1. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannyya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya
sesuai dengan kondisi kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Aziz R.,2013)
E. PATOFISIOGRAM
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa
yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit perawatan
diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan diri yang
signifikan.Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama
selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-ide waham
atau halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari
neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan
adalah pada perilaku maladaptif pasien Secara biologi riset neurobiologikal mempunyai
fokus pada tiga area otak yang dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem
limbik, lobus frontalis dan hypothalamus. Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang
berlokasi dipermukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup
serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan emosi. Menyimpan dan
menyatukan informasi berhubungan dengan emosi, tempat penyimpanan memori dan
pengolahan informasi. Disfungsi pada sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala
klinik seperti hambatan emosi dan perubahan kebribadian. Lobus Frontal berperan
penting menjadi media yang sangat berarti dalam perilaku dan berpikir rasional, yang
saling berhubungan dengan sistem limbik Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi
serebral utama yaitu kontrol motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi fikir
dan kontrol berbagai ekspresi emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat
meyebabkan gangguan berfikir, dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan
serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak mau
merawat diri : mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting. Kondisi ini menunjukkan
gejala defisit perawatan diri. Hypotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian
dalam dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum.
Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur
mood dan motivasi.Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan
motivasi sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini
sering kita temui pada klien dengan defisit perawatan diri , dimana klien butuh lebih
banyak motivasi dan dukungan untuk dapat merawat dirinya. Ganguan defisit perawatan
diri juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter.
misalnya: Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi,
kemampuan pemecahan masalah secara volunter. Transmisi dopamin berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi
fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) kondisi ini
pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti
tidak berkeinginan untuk melakukan perawatan diri.
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan, halusinasi,
persepsi nyeri, muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir),
afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) Jika terjadi penurunan serotonin akan
mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif. Pada klien dengan
defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan tidak adanya
aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti pakaian, makan dan
toileting.
Norepinephrin berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses
pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar norepinephrine akan dapat
mengakibatkan kelemahan sehingga perilaku yang ditampilkan klien cendrung negatif
seperti tidak mau mandi, tidak mau makan maupun tidak mau berhias dan toileting
F. RENTANG RESPON
G. FASE
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana-mana, tidak mungkin mengembangkan
kehangatan emosional, dan hubungan positif dengan orang lain yang melibatkan diri
dalam situasi yang baru. Ia terus berusaha mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan
sehingga rasa nyaman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia membayangkan
nasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada kenyataan. Keadaan dimana seorang
individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami
stressor interval atau lingkungan dengan adekuatnya.
H. JENIS
Menurut Nanda (2015), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: mandi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/ berkativitas
perawatan diri untuk diri sendiri
2. Defisit perawatan diri : berpakaian ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
beriasuntuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri: makan ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
4. Defisit perawatan diri: eliminasi ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan elimiinasi sendiri
I. PERILAKU
Perilaku klien tidak yakin dengan apa yang diharapkan jika perilaku klien tidak lazim
atau tidak dapat diperkirakan keluarga. Juga dapat merasa bersalah atau bertanggung
jawab dengan meyakini bahwa mereka gagal menyediakan kehidupan penuh cinta dan
dukungan klien bahwa mereka gagal menyediakan kehidupan dirumah dan dukungan.
J. MEKANISME KOPING
1) Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan menemukan ciri khas sari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini.
2) Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidak setujuanterhadap realitia dengan mengingkari realitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitive
3) Isolasi diri, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang/ keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya
buruk, kegagalan menandukkan niali-nilai postif dan negatif didalam diri sendiri.
4) Intelektualisasi
Penggunaan logika dan alsan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu.
K. PENATALAKSANAAN
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapi kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik.
2. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
a) Data Subjektif
Pasien merasa lemah
Malas untuk beraktifitas
Merasa tidak berdaya
b) Data Objektif
Rambut kotor, acak-acakan
Badan dan pakaian kotor dan bau
Mulut dan gigi bau
Kulit kusam dan kotor
Kuku panjang dan tidak terawat
c) Mekanisme Koping
Regresi
Penyangkalan
Isolasi sosial menarik diri
Intelektualisasi
Format/Data fokus pengkajian pada klien dengan Defisit Perawatan Diri (Keliat
dan Akemat,2009 dalam buku Asuhan keperawatan Jiwa Mukhripah dan
iskandar,2014)
d) Status Mental
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] Pengunaan oakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan…………………………………
Masalah Keperawatan………………………………………
e) Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
2. Makan
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
3. BAB/BAK
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
4. Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
Jelaskan………………………………………….
Masalah Keperawatan……………………………………..
E. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan dan BAK/BAB
F. Intervensi
Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri
Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Defisit perawatan diri: mandi, 1. Klien dapat mengenal 1.1 Klien dapat menyebutkan 1.1.1 Diskusikan bersama klien
berpakaian, makan, eliminasi tentang pentingya pentingya kebersihan diri pentingya kebersihan diri
kebersihan diri dalam waktu 2 kali dengan cara menjelaskan
pertemuan: pentingya tentang arti
Tanda tanda bersih bersih dan tanda – tanda
Badan tidak bauh bersih
Rambut rapih, bersih 1.1.2 Dorong klien untuk
dan tidak bauh menyebutkan 3 dari 5
bauh mulut
Baju rapih an tidak bau
2. Klien dapat 2.1 Klien berusaha untuk 2.1.1 Motivasi klien untuk
mengidentifikasi penyebab memelihara kebersihan diri, mandi:
perilaku kekerasan yaitu: Ingatkan caranya,
Mandi pakai sabun dan evaluasi hasilya dan
disiram dengan air beri umpan balik
sampai bersih Bimbing klien dengan
Mengganti pakayan bantuan minimal
bersih sekali sehari dan Jika hasilya kurang,
merapikan penampilan. kaji hambatan yang
ada
2.1.2 Bimbing klien untuk
mandi
Ingatkan dan anjurkan
untuk mandi 2 kali
sehari dengan
menggunakan sbun
Anjurkan klien untuk
meningkatkan cara
mandi yang benar
2.1.3 Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap
hari:
Anjurkan lklien untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
penampilan diri setiap
hari
Dorong klien untuk
mencuci pakayanya
sendiri
Demonstrasikan cara
mencuci pakayan
yang benar dengan
sabun dan dibilas
2.1.4 Kaji keinginan klien untik
memotong kuku dan
merapikan rambut
Beri kesempatan pada
klien untuk
melakukan sendiri
Ingatkan potong kuku
dan keramas
2.1.5 Kolaborasi dengan
perawat ruangan untuk
mengelolah fasilitas
perawatan kebersihan
diri, seoerti mandi, dan
kebersihan kamar mandi
2.1.6 Bekerja sama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, sampo,
pakayan ganti, handuk
dan sandal
3. Klien dapat melakukan 3.1 Setelah satu minggu klien 3.1.1 Monitor klien dalam
kebersihan perawatan diri dapat melakukan perawatan melaksanakan kebersihan
secara mandiri kebersihan diri secara rutin diri secara teratur.
dan teratur tanpa anjuran Ingatkan untuk mencuci
Mandi pagi dan sore rambut, menyisir, gosok
Ganti baju setiap hari gigi, ganti baju dan pakai
Penampilan bersih dan sandal
rapi
4. Klien dapat 4.1 Klien selau tampak bersih 4.1.1 Beri reinforcement positif
mempertahankan dan rapi jika klien berhasil
kebersihan diri secara melakukan kebersihan
mandiri diri
5. Klien dapat dukungan 5.1 Keluarga selalu mengingat 5.1.1 Jelaskan pada keluarga
keluarga dalam hal-hal yang berhubungan tentang penyebab kurang
meningkatkan kebersihan dengan kebersihan diri minatnya klien menjaga
diri kebersihan diri
5.1.2 Diskusikan bersama
keluarga tentang tindakan
yang telah dilakuan klien
selama di RS dalam
menjaga kebersihan dan
kemajuan
5.1.3 Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap
kemajuan yang telah
dialami di RS
G. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuiakan dengan rencana tindakan keperawatn.Dengan
memperhatikan mengutaman masalah utama yang aktual dan mengancam integritas klien
dan lingkungan.
H. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjuatan uantuk emniali efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan.
Evaluasidapatdilakukandenganmenggunakan SOAP, sebagaipola piker atauacuan.
S : Responsubjektifklienterhadaptindakan keperawatan yangdiberikan
O : Responobjektifklienterhadaptindakankeperawatan yang telahdiakukan
A : Analisaulang atas data
subjektifdanobjektifuntukmenyimpulkanapakahmasalahmasih
tetapataumunculmasalahbaruatauada data yang terkontradiksidenganmasalah yang
ada
P : Perencanaanatautindaklanjutberdasarkanhasilanalisapadaresponklien
I. Hasil Yang Diharapkan Untuk Pasien
1) Menyebutkan pentingnya kebersihan diri
2) Menyebutkan cara membersihkan diri
3) Mempraktekan cara membersihkan diri dan memasukkan dalam jadwal
4) Menyebutkan cara makan yang baik
5) Mempraktekkan cara makan yang baik dan memasukkan dalam jadwal
6) Menyebutkan cara BAB/BAK yang baik
7) Mempraktekkan cara BAB/BAK yang baik dan memasukkan dalam jadwal
8) Menyebutkan cara berdandan
9) Mempraktekkan cara berdandan dan memasukkan dalam jadwal
J. Hasil Yang Diharapkan Untuk Keluarga
1) Menyebutkan pengertian perawatan diri dan proses terjadinya msalah kurang
perawatan diri
2) Menyebutkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri
3) Menpraktekkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri
4) Membuat jadwal aktivitas dan minum obat klien dirumah.
K. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah perawatan
diri adalah : TAK stimulasi persepsi: perawatan diri
Sesi I : Manfaat perawatan diri
Sesi II : Menjaga kebersihan diri
Sesi III : Tata cara makan dan minum
Sesi IV: Tata caratoiletting
Sesi V : Tata cara berdandan
DAFTAR PUSTAKA