Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH
Jerikho Ekayandrie 1610313210029
No. Presensi 20

DOSEN PENGAMPU
Dra. Rawintan Endas Binti, M.Com., MTQM (Hons)., Ak. CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
TUGAS.

Tuliskan kembali parafrase dengan bahasa anda sendiri.

1). Kutipan Asli


Transparansi memungkin semua stakeholders dapat melihat struktur dan fungsi
pemerintahan, tujuan dari kebijakan dan proyeksi fiskalnya, serta laporan
(pertanggungjawaban) periode yang lalu. Akuntabilitas mengandung arti
pertanggungjawaban, baik oleh orang-orang maupun badan-badan yang dipilih, atas
pilihan-pilihan dan tindakan-tindakannya. Konsep keadilan berarti bahwa masyarakat
diperlakukan secara sama di bawah hukum, dan mempunyai derajat yang sama dalam
partisipasi politik dalam pemerintahannya. Transparansi, akuntabilitas dan keadilan
merupakan atribut yang terpisah. Akan tetapi, dua istilah yang pertama adalah tidak
independen, sebab pelaksanaan akuntabilitas memerlukan transparansi (Shende dan
Bennett, 2004).

Parafrase:
Transparansi atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan pelaksanaannya
dilakukan dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang
ditetapkan oleh lembaga.Dalam transparansi memungkinkan semua stakeholders untuk
melihat struktur dan fungsi pemerintahan tujuan dari kebijakan dan proyeksi fiskal serta
laporan periode sebelumnya.Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban oleh badan
– badan yang dipilih,srta keadilan brarti derajat yang sama dalam partisipasi politik
dalam pemerintahannya.Transparansi dan akuntabilitas sistem keuangan merupakan
kunci pokok berhasil tidaknya melakuakn reformasi sistem sosialnya.Transparansi dan
akuntabilitas merupakan syarat pendukung keterbukaan pemerintah dalam pengelolan
sumber daya .

Parafrase (sendiri) :
Transparansi atau keterbukaan diperlukan dalam pengambilan suatu keputusan oleh
stakeholders dalam suatu lembaga dengan cara atau mekanisme yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Dengan itu, semua stakeholders dapat melihat struktur dan fungsi
pemerintahan, tujuan dari sebuah kebijakan dan proyeksi fiskal serta laporan periode
sebelumnya.
Dalam pengambilan keputusan juga diperlukan adanya akuntabilitas serta keadilan
didalamnya. Konsep Akuntabilitas berarti adanya pertanggungjawaban oleh badan –
badan yang dipilih, sedangkan konsep keadilan berarti bahwa masyarakat diperlakukan
secara sama di bawah hukum, dan mempunyai derajat yang sama dalam partisipasi
politik dalam pemerintahannya. Sehingga Transparansi, Akuntanbilitas dan Keadilan
merupakan suatu kerangka konsep yang tidak dapat dipisahkan oleh pemerintah perihal
keterbukaan terhadap pengelolaan sumber daya.

2). Kutipan Asli:


Marginingsih (2017) mengemukakan analisis laporan keuangan merupakan instrumen
perusahaan dalam melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan perusahaan serta sebagai alat untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dilaporkan setiap akhir
periode sebagai laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan
sebagai bentuk informasi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan kondisi
suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan indikator penting terhadap
keuangan perusahaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat dalam pengambilan
keputusan keuangan dan sekaligus menggambarakan kinerja pada perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan agar dapat mengetahui apakah perusahaan
bisa berkembang, bertahan, atau mengalami kegagalan.

Parafrase :
Analisis laporan keuangan merupakan alat untuk mengukur kinerja perusahaan dan
untuk memperoleh informasi mengenai pencapaian perusahaan. Untuk mengetahui
perkembangan kondisi suatu perusahaan maka laporan keuangan yang dilaporankan
setiap akhir periode sebagai laporan pertanggungjawaban. Analisis laporan keuangan
berfungsi sebagai sarana dalam pengambilan keputusan perusahaan sekaligus
menggambarkan kinerja pada perusahaan, sehingga fungsi nya mengetahui apakah
perusahaan mengalami perkembangan atau tidak.

Parafase (sendiri) :
Analisis Laporan Keuangan merupakan alat atau instrumen yang digunakan perusahaan
untuk mengukur kinerja dalam perusahaan untuk mengetahui informasi mengenai
tingkat pencapaian tujuan suatu perusahaan. Untuk menegtahui perkembangan kondisi
suatu perusahaan maka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan setiap akhir
periode dijadikan sebagai laporan pertanggungjawaban.
Analisis Laporan Keuangan mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana perusahaan dalam
pengambilan suatu keputusan manajerial yang bersifat strategis dan sebagai bentuk
gambaran dari kinerja suatu perusahaan, sehingga dapat menentukan apakah
perusahaan itu berkembang maju atau justru mengalami kemunduran.

3). Kutipan Asli :


Menurut Islahuzzaman (2011:39), Activity Based Costing adalah sistem akuntansi yang
terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.
Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya
(cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab (causal factor) dalam
pengeluaran biaya dalam organisasi.

Parafrase:
Activity Based Costing adalah metode perhitungan biaya yang dibebankan ke setiap
aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Activity Based Costing dapat menyediakan informasi yang berkaitan dengan aktivitas-
aktivitas dan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-
aktivitas tersebut. Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau transaksi yang
merupakan pemicu biaya (cost driver). Pemilihan aktivitas-aktivitas dan pemicu-
pemicu biaya secara hati-hati merupakan kunci untuk memperoleh manfaat dari sistem
Activity Based Costing.

Parafrase (sendiri) :
Activitiy Based Costing (ABC) atau biasa disebut Metode Biaya Berdasar Aktivitas
merupakan metode perhitungan akuntansi dimana biaya-biaya dibebankan ke setiap
aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Activity Based Costing dapat menyediakan sebuah informasi yang berkaitan dengan
aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas
tersebut. Pemilihan aktivitas-aktivitas dan pemicu-pemicu biaya secara hati-hati
merupakan kunci untuk memperoleh manfaat dari sistem Activity Based Costing.

4). Kutipan Asli:


Rasio Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko
kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank
kepada debitur. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank
yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan
kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas bank
tersebut akan semakin meningkat (Puspitasari, 2009).

Parafrase
Rasio Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah. Kredit merupakan produk usaha
yang memberikan risiko besar kepada bank, risiko kredit diterima akibat debitur tidak
dapat melunasi atau mengembalikan pinjamannya kepada pihak bank sehingga dapat
merugikan bank sebagai kreditur. Semakin tinggi nilai kredit yang tidak dapat ditagih
maka akan semakin tinggi pula tingkat rasio NPL yang berarti bank memiliki kualitas
kredit yang buruk. Kualitas kredit yang buruk ini akan mengakibatkan kerugian dan
masalah yang besar, sebaliknya tingkat rasio NPL yang rendah menunjukkan kualitas
kredit yang baik, maka profitabilitas bank akan meningkat. (Puspitasari, 2009)

Parafrase (sendiri) :
Kredit merupakan produk usaha yang memberikan risiko besar kepada bank, risiko
kredit diterima akibat debitur tidak dapat melunasi atau mengembalikan pinjamannya
kepada pihak bank sehingga dapat merugikan bank sebagai kreditur.
Dalam mengukur kemampuan bank dalam mengatasi kredit bermasalah maka
diperlukan suatu perhitungan rasio yang disebut Rasio Non Performing Loan (NPL).
Dalam perhitungannya, semakin tinggi nilai kredit yang tidak dapat ditagih oleh bank
maka akan semakin tinggi pula tingkat rasio NPL yang berarti bank memiliki kualitas
kredit yang buruk. Kualitas kredit yang buruk ini dapat mengakibatkan bank mengalami
kerugian dan masalah yang besar, sebaliknya tingkat rasio NPL yang rendah
menunjukkan kualitas kredit yang baik, maka profitabilitas bank akan meningkat.

5). Kutipan
Menurut Mardiasmo (2009:1) pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara
yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan negara kita terhadap utang luar
negeri dan wujud kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan yaitu
salah satunya untuk menggali potensi dalam negeri. Dominasi pajak sebagai sumber
penerimaan merupakan hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam seperti
minyak bumi sudah tidak bisa diandalkan. Penerimaan sumber daya alam memiliki
umur yang relatif terbatas ketika sumber daya alam akan habis dan tidak bisa
diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak yang merupakan sumber penerimaan yang
umurnya tidak terbatas dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk.

Parafrase:
Di Indonesia pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara. Pajak memiliki
peranan yang sangat penting untuk menyumbang penerimaan negara dalam rangka
kemandirian serta untuk membiayai pembangunan nasional. Besarnya penerimaan
pajak berpengaruh terhadap rasio utang negara. Apabila penerimaan negara masih lebih
rendah dari belanja negara (defisit APBN) maka utang menjadi salah satu instrumen
pembiayaan yang dipilih Pemerintah untuk menutupi kekurangan tersebut. Utang
negara dapat ditekan apabila penerimaan negara khususnya dari sektor pajak sudah
mencukupi. Pajak bukanlah satu-satunya sumber penerimaan negara. Selain pajak,
sumber Penerimaan negara juga berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Namun penerimaan negara dari PNBP tidak sebesar penerimaan pajak. Hal ini karena
Penerimaan negara yang bersumber dari pajak akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk (Mardiasmo, 2009:1).

Parafrase (sendiri) :
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang memiliki peran penting dalam
rangka kemandirian negara dalam membiayai pembangunan nasional. Besarnya
penerimaan pajak berpengaruh terhadap rasio utang negara. Apabila penerimaan suatu
negara masih lebih rendah dari belanja negara (defisit APBN) maka utang menjadi
salah satu instrumen pembiayaan yang dapat dipilih Pemerintah untuk menutupi
kekurangan tersebut. Utang negara dapat ditekan apabila penerimaan negara khususnya
dari sektor pajak sudah mencukupi.
Pajak bukanlah satu-satunya sumber penerimaan negara. Selain pajak, sumber
Penerimaan negara juga berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun
penerimaan negara dari PNBP tidak sebesar penerimaan pajak. Hal ini karena
Penerimaan negara yang bersumber dari pajak akan terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk.

6). Kutipan:
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah stewardship theory
dan agencytheory (Chinn,2000; Shaw,2003). Stewardship theorydibangun di atas
asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan yang dikehendaki
para pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen
sebagai dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
publik maupun stakeholder.
Parafrase:
Chin (2000) & Shaw (2003) berpendapat bahwa dua teori utama yang terkait dengan
corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory
dibangun atas asumsi mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya
dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas,
dan kejujuran terhadap pihak lain,Inilah yang dikehendaki para pemegang saham.
Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai seseorang yang
dapat dipercaya dan bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada
umumnya dan shareholders pada khususnya. Sementara itu, agency theory memandang
bahwa manajemen perusahaan sebagai ‘agents’ bagi para pemegang saham, akan
bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak
yang bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam
stewardship model. Bertentangan dengan stewardship theory, agency theory
memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-
baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya.

Parafrase (sendiri) :
Chin (2000) & Shaw (2003) mengemukakan bahwa dua teori utama yang terkait dengan
corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory. Stewardship
theory dibangun atas asumsi mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada
hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain,Inilah yang dikehendaki para pemegang
saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai
seseorang yang dapat dipercaya dan bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
publik pada umumnya dan shareholders pada khususnya. Sementara itu, agency theory
memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai ‘agents’ bagi para pemegang
saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan
sebagai pihak yang bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana
diasumsikan dalam stewardship model. Bertentangan dengan stewardship theory,
agency theory memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders
pada khususnya.

Anda mungkin juga menyukai