Anda di halaman 1dari 4

NAMA ANGGOTA 2:

1. RAHMAT (RAJA)
2. DEWI(PUTRI AYU)
3. DESY(PUTRI NINDA)
4. DICKY (RIDHO)
5. RAHMAT (YUSRAN)
6. HAFIZH(WAHYUDI)

KERAJAAN SAJADAH
Di suatu negeri, berdirilah sebuah kerajaan. Dimana, rakyatnya merupakan penghasil
tikar shalat atau biasa disebut sajadah. Maka dari itu dikenallah kerajaan ini sebagai Kerajaan
Sajadah. Kerajaan ini diperintah oleh Seorang Raja dan dua orang putri. Istrinya telah
meninggal, dan baru-baru ini Penasihat Kerajaan juga meninggal. Dan terjadilah kekosongan
jabatan penasihat di kerajaan tersebut.
rahmat(raja) : Wahai putriku, bawakan aku sebuah sajadah, aku ingin
menunaikan shalat.
Putri Ayu(dewi) : Baik, ibunda.
(Putri meninggalkan ratu untuk mengambil sajadah ke tempat penyimpanan dan
membawakannya kembali untuk Ayahnya)
Putri Ayu(dewi) : Ini , ibunda
raja : Terimakasih, puriku.
(Raja menunaikan shalat)
Putri Ninda(desy) : Aku pikir kita harus mencari pengganti penasihat kerajaan.
Putri Ayu(dewi) : Ya ,kau benar saudariku. ibu terlihat kesulitan mengambil
sebuah keputusan tanpa seorang penasihat.
Putri Ninda(desy) : Jika saja aku cukup dewasa untuk menjadi penasihat, tentulah aku
bersedia membantu ibu.
Putri Ayu(dewi) : Benar, sayang sekali. Padahal aku ini cukup dewasa, tapi tetap
saja ibu memandangku seperti anak kecil.
Putri Ninda (desy) : Kupikir akan lebih baik jika kita mengadakan sayembara.
Putri Ayu(dewi) : Sayembara? Sayembara seperti apa?
Putri Ninda(desy) : Ayo pikirkan bersama.
(Ratu menghampiri kedua putrinya)
Raja : Wahai putriku, lipatlah kembali sajadah ini dan masukkan ke dalam tasnya.
Putri Ayu(dewi) : Baik,ibu.
Putri Ninda (desy) :ibu, apa ibu kesulitan memerintah kerajaan tanpa didampingi seorang
penasihat ?
Raja : Ya, putriku. Aku sulit untuk mengambil keputusan yang benar-benar bijak.
(Putri Ayu kesulitan untuk melipat sajadah itu yang memang terlalu besar untuk tasnya. Raja
dan Putri Ninda merasa terganggu dengan hal tersebut)
Raja : Ada apa putriku ?
Putri Ayu(dewi) : Sajadahnya tak seukuran dengan tasnya ibu
Raja : Bukankan kau mengambilnya dari tas tersebut?
Putri Ayu(deewi) : Benar, ibu. Aku telah mencoba berbagai lipatan untuk
membuatnya seukuran dengan tasnya. Namun tetap saja tak bisa.
Putri Ninda(desy) : Sepertinya aku tahu. ibu, bagaimana kalau kita mengadakan
sayembara untuk mencari pengganti penasihat kerajaan?
Raja : ibu juga telah memikirkan hal itu, putriku. Tapi ibu tak tahu
sayembara apa yang harus ayah adakan.
Putri Ninda(desy) : Bukankah sudah jelas, ibu ?
Putri Ayu(dewi) : Ya, sangat jelas. Sayembara melipat sajadah seukuran dengan
tasnya agar bisa masuk kedalam tasnya.
Raja : Kalian memang cerdas.
(Raja pun mengumumkan tentang sayembara melipat sajadah itu. Sayembara itu hanya bisa
dilakukan oleh 3 orang yang memang terkenal akan kecerdasannya. Keesokan harinya,
Sayembara pun dilaksanakan)
Raja : Wahai peserta sayembara, aku akan mengatakan hadiah dari
pemenang sayembara ini. Jika pemenangnya seorang lelaki, maka aku akan mengangkatnya
sebagai penasihat Kerajaan. Jika perempuan maka aku akan menjadikannya putriku
(Berbicara dengan menggunakan pengeras suara)
(Sementara di ruang persiapan)
Yusran(rahmat) : Sepertinya, ada peserta yang bukan keduanya (berbicara
dengan suara lirih)
Ridho(dicky) : Apa kau mengatakan sesuatu ?
Yusran(rahmat) : Tidak. Mungkin perasaanmu saja.
Wahyudi(hafizh) : Akan kubuktikan bahwa akulah yang pantas untuk menjadi
penasihat kerajaan.
Yusran(rahmat) : Diam saja jika pada akhirnya kau akan kalah. Di mataku kau
hanya seorang pecundang.
Wahyudi(hafizh) : Tutup mulutmu! Lihat saja nanti!
Ridho(dicky) : Jangan bertengkar wahai kawanku.
(Yusran dan Wahyudi pergi meninggalkan Ridho dan mereka duduk berjauhan)
Putri Ayu datang ke ruang persiapan.
Putri Ayu(dewi) : Peserta pertama, ikutlah denganku menghadap Ratu.
Wahyudi(hafizh) : Baik, putri.
(Wahyudi dan Putri Ayu meninggalkan ruang persiapan dan pergi menghadap Ratu)
Raja : Siapa namamu, Wahai pemuda?
Wahyudi(hafizh) : Salam hormat, ibunda ratu. Namaku Wahyudi, Baginda.
Raja : Baiklah, kau hanya akan mendapat 3 kali kesempatan untuk melipat
sajadah itu. Jika kau tak bisa menyesuaikan ukuran sajadah itu dengan tasnya dalam 3 kali
kesempatan itu, maka kau telah gugur.
Wahyudi(hafizh) : Baik, Baginda.
(Wahyudi pun memulai lipatan yang pertama)
Putri Ninda(desy) : Lipatan pertama gagal
(Wayudi memulai lipatan kedua)
Putri Ninda(desy) : Lipatan kedua gagal
(Wahyudi memulai lipatan ketiga)
Putri Ninda(desy) : Kau telah gugur. Kau boleh kembali ke ruang makan. Di sana
telah disiapkan makanan.
Wahyudi(hafizh) : Baik, putri. Hamba mohon pamit, Baginda.
Kemudian datanglah Yusran si Peserta kedua.
Raja : Silahkan perkenalkan dirimu, wahai Pemuda.
Yusran(rahmat) : Baik, Baginda. Perkenalkan, Nama saya Yusran dan sya
berasal dari keluarga pembuat Sajadah yang namanya telah melegenda di negeri ini.
Raja : Sepertinya kau sangat percaya diri. Kau bisa memulai lipatanmu.
Yusran(rahmat) : Baik, baginda.
Putri Ninda(desy) : Apa kau sudah tahu aturannya?
Yusran(rahmat) : Tentu saja, putri.
(Yusran memulai lipatan pertamanya dan ia gagal. Ia memulai lipatan keduanya dan masih
gagal. Dengan data dari hasil percobaan pertamanya dan keduanya, ia memulai lipatan ketiga.
Namun, sayang sekali. Lipatan ketiganya yang meskipun sudah berukuran sama dengan
tasnya, tetapi yang menjadi masalah adalah ketebalan dari sajadah yang ia lipat. Dan tentu
saja, tak muat denga tas sajadah yang ukurannya kecil)
Putri Ninda(desy) : Kau boleh pergi ke ruang makan.
Yusran(rahmat) : Baik putri. Salam hormat, Baginda.
(Yusran meninggalkan Raja dan Putri. Dan selanjutnya tibalah kesempatan peserta terakhir)
Peserta terakhir masuk ke dalam ruangan Ratu
Putri Ayu(dewi) : Jika kau sudah mengerti aturannya. Kau boleh memulainya.
raja : Akan lebih baik kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu.
Ridho(dicky) : Perkenalkan, nama saya Ridho, Baginda. Saya adalah pembuat
sajadah dan tasnya itu.
Raja : Baiklah, silahkan mulai.
(Ridho memulai lipatan pertamanya)
Putri Ninda(desy) : Apa kau berdusta?
Putri Ayu(dewi) : Jika kau memang pembuat dari sajadah dan tas tersebut,
tentunya kau bisa berhasil di kesempatan pertamamu.
Ridho(dicky) : Aku melakukan pemanasan terlebih dahulu, Putri.
(Putri Ayu dan Putri Ninda memandangnya aneh)
Putri Ayu(dewi) : Baiklah, lakukan lipatan keduamu.
(Ridho melakukan lipatan keduanya)
Putri Ninda(desy) : Apa kau melakukan pendinginan?
Ridho(dicky) : Benar, Tuan Putri.
Putri Ayu(dewi) : Apa kau ingin dibakar?
Ridho(dicky) : Dengan warna kulit seperti ini, aku rasa aku tidak
membutuhkannya, Tuan Putri.
Putri Ninda(desy) : Silahkan lakukan lipatan ketigamu.
(Ridho melakukan lipatan ketiganya)
Raja : Kau adalah pemenangnya. Dan kau boleh pergi ke ruang makan untuk
menikmati hidangan yang telah disajikan.
(Rido meninggalkan ruang utama kerajaan. Dan Ratu beserta kedua putrinya memulai
diskusinya)
Raja : Wahai putriku, aku pikir aku ragu untuk mengangkat peserta terakhir
tadi sebagai penasihat kerajaan.
Putri Ayu(dewi) : Aku juga meragukan peserta terakhir, ibu
Putri Ninda(desy) : Aku pikir dia adalah seorang yang tepat.
Raja : Mengapa kau berpikir seperti itu, Wahai putriku?
Putri Ninda(desy) : Alasanku memutuskan peraturan dengan 3 kali kesempatan
adalah melihat keterampilan, sikap, dan cara berpikirnya. Yang aku cermati dari peserta
pertama, ia hanya berfokus pada ketebalan sajadahnya dan mengabaikan ukuran panjang dan
lebarnya, jadi meskipun ia bisa menyesuaikan ketebalan sajadah itu dengan tasnya, tapi
nyatanya panjangnya tidaklah sesuai. Pada peserta kedua, ia kebalikan dari peserta pertama.
Fokus pada panjang dan lebarnya, namun mengabaikan tebalnya. Dan peserta terakhir, ia
mengakui bahwa sajadah itu adalah buatannya begitupun dengan tasnya. Saat kesempatan
pertamanya yang menuai kegagalan, aku tak percaya dengan ucapannya. Namun saat ia
memulai kesempatan keduanya, aku bisa melihat karakternya. Sebenarnya ia bisa berhasil di
kesempatan pertamanya, namun ia ingin mencari lipatan lain yang mungkin bisa berhasil.
Tapi nyatanya, ia tak bisa menemukan lipatan lain. Saat lipatan ketiganya, barulah ia
menggunakan trik lipatan yang sebenarnya.
Putri Ayu(dewi) : Penjelasanmu tentang peserta ketiga sangat panjang. Tapi, aku
mengerti. Dengan kata lain peserta ketiga menerapkan.
Raja : Sepertinya, putri ibu sama cerdasnya dengan ibu ketika masih remaja.
Baiklah, ibu sudah menetapkan pengganti penasehat kerajaan. Ayo kita bersama-sama ke
ruang makan.
(Sementara di ruang makan)
Yusran(rahmat) : Sepertinya kalian semua gagal.
Wahyudi(hafizh) : Bagaimana denganmu? Bukankah nasib kita sama?
Yusran(rahmat) : Meskipun nasib kita sama, akan tetapi dilihat dari sisi
manapun, aku jauh lebih baik darimu.
Wahyudi(hafizh) : Cih! Pecundang tetap saja pecundang
Ridho(dicky) : Wahai kawanku, saat makan kita tak boleh berbicara. Namun,
karena aku terlanjur berbicara, aku akan mengatakan satu hal, bahwa aku adalah pemenang
dari sayembara.
Yusran(rahmat) : Baiklah, aku percaya. Dibalik sebuah kekurangan terdapat
sebuah kelebihan.
Wahyudi (hafizh) : Tuhan memang tak memberikan hambanya dua kelebihan.
(Tibalah Raja dan kedua putrinya di ruang makan)
Raja : Pemenang dari sayembara adalah Peserta Ketiga, yaitu Ridho. Dan
untuk kalian berdua, kalian aku angkat menjadi pengawalku.
(Ketiga peserta sangat bersyukur akan hal tersebut. Ratu beserta putrinya makan bersama
dengan penasihat dan kedua pengawal)
Ridho(dicky) : Terima kasih, Baginda.
Yusran,Wahyudi(rahmat dan hafizh) : Salam hormat, Paduka Ratu. Dan salam
hormat, nonya

Anda mungkin juga menyukai