Anda di halaman 1dari 4

70 Azizahwati / Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan


Lokal untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Azizahwati1), Zuhdi Maaruf2), Ruhizan M. Yassin3), dan Ema Yuliani4)


1,2,4)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau, 3)Fakulti Pendidikan UKM
1,2,4)
Kampus Bina Widya Panam Pekanbaru, 3)Bangi Malaysia
aziza_ur@yahoo.com

ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran sains Fisika berbasis kearifan
lokal untuk siswa SMA kelas XI yang berkualitas dan mengetahui pencapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan mengacu pada
model 4D. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), lembar kerja siswa (LKS), serta penilaian tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi
RPP, LKS dan penilaian tes hasil belajar. Uji coba diperluas dengan menggunakan control group pretest-posttest
design. Data hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t. Penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan
memberikan kesimpulan: (1) kualitas modul pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan nilai dengan kategori
sangat baik sehingga layak digunakan, dan (2) pencapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan perangkat pembelajaran berorientasi kearifan lokal mengalami peningkatan.

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, R&D, pembelajaran berbasis kearifan lokal, hasil belajar.

ABSTRACT - This research aims to: develop a high quality learning tool of science physics learning based on local
wisdom for XI grade high school and determined the student learning outcomes after a learning process. Research
method is research and development (R&D) refer to 4D model. The learning tool developed in this research are lesson
plan (RPP), students worksheet (LKS), and an assesment. Research instruments are RPP validation sheet, students
worksheet and the score of the exam/test. Pretest – posttest control group is used as an extended trials. The cognitive
aspect of learning is analyzed by t test. Based on the implemented research and development, it can be concluded that: 1.
The developed learning tools is gain an excellent category score, thus it is fit to be implemented, and 2. The students
learning outcomes, after a learning process using learning tools based on local wisdom orientation, is increasing.

Keywords: learning tool, R & D, learning and teaching based on local knowledge, learning outcomes.

I. PENDAHULUAN pendapat Minstrell adalah bahwa guru harus mampu


Suasana dan lingkungan belajar yang kondusif untuk mengaitkan pengalaman keseharian siswa atau konsep-
pembelajaran sains itu beragam, tetapi dalam salah satu konsep yang telah ada dalam benak siswa dengan isi
sudut pandang, misalnya dalam sudut pandang ‘konteks’, pembelajaran yang akan dibahas [3]. Hal ini sejalan
siswa akan lebih tepat jika mengoptimalkan kearifan dengan pendapat Gagne dan Berliner yang menyatakan
lokal. Secara umum kearifan lokal dapat difahami bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran, isi
sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat pembelajaran dikaitkan dengan sesuatu yang telah
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dikenal atau dipelajari sebelumnya, maka siswa akan
dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal lebih termotivasi dalam belajarnya [3]. Dengan
terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat pembelajaran yang demikian, siswa akan merasakan
setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. relevansi pembelajaran yang dihadapinya dengan
Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang pengalaman hidupnya. Hal ini sejalan dengan tujuan
patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. pembelajaran sains beorientasi kearifan lokal.
Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di Dalam kaitannya dengan peranan lingkungan dalam
dalamnya dianggap sangat universal [1]. Nilai-nilai yang pembelajaran, disadari bahwa baik lingkungan fisik
dianut oleh masyarakat lokal yang penuh dengan nilai- (alam) mapun lingkungan sosial budaya yang dimiliki
nilai kearifan lokal diabaikan dalam berbagai oleh masyarakat Riau memiliki berbagai potensi yang
pembelajaran, termasuk pembelajaran sains maupun dapat digali dan dikembangkan sebagai pendukung
fisika di sekolah [2]. Padahal jika kearifan lokal pembelajaran sains. Dari sisi lingkungan sosial budaya,
dimasukkan ke dalam pembelajaran fisika dapat masyarakat memiliki tradisi teknologi, kebiasaan hidup,
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika sehingga nilai-nilai kehidupan yang telah digunakan turun-
pembelajaran fisika menjadi bermakna bagi siswa. temurun.Dalam hal ini kearifan lokal masyarakat Riau
Usaha yang dapat dilakukan bahwa untuk didefenisikan sebagai kemampuan-kemampuan
meningkatkan pemahaman pada diri siswa menurut (kompetensi) yang dimiliki oleh masyarakat Riau yang

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Azizahwati / Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan 71
Hasil Belajar Siswa

telah terbukti terlestarikan sampai saat ini. Kemampuan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap (1) Data hasil validasi berupa penilaian terhadap RPP,
dan nilai-nilai yang dioperasionalkan dalam kehidupan LKS, soal test hasil belajar. Teknik pengumpulan data
sehari-hari. menggunakan lembar validasi perangkat pembelajaran
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa: yang ditujukan kepada tim ahli (dosen Fisika FKIP UR)
1) Belum adanya perangkat pembelajaran sains Fisika serta teman sejawat (guru SMA). (2) Data uji coba
SMA yang mengaitkan antara materi yang dapat terbatas diperoleh dengan cara one short case study dan
dijadikan pembelajaran sains berorientasi kearifan lokal data hasil ujicoba skla luas diperoleh melalui pemberian
untuk menjelaskan fenomena alam di sekitar peserta pre test-post test.
didik, 2) Perangkat pembelajaran sains Fisika berorientasi Penelitian ini menggunakan control group pre test-post
kearifan lokal belum ada, maka perlu diadakan perangkat test designe. Siswa diberikan pretest sebelum mengikuti
pembelajaran sains tersebut yang diharapkan dapat proses pembelajaran Setelah seluruh rangkaian
membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang pembelajaran selesai maka dilihat peningkatan hasil
begitu luas dengan situasi dunia nyata (kearifan lokal belajar siswa dengan membandingkan nilai pretest dan
masyarakat Riau).3) Minimnya guru-guru memberikan post test. Penilaian akhir hasil pre test dan post test siswa
contoh-contoh dan masalah yang mengandung kearifan diaalisis normalitas dan homogenotas serta uji-t.
lokal untuk diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran
di SMA sehingga pembelajaran kurang bermakna dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
berdampak pada pencapaian hasil belajar yang masih A. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran
rendah. 4) Rendahnya literasi sains peserta didik I. Tahap Define:
Indonesia yang perada pada peringkat 60 dari 65 negara 1. Hasil Tahap Studi Pendahuluan
menurut suvey PISA tahun 2009 dan urutan ke 41 pada a. Studi Pustaka
prestasi sains menurut TIMMS pada tahun 2007. Hasil studi pustaka merupakan hasil kajian
Untuk itulah maka dipandang sangat perlu suatu konsep-konsep dan teori-teori dan hasil-hasil
perangkat pembelajaran sains berorientasi kearifan lokal penelitian terdahulu dan hasil penguasaan materi
yang dapat membawa peserta didik memperoleh pada konsep fluida dinamis se-Kecamatan Kampar
pengalaman belajar secara langsung dengan situasi alam Kiri serta analisis SK dan KD Kelas XI.
sekitarnya guna meningkatkan hasil belajar sains peserta b. Survei Lapangan
didik. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini Survei Lapangan memberikan hasil: Sarana dan
adalah menghasilkan perangkat pembelajaran sains prasaran sekolah serta laboratorium FISIKA cukup
berorientasi kearifan lokal yang valid.dan meningkatkan memadai. 2) Kemampuan akademik siswa untuk
hasil belajar peserta didik melalui proses pembelajaran materi fluida dinamis rendah. 3) Bahan ajar tidak
berorientasi kearifan lokal. digunakan secara optimal.4) guru kurang melibatkan
kearifan lokal dalam pembelajaran.
II. METODE PENELITIAN c. Hasil Analisis Keperluan
Bentuk penelitian ini menggunakan development Hasil pembelajaran di tingkat sekolah masih rendah
research yang dkembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dengan rata-rata UH pada materi fluida dinamis
dan Semmel [4]. Kegiatan penelitian sejalan dengan menurut sebagian guru SMA < 70. Dengan melihat
kegiatan 1 dan 2 meliputi empat tahap, yaitu peringkat SKL yang ada di sekolah, maka tercermin
pendefinisian (define), perancangan (design), kondisi pembelajaran di sekolah serta keperluan akan
pengembangan (develop), dan desiminasi. perangkat pembelajaran yang lebih optimal dalam
Kegiatan penelitian diawali dengan analisis kebutuhan rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
yang meliputi: menganalisis Standar kompetensi dan II. Tahap Design
Kompetensi Dasar Fisika SMA, mereviu literatur tentang 2. Hasil Tahap Perencanaan perangkat pembelajaran.
pengembangan perangkat pembelajaran Fisika SMA. Berdasarkan data hasil tahap studi pendahuluan dan
Berdasarkan hasil analis dirancang prototipe perangkat analisis keperluan, maka produk penelitian
pembelajaran (RPP, LKS, Lembaran Penilaian hasil pengembangan perangkat pembelajaran yang akan
belajar). Draf prototipe perangkat pembelajaran Fisika dikembangkan adalah: Kompetensi Dasar: menerapkan
berorientasi kearifan lokal akan divalidasi oleh 3 (tiga) prinsip fluida dinamik dalam teknologi. Indikator
orang pakar pendidikan fisika sebagai team ahli dan pembelajaran disesuaikan dengan KD yang telah
2(tiga) orang guru Fisika SMA sebagai praktisi. Kegiatan ditentukan.
validasi dilakukan dalam bentuk tertulis dan diskusi 3. Hasil Tahap Penyusunan Draft I
sampai tercapai suatu kondisi yang mana para validator a. RPP
berpendapat bahwa perangkat pembelajaran yang Desain awal RPP yang telah dikembangkan,
dikembangkan sudah valid. Hasil perangkat yang telah terdapat komponen-komponen: (1) Identitas:
layak menurut tim pakar selanjutnya diuji pada skala (sekolah, Mapel, Kelas/semster, Materi Pokok,
kecil. Setelah di dapat hasil perbaikan pada uji skala alokasi waktu), (2) Standar Kompetensi, (3)
terbatas maka dilakukan untuk uji coba skala luas Kompetensi Dasar dan Indikator, (4) Tujuan
(desiminasi) pada kelas XI SMA N 1 Kampar Kiri. Pembelajaran, (5) Materi Pokok, (6) Pendekatan dan
Metode, (7) media, alat dan sumber pembelajaran,

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
72 Azizahwati / Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa

(8) Langkah-langkah pembelajaran, (9) Penilaian Data yang telah terdistribusi secara normal selanjutnya
Hasil Belajar dilakukan uji t untuk melihat adakah perbedaan antara
b. LKS kelas eksperimen (menggunakan perangkat berorientasi
LKS yang dikebangkan terdapat komponen; Judul, kearifan lokal) dengan kelas kontrol.
tujuan kekgiatan dan petunjuk(langkah kegiatan). a. Hasil Pre Test
c. Perangkat Penilaian Data pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa rata-
Desain awal perangkat yang telah dikembangkan rata skor min sebelum pembelajaran baik kelas
terdapat komponen-komponen: (1) kisi-kisi soal eksperimen mahupun kelas kontrol tidak jauh
yang telah disusun sesuai dengan indicator, (2) soal berbeda. Selayaknya kedua kelas memiliki
pilihan ganda yang mengikuti kisi-kisi soal, (3) kunci kemampuan awal yang sama sebelum pembelajaran
jawaban dari setiap soal pilihan ganda, dimulai.
III. Tahap Develop
4. Hasil Tahap Validasi Produk Awal Tabel 4. Dekriptif Pre test
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
Kelas N Mean Std. Std.
dan diarahkan untuk menjawab pertanyaan apakah Deviation Error
perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah Mean
memenuhi kriteria kevalidan atau belum. Rerata hasil eksperimen
validasi terhadap produk awal oleh 5 orang validator 3.5000 1.61515 .32969
24
adalah seperti pada Tabel 1. Pre test kontrol
3.3810 1.56449 .34140
21
Tabel 1. Hasil validasi perangakat pebelajaran berorientasi
kearifan lokal. Tabel 5. Data hasil uji t untuk pre test
Produk Validator Rerata Kategori Levene's t-test for Equality of Means
Test for
RPP 3.8 Sangat Baik Equality of
LKS 3.8 Sangat Baik Variances
Lembar 3.45 Sangat Baik F Sig. t df Sig. Mean Std. 95%
Penilaian (2- Differ Error Confidence
Rerata 3.68 Sangat Baik tailed) ence Diffe Interval of
rence the
5. Hasil Tahap Uji Coba Difference
Lowe Uppe
a. Uji coba terbatas
r r
Tanggapan siswa pada uji coba terbatas terhadap
0.86 0.77 0.250 43 0.804 0.119 0.476 -0.840 1.0782
pembelajaran menggunakan draft II dari produk yang 0.251 42.53 0.803 0.119 0.475 -0.838 1.0764
dikembangkan adalah seperti pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa Levene Test
Tabel 2. Hasil Tanggapan siswa setelah pembelajaran pada uji dengan F = 0.86 dan Sig 0.700 > 0.05 yang berarti data
coba terbatas
adalah homogen. Hasil uji t memperlihatkan bahwa sig
Aspek Rerata Kategori
(2-tailed) 0.804 > 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat
Memotivasi 3.4 Sangat Baik
pembelajaran perbedaan yang signifikan skor min pre test sehingga
Berfikir kritis 3.2 Baik penerapan pembelajaran dengan menggunakan perangkat
Peka terhadap 3.6 Sangat Baik yang dikembangkan layak untuk diteruskan.
lingkungan b. Hasil Post Test
Rerata 3.4 Sangat Baik Pemberian post test setelah pembelajaran
memberikan gambaran seperti pada Tabel 6. Sesuai
IV. Tahap Dessiminate (Uji coba diperluas) dengan harapan terlihat bahwa nilai rata-rata pada
Hasil pre test dan post test yang dilaksanakan harus kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil Namun pakah perbedaan ini signifikan atau tidak
pengolahan data menggunakan SPSS dapat dilihat pada maka perlu dijui seacar statistik menggunakan uji t.
Tabel 3.
Tabel 6. Data deskriptif post test
Tabel 3. Deskripsi Normalitas data pre test dan post test Kelas N Mean Std. Std.
Kelas Normalitas Keputusan Deviation Error
(kolmogrov- Mean
Smirnov) eksperimen 24 10.7500 1.79976 .36737
Eksperiemen Pre 0.131 Normal Posttest
kontrol 21 9.0952 1.89486 .41349
test
Post 0.079 Normal
Terdapat peningkatan hasil belajar pada kedua kelas.
test
Kontrol Pre tes 0.142 Normal Skor rata-rata memperlihatkan bahwa kelas eksperimen
Post 0.200 Normal yang menggunakan pembelajaran berorientasi kearifan
test lokal lebih tinggi dari kelas kontrol.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Azizahwati / Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan 73
Hasil Belajar Siswa

Data hasil uji t post test pada Tabel 7 terdapat Levene IV.KESIMPULAN
Test dengan F = 0.003 dan Sig 0.955 > 0.05 yang berarti Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang
data pos test adalah homogen. Hasil uji t memperlihatkan telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa; (1)
bahwa sig (2-tailed) 0.004 < 0.05 yang berarti bahwa pengembangan perangkat pembelajaran Fisika SMA pada
terdapat perbedaan yang signifikan skor min post test materi fluida dinamis berorientasi kearifan lokal yang
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. dikembangkan menggunakan model 4-D telah
menghasilkan suatu produk yang sudah divalidasi dan
Tabel 7. Data hasil uji t post test diuji coba. (2) Kualitas produk perangkat pembelajaran
Levene's t-test for Equality of Means berbasis kearifan lokal yang dikembangkan melalui
Test for serangkaian uji validitas oleh validator dikategorikan
Equality of sangat baik sehingga layak untuk digunakan. (3)
Variances
Pencapaian hasil belajar siswa setelah diterapkannya
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95%
(2- Differ Error Confidence pembelajaran berbasis pada kearifan lokal meningkat.
tailed) ence Diffe Interval of
rence the PUSTAKA
Difference [1] Sartini,2006.Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah
Lowe Uppe kajian Filsafati. ttp://filsafat.ugm.ac.id, diakses tanggal 30
r r April 2010
0.003 0.955 3.00 43 0.004 1.655 0.551 0.543 2.766 [2] Prasetyo, Zuhdan K., Pembelajaran Sains Berbasis
2.99 41.53 0.005 1.655 0.553 0.538 2.771 Kearifan Lokal. Makalah disajikan dalam seminar nasional
fisika dan pendidikan fisika, 2013.
Hasil yang telah didapat memperlihatkan bahwa [3] Wena, Made., Strategi Pembelajaran Inovatif
memalui pembelajaran berorientasi kearifan lokal dapat Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
[4] Nur, Mohamad., Model Pengembangan Perangkat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan
Pembelajaran, Surabaya, Unesa, 2011
karena pembelajaran berorientasi kearifan lokal lebih [5] Amirin, Siti., Pembelajaran Biologi Model Children’s
memberikan kesan yang kontekstual dalam pembelajaran Learning in Sciece melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri
sehingga siswa mudah memahami materi yang dipelajari. Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan
Keberhasilan proses pembelajaran siswa dipengaruhi Kemampuan Berfikir Kritis, Tesis UNS (Unpublished),
oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah metode 2012
yang digunakan oleh guru. Pembelajaran yang [6] Suastra. I.W, Merekonstruksi Sains Asli (Indi-genous
berorientasi pada kearifan lokal di mana siswa dilibatkan Science) dalam Upaya Mengembang-kan Pendidikan
dengan tradisi yang ada di kehidupannya ternyata Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah. Jurnal
Pendidikan dan Penga-jaran IKIP Negeri Singaraja
memberikan kesan yang lebih kontekstual [6].
(Terakreditasi). Volume 38 No.3, Juli 2005.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suastra [7] Hairida, Pemanfaatan Budaya dan Teknologi Lokal dalam
(2005) pengembangan bahan ajar sains tidak dapat Rangka Pengembangan Sains, Jurnal Pendidikan
dilepaskan dari peranan lingkungan terdekat, baik Matematika dan IPA Vol. 1. No. 1. Januari 2010:55-54
lingkungan fisik (alam) maupun lingkungan sosial
budaya [2]. Latar belakang budaya yang dimiliki siswa
dan dibawa ke dalam kelas selama proses pembelajaran Tanya Jawab:
memainkan peran yang sangat penting pada proses
penguasaaan materi pelajaran. Hal ini selaras dengan Asep (UPI)
hasil yang di dapat oleh Haraida (2010) pembelajaran ? 1.Bukti dan Evaluasi dari penelitian mana ?
berbasis budaya (kearifan lokal) membuat siswa lebih 2. Modul berupa kearifan lokal, maka pertanyaannya bukan
berupa pemahaman sehingga siswa tahu fisisnya!
mandiri dan memberikan peluang siswa untuk lebih
3. Konfirmasi : konten pembuatan alat evaluasi perlu di kaji dan
mengeksplor kemampuannya sendiri baik itu dikembangkan lagi. Mungkin sudah mengacu pada tujuan,
pengetahuan awal maupun keyakinannya terhadap namun supaya proses kearifan lokal tidak sia-sia, coba dibuat
konsep materi pelajaran [1]. Menurut pendapat Minstrell dalam bentuk proses. Pertanyaan penguasaan konsep beda
bahwa untuk meningkatkan pemahaman pada diri siswa, dengan pertanyaan proses .Model perlu dilengkapi dengan
guru harus mampu mengaitkan pengalaman keseharian
siswa atau konsep-konsep yang telah ada dalam benak Azisahwati (Univ. Riau)
siswa dengan isi pembelajaran yang akan dibahas [3]. Hal √ 1. Evaluasi ada kognitif, proses dan afektif dan sudah
ini sejalan dengan pendapat Gagne dan Berliner yang mengikuti K13 metode saintifik
2. Untuk soal literasi diambil SMP (materi gelombang)
menyatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran, isi
3. Untuk Informasi lebih lanjut :
pembelajaran dikaitkan dengan sesuatu yang telah Soal untuk proses (ketrampilan proses) sudah dikembangkan
dikenal atau dipelajari sebelumnya, maka siswa akan dan juga sudah dinyatakan valid. Namun hasil belajar yang
lebih termotivasi dalam belajarnya [3]. Dengan diangkat untuk makalah hanya pada hasil belajar kognitif saja
pembelajaran yang demikian, siswa akan merasakan
relevansi pembelajaran yang dihadapinya dengan
pengalaman hidupnya. Hal ini sejalan dengan tujuan
pembelajaran sains beorientasi kearifan lokal

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai