PEMBAHASAN
2
Pemasok menawarkan kepada perusahaan untuk memasok gear berjumlah 8.000
unit dengan harga Rp19.000 per unit dan harga total sebesar Rp152.000.000.
Bagaimana keputusan yang harus dibuat oleh perusahaan? Apakah perusahaan
menerima tawaran tersebut dengan konsekuensi menghentikan produksinya? Dalam
hal ini perlu kita identifikasi dulu setiap biaya untuk memproduksi sendiri, apakah
relevan atau tidak dalam pengambilan keputusan ini.
- Biaya bahan baku adalah biaya relevan karena termasuk biaya variabel dalam
membuat gear
- Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya relevan karena termasuk biaya variabel
dalam membuat gear
- Biaya overhead variabel adalah biaya relevan karena termasuk biaya variabel
dalam membuat gear
- Gaji supervisor adalah biaya relevan karena apabila perusahaan tidak
memproduksi gear maka biaya gaji supervisor dapat dihindari atau tidak terjadi
- Biaya penyusutan peralatan khusus tidak termasuk biaya relevan karena biaya ini
termasuk biaya tetap dan tidak dapat dihindari meskipun menghentian produksi
gear
- Biaya overhead umum yang dialokasikan juga tidak termasuk biaya relevan
karena biaya ini tidak dapat dihindari meskipun menghentikan produksi gear
3
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya relevan untuk membuat gear
sebesar Rp112.000.000 jauh lebih kecil dibandingkan dengan membeli dari pemasok
yang sebesar Rp152.000.000. Selisih biaya sebesar Rp40.000.000 mengharuskan
perusahaan mengambil keputusan memproduksi sendiri dibandingkan dengan
membeli dari pemasok luar.
2.1.2 Keputusan Pesanan Khusus
Pesanan khusus adalah pesanan satu kali yang tidak dianggap sebagai bagian dari
bisnis yang berkelanjutan dan normal bagi perusahaan. Keputusan pesanan khusus
memfokuskan pada pertanyaan apakah pesanan harga khusus harus diterima atau
ditolak. Pesanan seperti ini seringkali menarik, khususnya ketika perusahaan sedang
beroperasi dibawah kapasitas produktif maksimumnya. Sebagai contoh, perusahaan
produksi sepatu gunung baru saja menerima pesanan untuk menghasilkan 100 sepeda
gunung khusus yang dimodifikasi dengan harga Rp1.790.000 per unit. Harga jual
normal sepeda gunung ini adalah Rp2.490.000, dengan biaya per unitnya adalah
Rp1.820.000 seperti dalam tabel.
Data Biaya Produksi
Jenis Biaya Biaya per Unit
Biaya bahan baku Rp860.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp450.000
Biaya overhead pabrik Rp510.000
Total biaya per unit Rp1.820.000
4
Data Analisis
Biaya Biaya per unit 100 sepeda gunung
Pendapatan incremental Rp1.790.000 Rp179.000.000
Dikurangi biaya incremental:
Biaya variabel:
Biaya bahan baku Rp860.000 Rp86.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp450.000 Rp45.000.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp60.000 Rp6.000.000
Biaya modifikasi khusus Rp170.000 Rp17.000.000
Total biaya variabel Rp1.540.000 Rp154.000.000
Biaya tetap:
Biaya grafis studio desain Rp12.000.000
Total biaya incremental Rp166.000.000
Laba operasi bersih incremental Rp13.000.000
Oleh karena itu, meskipun harga Rp1.790.000 pada pesanan khusus tersebut di
bawah biaya unit produk normal Rp1.820.000, pesanan khusus ini akan menghasilkan
peningkatan pendapatan operasi bersih sebesar Rp13.000.000. Secara umum, pesanan
khusus ini menguntungkan apabila terdapat pendapatan tambahan dari pesanan
khusus (Rp179.000.000) melebihi biaya tambahan dari pesanan tersebut
(Rp166.000.000).
2.1.3 Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
Produk gabungan memiliki proses produksi gabungan dan menghasilkan biaya
produksi gabungan sampai pada titik pisah batas. Produk gabungan dapat dijual pada
titik pisah batas atau produk gabungan dapat diproses lebih lanjut menjadi produk
jadi yang nantinya dijual pada harga jual yang telah ditentukan. Biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan meliputi biaya gabungan dan biaya pemrosesan lebih lanjut
serta biaya lain yang berkaitan dengan pengemasan dan pengiriman. Pengambilan
keputusan apakah perusahaan akan menjual produk gabungan atau memproses lebih
lanjut merupakan keputusan penting yang harus dibuat oleh para manajer. Dalam
pengambilan keputusan tersebut, perlu diperhatikan beberapa langkah sebagai
berikut:
5
1. Menentukan harga jual setelah titik pisah batas atau harga jual setelah
pemrosesan. Harga jual dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya yang
relevan dan margin yang diharapkan
2. Menerima harga pesanan dari konsumen/pelanggan. Harga yang diterima tentu
mempunyai nilai yang lebih rendah dari harga jual setelah titik pisah batas
3. Menghitung selisih antara harga jual setelah proses dengan harga jual pada titik
pisah batas. Karena kedua harga jual itu berbeda nilai antar alternatif maka harga
jual merupakan pendapatan relevan, sehingga perlu dicari selisih pendapatan
relevan antar kedua relevan itu untuk dibandingkan dengan biaya relevan yang
harus ditanggung perusahaan
4. Membandingkan antara selisih harga jual tersebut dengan biaya pemrosesan
lebih lanjut. Biaya relevan dalam alternatif keputusan menjual atau menolak
adalah biaya pemrosesan lebih lanjut. Ketentuannya sebagai berikut:
- Pesanan diterima apabila biaya relevan atau biaya pemrosesan lebih lanjut itu
lebih besar daripada selisih pendapatan relevan atau selisih harga jual
- Pesanan ditolak apabila biaya pemrosesan lebih lanjut itu lebih kecil daripada
selisih harga jual. Ringkasnya dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
6
5. Mengambil keputusan berdasarkan analisis perbandingan sesuai denga langkah
ke-4 sebelumnya. Keputusan menerima pesanan dilakukan apabila biaya relevan
dalam hal ini biaya pemrosesan lebih lanjut lebih besar daripada selisih harga jual
(harga jual setelah titik pisah batas dengan harga pesanan pada titik pisah batas).
Sebaliknya, keputusan menolak pesanan dilakukan apabila biaya relevan dalam
hal ini biaya pemrosesan lebih lanjut lebih kecil daripada selisih harga jual.
2.1.4 Keputusan Meneruskan atau Menghentikan
Adakalanya perusahaan dihadapkan pada situasi dimana aktivitas operasi
mengalami kerugian terus dan tidak bisa dihindarkan. Kerugian yang terjadi
diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh
perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi, kegagalan perusahaan
meningkatkan mangsa pasarnya, harga jual produk perusahaan yang terlalu tinggi,
daya beli masyarakat yang rendah dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor
tersebut dapat mengakitabkan perusahaan mengalami kerugian usaha yang tidak
dapat diatas dalam waktu singkat, sehingga pihak manajemen mulai
mempertimbangkan untuk menutup operasinya untuk sementara di wilayah
pemasaran tertentu akibat kerugian yang dialami tersebut. Tetapi menutup operasi
disuatu wilayah pemasaran tertentu, khususnya dalam jangka pendek tidak selalu
merupakan pilihan yang paling menguntungkan buat perusahaan. Karena, perusahaan
harus menanggung biaya tetap di dalam suatu periode tertentu walaupun aktivitas
usaha dihentikan untuk jangka waktu tertentu. Lain halnya kalau perusahaan menutup
usaha secara permanen dan melikuidasi seluruh asetnya.
c. Lebih terfokus
Penggunaan konsep bauran produk membantu perusahaan untuk fokus pada bisnis inti
perusahaan. Ketika berkembang, perusahaan dapat menambah lini produk yang lebih
8
banyak untuk menjangkau pelanggan lebih banyak. Upaya ini dapat memberikan
kerugian kepada perusahaan karena perusahaan tidak berfokus pada inti. Perusahaan
yang menambahkan banyak produk hanya ditujukan pada sebagian kecil pelanggan
tetapi mengabaikan mayoritas pelanggan inti yang telah berkontribusi sekitar 80 persen
dari pejualan perusahaan.
d. Manajemen Persediaan
Sebagai pemilik perusahaan skala kecil, perusahaan akan menghadapi keterbatasan
menyangkut jumlah produk yang mampu ditawarkan kepada konsumen. Dengan
berfokus pada penyediaan produk yang optimal bagi pelanggan, perusahaan akan dapat
menyingkirkan penjual-penjual yang lambat dan membuat ruang yang lebih banyak
item yang lebih menarik. Perusahaan dapat menghemat biaya penyimpanan persediaan
dengan tidak menyimpan barang yang tidak laku terjual. Perusahaan dapat terus
menawarkan produk-produk yang benar-benar diinginkan pelanggan.
9
lebih mudah menggunakan markup yang seragam terhadap biaya dan kemudian lebih
mudah menyesuaikan harga apabila permintaan lebih sedikit dari yang diantisipasi.
Elvin Company, yang dimiliki dan dikelola oleh Clare Elvin, yang merakit dan
menyiapkan komputer menurut spesifikasi pelanggan. Biaya komponen dan bahan
langsung lainnya mudah ditelusuri. Biaya tenaga kerja langsung juga mudah
ditelusuri ke setiap pekerjaan. Perakit menerima, dalam rata-rata, $12 per jam dan
perusahaan membayar tunjangan sekitar 25 persen dari upah tersebut. Selama tahun
lalu, Elvin Company mengerjakan 650 pekerjaan, yang rata-rata 5 jam per pekerjaan.
Overhead, yang terdiri dari utilitas, peralatan kecil, penataan ruangan, dan seterusnya,
mencapai jumlah $80.000. Laporan laba-rugi Elvin Company untuk tahun lalu adalah
sebagai berikut:
Pendapatan $856.500
Harga pokok penjualan:
Bahan langsung $585.000
Tenaga kerja langsung 48.750
Overhead 80.000 713.750
Laba kotor $142.750
Beban administratif dan penjualan 25.000
Laba operasi $117.750
Andaikan Claire ingin memperoleh jumlah laba yang sama untuk setiap pekerjaan
dengan laba yang diterima di tahun lalu. Ia dapat mengkalkulasi markup pada harga
pokok penjualan dengan menambahkan beban penjualan serta administratif dan laba
operasi, kemudian membaginya dengan harga pokok penjualan:
10
= 0,20
Markup pada harga pokok penjualan adalah 20 persen. Perhatikan bahwa markup
20 persen mencakup baik laba maupun biaya penjualan dan administratif. Markup
tersebut bukanlah laba yang murni.
Markup dapat dihitung dengan menggunakan berbagai dasar. Tentu saja, bagi
Elvin Company, biaya pembelian bahan merupakan komponen yang terbesar. Selama
tahun lalu, markup bahan mencapai 46,6 persen dari semua biaya lainnya dan laba:
Persentase markup sebesar 46,4 persen dari biaya bahan langsung juga akan
menghasilkan laba yang sama, dengan asumsi tingkat operasi dan beban lainnya tetap
stabil. Pilihan terhadap dasar dan persentase markup umumnya didasarkan pada
kesukaan. Apabila Clare menemukan bahwa tenaga kerja bervariasi dalam proporsi
nyata terhadap biaya bahan (misalnya, komponen yang lebih mahal membutuhkan
lebih banyak waktu persiapan) dan biaya bahan lebih mudah ditelusuri daripada harga
pokok penjualan, maka bahan barangkali merupakan dasar yang lebih baik.
Untuk mengetahui bagaimana markup digunakan dalam penawaran, anggaplah
Clare memiliki kesempatan untuk menawar suatu pekerjaan dari perusahaan asuransi
lokal. Pekerjaan tersebut adalah merakit 100 unit komputer menurut spesifikasi
tertentu. Ia mengestimasi biaya sebagai berikut:
11
Jadi, harga penawaran awal Elvin Company adalah $137.280. Perhatikan bahwa
ini adalah harga penawaran pertama. Clare dapat menyesuaikan penawaran itu
berdasarkan pengetahuannya tentang persaingan dalam pekerjaan tersebut dan faktor-
faktor lainnya. Markup hanyalah sebagai pedoman, bukan aturan mutlak.
Apabila Elvin Company menawarkan setiap pekerjaan dengan biaya ditambah 20
persen, apakah harga tersebut menjamin perolehan laba? Tidak. Apabila pekerjaan
yang diperoleh sangat sedikit, seluruh markup akan menjadi beban penjualan dan
administratif, yaitu biaya-biaya yang tidak secara eksplisit disertakan dalam kalkulasi
harga penawaran.
2.3.2 Kalkulasi Biaya Target dan Penetapan Harga
Kalkulasi biaya target adalah metode penentuan biaya produk atau jasa
berdasarkan harga target yang pelanggan bersedia membayarnya. Kalkulasi biaya ini
juga sering disebut sebagai price-driven costing.
Kalkulasi biaya target merupakan metode penentuan biaya yang berbeda dengan
metode penentuan biaya produk yang umum berlaku. Bila pada metode penentuan
biaya yang selama ini kita kenal, biaya produk dihitung dari jumlah biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Kalkulasi biaya target didasarkan pada
harga yang mampu diserap oleh konsumen dan analisis harga dengan pesaing. Biaya
target dihitung dari harga jual yang akan ditawarkan kepada konsumen dikurangi
dengan margin laba yang telah ditentukan perusahaa. Tahapan dalam penentuan biaya
target ini dimulai dengan Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan harga
produk yang paling dapat diterima pelanggan. Selanjutnya adalah tugas teknisi
perusahaan untuk mendesain serta mengembangkan produk sedemikian rupa
sehingga biaya dan laba dapat ditutup oleh harga. Kalkulasi biaya target melibatkan
lebih banyak pekerjaan pendahuluan daripada penetapan harga berdasarkan biaya.
Namun, perlu dicatat disini bahwa terdapat tambahan pekerjaan yang harus dilakukan
apabila harga berdasarkan biaya lebih tinggi dari harga yang bersedia dibayar
pelanggan.
Kalkulasi biaya target dapat digunakan paling efektif pada tahap desain dan
pengembangan siklus hidup produk. Pada tahap tersebut, keunggulan produk serta
biayanya masih cukup mudah disesuaikan.
Mari kita kembali ke contoh Elvin Company di atas. Misalkan Clare menemukan
bahwa perusahaan asuransi tidak akan mempertimbangkan setiap penawaran di atas
$100.000. Sementara itu, tawaran berdasarkan biayanya adalah $137.280. Apakah ia
12
akan ditolak? Tidak, apabila ia mampu menyesuaikan tawarannya dengan harga yang
diinginkan pelanggan. Ingat bahwa tawaran awal menghendaki angka $100.000
bahan langsung dan $9.000 tenaga kerja langsung. Tentu saja, penyesuaian bahan
tersebut akan menghasilkan penghematan terbesar. Dengan bekerja menurut
spesifikasi pelanggan, Clare harus menetapkan apakah menggunakan komponen yang
lebih murah akan memenuhi keinginan perusahaan asuransi tersebut. Misalkan bahwa
perusahaan asuransi telah menetapkan spesifikasi hard-disk untuk mengakomodasi
software tertentu, dan bahwa kapasitas minimum yang dibutuhkan adalah 800
megabyte. Penawaran awal Clare adalah hard drive berkapasitas 3 GB. Apabila ia
mengurangi kapasitas hard-disk tersebut menjadi 1,5 GB dan menggunakan drive
yang lebih lambat, maka ia mampu menghemat $25.000. Dengan menggunakan
monitor yang sedikit lebih mahal (kenaikan $20) yang tidak membutuhkan
pemasangan screen-saver, akan dihasilkan penghematan $30 per komputer pada
software dan 15 menit jam tenaga kerja langsung ($15 per jam) untuk memasang
software tersebut. Pengurangan bersihnya adalah $13,75 [($30 + $3,75) - $20] untuk
setiap satu dari 100 unit komputer. Sejauh ini, Clare telah melakukan perhitungan
biaya berikut:
Ingat bahwa Elvin Company membebankan overhead pada tingkat 60 persen dari
biaya tenaga kerja langsung. Namun, Clare harus mempertimbangkan pekerjaan ini
dengan hati-hati. Barangkali overhead yang sedikit lebih rendah akan terjadi karena
pembelian berkurang (tidak memerlukan pembelian software screen-saver) dan
pengujian berkurang (hard drive yang lebih kecil memerlukan waktu pengujian yang
lebih pendek). Mungkin overhead untuk pekerjaan ini akan mencapai $4.313 (50
persen dari tenaga kerja langsung). Dengan demikian, biaya untuk pekerjaan ini akan
menjadi $87.938 ($4.313 + $83.625).
Namun, belum semua biaya tercakup. Masih terdapat biaya administratif dan laba
yang diinginkan. Apabila diberlakukan markup standar sebesar 20 persen, maka
tawaran tersebut akan menjadi $105.526. Angka ini masih terlalu tinggi. Sekarang
Clare harus menetapkan apabila penghematan lebih lanjut masih memungkinkan,
atau apabila ia ingin mengurangi laba yang diinginkan dan beban administratif.
13
Seperti yang dapat Anda lihat, kalkulasi biaya target merupakan suatu proses iteratif.
Clare akan meneruskan siklus kalkulasi tersebut sampai ia mencapai biaya target atau
memutuskan bahwa ia tidak mampu mencapainya. Namun, perhatikan bahwa dengan
harga dari pelanggan, Clare sekarang memiliki kesempatan untuk memenangkan
penawaran tersebut.
Masalah selanjutnya mungkin menimbulkan keprihatinan. Apakah secara etis ada
yang salah dengan penggantian komponen dari penawaran awal untuk penawaran
berdasarkan biaya target? Tidak, karena komponen yang baru masih memenuhi
spesifikasi pelanggan dan diuraikan dengan jelas dalam penawaran. Kenyataannya,
penawaran awal Clare melebihi spesifikasi. Apabila pelanggan menginginkan mobil
Kijang, maka penawar tidak perlu menyediakan mobil Mercy, khususnya dengan
harga Kijang. Namun, apabila menurut pandangan profesional Clare perusahaan
asuransi harus meng-upgrade spesifikasinya, maka ia dapat menyatakannya. Sebagai
contoh, apabila ia tahu bahwa program pemrosesan kata perusahaan asuransi tersebut
harus di upgrade yang memerlukan kapasitas lebih besar, ia dapat memberitahu
perusahaan mengenai hal itu dan menyarankan penambahan kapasitas hard-disk.
2.3.3 Penetapan Harga Predator
Penetapan harga predator (predatory pricing) adalah praktek pengaturan harga
yang lebih rendah dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan kemudian
mengeliminasi pesaing tersebut. Penting untuk diperhatikan bahwa penetapan harga
di bawah biaya tidak selalu merupakan harga predator. Kunci aspek hukumnya adalah
bahwa harga di bawah biaya ditujukan untuk menyingkirkan pesaing. Biasanya
praktik seperti ini merupakan hal yang sulit dibuktikan. Harga predator dalam pasar
intenasional disebut dumping, dan ini terjadi ketika perusahaan menjualnya
produknya di negara lain dengan harga di bawah biaya.
2.3.4 Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda kepada beberapa
produk yang pada dasarnya sama. Diskriminasi harga diperbolehkan pada kondisi
tertentu: (1) apabila kondisi persaingan memang menuntut demikian, dan (2) apabila
biaya memungkinkan harga yang lebih rendah. Jelaslah bahwa kedua kondisi ini
penting bagi para akuntan, karena harga yang lebih rendah yang ditawarkan kepada
pelanggan harus dijustifikasi oleh penghematan biaya yang dapat diidentifikasi.
Selain itu, besarnya diskon yang diberikan paling sedikit harus sama dengan jumlah
biaya yang dihemat.
14
2.3.5 Keadilan dan Penetapan Harga
Eksploitasi harga terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar menghargai
produknya “sangat tinggi.” Apabila harga yang dikenakan hanya untuk menutup
biaya, maka eksploitasi harga tidak terjadi. Inilah sebabnya mengapa banyak
perusahaan menghadapi kesulitan besar untuk menjelaskan struktur biaya mereka dan
mendapati biaya-biaya yang mungkin tidak disadari pelanggan itu muncul. Jadi,
perilaku yang tidak etis dalam penetapan harga tersebut berkaitan dengan usaha
mendapatkan keuntungan secara tidak adil dari pelanggaran. Kenaikan harga yang
berkaitan dengan biaya merupakan pembelaan terbaik terhadap pemberontakan
pelanggan.
15