Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI KLIEN MARAH – MARAH

Sindi Arianti : Narator


Maharani Avia P : “Adik Ipar “
Khurin Aziziah : “ Nenek “
Rena Febriansyah : “ perawat 1 “
Nur Alfiyah L : “ Perawat 3 “
Zaenal Arifin: “ Ayah “
Anggraini : “ Perawat 2“
Putri Andini “Pasien “
Amelia Aghni : “ Dokter “
Yulitasari : “ Mama “

Nn. Putri dan kakaknya Tn. Bayu yang berumur 18 tahun dan 21 tahun. Pada hari
minggu pergi kerumah neneknya dengan mobil pribadinya. Mobil tersebut di
kemudikan oleh Tn. Bayu, mobil tersebut mengalami kecelakaan yang mengakibatkan
kaki kiri Nn. Putri patah dan harus diamputasi sedangkan kakaknya meninggal dunia.
Setelah 2 hari dirawat Nn. Putri baru sadarkan diri dan dia sangat depresi setelah
mengetahui kakinya diamputasi dan ia menanyakan keadaan kakaknya.

Di ruang IGD

Perawat 1 : “Dokter… dokter… !! Pasien kita kritis.”

Dr. Alfy (menuju ruang IGD sambil berlari dan langsung memeriksa pasien )

Kemudian orang tua pasien menghampiri dokter…

Ayah : “dokter bagaimana keadaan anak saya?”

Dr. Alfy : “Maaf pa, kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi Tuhan
berkehendak lain, anak bapak tidak bisa diselamatkan karena mengalami pendarahan
yang cukup serius ”
Keluarga pasien pun kaget dan menangis setelah mendengar keterangan dokter

Perawat 1 : “maaf pak, bu sabar ya. Semua ini cobaan dari Tuhan. Bapak dan ibu
harus tabah mengahadapi cobaan ini”

Mama : “ ya allah Bayuu…. ( menangis histeris )

Ayah : “ istigfar bu, kita ikhlaskan saja ya bu. mungkin ini memang sudah takdirnya
anak kita bu. “

Ibu pasien hanya menagis melihat anaknya yang sudah tiada.

Ayah : “ ayah keluar sebentar ya bu “

Ayah pun keluar untuk memberikan kabar buruk tersebut untuk keluarga yang sedang
menunggu di luar.

Nenek : “ Bagaimana Zen? Bayu dan Putri baik baik saja? “

Ayah : “ Bayu sudah tidak bisa tertolong bu. Dewi masih dalam perawatan “

Adik Ipar : “ Innalilahi Bayu.. “

Nenek : “ Ah yang benar kamu zen, kamu tidak bercanda kan? Tidak mungkin cucuku
meninggal! “

Ayah : “ benar bu, Dokter dan perawatnya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi
tetap tidak tertolong “

Nenek : “ Innalilahi Bayu.. “ ( menangis histeris )

Adik ipar : “ ini pasti gara gara perawatnya yang lama menangani pasien. buktinya
tadi awal masuk sempat menunggu. Kalau saja perawatnya cepat menangani Bayu.
Pasti Bayu sempat tertolong. “

Ayah : “ kamu jangan bicara seperti itu de, mungkin ini memang sudah takdir anak
saya seperti ini. “

Nenek : “ iya nak, usia rezki jodoh semua sudah ada yang mengatur, kita sebagai
manusia hanya menjalankannya saja. “

Adik ipar : “ iya bu “


Beberapa saat kemudian keluarga pasien pergi keruangan dimana anak perempuan
nya di rawat. Setelah 2 hari di rawat Nn. Putri baru sadarkan diri

Pasien : “mama….”

Mama : “iya nak..”

Pasien :’’Ma….Kaki Putri…kaki Putri !!’’ (Sambil menangis )

Mama : ‘’Tenang nak…tenang’’ (Memeluk anaknya )

Pasien : ‘’ Kenapa dengan kaki saya sus…?’’

Perawat 2 : ‘’ Tenang ya mba… mohon Maaf mba,kaki mba terpaksa harus


diamputasi, karena bila tidak segera diamputasi bisa membahayakan diri mba…!’’

Pasien :’’ Ga,su….ini engga mungkin..semua ini engga mungkin terjadi.Saya


engga mau sus…’’( sambil menangis dengan histeris )

Perawat 2 : ‘’ Tenang mba…tenang..’’

Pasien : ‘’Mana mungkin saya bisa tenang suster…

Lihat kaki saya sekarang ,saya sudah cacat…’’

Ayah : ‘’Sabar nak…,kamu harus kuat semua in pasti ada hikmahnya.Ada


ayah dan mam yang akan selalu mendampingi mu nak..”

Tiba – tiba Nn.D menanyakan keadaan kakaknya yang sudah meninggal dunia…

Pasien : ‘’Ma…kak Bayu mana?gimana keadaan kakak sekarang ma…?’’

Mama : ‘’Kakak kamu ‘’(Menangis kemudian lari keluar dari ruangan )

Pasien :”Pa,…apa yang telah terjadi pada kakak pa..?”

Ayah : “Kakak kamu… “.

Pasien : “Sebenarnya apa yang terjadi sus…?”

Perawat 2 : “Sebelumnya maaf ya mba…,Mba harus bisa menerima semua ini.Kami


sudah berusaha sebisa mungkin tapi Tuhan berhendak lain,kakak mba tidak bisa di
selamatkan.”
Pasien : “ Apa sus..?suster pasti bohong kan ..?Mna kakak saya suster…?saya
ingin bertemu dengannya…(sambil berteriak dan menangis)

Perawat 2 :” Saya tau mba ini adalah hal yang sangat berat untuk mba dan kelurga
mba..,Tapi kami benar – benar telah berusaha sebisa mungkin tapi memang kakak
mba tidak bisa di selamatkan karena luka yang sangat parah…”

Pasien :” Tapi sus….”(Menangis dengan merintih..)

Perawat 2 :” Mba yang sabar..,mba harus bisa menerima dan mengikhlas kan
kepergian kakak mba.Sebaiknya sekarang mba istirahat karena kondisi mba masih
lemas..”

Pasien :” Iya,sus..”( Dengan suara lemas )

Perawat 2 :”Sekarang mba tarik nafas dalam – dalam…dan keluarkan perlahan –


lahan…

Pasien : ( Diam dan kemudian menarik nafas )

Perawat 2 :” Sekarang mba istirahat yah..”

Pasien :’’Baik,sus…”

Sudah seminggu berlalu Nn.D di rawat di rumah sakit.Nn.D sering menangis,dan


tampak gelisah…

Fase Pre-Intraksi

Perawat 3 : “Assalamualaikum.. Selamat pagi…”

Pasien : (tersadar dari melamunnya ),iiiya waalaikumsalam ….,suster


maaf.Selamat pagi juga sus…”

Perawat 3 :” iya..(sambil tersenyum ).Kenalkan nama saya suster septia lesmana,saya


yang akan merawat mba dari hari senin sampai jumat,jam 8.00 sampai jam 14.00
siang dan hari jumat jam 14.00 sampai jam 18.00. Benar dengan mba dewi?

Pasien : “ iya benar sus saya “

Perawat 3 : “ saya boleh lihat gelangnya bu?.. ya baik benar ya mba dewi. Ada sesuatu
yang mba pikirkan…?”(Sambil menatap mata pasien )
Pasien : ‘’iya,suster…(mata pun berkaca –kaca dan meneteskan iar mata )

Fase Orientasi
Perawat 3 : “ Kenapa mba menangis..?mba boleh bercerita apa yang mba rasakan saya
akan mendengarkan mba..”(sambil medekati pasien dan menyentuh pasien dengan
lembut )

Pasien :”Saya menangis dan gelisah karena saya sangat kehilangan atas kepergian
kakak saya sus…

Begitu banyak kenangan yang selalu teringat denagnnya,dan rasa gelisah say di
karena kan saya memikirkan bagaiman sikap dan respon teman – teman saya bila
mereka melihat kondisi kaki saya yang cacat ini..”

Perawat 3 :”Sudah berapa lama ada gelisah dan sering menangis mba..?’’

Pasien :’’ Semenjak saya tau tentang kepergiaan kakak saya sus..”

Perawat 3 :” Suster juga sering melihat mba sering gelisah dan menangis terus…”

Pasien :”Iya,sus…”(Sambil mengusap air mata yang terus mengalir )

Perawat 3 :”baik,mba…boleh kita bercakap – cakap sebentar ya mba,waktunya


kurang lebih selama 30 menit kita mengobrol, tujuannya agar mba lebih santai,tidak
gelisah, dan juga lebih rilek.Apakah mba bersediah..?”

Pasien :”iya,suster saya bersedia..”

Fase Kerja

Perawat 3 :”oke,kalau mba bersedia…Mba disaat mba gelisah karena kehilangan apa
yang mba lakukan..?”

Pasien :”saya akan menangis dan berteriak sekuat mungkin sus…”

Perawat 3 :”berteriak seperti apa mba?dengan marah kah atau mencerit…”

Pasien : “berteriak dengan marah – marah sus…”


Perawat 3 :”biasanya mba bila menangis dan berteriak dengan marah – marah, untuk
mengatasi itu mba melampiskan dengan apa?”

Pasien :”saya akan ke kamar mandi dan saya akan menangis ,berteriak sekeras
mungkin hingga hati saya lega,sus…”

Perawat 3 :”apakah itu sudah mba lakukan ?”

Pasien :”Belum,sus..Karena mau kekamar mandi saja saya di bantu sus…

Perawat 3 :”kenapa di bantu mba?kan ada tongkat…”

Pasien : “iya,sus…tapi saya belum bisa menyesuaikan diri dalam pemakaian


tongkat.Jadi saya ingin mau kemana terbatas dan selalu minta tolong pada orang tua
sus.”

Perawat 3 :”oke,nanti kita akan mencoba untuk melatih pemakaian tongkat untuk mba
bisa terbiasa dan dapat berjalan – jalan sehingga mba tidak usah minta tolong lagi
pada orang tua bila mba ingin ke kamar mandi ataupun berjalan – jalan“

Pasien :”iya,sus…

Perawat 3 :” bila nanti mba bisa berjalan dengan tongkat mba bisa melampiaskan rasa
gelisah dengan berjalan – jalan, dan bila mba ingin menangis ,berteriak dan marah di
kamar mandi tanpa minta tolong lagi dan semau mba”

Pasien : iya,suster…”

Perawat 3 :”selain melakukan tarik nafas dalam, saya akan mencoba membantu mba
untuk melakukan hipnofifis lima jari yang bertujuan agar mba dapat merasa lebih
rileks dari sebelumnya. Emm.. sebelumnya apa saya boleh tau apa hobi mba?

Pasien : “saya suka sekali pergi jalan-jalan ke tempat-tempat yang sejuk.

Perawat3 : “oke,sekarang mba atur posisi senyaman mungkin, lalu mba pejamkan
mata dan tarik nafas dalam – dalam, terus buang perlahan – lahan, lakukan selama 3
kali,”(sambil meintruksikan dan memberikan sentuhan kepada pasien )

Pasien : (Terdiam dan mendengarkan intruksi dari perawat menarik )

Perawat 3 : “tautkan ibu jari pada telunjuk dan bayangkan ketika tubuh mba begitu
sehat (lakukan secara perlahan

Perawat 3 :”tautkan ibujari pada jari tengah dan bayangkan ketika mba pergi ketempat
yang begitu nyaman dan sejuk.”
Perawat 3 :”tautkan ibu jari kepada jari manis, rasakan udara yang masuk ke dalam
tubuh mba dan bayang kan bunga-bunga menari-nari di taman. Rasakan dan
rasakan…”

Perawat 3 : “tautkan ibu jari pada jari kelingking mba, bayangkan ketika mba bertemu
dengan sosok seseorang yang sangat mba sayangi. “

Perawat 3 : “tarik nafas, buang perlahan, lakukan selama 3 kali. Buka mata kembali.”

Pasien : (membuka matanyasecara perlahan)

Fase Terminasi

Perawat 3 :”bagaimana mba perasaan mba sekarang ?”

Pasien :”saya sudah agak tenang dan rileks sus


Perawat 3 :”baiklah mba, sebaiknya sekarang mba beristirahat ya mba. Pikirkan hal
hal yang menyenangkan untuk mba, supaya mba juga cepat pulih kembali dan
melakukan aktifitas mba seberti biasa.”

Pasien : “IYA,sus…terima kasih suster sudah mau mendengarkan perasaan yang saya
rasakan”

Perawat 3 :”IYA,mba D…”( SAMBILTERSENYUM ). Baiklah kalau begitu saya


permisi dulu ya mba. Jika mba membutuhkan bantuan silahkan pencet bel yang ada di
sebelah kanan mba. Nanti saya akan kembali lagi di jam 1 siang untuk memberikan
obat kepada mba ”

Pasien : “ baik sus. “

Perawat 3 : “ Assalamualaikum “

Pasien : “ Waalaikumsalam “

Anda mungkin juga menyukai