Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM

“TENTANG KURIKULUM 2013”

Dosen Pengampuh: Setia Widia Rahayu, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Teguh Prayogo (1740604001) Ambrosius Kerong (1740604029)

Febriyani Nursyam (1740604007) Achmad Sabilal A (1740604035)

Istiqlal Kiding (1740604009) Muh. Ardiansyah (1740604051)

Afifa Dwi H (1740604025) Novia Dani P (1740604063)

Medi (1740604027) Juni Alson C (1740604069)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2019
BAB 1

TENTANG KURIKULUM 2013

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Sebelum lebih jauh membahas tentang kurikulum 2013, ada baiknya kita
mengupas terlebih dahulu apa pengertian kurikulum itu.
Istilah “kurikulum” bukanlah asli bahasa Indonesia. Istilah ini baru masuk dan
dikenal dalam dunia pendidikan Indonesia pada tahun 1968, yaitu semejak lahirnya
kurikulum 1968 untuk menggantikan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana
Pembelajaran 1950. Ketika itu istilah yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah
Rencana Pembelajaran bukan kurikulum.
Istilah kurikulum itu sendiri terambil dari bahasa Yunani, yaitu curriculum.
Pada masa Yunani dulu, istilah ini pada awalnya digunakan untuk dunia olahraga,
yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, mulai dari garis start
sampai dengan finish. Seiring waktu berjalan, istilah ini kemudian mengalami
perkembangan dan meluas merambah ke dunia pendidikan.
Sebagaimana istilah asalnya, di dunia pendidikan kurikulum memiliki makna
yang tidak berbeda jauh. Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed, guru besar Universitas
Pendidikan Indonesia mencoba merumuskan pengertian kurikulum berangkat dari
istilah asalnya dengan formula-formula sebagai berikut:
a. K = …, artinya kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
b. K = ∑ MP, yang artinya kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus di tempuh oleh pesertadidik.
c. K = ∑MP +KK, artinya kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran dan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sekolah yang harus ditempuh
oleh pesertadidik.
d. K = ∑MP + KK + SS + SP, artinya kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran dan kegiatan-kegiatan dan segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau sekolah.
Dari keempat definisi kurikulum di atas, dapat diambil dua kesimpulan bahwa:
1. Definisi kurikulum berasal dari dunia olahraga dan kemudian diadaptasi dan
digunakan dalam dunia pendidikan.
2. Definisi kurikulum senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu mulai dari definisi yang amat sederhana menjadi definisi yang sangat
kompleks.

Di Indonesia, pengertian kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor


20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B. PERUBAHAN KURIKULUM
Menurut pengertian dari kurikulum itu sendiri, maka bisa dikatakan bahwa
kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
kurikulum ibarat jantung pendidikan, jika jantung itu berfungsi baik maka
keseluruhan badan pun akan berfungsi dengan baik. Tanpa kurikulum yang sesusai
dan tepat, maka suatu tujuan dan saran pendidikan, sebagus apapun, akan sulit untuk
dicapai.
Adapun, kurikulum itu bersifat dinamis. Kurikulum tidak bias bersifat stagnan
karena kurikulum itu sendiri terkaitt erat dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi dalam kehidupan masjarakat, berbaangsa dan bernegara, serta tidak terlepas
dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya.
Suatu kurikulum harus terus beradaptasi dengan berbagai perubahan dan
perkembangan yang ada. Oleh karenannya, perubahan kurikulum adalah sesuatu
yang memang sangat mungkin terjadi. Kurikulum akan secara terus menerus
mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab tantangan zaman
yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik
yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dalam sejarah pendidikan Indonesia sudah berapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut disadari pada kesadaran bahwa
perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntuu perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan-perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi di Indonesia
sejak bernama Rentjana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argument-argumen ilmiah,
pendekatan-pendekatan mutakhir, lengkap dengan beground teori-teori belajar
terbaru dan rasionalisasi dari masing-masing itu yang tidak terbantahkan.
Perubahan dari kurikulum 1947 yang memberi perhatian pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, disempurnakan
menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai lebih
difokuskan pada isi pembeljaran yang harus berhubungan dengan kebutuhan hidup
sehari-hari adalah contoh perubahan atau penyempurnaan kurikulum karena
penyesuaian dengan perkembangan zaman. Begitu juga ketika perubahan kurikulum
1975 yang mengusung satuan pelajaran (SP), mengenalkan tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat belajar,
kegiatatn belajar-mengajar, serta evaluasi.
Perubahan kurikulum mencakup dua jenis yaitu:
1. Perubahan Kurikulum Sebagian
Perubahan kurikulum yang hanya terjadi pada komponen tertentu saja dan
tidak mempengaruhi komponen yang lain, contohnya, penambahan satu mata
pelajaran tidak akan mempengaruhi metode mengajar.
2. Perubahan Menyeluruh
Perubahan keseluruhan sistem kurikulum mengalami perubahan yang
tergambar jelas dalam tujuannya.

C. IMPLEMENTASI KURIKULUM
Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum
yang telah dirancang atau didesain. Dalam implementasi kurikulum, dituntut upaya
sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaannya, permasalahan besar akan
terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang
telah dirancang.
Ada beberapa hal yang menjadi komponen dalam merencanakan implementasi
kurikulum, di antarannya adalah:
 Rumusan Tujuan, komponen ini membuat rumusan tujuan yang hendak
dicapai atau yang diharapkan tercapai setelah pelaksanaan kurikulum,
yang mengandung hasil-hasil yang hendak dicapai berkenan dengan
aspek-aspek deduktif, administrative, social, dan aspek lainnya.
 Identifikasi Sumber-sumber, komponen ini memuat secara rinci sumber-
sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum. Perlu dilakukan
survey untuk mengetahui sumber-sumber yang digunakan meliputi
sumber keterbacaan, sumber audio visual, manusia, masyarakat dan
sumber di sekolah yang bersangkutan.
 Peran Pihak-Pihak Terkait, komponen ini memuat tentang unsur-unsur
ketenagaan yang bertindak sebagai pelaksanaan kurikulum, seperti tenaga
kerja, supervisor, administrator serta siswa sendiri.
 Pengembangan Kemampuan Profesional, komponen ini memuat
perangkat kemampuan yang dipersyaratkan bagi masing-masing unsure
ketenagaan yang terkait dengan implementasi kurikulum.
 Penjadwalan Kegiatan Pelaksanaan, komponen ini memuat uraian
lengkap dan rinci tentang jadwal pelaksanaan kurikulum. Penjadwalan ini
diperlukan sebagai acuan bagi para pelaksana untuk memudahkan
pelaksanaan tugas dan partisipasinya dan bagi pengelola dapat dijadikan
sebagai rujukan untuk pelaksanaan pengontrol dan evaluasi.
 Unsur Penunjang, komponen ini memuat uraian lengkap tentang semua
unsure penunjang yang berfungsi menunjang pelaksanaan kurikulum.
Unsure penunjang meliputi metode kerja, manusia, perlengkapan, biaya,
dan waktu yang tersedia. Semua itu harus direncanakan secara seksama.
 Komunikasi, komponen ini direncanakan system dan prosedur
komunikasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kurikulum. Jika
komunikasi berlangsung efektif, maka penyelenggaraan pembelajaran
akan berlangsung dengan lancer dan berhasil.
 Monitoring, komponen ini memuat secara rinci dan komprehensif tentang
rencana kegiatan monitoring sejak awal dimulainya pelaksanaan
kurikulum, pada waktu proses pelaksanaan dan tahap akhir pelaksanaan
kurikulum, rencanakan secara cermat monitoring tersebut, pelaksanaan
dan materi yang diperlukan.
 Pencatatan dan Pelaporan, komponen ini memuat segala sesuatu yang
berkenan dengan pencatatan data dan informasi dan memuat laporan yang
berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum. Pencatatan berfungsi ganda
yaitu membantu posisi monitoring dan membantu prosedur evaluasi
pelaksanaan kurikulum.
 Evaluasi Proses, komponen ini memuat rencana evaluasi proses
pelaksanaan kurikulum. Dalam rencana ini digambarkan hal-hal seperti
tujuan, fungsi, metode evaluasi dan bentuk evaluasi.
 Perbaikan dan Redesain Kurikulum, dalam rencana ini perlu
diestimasikan kemungkinan dilakukan upaya perbaikan atau redesain
kurikulum yang hendak dilaksanakan. Perbaikan ini dilakukan atas dasar
umpan balik yang bersumber dari hasil evaluasi proses.

D. KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap
kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan
dengan kurikulum 2006 (KTSP).
Dalam pemaparannya, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir.
Muhammad Nuh, menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
kompentensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan
pengetahuan, adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut
kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-
banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan
bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih
didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemanapun
interpersonal, antaroersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.
Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus
untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk
mengenal dan memahami suatu tema berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA dan IPS
diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Terdapat beberapa hal yang penting dari perubahan atau penyempurnaan
kurikulum 2013 ini, yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat di sana-sini.

1. Keunggulan Kurikulum 2013


 Siswa lebih di tuntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah.
 Ada penilaian dari semua aspek.
 Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujian
saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap
dan lain-lain.
 Muculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
 Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
 Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
 Dan banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi
pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan.
 Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat
tanggap terhadapt fenomena dan perubahan social. Hal ini mulai
dari perubahan social yang terjadi pada tingkat local, nasional,
maupun global. Terlihat kalau ditingkatan SD, penerapan sikap
masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk
tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada
lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu,
untuk tingkat SMA atau SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian
yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.
 Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensni seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara
proporsional.
 Mengharuskan adanya remediasi berkala.
 Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
karena pemerintahan menyiapkan semua komponen kurikulum
sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia.
 Sifat pembelajaran sangat kontekstual
 Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, social, dan personal
 Buku, dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga
memicu dan memacu guru memiliki keterampilan membuat RPP,
dan menerapkan pendekatan scientific secara benar.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
 Guru banyak salah kaprah, karena beranggapkan dengan kurikulum
2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di
kelas,padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada
penjelasan dari guru.
 Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan
kurikulum 2013 ini. Karena kurikulum ini menuntut guru lebih
kreatif,pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu,
sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka
cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dari pelatihan-pelatihan
dan pendidikan agar merubah pradagma guru sebagai pemberi
materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
 Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific.
 Kekurangannya keterampilan guru merancang RPP
 Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autenetik.
 Tugas menganalisis SKL, KI, KD, Buku Siswa dan buku guru
belum sepenuhnnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru
yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini
 Tidak pernahnya guru terlibat langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung
melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
 Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor
penghambat
 Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak
setiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan
guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia
mampu
 Beban mengajar siswa terlalu berat, sehingga waktu belajar
disekolah terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai