Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENDIDIKAN SEKS DAN PAPARAN MEDIA PORNOGRAFI

DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 01 LEBONG


SELATAN KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

Relationship between Parity and Distance of Pregnancy with LBW Events in Hospital Dr.
M. Yunus Bengkulu year 2017

Gridania Harlin Martian1, Mika Oktarina1, Metha Fahriani1

1
Program Studi DIV Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email : gridaniamartian@gmail.com

ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Yayasan
Pemberdayaan untuk Perempuan dan Anak (PUPA) mencatat sepanjang Januari-Oktober
2017 ada 148 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi di Provinsi Bengkulu. ada
beberapa faktor penyebab kekerasan seksual terhadap perempuan pelaku kasus
pemerkosaan, Pertama, pergaulan, tontonan pornografi ini sering terjadi pada remaja pria.
Kedua, eksistensi, teori maskulinitas yang menyatakan pria dapat menguasai tubuh
perempuan. Ketiga, faktor keluarga, pelaku juga bisa melakukan karena di dalam keluarga
sering melihat orang tua yang kerap dilihat anak perempuan, tidak menghargai anak, sering
Melakukan kekerasan terhadap istri dan anak-anak. Keempat, masyarakat sering lengah
melihat kondisi di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Pendidikan Seks dan Paparan Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA
Negeri 01 Lebong Selatan Provinsi Bengkulu.Penelitian ini merupakan penelitian survey
analitik, menggunakan desain cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas XII SMA Negeri 01 Lebong Selatan Provinsi Bengkulu sebanyak 140 siswa-
siswi.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proporsional random
sampling, diperoleh sampel sebesar 100 orang.Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder.Hasil penelitian didapatkan: (1) Dari 100
remaja di SMA Negeri 01 Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu terdapat 90
responden yang mempunyai perilaku seksual remaja tidak baik dengan persentase (86,4 %).
(2) Dari 100 remaja di SMA Negeri 01 Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi
Bengkulu terdapat 79 responden mendapatkan pendidikan yang kurang tentang pendidikan
seks dengan persentase (68,2%). (3) Dari 100 remaja di SMA Negeri 01 Lebong Selatan
Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu terdapat 90 responden yang terpapar media
pornografi dengan persentase (86,8 %). (4) Ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja di SMA Negeri 01 Lebong Selatan
Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu dengan kategori hubungan erat. (5) Ada hubungan
yang signifikan antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual remaja di SMA
Negeri 01 Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu dengan kategori hubungan
erat.

Kata kunci: Media Pornografi, Pendidikan Seks, Perilaku Seksual

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the Relationship of Sex Education and Exposure to
Pornoghrapy Media with Adolescent Sexual Behavior in SMA Negeri 01 Lebong Selatan.
This study used survey analytic approach with cross sectional design. Population in this study
were all students of Class XII SMA Negeri 01 Lebong Selatan Bengkulu Province with the
amount of 140 students. Sampling technique used proportional random sampling, obtained were
100 people. Collecting data in this study used primary data and secondary data.

The result of this study showed: (1) from 100 students there were 90 (86,4%) with not good
Sexual Behavior in SMA Negeri 01 Lebong Selatan (2) from 100 students there were 79 (68,2%)
with not good Sex Education in SMA Negeri 01 Lebong Selatan. (3) from 100 students there
were 90 (86,8%) with Exposure to Pornoghrapy Media ;n SMA Negeri 01 Lebong Selatan (4)
there is significant relationship between Sex Education with Adolescent Sexual Behavior in SMA
Negeri 01 Lebong Selatan with closed category relationship. (5) there is significant relationship
between Exposure to Pornoghrapy Media with Adolescent Sexual Behavior in SMA Negeri 01
Lebong Selatan with closed category relationship.

Keywords: Adolescent Sexual Behavior, Exposure to Pornoghrapy Media, Sex Education

A. Pendahuluan sendiri terdiri dari remaja SMP, remaja


Menurut Peraturan Menteri usia SMA, dan remaja putus sekolah.
Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, Provinsi Bengkulu memiliki jumlah
remaja adalah penduduk dalam rentang remaja sebesar 489.855 jiwa (BPS
usia 10-18 tahun. Masa ini merupakan provinsi Bengkulu sensus penduduk
periode persiapan menuju masa dewasa tahun 2016) dari total jumlah
yang akan melewatkan beberapa penduduk Bengkulu 1.715.518 jiwa,
tahapan perkembangan dalam hidup. yang berarti jumlah remaja 29% dari
Selain kematangan fisik dan seksual, total penduduk (BKKBN 2017).
remaja juga mengalami tahapan MenurutWomen Crisis Center
menuju kemandirian sosial dan (WCC) Provinsi Bengkulu pada tahun
ekonomi, membangun identitas, 2016 kasus kekerasan seksual
akuisisi kemampuan skill untuk berdasarkan usia yaitupada kasus
kehidupan masa dewasa serta pencabulan yaitu usia 10-14 tahun
kemampuan bernegosiasi (abstract terdapat 5 kasus, usia 15-19 terdapat 3
reasoning) (Brief Notes, 2017). kasus, dan usia 20-24 yaitu 1 kasus.
Menurut survei Komnas Perlindungan Sedangkan pada kasus perkosaan yaitu
Anak di 33 Provinsi 97% remaja SMP dari usia 10-14 tahun terdapat 13
dan SMA pernah menonton film porno, kasus, usia 15-19 terdapat 13 kasus,
93,7% remaja SMP dan SMA pernah dan usia 20-24 terdapat 4 kasus, dan
berciuman, genital stimulation atau pada kasus pelecehan seksual diperoleh
meraba alat kelamin dan oral seks, data dari usia10-14 tahun berjumlah 2
62,7% remaja SMP dan SMA tidak kasus, usia 15-19 terdapat 4 kasus, dan
perawan, 21,2% remaja mengaku pada usia 20-24 tahun tidak ada kasus
aborsi (Erni, 2013). pelecehan seksual (WCC Bengkulu,
Pada tahun 2016Centra Citra 2016).
Remaja Rafflesia(CCRR) menyatakan Yayasan Pemberdayaan untuk
90% remaja bengkulu sudah Perempuan dan Anak (PUPA) mencatat
melakukan ciuman bibir saat sepanjang Januari-Oktober 2017 ada
berpacaran, 63% saling meraba dan 148 kasus kekerasan terhadap
merangsang, dan 25% melakukan perempuan terjadi di Provinsi
aktifitas seperti petting seks, responden Bengkulu. Mayoritas kasus tersebut
adalah kasus kekerasan seksual, menonton film yang tidak senonoh
sebesar 72,3 persen. kekerasan seksual ketika pulang sekolah.
terbanyak yang berhasil dihimpun Survey awal yang telah dilakukan dari
PUPA ada di kota Bengkulu. 10 siswa/i mengaku 5 diantara mereka
Rinciannya sekira 30 siswa SD telah berpacaran dan 1 telah
menjadi korban kekerasan seksual, 6 melakukan pegangan tangan dan 2
orang siswa SD menjadi pelaku telah meraba-raba bagian sensitif
kejahatan seksual dan 2 di antaranya pasangan, selain itu 2 diantaranya
siswa SD yang terlibat hubungan mengaku sering menonton film yang
seksual. Kasus kekerasan seksual tidak senonoh ketika pulang sekolah.
terbaru di Bengkulu pada bulan Kemudian, di SMA N 1 Lebong
Agustus 2017.Kasus pemerkosaan Selatan ini terdapat kegiatan
terhadap anak mencapai 46 kasus dan ekstrakulikuler yakin Pusat Informasi
dewasa 75 kasus. Pelaku pemerkosaan Konseling Remaja (PIK-R) yang
melibatkan laki-laki dewasa, remaja berkorelasi dengan Badan
bahkan anak-anak(Yayasan PUPA, Kependudukan Keluarga Berencana
2017). Nasional (BKKBN), program di dalam
Berdasarkan perbadingan yang kegiatan ini salah satunya adalah
telah dilakukan pada tiga Sekolah tentang kesehatan reproduksi.
Menengah Atas yang ada di Kabupaten
Lebong yakni SMA Negeri 1 Lebong B. Metode Penelitian
Selatan, SMA Negeri 1 Lebong Sakti Populasi dalam penelitian ini
dan SMA N 1 Lebong Utara. Pada adalah siswa-siswi kelas XII di
SMA Negeri 1 Lebong SMANegeri 01 Lebong Selatan
Utaradidapatkan hasil bahwadari 10 Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu
siswa/i 3 siswa/imengaku telah sebanyak 140siswa.Sampel dalam
berpacaran, 4 siswa/i telah melakukan penelitian ini adalah yaitu siswa-siswi
pegangan tangan dan 3 siswa/i pernah kelas XII yang ada di
dicium pipi/mencium pipi SMANegeri1Lebong Selatan, sampel
pasangannya. Kemudian SMA Negeri diambil secara proporsional random
1 Lebong Sakti didapatkan dari 10 sampling yaitu pengambilan sampel
siswa/i 4 siswa/I mengaku telah secara acak sederhanadi suatu tempat
berpacaran, 5 siswa/i telah melakukan sesuai dengan konteks penelitian di
pegangan tangan dan 1 siswa/i pernah bagi per-Kelas. Jumlah siswa-siswi
dicium pipi/mencium pipi. Lalu di SMA N 01 Lebong Selatan pada kelas
SMA Negeri 1 Lebong Selatan dari 10 XII adalah 140 yang terbagi menjadi 5
siswa/i mengaku 5 diantara mereka kelas yakni setiap kelas berjumlah 28
telah berpacaran dan 1telah melakukan siswa/i. Dari hasil perhitungan
pegangan tangan dan 2 telah meraba- didapatkan jumlah sampel sebanyak 20
raba bagian sensitif pasangan, selain siswa/I setiap kelasnya sehingga
itu 2 diantaranya mengaku sering didapatkan sampel sebanyak 100
siswa/i

C. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat media pornografi dan perilaku seksual


Analisis Univariat pada penelitian remaja yang dapat dilihat dari tabel
ini untuk mengetahui distribusi berikut :
frekuensi dari pendidikan seks, paparan
Tabel 1
Gambaran Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual Remaja
di SMA Negeri 01 LebongSelatan

Perilaku Seksual Jumlah Persentase (%)


Tidak Baik 91 86,4
Baik 9 13,6
Total 100 100

Berdasarkan tabel 1
didapatkan dari 100 responden (86,4%) perilaku seksual tidak baik dan 9
terdapat 91responden responden (13,6%) perilaku seksual baik..

Tabel 2
Gambaran Distribusi Frekuensi Pendidikan Seks Remaja
di SMA Negeri 01 Lebong Selatan

Pendidikan Seks Jumlah Persentase (%)


Kurang 79 68,2
Cukup 12 18,2
Baik 9 13,6
Total 100 100

Berdasarkan tabel 2 didapatkan seks kurang, 12 responden (18,2%)


dari 100 responden terdapat 79 pendidikan seks cukup dan 9 responden
responden(68,2%) memiliki pendidikan (13,6%) pendidikan seks baik.

Tabel 3
Gambaran Distribusi Frekuensi Paparan Media Pornografi
di SMA Negeri 01 LebongSelatan

Paparan Media Pornografi Jumlah Persentase (%)


Terpapar 90 84,8
Tidak Terpapar 10 15,2
Total 100 100

Berdasarkan tabel 3 diperoleh media pornografi dan 10


dari 100 responden terdapat 90 (15,2%)responden tidak terpapar media
responden (84,8%) terpapar pornografi.

2. Analisa Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk Negeri 01 LebongSelatan Kabupaten
melihat hubungan pendidikan seks Lebong Provinsi Bengkulu yang
dan paparan media pornografi dengan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
perilaku seksual remajadi SMA
Tabel 4
Hubungan Pendidikan Seks dengan PerilakuSeksual Remaja di SMA Negeri 01
Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu

Perilaku Seksual
Pendidikan
Tidak Baik Baik C
Seks χ2 p
F % F %
79 68,2 0 0
Kurang
8 12,1 4 6,1
Cukup
24,487 0,00 0,520
4 6,1
Baik 5 7,6
Total 91 86,4 9 13,6

Berdasarkan tabel 4antara responden dengan perilaku


pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja baik.
seksual remaja. Dapat dilihat dari Hasil uji Chi-Square
79 responden dengan pendidikan didapatkan sebesar 24,487dengan
seks kurang, 79responden dengan nilai p=0,00. Karena nilai p
perilaku seksual remaja tidak baik, <0,05artinya ada hubungan yang
0 responden dengan perilaku signifikan antara pendidikan seks
seksual remaja baik, dari 12 dengan perilaku seksual remaja.
responden dengan pendidikan seks Hasil uji Contingency
cukup, 8 responden dengan Coefficient didapat nilai C =
perilaku seksual remaja tidakbaik, 0,520 dengan P= 0,00< 0,05
4 responden dengan perilaku berarti Signifikan. Nilai C= 0,520,
seksual remaja baik, dari 9 karena nilai C = 0,520 dan Cmax=
responden dengan pendidikan seks 0,707 maka hubungan tersebut
baik, 4 responden dengan perilaku dikategorikan erat.
seksual remaja tidak baik, 5

Tabel 5
Hubungan Paparan Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja diSMA
Negeri 01 LebongSelatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu

Perilaku Seksual Remaja


Paparan media
Tidak Baik Baik C
Pornografi χ2 p
F % F %
Terpapar 88 81,8 2 3.0

Tidak Terpapar 3 4,5 7 10,6 13,47 0,000 0,226

Total 91 86,4 9 13,6


Berdasarkan tabel 5antara berpelukan, berciuman, onani,
paparanmedia pornografi dengan masturbasi, meraba payudara dan
perilaku seksual remaja. Dapat alat kelamin.
dilihat dari 91responden
terpaparmedia pornografi, 88 2. Gambaran Distribusi frekuensi
responden dengan perilaku seksual Pendidikan Seks Remaja di SMA
remaja tidak baik, 2 responden Negeri01 Lebong Selatan
dengan perilaku seksual remaja Hasil tabel 2 dapat
baik, dari 10 responden tidak diketahui dari 100 responden
terpapar media pornografi, 3 terdapat 79 responden memiliki
responden dengan perilaku seksual pendidikan seks kurang, 12
remaja tidak baik, dan 7 responden responden pendidikan seks cukup
dengan perilaku seksual remaja dan 9 responden pendidikan seks
baik. baik. 79 responden dikatakan
Dari hasil uji Chi-square pendidikan seks kurang karena
didapatkan sebesar 31,792dengan banyak dari mereka yang bahkan
nilai =0,00. Karena nilai p <0,05 belum bisa membedakan
maka artinya terdapat hubungan pengertian dari masa pubertas dan
yang bermakna antara paparan masa remaja dan kurangnya
media pornografi dengan perilaku pengetahuan tentang kesehatan
seksual remaja. reproduksi. 12 responden
Hasil uji Contingency pendidikan seks cukup karena
Coefficient didapat nilai C= 0,570 mereka mendapatkan pelajaran
dengan p = 0,00< 0,05 berarti tentang seks dari orang tuanya, dan
Signifikan. Nilai C= 0,570, karena 9 responden pendidikan seks baik
nilai C= 0,570 danCmax = 0,707 karena mendapatkan pelajaran
maka hubungan tersebut tentang seks dari responden tuanya,
dikategorikan erat. guru, dan tenaga kesehatan.
D. Pembahasan 3. Gambaran Distribusi
1. Gambaran Perilaku Seksual FrekuensiPaparan Media
Remaja di SMA Negeri 01 Pornografi Remaja di SMA
Lebong Selatan Negeri 01 Lebong Selatan
Berdasarkan tabel 1 Hasil tabel 3 dapat di
diketahui dari 100 responden ketahui dari 100 responden terdapat
terdapat 91 responden perilaku 91 responden terpapar media
seksual tidak baik dan 9 responden pornografidan 9 responden tidak
perilaku seksual baik. 91 responden terpapar media pornografi,
dikatakan mempunyai perilaku dikatakan terpapar media
seksual remaja yang tidak baik pornografi karena mendapatkan
karena menjawab ya salah satu informasi tentang seksualitas dari
ataupun keseluruhan dari media elektronik, media cetak
pertanyaan, berpelukan, berciuman, maupun internetdan 9 responden
onani, meraba payudara dan alat dikatakan tidak terpapar media
kelamin, bahkan ada responden pornografi karena semakin
yang mengaku sudah melakukan canggihnya teknologi yang
hubungan seksual. 9 responden memudahkan informasi mereka
dengan dikatakan mempunyai juga tidak pernah mendapatkan
perilaku seksual remaja yang baik informasi tentang seksualitas baik
karena menjawab tidak dari dari media elektronik, media cetak
keseluruhan pertanyaan maupun internet. Dari 10
responden tersebut diketahui 6 5. Hubungan Paparan Media
orang tidak memiliki telepon Pornografi dengan Perilaku
genggam dan 3 orang memiliki Seksual Remaja di SMA Negeri
telepon genggam yang tidak bisa 01 Lebong Selatan Kabupaten
akses internet Lebong Provinsi Bengkulu
4. Hubungan Pendidikan Seks Hasil penelitian
dengan Perilaku Seksual Remaja menunjukkan bahwa dari 90
di SMA Negeri 01 Lebong responden terpapar media
Selatan pornografi, 88 responden dengan
Hasil penelitian perilaku seksual remaja tidak baik,
menunjukkan bahwa dari 79 2 responden dengan perilaku
responden dengan pendidikan seks seksual remaja baik. Lalu, dari 10
kurang dengan rincian 0 responden responden tidak terpapar media
dengan perilaku seksual remaja pornografi, 3 responden dengan
baik. Dari 12 responden dengan perilaku seksual remaja tidak baik,
pendidikan seks cukup, dengan dan 7 responden dengan perilaku
rincian 8 responden dengan seksual remaja baik, 3 responden
perilaku seksual remaja tidak baik yang tidak terpapar namun
mengaku diajak teman, iseng-iseng memiliki perilaku seksual yang
dengan bacaan di media cetak tidak baik ini dikarenakan diajak
seperti tabloid dewasa dll. oleh pacarnya untuk melakukan
Kemudian 4 responden dengan hal-hal yang negatif dan ke 3
perilaku seksual remaja tidak baik, responden tersebut adalah
dari 9 responden dengan perempuan. Hal ini menunjukkan
pendidikan seks baik, 4 responden kurangnya benteng diri dari
dengan perilaku seksual remaja responden tersebut. 2 responden
tidak baik dengan alasan teman, dengan paparan media pornografi
iseng-iseng dengan bacaan di namun berperilaku baik hal ini
media cetak seperti tabloid dewasa dikarenakan 2 responden tersebut
dll. memiliki banyak teman yang
Untuk mengetahui melakukan kegiatan yang positif
hubungan pendidikan seks dengan serta mendekatkan diri kepada
perilaku seksual remaja digunakan Tuhan YME.
uji. Dari hasil uji didapatkan Untuk mengetahui
sebesar 24,487. Karena nilai p hubungan paparan media
<0,05 berarti signifikan maka Ho pornografi dengan perilaku seksual
ditolak dan Ha diterima jadi remaja digunakan uji Chi-Square
terdapat hubungan yang signifikan (Pearson Chi-Square). Dari hasil
antara pendidikan seks dengan uji didapatkan hubungan yang
perilaku seksual remaja, hal ini signifikan antara paparan media
dikarenakan pendidikan seks yang pornografi dengan perilaku seksual
didapatkan oleh remaja berusaha remaja.Hasil uji menunjukkan
menempatkan pada perspektif hubungan tersebut dikategorikan
yang tepat dan mengubah anggapan erat.
negatif tentang seks dan dapat Paparan media pornografi
menghindari perilaku seksual yang dengan perilaku seksual sangat erat
tidak baik. Dari hasil uji hubungannya karena dengan
didapatkan hubungan tersebut semakin berkembangnya teknologi
dikategorikan erat. yang menyebabkan remaja
memiliki peluang lebih besar
mengakses media pornografi, efek nyaman di rumah daripada di luar
yang dirasakan responden yang rumah. Kemudian dari sekolah
menyaksikan atau membaca sebaiknya mampu menjaga
MMSM adalah terbangkitnya keimanan, perbanyak membaca Al
dorongan seksual, mengkomsumsi Quran, kurangi konsumsi
MMSMterus- kebaratan, kurangi menonton tv
menerusmengakibatkandorongan yang tidak bermanfaat, jauhi hal-
hasratnyapun akan menjadi hal yang membawa keburukan,
besar.Anak yang sudah kecanduan perbanyak informasi mengenai
pornografi tidak akan bisa bahaya pergaulan bebas, lakukan
mengontrol perilaku seksnya. hal yang positif, jangan biarkan
Hal-hal yang bisa dilakukan fikiran kosong, tegakkan hukum,
untuk menghindari seks bebas akrablah dengan orang tua, cari
antara lain yang pertama untuk lingkungan yang baik, jangan
keluarga: (1) Batasi waktu anak pacaran, jangan berkata kotor.
untuk keluar rumah. Waktu
bermain memang perlu bagi E. Kesimpulan
remaja, namun orang tua perlu
membuat aturan kapan anak pergi Berdasarkan hasil penelitian
dan pulang terutama pada waktu dan analisis tentang hubungan
malam hari supaya anak paham pendidikan seks dan paparan media
bahwa orang tua memperhatikan pornografi dengan perilaku seksual
keberadaannya.(2) Hindari remaja kelas XI siswa-siswi di SMA
lingkungan yang buruk. Pantaulah Negeri 01 LebongSelatan Kabupaten
dengan siapa anak bergaul, Lebong Provinsi Bengkulu dapat
bagaimanapun teman memiliki disimpulkan sebagai berikut :
pengaruh yang sangat besar dalam 1. Dari 100 siswa-siswi terdapat 90
pergaulan. (3) Tanamkan pada diri responden (86,4 %) yang
anak untuk melakukan hal yang mempunyai perilaku seksual remaja
positif bagi masa depannya. tidak baik.
Membiarkan anak terlalu bebas 2. Dari 100 siswa-siswi terdapat 79
dengan waktu luangnya cenderung responden (68,2%) mendapatkan
menjadikan anak berbuat pendidikan yang kurang tentang
seenaknya sendiri. (4) Beri tahu pendidikan seks.
anak tentang dampak pacar an, 3. Dari 100 siswa-siswi terdapat 90
kehamilan dini dan penyakit responden (86,8 %) yang terpapar
HIV/AIDS apabila terlibat seks media pornografi.
bebas. (5) Cobalah untuk 4. Ada hubungan yang bermakna
mengadakan pendekatan dengan antara pendidikan seks dengan
guru misalnya untuk razia hp yang perilaku seksual remaja di SMA
ada gambar/film porno sehingga Negeri 01 Lebong Selatan
anak tahu bahwa ada pengawasan Kabupaten Lebong Provinsi
dari sekolah. (6) Dekatlah dengan Bengkulu dengan kategori
anak misalnya cerita saat pulang hubungan erat.
sekolah, atau ketika anak punya 5. Ada hubungan yang bermakna
masalah sehingga anak percaya antara paparan media pornografi
kepada orangtuanya. (7) Dampingi dengan perilaku seksual remajadi
anak saat bermasalah dan SMA Negeri 01 Lebong Selatan
berikanlah waktu yang cukup buat Kabupaten Lebong Provinsi
remaja sehingga anak merasa lebih
Bengkulu dengan kategori dengan Perilaku Seks Pranikah Pada
hubungan erat. Remaja di SMA z Kota Bandung
PoltekkesKemenkes Jakarta I. 2015.
Daftar Pustaka Kesehatan Remaja: Problem dan
Solusinya. Jakarta: SalembaMedika
Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Putri, R. M. M. 2014. Hubungan Antara
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka pengetahuan dan Media Informasi
cipta Terhadap Resiko Kehamilan Remaja
BKKBN. 2014. Remaja Hari Ini Adalah di SMA Srijaya Negara Palembang
Pemimpin Masa Depan. Jakarta: tahun 2015. KTI. PoltekkesKemenkes
BKKBN Palembang Jurusan Kebidanan
Fitriani. 2014. Hubungan Pendidikan Seks Sarwono, S. W. 2014. Psikologi Remaja (edisi
Dengan Perilaku Seksual Pada revisi). Jakarta : PT RajaGrafindo
Remaja di SMK Prayatna-1 Medan Persada
Tahun 2015.SKRIPSI. Universitas Savita, R. (2014). Hubungan Harga Diri
dengan Perilaku Seksual Siswa SMA
Sumatera Utara Fakultas
N 1 GirimulyoKulonprogo.Yogyakarta
Keperawatan
: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hana. 2013. Ayo Ajarkan Anak Seks. Jakarta:
‘Aisyiyah Yogyakarta
PT Elex Media Komputindo
Suparyanto, dr. (2012). Pengukuran Perilaku.
Pinem, S. (2014). Kesehatan reproduksi dan
Jurnal Kesehatan. http://dr-
kontrasepsi. Jakarta : TIM.
suparyanto.blogspot.com/2012/07/pen
Erik. (2013) Pornografi & Informasi dan
gukuran-perilaku_28.html. Diakses
Transaksi Elektronik, Yogyakarta :
Pada 28 Mei 2018.
TIM Mahardika
Erni. (2013). Pendidikan Seks pada Remaja.
Jurnal Kesehatan.
Hidayat, A. (2016). Korelasi Minat Terhadap
Media Pornografi dan perilaku
Masturbasi Pada remaja Putri Di
Kota Bukit Tinggi Tahun 2010.
Proposal Penelitian. Universitas
Negeri Padang Fakultas Ilmu
Pendidikan Jurusan Bimbingan dan
Konseling
Iman, M. L. (2014). Pendidikan Seksual Untuk
Anak. SKRIPSI. Fakultas Agama
Islam Universitas Muhamadiyah
Surakarta
Novita, N. dkk. (2014). Promosi Kesehatan
dalam pelayanan kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Notes, Brief. (2017). Prioritaskan Kesehatan
Reproduksi Remaja Menikmati
Bonus Demografi. Jakarta :
Universitas Indonesia
Kartini, Kartono. (2013). Psikologi Anak.
Bandung : Mandar Maju.
Khalis, I. (2013). Selain Nikmat, Seks Itu
Sangat Menyehatkan. Jogjakarta:
DIVA Press
Notoatmodjo, S. (2015).Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pramata, E. (2014). Hubungan Pengetahuan
Remaja Tentang Pendidikan Seks

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Ok
    Proposal Ok
    Dokumen59 halaman
    Proposal Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Ikhsan
    Jurnal Ikhsan
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Ikhsan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen14 halaman
    Jurnal Eva
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Ok
    Kuesioner Ok
    Dokumen3 halaman
    Kuesioner Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen4 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Samsul Kuesoner
    Samsul Kuesoner
    Dokumen6 halaman
    Samsul Kuesoner
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Marwan
    Kuesioner Marwan
    Dokumen7 halaman
    Kuesioner Marwan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen3 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Hasni
    Daftar Pustaka Hasni
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Hasni
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat