Anda di halaman 1dari 57

Asuhan Keperawatan pada Ny.

M dengan Prioritas Masalah


Kebutuhan Dasar : Istirahat & Tidur Pasien Hipertensi
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi D-III Keperawatan

Oleh
Desi Rohana Sibarani
142500020

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

1
Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan anugerah-Nya, dan telah memberikan kekuatan, kesempatan, dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun karya tulis ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar :
Istirahat & Tidur Pasien Hipertensi di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia”.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas


Sumatera Utara Medan.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan dan selaku Dosen Pembimbing saya.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. KMB, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Pelaksana Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Dosen penguji.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Yang tercinta kepada kedua orang tua saya ayahanda (Harri Sibarani) dan ibunda
(Eppy Agustina Sitompul) yang tercinta atas segala keikhlasan dalam memberikan
kasih sayang serta kakak (Nikita Sibarani, Amd) dan adik-adik saya yang saya
sayangi (Tessalonika Sibarani, Evivania

ii
Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS……………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.3 Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Gangguan Pola Tidur............................................................................. 4
2.3.1 Pengkajian................. ....................................................................... 14
2.3.2 Analisa Data...................................... ............................................... 16
2.3.3 Rumusan Masalah.............................. .............................................. 17
2.3.4 Perencanaan...................................................................................... 19
2.4Asuhan Keperawatan Kasus.................................................................. 21
2.4.1. Pengkajian ...................................................................................... 21
2.4.2Analisa Data ...................................................................................... 31
2.4.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 32
2.4.4. Perencanaan ................................................................................... 33
2.4.5. Implementasi dan Evaluasi ............................................................ 36
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran ......................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40
LAMPIRAN

v
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan aktifitas istirahat dan tidur merupakan suatu kesatuan yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan
istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktifitas akan
menurunkan serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry,2005). Tidur
dikarakteristikkan dengan aktifitas metabolisme tubuh menurun, tingkat kesadaran
yang bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan penurunan respon terhadap
stimulus eksternal (Wahid, 2007).Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar
yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah
yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur, keadaan


tidur yang normal dapat berubah, perubahan keadaan tidur ini dipengaruhi oleh
faktor fisiologis dan non fisiologis. Faktor fisiologis yaitu penyakit fisik
sedangkan faktor non fisiologis yaitu obat-obatan dan substansi, gaya hidup, pola
tidur yang biasa dan mengantuk berlebihan pada siang hari, stress emosional,
lingkungan, latihan fisik dan kelelahan serta asupan makanan dan kalori ( Potter
& Perry, 2005).Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam hari seringkali
terjadi diantara lansia dan kecenderungan untuk tidur siang kelihatan meningkat
secara progresif dengan bertambahnya usia. Peningkatan waktu tidur disiang hari
dapat terjadi karena seringnya terbangun pada malam hari ( Evans & Rogers,
1994 dalam Potter & Perry, 2005).

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur atau ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di
siang hari (Naylor & Aldrich, 1994). Gangguan tidur telah diklasifikasikan

Universitas Sumatera Utara


menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994), yang pertama Disomnia adalah
gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda. Kedua Parasomnia
adalah prilaku yang tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur seperti
gangguan terjaga, terjaga sebagian. Ketiga gangguan tidur yang berhubungan
dengan gangguan medis/psikiatrik. Yang terakhir gangguan tidur yang masih
bersifat usulan adalah gagguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang
adekuat mengenai keberadaan gangguan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur Beberapa faktor yang menjadi


penyebab gangguan tidur menurut beberapa ahli seperti Potter & Perry, 2010;
Asmadi, 2008; dan Tarwanto & Wartonah, 2006 yaitu : Obat dan substansi, gaya
hidup, pola tidur yang lazim, stres emosional, lingkungan dan penyakit.

Hipertensi adalah gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai


dengan peningkatan tekanan darah secara persisten (Potter and Perry,
2005).Hipertensi dapat mempengaruhi pola tidur dibuktikan dengan penelitian
bahwa 24 persen dari responden berusia antara 32 hingga 59 tahun yang tidur
selama 5 jam atau kurang dalam semalam mengalami hipertensi.sedangkan yang
responden yang tidur 7 hingga 8 jam semalam, hanya 12 persen yang mengalami
hipertensi ( Gangwisch et al, 2006).

Hipertensi berhubungan dengan gangguan pola tidur. Apabila tidur


mengalami gangguan dan tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur, maka
akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi yang berujung kepada penyakit
kardiovaskular. Setiap 5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak
dialami oleh seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan
darah. Selain itu salah satu faktor dari kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan
durasi tidur yang pendek juga berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
(Calhoun & Harding 2012). Apabila gangguan pola tidur berlangsung dalam
waktu yang lama, akan menyebabkan individu tersebut mengalami kurang tidur
yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit yang dideritanya (Potter &
Perry,2012).

Universitas Sumatera Utara


1.2.TUJUAN

1.2.1. Tujuan umum


Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan prioritas
Masalah Gangguan Pola Tidur di Lingkungan I Sari Rejo Medan
Polonia.

1.2.2. Tujuan khusus


a) Mampu mengkaji asuhan keperawatan pada Ny. M dengan
gangguan pola tidur pada lansia.
b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan
gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.
c) Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. M
dengan gangguan pola tidur pada lansia.
d) Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny. M dengan
gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.
e) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. M dengan
gangguan kebutuhan pola tidur pada lansia.

1. 3 MANFAAT
1.3.1 Bagi pelayanan kesehatan

Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan


prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

1.3.2 Bagi pendidikan keperawatan

Dapat menjadikan referensi bagi institusi pendidikan keperawatan


dalam memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

1.3.3 Bagi klien

Memberikan informasi bagi klien dalam mengatasi permasalahan


kebutuhan dasar gangguan pola tidur.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Tidur

2.1.1. Pengertian Tidur

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme


untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,
memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik
maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle,
1995).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan
masingmasing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda
(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran


yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup,
mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan
tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter &
Perry, 2005).

2.1.2 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya


hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktvitas tidur ini
diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur
seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan
dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon
dan bagian atas pons (Potter & Perry, 2005).

Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan


visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari

Universitas Sumatera Utara


korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan
sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum


serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan
impuls yang diterima di pusat otak dan system limbik. Dengan demikian, system
pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS
dan BSR (Potter & Perry, 2005).

2.1.3. Pengaturan Tidur

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf


perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal (Robinson 1993,
dalam Potter). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan
electroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot
dengan menggunakan ecelctromiogram (EMG) dan electroculogram (EOG) untuk
mengukur pergerakan mata (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua


mekanisme selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk tidur dan bangun. Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak
atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba.
Juga menerima stimulus dari konrteks serebri (emosi, proses pikir) (Tarwoto &
Wartonah, 2006).

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS


melepaskan katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan
oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak
tengah yaitu bulbur synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya
seseorang tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak,
reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks
seperti emosi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Universitas Sumatera Utara


Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan
berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS
menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto &
Wartonah, 2006).

2.1.4. Tahapan Tidur

Normalnya tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang tidak
cepat (Nonrapid Eye Movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat(Rapid
Eye Movement, REM). Selama NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan
dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM
adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

a. Tahapan tidur NREM


1. NREM tahap 1
a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dan tidur
b. Tahap berakhir atau berlangsung beberapa menit
c. Pengurangan aktivitas fisiologi dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
d. Mudah terbangun dengan rangsangan, seperti suara
e. Bila terbangun,seseorang merasa seperti telah bermimpi (Potter
& Perry,2006).

2. NREM tahap II
a. Periode suara tidur
b. Mulai relaksasi otot
c. Berlangsung 10-20 menit
d. Fungsi tubuh berlangsung lambat
e. Dapat dibangunkan dengan mudah

3. NREM tahap III


a. Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
b. Sulit dibangunkan
c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh

Universitas Sumatera Utara


d. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
e. Berlangsung 15-30 menit

4. NREM tahap IV
a. Tidur nyenyak
b. Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
c. Untuk restorasi, tonus otot menurun
d. Sekresi lambung menurun
e. Gerak bola mata cepat
f. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan
menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini
g. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam
terjaga
h. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi.

b. Tahapan tidur REM


1. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM
2. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur
malamnya
3. Jika individu terbangun pada tidur AREM maka biasanya terjadi
mimpi
4. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
5. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada
REM. Mimpi kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain
6. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
7. Peningkatan sekresi lambung
8. Durasi dari tidur REM meningkatkan pada tiap siklus dan rata-rata
20 menit.

Universitas Sumatera Utara


c. Karakteristik tidur REM
1) Mata : cepat tertutup dan terbuka
2) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
3) Pernafasan : tidak teratur, kadang dengan apnea
4) Nadi : cepat dan ireguler
5) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi
6) Sekresi gaster : meningkat
7) Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik
8) Gelombang otak : EEG aktif
9) Siklus tidur : sulit dibangunkan

Universitas Sumatera Utara


2.1.5. Siklus Tidur

Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur
yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya
melalui empat hingga lima siklus selama 7 – 8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai
dari tahap NREM yang berlanjut ke REM. Tahap NREM I – III berlangsung
selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu,
individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul
sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.

Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut :

Bangun

NREM I

REM

NREM II NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

Skema 1. Siklus tidur normal

Universitas Sumatera Utara


2.1.6. Fungsi Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
diyakini bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan
mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular,
endokrin, dan lain-lain.

Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat diarahkan kembali


pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek
fisiologis dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di
antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan
memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur
terjadi penurunan.

2.1.7 . Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat


perkembangan. Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan
Wartonah (2010) yaitu :

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b. Mudah berespons terhadap stimulus

c. Pada minggu peratama kelahiran 50% adalah tahap REM

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c. Tahap REM 20-30 %

10

Universitas Sumatera Utara


3. Toddler

a. Tidur 10-12 jam/hari

b. Tahap REM 25%

4. Prasekolah

a. Tidur 11 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

5. Usia sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari

b. Tahap REM 18,5%

6. Remaja

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

7. Dewasa muda

a. Tidur 7-9 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

8. Usia dewasa pertengahan

a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari

b. Tahap REM 20%

9. Usia tua

a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

11

Universitas Sumatera Utara


2.1.8 . Faktor – faktor yang mempengaruhi tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi


tidur yaitu :

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih


banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien
kurang tiduratau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan
hipertensi, gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit
persyarafan.

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan


keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf


simpatis sehingga mengganggu tidurnya

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan


minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah

12

Universitas Sumatera Utara


7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur


antaralain :

a. Diuretik : menyebabkan insomnia

b. Antidepresan : menyupresi REM

c. Kafein : meningkatkan saraf simpatik

d. Narkotika : menyupresi REM

2.2 Gangguan Tidur

2.2.1 Pengertian Gangguan Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara


umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan
munculnya salah satu dari ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau
sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa
mengantuk yang berlebihan di siang hari.

2.2.2 Klasifikasi Gangguan Tidur

Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami


gangguan dan perubahan waktu tidur yang menyebabkan
ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari ( Tarwoto
Wartonah,2010)

Klasifikasi gangguan tidur ( Tarwoto Wartonah,2010) yaitu :

a. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan
kuantitas tidur. Tiga macam insomnia, yaitu : insomnia inisial
(initial insomnia) adalah tidak adanya ketidakmampuan untuk
tidur, insomnia intermiten (intermittent insomnia) merupakan
ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering
terbangun, dabn insomnia terminal (terminal insomnia) adalah
bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab

13

Universitas Sumatera Utara


insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan
minum alkohol dalam jumlah banyak.

b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya di
sebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit
ginjal, liver, dan metabolisme.

c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak
seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan).

d. Narcolepsy
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang
tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat
tidur sama dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak
terdapat gas darah atau endokrin.
e. Apnoe tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila
disertai apnoe maka bisa menjadi masalah. Mendengkur
disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara di hidung dan
mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot dibelakang mulut
mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10
detik sampai 3 menit.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum
tidur REM.
g. Gangguan pola tidur secara umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan
individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam
jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan
ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan
(Carpenito, 1995).

14

Universitas Sumatera Utara


Gangguan ini dapat dilihat dari kondisi pasien yaitu :

1. Memperlihatkan perasaan lelah


2. Gelisah
3. Lesu
4. Kehitaman di daerah sekitar mata
5. Kelopak mata bengkak
6. Konjungtiva merah, mata perih
7. Sering menguap atau mengantuk
Penyebab gangguan pola tidur antara lain kerusakan transpor
oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat,
imobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang
mengganggu, dll.

2.3. Proses Keperawatan

2.3.1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan pada masalah tidur dapat meliputi pengkajian


khusus masalah kebutuhan pola tidur antara lain:

1. Identitas

a) Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang


klien.pada umur usia tua tidur kurang lebih 6 jam/hari.

b) Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi


pola tidur seseorang, kaum wanita tidur lebih nyenyak dan bangun
lebih sedikit pada malam hari dibandingkan dengan pria. Wanita
juga lebih bisa mengatasi efek kekurangan tidur yang dialami. Pola
tidur yang berbeda antara pria dan wanita juga membuat wanita
lebih segar ketika bangun tidur.

c) Tinggi badan dan berat badan. Hal ini mempengaruhi gangguan


pola tidur. Pada saat tidur, kadar melatonin dalam tubuh

15

Universitas Sumatera Utara


bertambah, melatonin ini adalah pengatur hormon di mana hormon
pertumbuhan berperan sangat penting.

d) Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur


klien? Apakah kondisinya bising, gelap, atau suhunya dingin?

e) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental


mempengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan
tidur.

2. Riwayat Tidur

Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan


kualitas tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi
yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat
tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat yang
dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien
mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada
perubahan pola tidur.

3. Riwayat kesehatan saat ini

Kesehatan klien yang dialami pada saat itu juga.

4.Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat kesehatan yang dialami klien pada masa lalu.

5. Pemeriksaan fisik

a) Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien

b) Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan


konjungtiva merah.

c) Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara


lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang
koordinasi.

16

Universitas Sumatera Utara


6. Gejala Klinis

Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,


adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta
sakit kepala.

7. Penyimpangan Tidur

Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan


auditorik, meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi,
halusinasi visul dan auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan
waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai, dan
intonasinya tidak teratur.

8. Pemeriksaan Diagnostik

a) Elektroencefalogram (EEG)

b) Elektromiogram (EMG)

c) Elektrookulogram (EOG)

2.3.2 Analisa data

Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan


keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan
perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan

17

Universitas Sumatera Utara


masalah kesehatan tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan.
Perawat mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap
(Potter dan Perry, 2005).

Data Subjektif:
1. Klien menyatakan ketidakpuasan tidur
2. Klien menyatakan sering terjaga
3. Klien menyatakan tidak cukup puas istirahat
Data Obyektif
1. Klien tampak lelah
2. Klien tampak gelisah
3. Lesu
4. Kehitaman di daerah sekitar mata
5. Kelopak mata bengkak
6. Konjungtiva merah, mata perih
7. Sering menguap atau mengantuk
2.3.3 Rumusan masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan pola tidur harus aktual dan


potensial berdasarkan pengumpulan daya yang selama pengkajian dimana
perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi kebutuhan
istirahat tidur atau gangguan pola tidur (Potter & Perry,2006).

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengurangi respon


aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai izin berkompeten untuk mengatasinya (Potter &Perry,2005).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah


kebutuhan istirahat dan tidur yaitu:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan

a) Proses penuaan
b) Gaya hidup kurang gerak

18

Universitas Sumatera Utara


c) Gangguan metabolisme
d) Kerusakan eliminasi
e) Pengaruh obat
f) Pola aktivitas siang hari
g) kecemasan
h) Immobilitas
i) Ketidaknyamanan fisik
j) Konsumsi alkohol
k) Lingkungan yang mengganggu
2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti napas
saat tidur,dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

4. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


obesitas.

5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidur.

6. Potensial cedera berhubungan dengan somnambolisme.

7. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur


hipersomnia.

Kemungkinan Data yang ditemukan adalah :

a) Perubahan penampilan dan perilaku

b) Sering menguap

c) Lingkaran hitam disekitar mata

d) Perubahan tingkat aktifitas

e) Mata / konjungtiva merah.

f) Stress

g) Faktor usia

19

Universitas Sumatera Utara


.3.4 Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana


tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan
dalam intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut(
Potter & Perry,2005).

Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan


istirahat dan tidur ialah untuk mempertahankan kebutuhan istirahat dan
tidur dalam batas normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan
jumlah jam tidur malam serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih
rileks dan lebih segar saat terbangun dari tidur ( Wilkinson, 2006; Tarwoto
& Wartonah, 2010).

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Memberikan informasi
masalah gangguan tidur dasar dalam menentukan
klien, karakteristik dan rencana keperawatan
penyebab kurang tidur.

2. Anjurkan klien untuk 2. Mengurangi gangguan saat


mengurangi distraksi tidur
lingkungan dan hal-hal
yang dapat mengganggu
tidur.

3. Anjurkan klien untuk 3. Meningkatkan tidur


tidur dengan posisi yang
nyaman.
4. Anjurkan klien untuk 4. Menghindari tidur siang
meningkatkan yang berlebihan
aktivitasnya pada siang
hari.

20

Universitas Sumatera Utara


5. Anjurkan klien untuk 5. Dapat mempercepat klien
mengurangi aktivitas untuk memulai tidur
sebelum tidur.

6. Anjurkan klien untuk 6. Tidur siang hari dapat


tidak banyak tidur pada menyebabkan tidak bisa
siang hari. tidur pada malam hari

7. Anjurkan klien makan 7. Meningkatkan tidur


yang cukup satu jam
sebelum tidur.
8. Berikan pengetahuan 8. Meningkatkan pola tidur
kesehatan kepada klien
tentang jadwal tidur,
cara mengurangi stres
dan cemas
serta latihan relaksasi.

21

Universitas Sumatera Utara


2.4. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.4.1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 67 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Karya Bakti I No.62 Medan
Tanggal Masuk RS :-
No. Register :-
Ruangan/Kamar :-
Tanggal Pengkajian : 13juni 2017
Diagnosa Medis : Hipertensi

II. KELUHAN UTAMA :


Ny. M mengatakan sulit untuk memulai tidur pada malam hari, kadang
tidur hanya 2 jam saja, sering terbangun pada malam hari, jika sudah
terbangun dari tidur maka akan sulit untuk tidur kembali. Klien mengatakan
sering pusing, dan kurang aktivitas pada siang hari sehingga ia sering
menguap pada siang hari.

22

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Hipertensi
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Jika pasien minum obat pasien mengatakan dirinya bisa tidur
dan sebaliknya.

B. Quantitiy/quality

1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sangat lelah
2. Bagaimana dilihat
Wajah pasien tampak lelah, kantong mata membesar, lingkar
mata menghitam, dan kelihatan mengantuk dan menguap.

C. Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu dirinya
sehingga dia kesulitan untuk tidur di malam hari.

D. Time : Pada malam hari jam 23:30 wib pasien tidak dapat tidur

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

a. Penyakit yang pernah dialami


Ny. M dulu tidak mempunyai riwayat kesehatan pada masa lalu,
hanya saja klien mempunyai penyakit hipertensi semenjak umur 50
tahun.

23

Universitas Sumatera Utara


b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan pengobatan hanya dengan berobat jalan dan
klien mengkonsumsi obat penurun tekanan darah dan obat tidur.

c. Pernah dirawat/dioperasi: -
d. Lama dirawat
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit.
e. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi.
f. Imunisasi
Klien mengatakan imunisasinya lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a) Orang tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi seperti
klien.
b) Saudara kandung
Klien adalah anak ke 5dari 6 bersaudara, dan saudara kandung
klien tidak memiliki riwayat hipertensi seperti klien.
c) Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien tidak memiliki Penyakit keturunan.
d) Anggota keluarga yang mengalami hipertensi
Keluarga klien tidak ada yang mengalami hipertensi
e) Anggota keluarga yang meninggal
Ayah dan ibu klien.
f) Penyebab meninggal
Ayah dan ibu klien meninggal karena sudah tua.

24

Universitas Sumatera Utara


VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya


Pasien mengatakan pasrah akan penyakitnya dan ia bersyukur
selama penyakitnya tidak terlalu serius

b. Konsepdiri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan dirinya menyukai bentuk tubuhnya.
2. Ideal diri
Klien mengatakan dirinya ingin cepat sembuh agar dapat
melakukan aktivitasnya seperti biasa.
3. Harga diri
Klien mengatakan dirinya merasa rendah diri karena
mengalami hipertensi
4. Perandiri
Klien sebagai seorang ibu
5. Identitas
Klien merupakan seorang wanita tamatan SMA.
c. Keadaan emosional
Keadaan emosional klien tampak stabil.
d. Hubungan sosial:
1. Orang yang berarti
Menurut klien orang yang berarti adalah suami dan anaknya.
2. Hubungan dengan keluarga
Menurut klien hubungan klien dengan keluarga baik dan
harmonis.
3. Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan temannya baik.
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang
lain.

25

Universitas Sumatera Utara


e. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama kristen.
2. Kegiatan ibadah
Klien sering mengikuti kegiatan ibadah.

VII. STATUS MENTAL


a. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (composmentis).
b. Penampilan
Penampilan klien rapi, tetapi tampak letih, lesu, tampak mengantuk
dan kurang semangat.
c. Pembicaraan
Klien berbicara jelas, nada suara lembut, frekuensi sura lambat.
d. Alam perasaan
Pasien merasa sedikit cemas.
e. Afek
Pasien tidak mengalami gannguan pada afek.
f. Interaksi selama wawancara
Baik
g. Proses pikir
Baikdan tidak ada gangguan
h. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan daya pikir
i. Memori
Klien memiliki daya ingat yang masih bagus.

26

Universitas Sumatera Utara


VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Composmentis (CM)

b. Tanda-tanda vital

a.Suhu tubuh : 36,5c


b. Tekanan darah : 160/100 mmHg

c. Nadi : 80 x/i
d. Pernafasan : 24 x/i
e. skala nyeri :-
f. TB : 170
g. BB : 67
c. Pemeriksaan Head to toe
a) K e p ala
- B e nt u k :
B u l at,si m etris
- U b u n - u b u n :
A d a, n or m a l
- K u lit ke pala : K u lit
k e pala bersi h

b) R a m b ut
- K ea daa n ra m b u t
: M e rat
a,terli h at
b ersih
- B a u : T i da k
b er ba u
- W a r na k ulit :
S a w o m ata n g

c) W a ja h

27

Universitas Sumatera Utara


- W a r na k ulit :
S a w o m ata n g
- Stru kt ur w aja h : L e n g k a p
d a n
n o r m a l

d) M ata
- K ele n g k a pa n da n k esi m etrisa n
: L e n g k a p, si m etris
- Pal pe bra :
P al pe bra n or m a l

- K o n j u n gti v a da n sk lera :
A n e m is
d a n m ata
k eri n g,
li n g k ar
m a t a
ta m p a k
m e n g h ita
m ,
k a nt u n g
m a t a
m e m b esar.
- P u pil :
B u l at 3- 4 m m
- C o r nea da n iris :
Iris: C o k lat
- V is us : K lie n
tida k

28

Universitas Sumatera Utara


m e m i li k i
v is us
- T e k a na n b ola m ata
: T i da k di kaji

e) H i d u n g
- T ula n g hi d u n g : N o r m a l,
tida k ada
se kret
- L u b a n g hi d u n g
: N o r m a l da n le n g k a p
- C u p i n g hi d u n g
: B ai k

f) T eli n ga
- B e nt u k teli n ga :
Si m etris
- U k u ra n telin ga :
N o r m a l
- L u b a n g telin ga :
L e n g k a p
- K etaja m a n pe n de n g ara n
: B ai k

g) M u l ut da n fari n g
- K ea daa n bi bir :
Si m etris
- K ea daa n g usi da n g i gi : gi gi
ta m p a k
k u n i n g,
g usi
n o r m a l

29

Universitas Sumatera Utara


- K ea daa n li da h
: N o r m a l
- O r o fari n g :
T i d a k di k aji

h) L e h er
- P osisi trac hea :
si m et ris, n o r m a l
- T h y r oi d : T i da k ada
p e m b e n g k
a k a n
- S uara
: N o r m a l
- K ele njar li m f e : T i da k ada
p e m b e n g k
a k a n
- V e n a ju g ularis
: N o r m a l
- D e n y ut na di kar otis
: T era ba jelas

i) Pe m e ri ksaa n i nte g u m e n
- K e b ersiha n :
b ersih
- K e h a n gata n :
B a i k
- W a r na : Sa w o
m a t a n g
- T ur g or :
K e m b a li < 3 deti k

30

Universitas Sumatera Utara


- K ele m b a ba n :
terasa le m b a b
- K elai na n pa da k ulit
: T i da k a da

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

- Frekuensimakan/hari : 3 kali sehari dengan


porsi besar

- Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien


baik
- Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri

- Alergi :Tidak ada riwayat


alergi

- Mual dan muntah : Tidak ada mual &


muntah

31

Universitas Sumatera Utara


- Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan sore
- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi besar nasi +
lauk pauk

- Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan

- Masalah makan dan minum :mengkonsumsi


makanan dengan porsi
besar dan suka
mengemil pada siang
hari dan malam hari.

B. Perawatan diri/Personal hygiene

- Kebersihan tubuh : tubuh tampak bersih

- Kebersihan gigi dan mulut :Gigi tampak kuning


dan kurang bersih
- Kebersihan kuku kaki dan tangan :kuku tangan dan kaki
pendek dan bersih

C. Pola kegiatan/Aktivitas
1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau
total:

- Klien melakukan aktivitas secara mandiri dengan baik

2. Uraian aktivitas ibadah pasien selama sakit:

-Klien sering mengikuti kegiatan ibadah walaupun dalam


keadaan sakit.

D. Pola Eliminasi
1. BAB

32

Universitas Sumatera Utara


- Pola BAB : 1 x sehari

-Karakter feses : berwarna kuning kecoklatan,


konsistensi padat, bau
khas feses

-Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan

- BAB terakhir : pagi hari

- Diare : tidak mengalami diare


- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 3-5 x sehari

- Kateter urin : tidak memakai kateter urin

- Nyeri/rasa terbakar : tidak ada nyeri atau

kesulitan BAK

- Penggunaan diauretik : tidak ada


penggunaan diuretik

E. Mekanisme koping

a) Adaptif
Pasien mau bicara dengan orang lain, melakukan tekhnik
relaksasi, tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah.
b) Maladaptif

Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu


menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur siang
dari pada memikirkannya.

33

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Analisa Data

NO Data Etiologi Masalah


keperawatan
1 DS : Manula Gangguan Pola
-Ny.M mengatakan Tidur
susah tidur,tidak nyenyak, Penurunan fisiologi
sulit untuk memulai tidur, tidur
sulit untuk melanjutkan
tidur jika sudah terbangun
dan sering ngantuk pada Penurunan elastisitas
siang hari. pembuluh darah

34

Universitas Sumatera Utara


DO:
-Wajah Ny. M tampak
lemas. Hipertensi
-Sering Menguap
-Klien tidur siang 3 Jam.
-Klien tidur jam 02.00 Peningkatan
Pagi. vaskuler cerebral
-Jumlah tidur klien 4 Jam
setiap malam. Myalgia
-Frekuensi terbangun pada
malam hari 2 kali
-TTV: Gangguan Pola
TD : 160/100 mmhg Tidur
RR : 24x/menit
HR : 80x/MENIT
T : 36,5C
2 DS: Manula Gangguan nutrisi
-Ny.M mengatakan 3x/hari lebih dari kebutuhan
makan dalam porsi sedang Penurunan tubuh
-Ny.M mengatakan penyerapan
sukangemil pada malam metabolisme
hari.
-Ny.M mengatakan selera
makan sangat tinggi. Meningkatnya pola
-Ny. M mengatakan Asupan makan
BB awal = 67 kg
TB awal = 170 cm
BB sekarang = 75 kg Kelebihan nutrisi
TB sekarang = 170 cm dari kebutuhan tubuh
Usia 67 Tahun

DO:

35

Universitas Sumatera Utara


-Ny.M terlihat lebih
gemuk dan berisi
-Lingkar lengan : 41,5 cm
-Lingkar paha : 62,5 cm
-Lingkar perut : 91,5 cm
-Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga

2.4.3 Rumusan masalah

a) Gangguan Pola Tidur

b) Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Diagnosa keperawatan (PRIORITAS)

a) Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor usia ditandai dengan


susah tidur, tidak nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.

b) Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan BB = 67


kg, TB= 170, Lingkar lengan : 41,5 cm, Lingkar paha : 62,5 cm, Lingkar
perut : 91,5 cm, ditandai dengan nafsu makan tinggi 3 kali sehari dengan
porsi besar dan klien suka ngemil.

2.4.4 Perencanaan

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Gangguan Klien dapat 1. Rasa 1. Lakukan 1. Memberikan
pola tidur mempertahank ngantuk pengkajian informasi dasar
berhubungan an kebutuhan klien pada masalah dalam
dengan faktor tidur dalam siang hari gangguan menentukan
usia ditandai batas normal berkurang tidur klien, rencana
dengan susah karakteriskti perawatan.
tidur, tidak k dan

36

Universitas Sumatera Utara


nyenyak, dan penyebab
wajah tampak kurang tidur
tidak segar.
2. Klien 2. Kurangi 2. Mengurangi
dapat tidur kebisingan, gangguan saat
nyenyak atur cahaya tidur
lampu yang
redup

3. Waktu 3. Batasi 3.
tidur klien 6- intake cairan Meningkatkan
8 jam setiap pada malam pola tidur
malam hari,
terutama
yang
mengandung
kafein

4. Frekuensi 4. Anjurkan 4. Menghindari


terbangun di klien untuk tidur siang
malam hari mengurangi yang
berkurang distraksi berlebihan
lingkungan
dan hal-hal
yang dapat
menggangu
tidur

5. Klien 5. Anjurkan 5.Meningkatka


melakukan klien untuk n pola tidur
tindakan- tidur dengan
tindakan posisi yang

37

Universitas Sumatera Utara


yang nyaman
mempercepa
t tidur

6. Perasaan 6. Anjurkan 6.
segar setelah klien untuk Meningkatkan
tidur tidak banyak agar bisa tidur
tidur pada pada malam
siang hari hari
Gangguan Klien dapat 1. Klien 1. Lakukan 1. Memberikan
nutrisi lebih mengurangi menyadari penjelasan informasi
dari kebutuhan kelebihan masalah tentang dampak dari
tubuh nutrisi pada berat badan kelebihan kelebihan
berhubungan kebutuhan nutrisi dari nutrisi dari
dengan BB tubuh kebutuhan kebutuhan
=67 kg, TB= tubuh tubuh
170, IMT= 27
ditandai 2. Klien 2. Anjurkan 2. Mengurangi
dengan nafsu akan klien untuk berat badan
makan tinggi 3 manahan diri menyediakan
kali sehari untuk tidak asupan
dengan porsi makan makan
besar dan banyak banyak
klien suka dalam satu dalam satu
ngemil. waktu waktu
tertentu tertentu.

3. Klien 3.Anjurkan 3. Menghindari


dapat kllien untuk terjadinya
berpartisipas mengurangi obesitas
i dalam porsi
program makanan

38

Universitas Sumatera Utara


penurunan
berat badan
yang
terstruktur

4. Klien 4. Anjurkan 4. Menghindari


dapat klien untuk terkena
berpartisipas mengurangi penyakit
i dalam ngemil pada diabetes
program malam hari melitus
latihan yang
teratur

5. Klien 5. Anjurkan 5.
dapat asupan klien untuk Mempercepat
kalori, makan waktu tidur
lemak, malam
karbohidrat, sebelum jam
vitamin, 7
mineral, zat
besi dan
kalsium
yang
adekuat,
tetapi tidak
berlebihan

39

Universitas Sumatera Utara


2.4.5 Implementasi
Hari Dx Implementasi keperawatan Evaluasi
/tanggal
Kamis/15 1 1. Melakukan pengkajian S:
Juni
masalah gangguan tidur klien, 1.klien dapat mengerti tentang
2017
karakteristik, dan penyebab masalah yang mengakibatkan
kurang tidur. gangguan pola tidur.
2. Menganjurkan klien untuk 2.klien mengatakan akan
mengurangi kebisingan, mengatur cahaya yang redup.
mengatur cahaya yang redup. 3.Klien mengatakan akan
3. Menganjurkan klien untuk membatasi intake cairan
lebih banyak minum pada terutama pada malam hari.

40

Universitas Sumatera Utara


siang hari daripada malam
hari. O : klien belum bisa tidur tepat
4. Menganjurkan keluarga waktu.
untuk ikut berpartisipasidalam TD : 160/100 mmHg
menciptakan kenyamanan.
Seperti, keluarga dapat A : Masalah belum teratasi
menjaga anak kecil ketika
klien lagi istirahat. P : Intervensi dilanjutkan
5. Menganjurkan klien untuk 1. Mengatur cahaya
tidur dengan posisi yang 2. Mengurangi intake cairan
nyaman, seperti posisi SIM 3. Posisi tidur yang nyaman
6. Menganjurkan klien untuk 4. Kamar tidur yang bersih
tidak banyak tidur pada siang 5. Tehnik relaksasi dengan
hari. mendengar musik
7. Menganjurkan pasien untuk 6. Melakukan massage
melakukan tehnik relaksasi
dengan mendengarkan musik
yang di sukai untuk
mempercepat proses tidur.
8. Melakukan massage untuk
memberi rasa nyaman dan
merilekskan tubuh agar
mempercepat proses tidur.

Jumat / 2 1. Melakukan penjelasan S:


16 Juni
tentang kelebihan nutrisi dari 1.Klien mengatakan akan
2017
kebutuhan tubuh. mengurangi porsi makanan dan
2. Menganjurkan klien untuk mengurangi ngemil pada
makan diit seimbang. malam hari.
3. Menganjurkan klien untuk 2.Klien mengatakan akan
mengurangi porsi makanan. menyediakan asupan makanan
4. Menganjurkan klien untuk dan cairan dengan diet

41

Universitas Sumatera Utara


mengurangi ngemil pada seimbang.
malam hari. O:
5. Menganjurkan klien untuk BB belum berkurang
makan sebelum jam 7. BB = 75 Kg
A : Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Masalah kelebihan
nutrisi - Menyediakan
asupan makanan dan
cairan dengan diet
seimbang.
2. Mengurangi porsi
makanan dan
mengurangi ngemil
pada malam hari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karya tulis ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu
Ny.M berusia 67 tahun, mengeluh seringkali terbangun di tengah malam
dan sulit untuk bisa tidur kembali hingga pagi. Ny.M sudah pernah berobat
ke dokter dan mengkonsumsi obat tidur agar Ny.M dapat tidur pada
malam hari. Dalam 24 jam, Ny.M hanya bisa tidur 2-3 jam dan itu
seringkali membuatnya mudah lelah, sakit kepala, pusing dan mengurangi
produktivitas kerjanya, dengan hasil TTV: Tekanan darah 160/100 mmhg,
Heart Rate 80 x/i , Respiraroty Rate 24x/I, Temp 36,5 C.

42

Universitas Sumatera Utara


Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny. M yang dimulai
dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi
disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari Ny. M adalah :
a. Gangguan pola tidur (insomnia inisial) berhubungan dengan
faktor usia ditandai dengan susah tidur, tidak nyenyak, dan
wajah tampak tidak segar.
b. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan BB =75 kg, TB= 170 cm, Lingkar lengan : 41,5 cm,
Lingkar paha : 62,5 cm, Lingkar perut : 91,5 cm, ditandai
dengan nafsu makan tinggi 3 kali sehari dengan porsi sedang
dan klien suka ngemil.
Prioritas masalah keperawatan pada Ny. M adalah Gangguan pola
tidur berhubungan dengan faktor usia. Ditandai dengan susah tidur, tidak
nyenyak, dan wajah tampak tidak segar.Dari implementasi yang dilakukan
diperoleh hasil evaluasi bahwa masalah belum teratasi.

B. Saran
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan pola
tidur.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan


Pelayanan ini tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit, tetapi
dilakukan di komunitas dengan cara home care agar permasalahan
gangguan pola tidur teratasi.

43

Universitas Sumatera Utara


3. Bagi Klien
Bagi klien dan keluarga tetap menerapkan asuhan keperawatan
yang telah dilakukan agar tujuan asuhan keperawatan terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

44

Universitas Sumatera Utara


Keperawatan. Edisi Ke-3. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan


Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah,(2010), Kebutuhan Dasar Manusia dan


Proses Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Wilkinson, J.M. (2006). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Dx Pukul Tindakan Evaluasi


Keperawatan

45

Universitas Sumatera Utara


Kamis/15 I 09.00 1.Menganjurkan S : a. klien
Juni 2017 untuk mengurangi mengatakan sudah
cahaya. mengerti penyebab
gangguan tidur.
2.Menganjurkan
11.00 mengurangi intake b. klien mengatakan
cairan pada malam sudah mengurangi
hari terutama yang kebisingan
mengandung kafein.
c. klien mengatakan
3. Menganjurkan sudah membatasi
klien untuk intake cairan yang
membatasi intake mangandung kafein
cairan terutama pada pada malam hari.
malam hari yang
mengandung kafein.
O : klien masih
susah tidur . TD :
140/90 mmHg HR :
90x/menit RR:
23x/menit

A : Masalah teratasi
sebagaian (masalah
kebisingan)

P:Intervensi
Dilanjutkan
1. Membatasi intake
cairan pada malam
hari.
2. Menganjurkan
tidur yang nyaman.

46

Universitas Sumatera Utara


Kamis /15 II 09.00 1. Melakukan penjelasan S:
Juni 2017 tentang kelebihan nutrisi
a. Klien mengatakan akan
dari kebutuhan tubuh.
menyediakan asupan
11.00
2. Menganjurkan klien makanan dan cairan sesuai
untuk menyediakan asupan dengan diet seimbang.
makanan dan cairan dengan
b. klien mengatakan sudah
diet seimbang.
mengurangi porsi makanan.
3. Memberi bantuan dengan
proses interaktif yang
berfokus pada kebutuhan O : Berat badan klien belum
untuk memodifikasi diet. berubah BB Awal = 65 kg
BB Sekarang= 75 kg

A : Masalah belum teratasi (


Berat badan belum 36
berkurang)
P:Intervensi dilanjutkan
a. Memantau porsi
makanan.
b. Menganjurkan klien
untuk mengurangi
ngemil pada malam
hari.
c. Menganjurkan klien
untuk makan sebelum
jam 7.

Hari/Tanggal Dx Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

47

Universitas Sumatera Utara


Jumat/16 Juni II 09.00 1.Memberi bantuan dengan S : a. Klien mengatakan
2017 proses interaktif yang sudah mengurangi porsi
berfokus pada kebutuhan makan
untuk memodifikasi diet.
b. klien mengatakan sudah
11.00 2.Menganjurkan klien mengurangi ngemil pada
untuk mengurangi porsi malam hari
makanan.
c. klien mengatakan akan
3.Menganjurkan klien untuk makan sebelum jam 7
mengurangi ngemil pada malam.
malam hari.
4.Menganjurkan klien
O : Berat badan klien belum
untuk makan sebelum jam
berkurang
7.

A :Masalah sebagian teratasi


( Klien sudah mengurangi
ngemil, dan mengurangi
porsi makan)

P:Intervensi dilanjutkan
1.Menanyakan klien apakah
masih mengurangi porsi
makanan?
2.Menganjurkan klien untuk
mengurangi ngemil pada
malam hari.
3.Menganjurkan klienuntuk
makan sebelum jam 7

48

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal Dx Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

Sabtu / 17 Juni I 09.00 1. Menanyakan pada S :Klien mengatakan sudah


2017 klien apakah sudah bisa mengurangi intake cairan
tidur dengan nyaman dan pada malam hari dan klien
tepat waktu? sudah tidur dengan posisi
yang nyaman - Klien
11.00 2. Menganjurkan klien
mengatakan sudah bisa
untuk tidur dengan posisi
memulai tidur kurang lebih
yang nyaman.
20 menit.
3. Menganjurkan klien
O : Klien tampak lebih segar
untuk tidak banyak tidur
dari sebelumnya. TD :
pada siang hari, tetapi
140/90 mmHg HR :
melakukan aktivitas.
87x/menit RR :23x/menit
4. Menganjurkan klien
untuk membuat kamar tidur
bersih. A : Masalah teratasi
sebagian ( Klien belum dapat
tidur dengan tepat waktu)

P:Intervensi dilanjutkan
(oleh keluarga) - tetap
mengontrol waktu tidur -
tetap memantau klien untuk
melakukan aktifitas pada
siang hari - memantau kamar
tidur klien agar tetap bersih.

49

Universitas Sumatera Utara


II 09.00 1.Menganjurkan klien untuk S : Klien mengatakan sudah
mengurangi porsi makanan. mengurangi porsi makanan
dan mengurangi ngemil pada
2.Menganjurkan klien
malam hari
untuk mengurangi ngemil
11.00 pada malam hari.
3.Menganjurkan klien untuk O : Berat badan klien
makan sebelum jam 7. berkurang

A : Masalah sebagian
teratasi.

P:Intervensi dilanjutkan
(oleh keluarga)
a. pantau klien untuk
tetap mengurangi
porsi makanan dan
ngemil terutama pada
malam hari.
b. tetap sediakan asupan
makanan dan cairan
yang diet seimbang.

50

Universitas Sumatera Utara


51

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai