Anda di halaman 1dari 10

Kepemimpinan

Dalam organisasi di perlukan seorang pemimpin yang situasional. Yang dapat membaca,
merespon, ataupun mengantisipasi perkembangan secara tepat. Sebagaimana trik-trik
pemimpin yaitu:
1. provisional (p)
yaitu seorang pemimpin harus mampu merumuskan program-program organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi sekaligus menjalankan program-program
tersebut secaa prifesional
2. intensif (i)
seorang pemimpin seharusnya mempunyai interaksi berkesinambungan dan
berkelanjutan dengan organisasinya, juga secara sunggu-sungguh dan terus
menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal
3. manejeral (stategi) (m)
yaitu meliputi kemampuan merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), dan melakukan fungsi control (cintroling) dengan baik. Kemampuan
kntrol itu meliputi kemampuan mengkoordinasikan (coordinating) dan
mengevaluasi (evaluating), yang hasilnya akan di terapkan dalam perencanaan
selanjutnya.
4. perteksionis (p)
yaitu sikap yang mengutamakan kesempurnaan, misalnya ketika
menyeenggarakan suatu kegiatan, agar rencana-rencana yang du tetapkan dalam
program dapat terlaksana dengan rapid an lancer.
5. mengabdi (m)
sebagaimana di katakan “assayyidu khodimuhu” bahwa seorang pemimpin adala
pembantu
6. unggulan (u)
yaitu bahwa organisasi (beserta segenap anggotanya) memilii cirri khas yang
dapat di tonjolkan untuk menunjng keberhasilan program-program untuk
menca[pai tujuan
7. sosialisasi tinggi (s)
yaitu, baik organisasi sebagai wadah maupun para anggotanya harus giat
berinteraksi dengan organisasi lain ataupun individu lain agar dapat menjaring
masukan-masukan dari masyarakat sevcara lebih mudah. Interaksi ini
mensyaratkan juga kemampuan pemimpin untuk dapat mengikuti perkembangn
ilmu dan tehnologi melalui berbagai media
8. lebih nilai (l)
yaitu seorang pemimpin yang mampu berinovasi dan berkreasi untuk
mewujudkan kebutuhan organisasinya
9. inisiatif (i)
seorang pemimpin haruslah mampu mengemukakan ide, pendapat, ataupun
gagasan baik secara lisan maupun tulisan, yang mudah di jalankan (applicable)
dan layak di jalankan (feasible) dengan memperhatikan sumber daya manusia
yang bersangkutan.
10. minat (m)
mampu mengkaji minat yang di miliki sekaligus yang di kembangkan oleh
segenap anggotanya. Seperti pemilihan model kegiatan yang ingin di jalankan
untuk mewujudkan tujuan organisasi
11. aspiratif (a)
mampu menangkap kebutuhan anggotanya dan menyelaraskan kebutuhan tersebut
dengan organisasi. Juga mampu mengkomunisasikan organisasinya dengan
dunaia luar.
12. terukur (t)
program-progam yang di jalankan harus jelas sasaranya dan dapat di evaluasi
dengan parameter yang telah di tentukan bersama. Seperti pemberdayaan ummat
dan sebagainya.
13. now and here (N)
rencana apapun harus di mulai sekarang dan di saat itu juga sekalipun harus
mengadakan perubahan besar-besaran
14. universal (U)
tujuan organisasi harus di aahkan pada hal-hal yang dapat di terima oleh semua
pihak dan tidak bersifat primordial.

KEPEMIMPINAN
Berjuta-juta bahkan sampai terilyunan mahluq Allah, baik yang ada di daratan
atau lauta, juga yang ada di alam nyata ataupun alam ghaib, namun hanya
manusialah yang berhak menjadi pemimpin di muka bumi ini. Dan manusialah
sebagai mahluq yang paling mulia, yang telah di berikan anugrah yang sangat
besar berupa aqal yang sempurna
Berdirinya gedung-gedung pencakar langit, bersinar terangnya lampu di malam
hari, terciptanya alat-alat modern seperti pesawar terbang dan sateli-satelit di lanit
sana, adalah sebagai bentuk bahwa manusia sudah mampu mengarungi dunia
dengan aqalnya
Sehingga tidak aneh kalau allah menolak intruksi para malaikat yung merasa lebih
layak dirinya menjadi pemimpin, tenimbang manusia yang akan selalu membuat
kerusakan. Sebagaimana firman Allah SWT: QS. Albaqoroh ayat 30

‫د د‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫وإدمذ ُقكاَكل ُربك ُلدململَئدككدة ُإددن ُجاَدعل ُدف ُالر د د‬
‫ك‬‫س ُلكل ك‬ ‫ض ُكخليِكفةة ُقكاَلسوُا ُأككتمكعسل ُفيِكهاَ ُكممن ُيلسمفدسسد ُفيِكهاَ ُكويكمسف س‬
‫ك ُالددكماَكء ُكوكنمسن ُنَسكسبدسح ُبكمملدكك ُكونَلسكقلدد س‬ ‫م‬ ‫ك ل‬ ‫ك ك ك‬ ‫ك‬
‫كقاَكل ُإددن ُأكمعلكسم ُكماَ ُل ُتكلمعلكسموُكن‬

Artinya: dan ingatlah, ketiaka tuhanmu berkata pada malaikat . sesunguhnya aku
hendak jadikan seseorang kholifah di bumi. Mereka berkata: “apakah engkau
jadikan padanya mahluq yang akan berbuat bencana padanaya dan akan
menumpuhkan darah. Padahal kami berbakti dengan memujimu dan
memuliakanmu. Ia berkata: sesungguhnya akau telah mengetahui apa yang kamu
tidak mengetahui.
Perkataan kholifah dalm ayat ersebut tidak hanya di tunjukan para kholifah sesudah nabi
saja. Tetapi adalah penciptaan nabi adam yang di sebut sebagai manusia. Sehingga kita
dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan secara mutlaq adalah bersumber dari Alah
yang telah menjadikan manusia sebagai kholifah di muka bumi ini. dengan tugas untuk
memakmurkan bumi yang meliputi tugas menyeru orang lain berbuat ma’ruf dan
mencegah dari pebuatan mungkar
Dengan demikian. Jelaslah sudah bahwa Pemimpin bukan hanya khusus bagi mereka
yang sudah menjadi raja atau persiden saja, justru anda sendirinlah sebagai manusia yang
sudah jelas-jelas oleh Allah terlahir di dunia ini untuk jadi pemimpin dan sebagai mahluq
yang paling tinggi derajatnya di banding mahluq yang lainya.
1. memimpin diri sendiri
masa demi masa kini kian berlalu. Disasari atau tidak di sadari kehidupan
manusia tak lepas dari kepemimpinan. Hingga mau tak mau setiap manusia di
tuntut untuk bisa memimpin. Baik itu memimpin diri sendiri ataupun memimpin
orang lain.
Bukankah kita tahu, bahwa seluruh ogan yang ada dalam tubuh kita adalah suatu
perangkat yang harus kita pimpin. Karena ia bisa melakukan apa saja sesuai apa
yang telah kita perintah walau perintah itu tanpa terucap melalui mulut. Sebab,
andai saja perintah itu terucap jelas lewat mulut, mungkin semua orang akan tahu
betapa sangat pentingnya seseorang memimpin diri sendiri. Namun ia hanya
terungkap pada hati sanubari saja.
Gagal atau suksesnya manusia dalam menjalani hidup, tergantung bisa tidak ia
memimpin dirinya sendiri. Kaena disamping hati dan aqal manusia selalu
berubah-rubah belum lagi di dalam tubuh kita di sertai berbagai macam nafsu
sepeti nafsu birahi, lawwamah, amarah, mutmainnah dan sebagainya. Yang mana
itu semua adalah perangkat yang harus kita pimpin dengan pengarahan yang baik,
sebab jika tidak dengan pengarahan yang baik berakibat menjrumuskan dirinya
sendiri,dan itu menandakan bahwa ia gagal dalam memimpin dirinya sendiri.
2. memimpin orang lain
sudahlah menjadi suatu fakta yang nyata, memimpin orang lain jauh lebih beda
dari pada memimpin diri sendiri. Sebab setiap orang memiliki hati dan kaekte
yang berbeda beda. Hingga seorang pomimpin di tuntut harus bisa bagaimana
caranya bisa menyamakan dan mempengaruhi perbedaan tersebut agar yang di
pimpinya merasa tidak di kecewakan.
Sering kali terjadi demontrasi besar-besaran, reformasi, pemberontakan yang tak
sedikit makan korban, juga tindakan kekerasan yang pada ujungnya anarkis, itu
semua adalah dampak suatu kekecewaan terhadap pemimpin yang belum bisa
sepenuhnya berlaku adil dan selalu gegabah dalam mengambil keputusan tanpa di
pertimbangkan matang-matang terdahulu.
Agar seseorang menjadi pemimpin yang benar-benar di terima oleh semua
kalangan, yang paling utama adalah memiliki jiwa seperti yang telah di lakukan
oleh rosulullah SAW. Yaitu jiwa STAP (sidiq, tablig, amanah, fathonah)
a. sidig (jujur)
apapapun yang telah di ungkapkan baik berupa janji atapun yang lainya harus
benar benar nyata, tak sebatas omong kosong. Baik itu terhadap maslah yang kecil
apalagi terhadap masalah yang besar. Yakin bahwa kejujuran tidak akan membuat
orang rugi dan tidak membuat seorang pemimpin lengser dari jabatanya.
Kejujuran rosulullah ketika bedagang di negri syam hingga di percaya oleh
banyak pembeli bahkan oleh juraganya sendiri siti khodijah yang pada akhirnya
baliau di minta untuk menjadi suaminya, adalah sebagai bukti bahwa kejujuran
akan dapat membawa orang untuk mencapai hidup yang lebih baik.
Jika anda bersalah, jujurlah bahwa anda sala. Jangamlah anda menilai diri sendiri
dengan cara yang curang.selalu memutupi kesalahan sendiri sementara kesalahan
orang lain tak henti-hentinya di bicarakan. Orang-orang yang berhasil, takan
pernah takut untik mengoreksi dirinya sendiri dengan jujur dan mereka mengakui
kesalahanya dengan jujur juga tak pernah measa minder aats kelemahan yang di
milikinya. Betapa sangatlah penting mengoreksi diri sendiri demi perubahn hidup
yang lebih maju.
b. tabligh (menyampaikan)
seorang pemimpin yang bijak, ia tak hanya bangga duduk di kursi jabatanya dan
berdiam di istananya saja, tetapi ia juga harus siap untuk menyampaukan segala
keputusan dengan kebijakanya.
Ketika Negara Indonesia medeka, persiden soekarno dengan lantangnya
membacakan proklamasi kemerdekaan. Dan itu adalah salah satu tugas tablig
seorang pemimpin. Andai saja tidak di bacakan proklamasi mungkin hingga
sekarang Indonesia masih belum di katakan merdeka.
Tablig seorang pemimpin bisa juga berwujud informasi, gagasan, atau amar
ma’ruf nahi mungkar.
c. amanah (dapat di percaya)
Setiap pemimpin akan di tanyakan pertanggung jawabanya. Baik ketika masa
hidup atau kelak mati nanti. Pemimpin mempunyai tanggung jawab besar
dunia akherat. Maka sangatlah nista apabila seorang pemimpin berkhianat
dalam menjalankan amanahny sebagai pemimpin.

d. fathonah (cerdas)
dalam menghadapi berbagai macamproblema, seorang pemimpin di tuntut
untuk pndai-pandai dalam memerankan gagasanya, juga setrategi dalam
berpilitik. Karena jika tidak, ia akan menjadi boneka orang-orang di
sekelilingnya

P profesional
Yaitu: seorang pemimpin diharuskan mampu merumuskan program-program
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, sekaligus menjalankan program-
program tersebut secara profesional

E efisien
Yaitu: dalam memutuskan dan mengerjakan sesuatu, seorang pemimpin di
haruskan untuk Tepat atau sesuai untuk (menghasilkan) sesuatu dengan tidak
mengundur-undur atau membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya secara
berlebihan.

M manejeral
Yaitu: meliputi kemampuan merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), dan melakukan fungsi control (cintroling) dengan baik. Kemampuan
kntrol itu meliputi kemampuan mengkoordinasikan (coordinating) dan
mengevaluasi (evaluating), yang hasilnya akan di terapkan dalam perencanaan
selanjutnya.

I intensif
seorang pemimpin seharusnya mempunyai interaksi berkesinambungan dan
berkelanjutan dengan organisasinya, juga secara sunggu-sungguh dan terus
menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal

M mengabdi
yaitu: sebagaimana di katakan “assayyidu khodimuhu” bahwa seorang pemimpin
adalah pembantu, selalu siap siaga dalam membantu siapapun yang memerlukan
bantuan.

P perfeksionis
Yaitu: seorang diharuskan memiliki sikap yang mengutamakan kesempurnaan,
misalnya ketika menyeenggarakan suatu kegiatan, agar rencana-rencana yang di
tetapkan dalam program dapat terlaksana dengan rapih dan lancer.

I inisistif
Yaitu: seorang pemimpin di haruskan mampu mengemukakan ide, pendapat,
ataupun gagasan baik secara lisan maupun tulisan, yang mudah di jalankan
(applicable) dan layak di jalankan (feasible) dengan memperhatikan sumber daya
manusia yang bersangkutan.

N nasionalis
Yaitu: Pencinta nusa dan bangsa, kedamaian, dan kebersamaan juga mampu berlaku adil
terhadap ummat tanpa membeda-bedakan ras atau golongan.

apapun yang terjadi, hidup bukanlah mimpi, tapi kenyataan yang harus di hadapi.
Setiap langkah kita pasti temuai pristiwa nyata. Hingga tak terasa umur kita
makin lama makin bertambah. Sementara kita merasa hidup kita abadi selamanya.
Kemanakah kita akan pergi?kalau di depn kita ada badai tsunami yang akan
menenggelamkanmu, di belakan ada letusan gunung yang siap menghamparkan
laharnya, sebelah kiri disana ada gempa yang siap menelanmu, di sebelah kanan
ada angin taufan yang siap memporak-porandakanmu

BAB 1
PENGATAR KEPEMIMPINAN

Setiap struktur organisasi harus ada salah satu pemimpin. Baik itu yang tepilih secara
alamiah maupun melalui proses dan setandar tertentu yang telah di bakukan oleh
institusinya. Juga yang terpilih secara kelembagaan. Dari bentuk ketiganya akan
terbentuk model kepepmimpinan ideal (ideal leadershiptype)
a. pemimpin secara alamiah atau tradisional (traditional leader)
jenis pemimpin seperti ini memiliki karekteistik dimana kepemimpinanya tidak bisa di
lihat dengan jelas tetapi pengaruh dan kharismanya cukuip kuat dalam menentukan
keberlangsungan kehidupan masyaakat. Seperti Ulama, tokoh masyarakat maupun tokoh
adat
b. pemimpin formal atau fungsional (functional leader)
tips pemimpin ini umumnya memiliki legistimasi yang lebih jelas dengan batas-batas
kewenangan tertentu, walau pada prakteknya batasan-batasan itu sering di langgar
sehingga menjadi tidak samara-samar dan tidak jelas.
c.pemimpin institusional (kelembagaan)
adalah seorang pemimpin yang di angkat karena pengaruhnya dan keistimewaanya di
tengah masyarakat seperti dalam hal membujuk dan menyakinkan orang lain
kegagalan dan keberhailan suatu organisasi sangat begantung pada kemampuan seorang
pemimpin dalam mengatur dan mengendalikan roda kepemimpinan. Untuk itu
mempeljari masalah kepemimpinan sangatlah penting, terlebih tentang peran dan
fungsinya dari berbagai aspek. Sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mempersiapkan
tampilnya sosok penimpin masa depan yang akan mengarahkan pembangunan menuju
masyarakat seutuhnya (al insane kamil. Siap menghadapi persaingn dan kompetisi di era
global yang semakin berat.
1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kata kata-kata istilah yang berhubungan dengan pemimpin yaitu: seperti istilah khulafah
(QS. Albaqoroh ayat 30), Ulil amri (QS. Annisa’ Ayat 59), wali (QS. Al Ma’idah Ayat
55), Ro’in atau amir (hadist nabi riwayat Bukhori)
Menurut pendapat George R. terry, kepemimpinan adalah hubungan di manna hubungan
di dalamnya antara oang dan pemimpin saling mempengaruhi agar mau bekerjasama
membagi tugas untuk mencapai keinginan sang pemimpin.
Dari pengertian di atas, dapat di pahami bahwa kepemimpinan adalah masalah social
yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihank penimpin dan pihak yang di pimpin
untuk mencapau tujuan bersama. Dari sini dapat di pahami bahwa tugas seorang
pemimpin dalam menjalankan kepmimpinanya tidak hanya terbatas dalam kemampuanya
dalam menjalankan program-program yang ada. Tetapi juga harus mampu melibatkan
seluruh lapisan organisasinya atau masyarakat untuk turut adil berperan secara aktif,
sehingga akan memberikan kontribusi yang positif pula. Oleh karenaya di perlukan
pemimpin yang tangguh, berwawasan luas, jujur, idealis dan agamis.
2. TEORI KEPEMIMPINAN
Peran pemimpin dalam teori kepemimpinan adalah sebagai peencana dan pengambil
keputusan planning and decicision maker), pengorgnisasian (organization),
kepemimpinan dan motivasi (leading and mutivation), pengawasan (controlling) dan
lain-lain
3. proses menjadi pemimpin
a. proses kepribadian
dalam proses perjalanan hidup anak manusia, sejak kecil, remaja, hingga dewasa akan
sangat menentukan karekter pribadinya, karena pada saat-saat itulah lingkungan sangat
berperan dalam mengarahkan dan membentuk kepribadian seseorang. Untuk itu, dalam
menyiapkan seorang pemimpin yang berkualitas perlu di pesiapkan sedini mungkin
dengan pembinaan yang berlangsung secara konsisten dan serius. Di samping itu yang
tidak boleh di lupakan adalah membina kedisiplinan dalam melaksanakan ketaatan
kepada Allah SWT. Sehingga terbentuk prilaku jujur dan tawadhul akan terbentuk dengan
sebaik-baiknya.
Peanan orang tua dalam mempesiapkan putra-putrinya seagai pemimpin yang paling baik
adalah yang paling utama. Sehngga meupakan presepsi yang keliru jika ada orang tua
yang menyerahkan anaknya pada lembaga pendidikan tanpa merasa perlu melakukan
control terhadap perkembangan prilaku dan kepribadian anak.
b. Proses pengalaman
dalam hal ini pengalaman merupakan suatu hal yang sangat penting di miliki seseorang
sebelum ia menjadi pemimpin. Karena setelah ia menjadi pemimpin pasti akan menemui
berbagai macam gejala dan masalah. Sehingga pemimpin yang punya pengalaman, ia
tidak muddah terpengaruh dalam menghadapi apapun.
Dalam berorganisasi, pemimpin hrus memiliki pengalaman apa yang akan di lakuakn
perangkatnya, begitu juga dalam masyarakat, seorang pemimpin harus memililki
pengalaman tentang seluk beluk kehidpan masyarakat. Sehingga ketika akan membuat
keputusan yang berkaitan dengan masyarakat ia memikirkan dampak lanjut masyarakat
atas tidakanya tersebut.
d. proses kebiasaan
jika seseorang dari kecil terbiasa hidup enak, selalu mewah dan selalu berada di
tempat yang bersih dan indah, tidak dimimngkinkn lagi ketika ia menjadi
pemimpin akan terlihat risih apabila di wilayahnya terlihat sesuatu yang kurang
tertib, kotor. Hingga tak heran kalau sering kali ia melakukan penggusuran tanpa
merasaka dan tahu menahu nasib mereka yang sudah tergusur. Tetapi jika
seseorang semenjak kecil merasakan hidup sengsara. Pahit, menderita susah dan
sebagainya. Sebelum ia berbuat yang sekiranya dapat embuat seseorang menderita
mereka akan berfikir lebih dalam. Dan memilih dengan cara yang bijak dalam
mengambil keputusan
BAB. II
DASAR-DASAR KONSEPTUAL KEPEMIMPINAN
PEMIMPIN YANG IDIEAL ADALAH PEMIMPIN YANG SEPERTI

Dalam mengenal dasar-dasar kondeptual kepemimpina di Indonesia sendiri khususnya di


tanah jawa memiliki falsafah kepemimpinan yang di istilahkan dengan Astha brata yang
artinya delapan watak, delapan sifat, delapan laku (kegiatan). yang dahulu khusus di
ajarkan kepada seseorang calon kepala Negara atau raja. Adapun delapan watak itu
elambangkan watak-watak nbathoroo dalam perwayangan yang meliputi
1. watak bumi
yaitu: budi darma suka memberi kesenangan orang lain dan bermanfaat di mana
saja juga bagi siapa saja
2. watak air
selalu dapat menampung segala persoalan tanpa emosi dan selalu memberikan
kesegaran, kekuatan juga penghidupan kepda setiap yang tercipta di bumi.
3. watak api
dapat membersihkan segala yang kotor dan memiliki jiwa yang luhur juga
menyala-nyala dan menggebu-gebu
4. watak angin
lues dalam bergaul dan selalu memberikan kesejukan tehadap semua yang di
lintasinya.
5. watak matahari
tenang dan tidak terburu-buru juga memberikan penerangan terhadap segala
sesuatu yang telah di hadapinya
6. watak rembulan
selalu berseri-seri sebagai petunjuk akan halusnya budi dan ceria penuh dengan
wibawa
7. watak bintang
yaitu sebagai lambing ketabahan dalam menghadapi berbagai macam musibah
dan memberikan keindahan kepada siapa saja yang melihatnya
8. watak mendung
berani dalam memberi hukuman kepada siapapun yang melakukan pelanggaran
tanpa pandang bulu
9. LANGIT
10. TIMBANGAN
Adapun konsep kepemimpinan yang di kenal sebagai filsah kepemimpinan bangsa
Indonesia adalah hasil rumusan dai ki hajar dewan toro, yang menurutnya seorang
pemimpin dapat berada di tiga tempat dengan pedoman:
1. hing ngersa sung tuladha, jika ia (pemimpin) bediri di depan harus menjadi suri
tauladan bagi orang-orang yang di pimpinya
2. hing madya mangun karsa, jika ia berdiri di tengah-tengah harus mampu memberi
semangat atau menimbulkan kehendak bagi orang-orang yang di pimpin
3. tut wuri handayani, jika ia berdiri di belakang maka ia harus mengawasi yang di
pimpin dengan baik agar dapat mencapai tujuan dengan selamat.
Bebeapa konsep kepemimpinan ini tentunya menambah kekayaan wacana
kepemimpinan yang ada sebagaibahan literature dunia. Adapun sampau saat ini, ada
dua perspektif kepemimpinan yang paling banyak di anut oleh pemimpin-pemimpin
dunia yaitu konsep kepemimpinan dalam perspektif islam dan barat.
A. DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF ISLAM
Dalam hal ini, sebagai langkah awal menggunakan tiga pendekatan. Yaitu:
pendekatan normatif, histories dan teoritik
1. pendekatan normatif
yaitu bersumber kepada al Quran dan hadist yang terdiri atas empat prinsip
pokok yaitu:
- prinsip tanggug jawab dalam organisasi
- prinsip etika tauhid
- pinsip keadilan
- prinsip kesederhanaan
2. pendekatan histories
adalah kisah-kisah ummat masa lalu yang ada dalam alqur’an sebagai
pelajaran dan bahan perenugan bagi ummat yang akan datang. Dengan
harapan akan lahir out-put pemimpin islam yang memiliki sifat sidiq, tablig,
amanah, fathonah. Sebagai syarat keberhasilan seorang mimpin dalam
memimpin kaumnya. In-put kesejarahan berupa kisah-kisah di dalam al
Qur’an, al hadis, shiroh nabawiyah, shiroh shabah merupakan reveensi yang
telah memuat pesan-pesan moral yang tiada ternilai harganya.
Sejarah mengajarkan kepada kita semu bahwa orang besar itu bukanlah orang
kuat, perkasa, dan suka memaksakan kehendaknya. Namun orang besar itu
adalah orang yang sanggup mengendalikan nafsu dan amarahnya serta
mengakui segala kehilafanya untuk tidak di ulangi kembali di masa-masa
yang akan datang. Seorang pemimpin yang di tempa oleh pemahaman dasar
konseptual histories yang baik akan berusaha keras untuk tidak mengulangi
kesalahan sejarah masa lalu.
3. pendekatan teoritik
idiologi islam adalah idiologi yng terbuka. Hal ini mengandung arti walaupun
dasar-dasar konesptual yang ada di dalam bangunan idiologi islam sendiri
sudah sempurna namun islam tidak menutup kesempatan mengkomunikasikan
ide-ide dan pemikiran dari luar islam selama pemikiran terebut tidak
betentangan dengan al Qur’an dan sunnah rosul.
B. DASAR KOSEPTUAL KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF BARAT
Salah satu pendapat di kemukakan oleh Edwin A. locke yang mengatakan bahwa
dalam proses kepemimpinan jika tidak ada pengikut, maka secara otomatis tidak ada
pemimpin dan premis yang terbentuk mengharuskan seorang pemimpin yang efektif
untuk mengetahui bagaimana cara membangkitkan inspirasi dan berwlasi dengan
pengikutnya. Jadi dalam paradigma barat kepemimpinan itu tidak lebih dari satu
prilaku dan tuntutan social serta di dalamya tidak di kenal tanggung jawab personal
(personal responsibility)
Adapun dasar koseptual secara teoritik tentang kepemimpinan dalam perspektif barat
antara lain
1. teori kontijensi (fiedler, 1964:1774)
teori ini menyatakan bahwa kinerja kelompok bergantung inteaksi antara gaya
kepemimpinan dengan situasi uyang mendukung
2. teori siklus kehidupan
dalam teori ini dapat di identifikasikan dua dimensi gaya kepemimpinan yaitu:
- task behavior : menunjukan sejauh mana pemimpin mengkhususkan tugas
individu atau kelompok, pengorganisasian atau pengendalian.
- Relationship behavior : menunjukan pada prilaku pemimpin dalam
berkomunikasi dengan pengikutnya.
Kombinasi dari dua dimensi di atas akan menghasilkan empat gaya keputusan
yang di lakukan oleh pemimpin yaitu telling (mengatakan), selling (intruksi
terstruktur), participating (saling berbagi), dialigating (meminimalisir
pengarahan)
3. path-goal theory (house,1971)
pemimpin yang efektif menjelaskan jalur untuk membantu pengikutnya bertolak dari
permulaan menuju pencapaian dengan berusaha secara maksimal untuk mengatasi
berbagai hambatan-hambatan.
4. leadership participation Model (vroo & jago, 1974)
teori ini menghubungkan prilaku kepemimpinan dan pertisipasi dengan pengambilan
keputusan. Model ini di dasarkan atas analisa tentang bagaimana prilaku keputusan
pemimpin mempengaruhi kualitas keputusan dan penerimaan keputusan oleh
bawahan.
BAB. III
RELITAS KEPEMIMPINAN ISLAM
Dunia islam pasca pemeintahan khulafaurrasyidiin banyak di warnai oleh intrik politik
dan perebutan kekuasaan. Dan dari sisi positfnya yaitu kemajuan ilmu pengetahuan yang
sangat pesat. Di mulai dari daulah bani umayyah di damaskus sekitar tahun 661 sampai
dengan tahun 750 M. di lanjutkan oleh dauoah bani Abbasyiah dari tahun 750 sampai
dengan tahun 1258M di Baghdad. Yaitu pada masa-masa kepemimpinan harun Al-Rasyid
dan Al-Makmun
Sekilas pandang tentang keuntungan dan kerugian yang di sebabkan oleh pemimpin-
pemimpin dari berbagai generasi tersebut menjadi indicator terjadinya degradasi maupun
penguatan terhadap nilai-nilai dan semangat islam.
KWEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD
1. PRIODE MAKKAH
di pandang dari sudut pandang genetic, mabi muhammaddi pilih dari garis
keturunan pemimpin-pemimpin besar semenanjung jazirah Arabia kono, dari
keluarga yang terpandang dan terhormat.
Jiwa kepemimpinan rosulullah terdidik sejak masih balita. Fikiranya merekam
dengan baik gaya kepemimpinan sang kakek abdul mutholib dalam memimpin
bangsa quraisy, yang sangat di segani dan di hormati

Anda mungkin juga menyukai