PENDAHULUAN
Malaria merupakan penyakit protozoa yang paling penting dan paling luas
penyebarannya dan juga merupakan salah satu penyakit infeksi yang pentng dan
merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi
dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.
Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan
kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi
pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di
terkontrol.
Diperkirakan jumlah penderita tiap tahun mencapai 100 juta. Di Afrika saja tiap
tahun sekitar 1 juta anak meninggal karena malaria. Program perang terhadap malaria
dari program WHO yang mulai pada tahun 1956, mula-mula sangat berhasil, tapi
kemudian dianggap gagal karena diseluruh dunia jumlah kasus malaria meningkat lagi.
Beratus juta manusia hidup pada daerah yang terkontaminasi malaria. Seringkali
menyebabkan kematian karena pasien tak ditangani secara segera. Yang terutama
1.2 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui obat antimalaria, struktur
kimia, mekanisme kerja dan target molekul obat, serta hubungan struktur dengan
aktivitas obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Malaria
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam
tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi
2. Obat Malaria
Obat antimalaria pertama yang dikenal sebagai salah satu obat tertua dan
terpenting adalah kuinin, yang diisolasi dari kulit batang Cinchona spesies (Rubiaceae)
pada tahun 1820. Pada tahun 1940, penemuan klorokuin hasil sintesis yang digunakan
untuk obat antimalaria yang lain, kedua obat tersebut masih digunakan sampai saat ini.
Kajian parasitologi molekuler pada tahun 1980, telah diperoleh kemajuan untuk
memahami mekanisme resistensi dari obat antimalaria yang paling banyak digunakan,
yaitu kuinolon analog dan antifolat. Resistensi parasit terhadap klorokuin diketahui
disebabkan oleh adanya mutasi pada gen. Diduga resistensi ini melibatkan lebih dari
dan sulfadoksin terjadi karena mutasi pada dan mutasi pada gen sitokrom b di dalam
antimalaria terbaru. Problem penting pada profilaksis dan penenganan malaria adalah
Obat antimalaria yang ideal adalah obat yang efektif terhadap semua jenis dan
stadium parasit, menyembuhkan infeksi akut maupun laten, efek samping ringan dan
toksisitas rendah. Obat antimalaria dikelompokkan menurut rumus kimia dan efek atau
cara kerja obat pada stadium parasit. Antimalaria yang memiliki struktur dasar kuinolin
a. Kuinin
Obat malaria tertua, terutama berkhasiat pada bentuk eritrositer parasit malaria.
Senyawa ini sangat terdesak oleh obat sintesi baru yang lebih berkhasiat dan dapat
ditoleransi baik. Kuinin adalah alkaloid utama dari kulit pohon kina, sejenis pohon yang
ditemukan di Amerika Selatan. Calancha, seorang Rahib dari Lima Peru pertama kali
menulis kegunaan pengobatan dengan tepung kina pada demam yang berulang pada
awal tahun 1633. Pada tahun 1820, Pelletier dan Caventou memisahkan kinin dan
kinkonin dari cinchona. Hingga sekarang kina diperoleh secara utuh dari sumber alam
sintesis asam nukleat dengan pembentukan kompleks DNA atau dengan kata lain
kalsium dalam jaringan otot dan menurunkan eksitabilitas pada akhir syaraf motorik,
Kuinin tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul berisi 300 dan 600 mg basa. Juga
tersedia dalam bentuk injeksi mengandung 300 mg/ml. Dosis oral adalah 10 mg/kg berat
badan/8 jam selama 4 hari pertama dan dilanjutkan 15 mg/kg berat badan/8 jam selama
4 hari.
b. Klorokuin
Suatu turunan 4-amonokuinolin adalah obat skizon darah yang sangat kuat, dan
selama tidak ada resistensi, merupakan obat pilihan pertama pada serangan malaria
akut. Senyawa ini adsorpsi oleh usus dengan cepat dan sempurna dan disimpan dalam
hati, limpa, ginjal, paru-paru, leukosit, dan eritrosit. Klorokuin dengan cepat mengakhiri
Mekanisme kerjanya adalah klorokuin berikatan pada DNA dan RNA sehingga
kloroquin sehingga merusak membran parasit dan juga berpengaruh pada sintesis
panjang. Gatal-gatal, mual, muntah, sakit kepala, nyeri abdomen, penglihatan kabur
merupakan efek yang tidak diinginkan. Pemberian obat setelah makan mungkin dapat
Klorokuin tersedia sebagai tablet klorokuin fosfat 250 mg yang mengandung 150
mg basa. Klorokuin dihidroklorida injeksi mengandung 40 mg basa tiap ml. Dosis oral
diberikan pada hari pertama dengan dosis 10 mg/kg berat badan, diikuti 6 jam kemudian
dengan dosis 5 mg/kg, serta pada hari kedua dan ketiga dengan dosis 5 mg/kg.
Pemberian secara intra vena dengan dosis 10 mg/kg berat badan selama ≥ 8 jam,
c. Meflokuin
skizontisida darah yang kuat. Obat ini dikembangkan untuk penanganan malaria tropika
yang resisten terhadap klorokuin. Meflokuin bekerja dengan menghambat pengeluaran
(up take) klorokuin pada sel yang terinfeksi, mekanisme ini menerangkan efek antagonis
Efek samping yang dapat terjadi adalah muntah dan kadang-kadang ganguan
d. Primakuin
dalam pengobatan malaria. Obat ini efektif terhadap gametosid dari semua Plasmodium
sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit. Juga efektif terhadap bentuk hipnozoit
dari malaria sehingga dapat digunakan untuk pengobatan radikal dan mencegah relaps.
Obat ini tidak mempunyai efek yang nyata terhadap bentuk aseksual parasit di darah
sehingga selalu digunakan bersamaan dengan skizontosida darah dan tidak pernah
Diduga obat ini bekerja dengan menghasilkan oksigen reaktif atau berkompetisi
dengan transport elektron dalam tubuh parasit. Primakuin diabsorbsi dengan baik
setelah pemberian oral dan dengan cepat dimetabolisasi. Waktu paruh ± 6 jam.
Metabolit dari primakuin merupakan bahan oksidatif dan dapat menyebabkan hemolisis
setelah pemberian klorokuin dengan dosis 0.25 mg/kg berat badan/hari selama 5 hari
untuk infeksi P. Vivax dan P. Ovale serta 0.75 mg/kg berat badan dosis tunggal pada
infeksi P falciparum. Dosis dewasa yaitu 15 mg per hari selama 14 hari. Berikut struktur
primakuin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Obat antimalaria antara lain adalah kinin, klorokin, meflokuin, dan primakuin,
memiliki struktur kimia yang hampir sama yaitu memiliki 2 cincin benzena dengan satu
gugus nitrogen di salah satu cincinnya (merupakan turunan kuinin). Mekanisme kerja
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Malaria (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria) diakses 29 oktober 2012,
pukul 17.00 WITA Makassar.
Lubis, F.A., Pasaribu, P., dan Lubis, C.P., 2008, Efikasi Kinin-Doksisiklin pada Pengobatan Malaria
Falsiparum Tanpa Komplikasi, Sari Pediatri, (10)4.
Syamsudin, 2005, Mekanisme Kerja Obat Antimalaria, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 3(1):
37-40