya yang ada
dan kesemuanya itu diperuntukkan bagi kepentingan dan kesejahteraan anggota Koperasi
Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi. Beberapa manajer menganggap neraca sebagai
laporan yang efektif untuk melaksanakan pengawasan total. Hal ini berdasarkan data atau
laporan keuangan yang tepat dan benar dapat dipakai sebagai dasar perencanaan dan
pengendalian Koperasi Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi. Dan oleh karenanya
berdasarkan pelaksanaan serta pengukuran yang diwujudkan dalam neraca tersebut dapat
dikatakan bahwa KSP Ayamen Mandiri Kombi telah menerapkan proses pengendalian yang
efektif untuk menilai pelaksanaan dan ukuran pengendalian yang telah dilakukan.

4. Evaluasi Kerja
Agar memperoleh bahan yang lebih objektif dalam melaksanakan evaluasi, dalam RAT juga
mendengarkan dan memperhatikan laporan tahunan dari pihak pengurus KSP Ayamen
Mandiri. Hasil dari evaluasi terhadap laporan tahunan pengurus KSP Ayamen Mandiri
terkadang masih dianggap tidak benar atau menyimpang oleh karena itu untuk kasus
semacam ini biasanya akan diadakan evaluasi lebih lanjut tentang kebenaran laporan tahunan
oleh pengurus KSP Ayamen Mandiri. Ukuran keberhasilan usaha KSP Ayamen Mandiri harus
ditetapkan dalam rangka untuk mempertahankan eksistensi usahanya tersebut. Dalam hal ini
KSP Ayamen Mandiri wajib memperhatikan aspek permodalan, likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas guna menjaga kesehatan usaha dan menjaga kepentingan semua pihak.

D. Hasil analisis penerapan system pengendalian manajemen Koperasi Simpan Pinjam


“Ayamen Mandiri” Kombi

Adapun hasil analisis penerapan system pengendalian manajemen Koperasi Simpan Pinjam
“Ayamen Mandiri” Kombi yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan struktur pengendalian manajemen yang meliputi struktur organisasi, pendelegasian


wewenang dan tanggung jawab, serta pusat pertanggungjawaban yang diterapkan Koperasi
Simpan Pinjam Ayamen Mandiri Kombi telah efektif.

2. Pada proses sistem pengendalian manajemen yang meliputi perencanaan strategi, penyusunan
anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, serta evaluasi kinerja membuktikan penerapan sistem
pengendalian manajemen telah efektif diterapkan pada Koperasi Simpan Pinjam “Ayamen
Mandiri” Kombi..
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan
oleh manajer untuk memastikan bahaw orang-orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi
yang dimaksudkan. Pengendalian internal dapat disebut pula pengendalian manajemen yang
terpasang dalam organisasi sebagai dari sarana prasarana organisasi guna membantu manajemen
menjalankan organisasi dan mencapai tujuan nya. ABC yang telah dibahas sebelumnya masih ada
kelemahan. Model ini tidak dapat melihat dampak efisiensi. Jika perusahaan bisa, belum
menjamin bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan otomatis mengalami penurunan. Hal ini
dikarenakan adanya biaya tetap yang tidak dapat dihilangkan. Sehingga model ABC yang dapat
digunakan untuk efisiensi adalah model ABC yang memisahkan biaya tetap dengan biaya non-
tetap.
Daftar pustaka
Anthony, Robert N, Govindarajan Vijay. 2007. Management control system 12th edition. New
York: McGraw-Hill Education

Anthony A. Atkinson, Robert, Matsumura. 2012. Management accounting : information for


decision making and strategy execution, 6th edition. Pearson (AKEM)

Daromes, Fransiskus E. 2018. Memahami strategi implementasi sistem pengendalian manajemen


komprehensif. Balance Vol.15 No.1 Hal: 34-73
Hansen dan Mowen. 2009. Cost management, 6th edition. South – western Cengage Learning

Nugraha dan Widana. 2016. Pengembangan system manajemen biaya. Univesitas Udayana.
Denpasar

Mulyadi, Setiawan 2007.Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat,


Jakarta

Majed, Gani Abel. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Dan Implementasi
Manajemen Kualitas Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Putri, Rahmatika Tri Sutrisna. 2014. Sistem Pengendalian Manajemen, Akuntansi Pertanggung
Jawaban, Desentralisasi Dan Penetapan Harga Transfer. Universitas Malikuleh.

Purnamasari, Imas. 2009. Hubungan Struktur Sistem Pengendalian Manajemen dan Proses
Sistem Pengendalian Manajemen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero). Jurnal Ekonomi Vol 4 No. 1

Anda mungkin juga menyukai