Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan temanteman. Amin...

Makalah FISIKA 1
A. PENGERTIAN GAS IDEAL

Gas ideal yaitu suatu gas hipotetis yang mengikuti semua hukumhukum gas. Gas
ideal sebenarnya tidak ada, tetapi sifat-sifatnya bisa didekati oleh gas nyata
monoatomik yang bersifat inert, seperti He, Ne, dan Ar, pada tekanan rendah dan
suhu tinggi. Suatu gas dianggap ideal jika pada molekul-molekulnya tidak terjadi
interaksi atau gaya tarik-menarik dan tidak memerlukan ruang.

Sifat-sifat gas ideal :

a.
Terdiri dari partikel-partikel yang tersebar merata dalam ruang hampa.
b.
Selalu bergerak ke segala arah dengan kecepatan yang sama(vx = vy = vz).
c.
Memenuhi hukum newton tentang gerak.
d.
Tumbukan partikel-partikel gas dengan dinding bersifat lenting sempurna
(e=1).
e. Gaya tarik-menarik dan ukurannya diabaikan.
B. PERSAMAAN GAS IDEAL
1. Hukum Boyle

Robert Boyle(1662), seorang ilmuwan dari inggris,mula-mula Beranda


mempelajari pengaruh perubahan volume terhadap tekanan suatu gas pada suhu tetap.
Ia mengamati gas cenderung kembali ke volume asalnya setelah dimampatkan atau
dimuaikan. Hukum Boyle berbunyi : “Pada suhu tetap, volume dari sejumlah
tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanannya.” Secara matematis dinyatakan:
1
𝑣 ∝1 (pada suhu tetap)
𝑝

atau
𝑘
𝑣 ∝1 (k = konstan /tetapan)
𝑝

Atau

PV = konstan Dengan cara lain dapat dinyatakan : P1V1 = P2V2 atau suatu
keadaan dimana suhu gas dibuat tetap dan volumenya diubah-ubah sehingga tekanan
gas berbanding terbalik dengan volumenya disebut isotermik.

2. Hukum Gay-Lussac

Makalah FISIKA 2
Jika suhu gas dinaikkan, maka gerak partikel-partikel gas akan

semakin cepat sehingga volumenya bertambah. Apabila tekanan tidak terlalu tinggi
dan dijaga konstan, volume gas akan bertambah terhadap kenaikan suhu. Hubungan
tersebut dikenal dengan Hukum Gay-Lussac yang dapat dinyatakan sebagai
𝑣 𝑉1 𝑉2
= C dan =
𝑇 𝑇1 𝑇2

“Apabila tekanan gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan, maka
volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.” Suatu keadaan di mana
tekanan gas dijaga tetap dan volumenya diubah-ubah sehingga volume gas sebanding
dengan suhu mutlak disebut isobarik.

3. Hukum Charles

Charles mengamati hubungan antara tekanan(P) terhadap temperatur(T) suatu


gas yang berada pada volume tetap(isokhorik). Hasil penelitiannya kemudian dikenal
sebagai Hukum Charles yang menyatakan hasil tekanan(P) dengan temperatur(T)
suatu gas pada volume tetap adalah konstan.

Hubungan tersebut dikenal dengan Hukum Charles yang dapat dinyatakan


sebagai:
𝑃 𝑃1 𝑃2
= 𝐶 dan =
𝑇 𝑇1 𝑇2

“Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan
gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.”

Suatu keadaan di mana volume gas dibuat tetap sehingga tekanan sebanding dengan
suhu gas disebut isokorik.

4. Hukum Avogardo

Amaedo Avogadro(1776-1856), dari italia, menemukan hubungan antara volume


dan jumlah molekul gas, yang kemudian disebut sebagai Hukum Avogadro.
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama
mengandung junlah molekul yang sama pula.”
Pernyataan tersebut sesuai dengan:

Makalah FISIKA 3
“Semua gas yang jumlah molekulnya sama akan mempunyai volume yang sama,
asalkan diukur pada suhu dan tekanan yang sama.”

Hukum Avogadro secara matematis ditulis:


𝑉
𝑉 ∝ 𝑛 atau = Konstan (n=jumlah mol gas)
𝑛

5. Persamaan Umum Gas Ideal

Kombinasi dalam satu pernyataan hukum Boyle, Charles, Gay Lussac dan
Avogadro diperoleh suatu persamaan baru, yaitu:
𝑛𝑇 𝑃𝑉
𝑉∝ atau =R
𝑃 𝑛𝑇

Secara umum ditulis sebagai: 𝑃 𝑉 = 𝑛 𝑅 𝑇

Di mana :

R = Tetapan umum gas = 0,082 L atm/mol K= 8314 J/mol K

N = Jumlah mol (mol)

Persamaan ini disebut juga Persamaan Gas Ideal. Untuk satu jenis gas pada dua
keadaan yang dibandingkan(P, V dan T), maka n adalah tetap.
𝑃𝑉
= 𝑛𝑅 (suatu tetapan)
𝑇

atau

𝑃𝑉 𝑃1𝑉1 𝑃2𝑉2
= Konstan, atau =
𝑇 𝑇1 𝑇2

Keterangan :

P1 = tekanan mutlak mula-mula dari gas dalam ruang (N/m2 atau Pa)

P2 = tekanan mutlak akhir dari gas dalam ruang (N/m2 atau Pa)

V1 = volume mula-mula dari gas dalam ruang (m3)

V2 = volume akhir dari gas dalam ruang (m3)

Makalah FISIKA 4
T1 = suhu mutlak mula-mula dari gas dalam ruang (K)

T2 = suhu mutlak akhir dari gas dalam ruang (K)

a. Berat Molekul Gas Ideal


Untuk n mol gas, berlaku:
𝑃𝑉
=𝑛
𝑅𝑇
Jika masa m gas diketahui, maka n = m/M. Berat molekul (M) gas dihitung
dengan persamaan:
𝑚 𝑃𝑉 𝑚𝑅𝑇
= atau 𝑀
𝑀 𝑇 𝑃𝑉
b. Rapatan Gas
Rapatan gas didefinisikan sebagai perbandingan massa gas terhadap
volumenya pada suhu dan tekanan tertentu.
Secara matematis hubungan tersebut ditulis:
𝑚
𝑑=
𝑣
Di mana:
d = Rapatan gas (g/l)
m = Massa gas (g)
v = Volumegas (L) atau Rapatan gas juga dapat dihitung dari persamaan gas
ideal.
PV = Nrt
𝑚 𝑚 𝑃𝑀 𝑚 𝑃𝑀
𝑃𝑉 = 𝑅𝑇 atau = atau 𝑑 = =
𝑀 𝑣 𝑅𝑇 𝑣 𝑅𝑇

6. Hukm Dalton

Menurut hukum Dalton, tekanan total campuran gas sama dengan jumlah tekanan
parsial masing-masing gas pembentuknya atau dapat ditulis sebagai berikut:

Ptotal = P1 + P2 + P3 ... (V dan T tetap)

Makalah FISIKA 5
KESIMPULAN

Gas Ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya
cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu
bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu
bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting
sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energi.

Makalah FISIKA 6

Anda mungkin juga menyukai